Setelah kepergian Nagisa dengan keponakannya. Di rumah sakit umum, hanya menyisakan Fatir, Lestari dan Tono.
Sedangkan Raul, memilih pergi untuk memanggil pihak kepolisian, untuk menutup rumah sakit umum karena melakukan praktek ilegal.
"Ini semua karena kamu, sehingga rumah sakit umum terancam untuk ditutup..." Tono meraung kearah Fatir, tetapi dia tidak berani untuk memukulnya.
"Hmph, Kamu bukan dokter, jangan berpura - pura menjadi dokter..." Dengan kesal, Tono berusaha untuk menemukan Raul agar dirinya tidak dilibatkan dalam kesalahan Fatir. Sehingga dia masih bisa menjadi dokter di rumah sakit lainnya.
Kata - kata, Tono adalah kebenaran. Sehingga Lestari tidak membantahnya. Sekarang, rumah sakit terancam akan ditutup. Mungkin dia harus menemukan pekerjaan baru.
"Kakak ipar, kamu baik - baik saja?..." Tanya Fatir dengan khawatir, dia merasa bersalah dengan tindakannya, tetapi berpikir kembali jika tindakannya benar. Fatir kembali tenang.
"Kamu merusak segalanya, berhenti bermain - main menjadi dokter. Sebelumnya hanya kebetulan, Jika seterusnya kamu bisa membuat kesalahan. Seharusnya kamu pulang dan bukan di sini tempatmu..." Kata, Lestari dengan kesal. Dia pergi meninggalkan Fatir yang tetap terdiam.
"Kacau..." Fatir tersenyum kecut.
Dia memutuskan untuk pergi, tetapi tidak tega melihat Kakak iparnya bersedih. Fatir memutuskan untuk beristirahat di emperan rumah sakit dengan perut kosong.
"Seharusnya, aku membawa bekal makanan juga..." Kata Fatir tidak berdaya.
_
_
_
Sedangkan itu, Nagisa yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit kota.
"Ah!..." Tubuh Mawar sedikit kejang, dia menjadi pucat seperti sebelumnya.
"Mawar, kamu baik - baik saja?!..." Tanya Nagisa dengan khawatir.
Mobil yang dikemudikannya secara kebetulan telah sampai di rumah sakit, sehingga Mawar langsung di tangani oleh dokter - dokter terbaik.
Sayangnya, dengan dokter terbaik dan peralatan medis yang memadai, Kondisi Mawar tidak membaik sama sekali.
"Nagisa, bagaimana dengan Mawar?..." Nagisa yang duduk di depan ruang IGD melihat kedatangan orang - orang terdekatnya.
"Ayah, Paman, Bibi..." Nagisa menyapa, Kepala Irawan yang memiliki rambut putih. Dan kedua orang tua Mawar.
"Mawar berada di ruang IGD, mungkin sebentar lagi akan keluar..." Nagisa sangat yakin dengan pilihannya dan tidak mungkin salah.
"Baguslah, aku dengar kondisinya sangat buruk. Aku pikir penyakit asmanya kambuh lagi..." Kepala irawan berkata dengan menduga.
Di saat mereka semua berkumpul, Pintu IGD yang sebelumnya tertutup, perlahan terbuka. Seorang dokter terkemuka membuka masker dan memiliki tatapan bersedih.
"Kami, sudah melakukan yang terbaik, tetapi pasien tidak dapat di sembuhkan, bahkan dengan peralatan yang memadai, pasien telah berada dalam kondisi Vegetasi..." Kata dokter terkemuka tersebut dengan suara rendah.
"Apa! Ini tidak mungkin..." Nagisa adalah orang yang paling panik.
"Nagisa, kamu harus tenang..." Kepala irawan memegang bahu Nagisa yang bergetar.
Bukannya kondisinya hanya gejala masuk angin dan penyakit asma biasa? Mengapa bisa menjadi kondisi Vegetasi?!
Kedua orang tua Mawar tidak jauh dengan Nagisa. Bibinya langsung tersungkur di bangku dan menangis.
"Apakah tidak dapat disembuhkan?..." Tanya kepala irawan dengan berusaha tenang.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, penyakit ini cukup aneh. Seharusnya jika hanya asma biasa, kondisinya akan cepat membaik. Tetapi, itu semakin buruk. Dengan fasilitas yang memadai, kami menduga kehidupan Pasien hanya bisa bertahan, dalam waktu 2 sampai 3 jam..."
Kata - kata dokter terkemuka, semakin membuat semua orang bersedih. Mengetahui kabar kematian yang tidak akan lama lagi, benar - benar terlalu menakutkan.
Nagisa, benar - benar menangis, dia mengingat suaminya yang memiliki keterampilan medis ajaib. Andaikan suaminya ada disisinya, kesembuhan Mawar tidaklah mustahil.
Saat mengingat sosok suaminya, tanpa sadar Nagisa mengingat Fatir dan dia masih mengingat perkataannya.
"Aku tahu, seseorang yang dapat menyembuhkan Mawar..." Nagisa perlahan berdiri, dia mengusap air matanya.
"Nagisa, Katakan di mana dan dokter mana yang dapat menyembuhkan kondisi Mawar?! Jangan bilang suamimu sudah kembali..." Kepala irawan bertanya dengan penuh semangat.
Sudah 20 tahun, dokter ajaib menghilang tanpa sebab. Jika sekarang dapat kembali, itu akan membahagiakan.
"Ayah, Dia bukan suamiku, dia seorang pria muda. Sebelumnya saat kondisi Mawar seperti sekarang ini, dia dapat menghilangkan gejalanya..." Nagisa menjelaskan dengan sangat yakin.
"Kalau begitu, hubungi dia untuk datang sekarang juga..." Pamannya berkata dengan lantang. Bahkan bibinya yang menangis kembali tenang.
"Sayangnya, tidak mungkin jika untuk mengundangnya datang. Aku sebelumnya tidak percaya dengan perkataannya. Pilihan yang tersisa adalah, membawa Mawar kepadanya..." Nagisa menjelaskan.
"Kalau, begitu apa yang kita tunggu. Di mana dia sekarang?..."
"Dia berada di rumah sakit umum..."
Dengan bantuan, dokter terkemuka, Mawar dipindahkan kedalam mobil ambulan dan langsung melakukan perjalanan ke rumah sakit umum, dimana Fatir sekarang berada.
_
_
_
Di rumah sakit umum.
"Semua orang tolong berhenti beraktivitas. Malam ini, rumah sakit umum di tutup dan untuk Fatir di harapkan untuk keluar..." Raul melalui pengeras suara berbicara dengan lantang. Di sampingnya, Tono yang membenci Fatir berdiri di pihaknya.
Dia tidak jadi memanggil polisi karena kepolisian hanya akan menyusut kasus tersebut berdasarkan bukti. Belum lagi, tidak bisa bergerak secara langsung dan harus melalui prosedur semestinya.
Karena itu, Raul lebih memilih bawahan miliknya yang kuat dalam seni bela diri. Tentunya dia harus menemukan Fatir dan membalasnya. Fatir berani memukul perutnya, Maka Raul berniat untuk melumpuhkannya.
"Kamu bukan pihak berwenang, Apa yang kamu lakukan di sini..." Lestari berkata dengan tidak puas begitu juga staf rumah sakit umum lainnya.
"Tuan Raul, untuk membuat Fatir keluar, kamu harus menangkap saudara iparnya..." Tono menyarankan.
"Ide, kamu tidak buruk juga..." Raul menyeringai. Kemudian dia menyuruh bawahannya untuk menangkap Lestari.
"Lepaskan, apa yang kalian lakukan?..." Lestari berteriak ketakutan, bagaimanapun bawahan Raul menarik tangannya dengan kasar, tentunya terasa menyakitkan.
"Diam kamu, di mana Fatir?!..." Tanya Raul.
"Kalian mencariku?!..." Fatir berjalan melalui lorong rumah sakit dengan santai.
Karena perutnya kosong, Dia benar - benar kesulitan untuk tidur. Siapa sangka jika suara pengeras suara memanggil namanya. Sepertinya melakukan olahraga di malam hari tidak terlalu buruk.
"Lepaskan kakak iparku..." Melihat mereka menarik lengan kakak iparnya, membuat Fatir murka.
Jelas, Fatir melihat Lestari yang kesakitan. Hal ini, membuat Fatir yang awalnya tidak peduli dengan perlahan menjadi serius.
Sejak, dia memiliki kekuatan, Fatir harus menggunakannya untuk kebaikan. Karena mereka semua bukan orang baik, maka habisi mereka semua tanpa sisa.
Pria besar itu, melepaskan tangan Lestari dan dia menatap Fatir dengan senyum menghina.
"Bos, pria kecil seperti dia, tidak akan membutuhkan banyak usaha..." Kata pria besar yang menjadi salah satu bawahan Raul.
"Habisin dia..." Perintah datang dari Raul.
Lestari berlari kedalam pelukan Fatir karena dia terlalu panik. Fatir yang polos dapat merasakan semangka lembut kakak iparnya, dan dia cukup beruntung menikmatinya.
Sayangnya, kondisi sekitarnya tidak mendukungnya. Untuk itu, Fatir melepaskan pelukan dari Lestari.
"Kakak ipar, kamu bisa bersembunyi di belakang. Biarkan aku mengurus mereka semua..." Fatir tersenyum.
"Hati - hati..." Kata Lestari dengan khawatir.
Lestari merasa hangat dihatinya, dia adalah seorang wanita. Dan sangat membutuhkan seorang pria untuk diandalkannya.
Perubahan Fatir, telah membuat Lestari menilai ulang adik iparnya tersebut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Jan Anta
good next
2024-05-29
0
Anonymous
lnjut thor seruh sekali
2024-04-19
0
Dian Dian
critax tmbh ga karuan dan bertele tele
2023-06-20
2