Keluarga pasien, sangat membenci Raul.
Terutama Nagisa, dia ingin mencincangnya hidup - hidup. Bagaimanapun juga, Mawar adalah keponakannya, tentunya Nagisa akan menjadi yang pertama dalam menegakkan keadilan untuknya.
Wajahnya yang cantik, menatap Raul dengan dingin. Andaikan tatapan bisa membunuh, Raul akan menjadi mayat secara langsung.
"Aku... Aku tidak tahu apapun... Tolong percayalah..." Kata Raul dengan putus asa.
"Dalam mimpimu!..." Nagisa meraung.
Seketika, dia berpindah dengan cepat dan berdiri di depan Raul yang terkejut. Kaki putih salju di balik rok gaunnya terangkat dan menggunakan sepatu hak tinggi untuk menendang bagian bawah Raul.
"Ahhhhhhhh!..."
Teriakan Raul sangat kencang dan kesakitan. Masa depannya benar - benar hancur. Dia tidak mungkin bisa menggunakannya lagi.
Darah segar, merembes keluar dan membasahi celana miliknya. Dia seketika terlempar lebih dari 10 meter jauhnya.
Bagaimanapun, Nagisa yang sekarang adalah seorang Kultivator. Dia memiliki tendangan yang dapat menghancurkan sebuah batu. Sedangkan burung pipit milik Raul, tidak perlu di pertanyakan lagi.
Nagisa merapikan gaun miliknya, kemudian mengeluarkan ponsel dari tas miliknya.
"Aku ingin kerja sama apapun dengan keluarga Raul di batalkan, juga gunakan semua sumberdaya perusahaan untuk menjatuhkan keluarganya. Besok, aku ingin mendapatkan kabarnya..." Nagisa langsung mematikan ponselnya, dan dia berjalan kearah Fatir dengan santai.
Semua pria yang melihat tindakan Nagisa hanya bisa mengecilkan leher karena ketakutan. Wanita cantik ini terlalu kejam, dia bahkan membunuh masa depan seorang pria muda.
Terlalu menakutkan!
Fatir yang memiliki keterampilan bertarung yang tak tertandingi. Dapat melihat semua gerakan Nagisa. Tetap saja dia berada di dalam pemilikiran terkejut.
Baik itu kecepatan ataupun kekuatan tendangan yang dimiliki Nagisa. Membuat Fatir menilai ulang wanita yang satu ini.
Fatir mulai menyadari, jika diluar sana, ada orang yang memiliki kemampuan bertarung yang tidak biasa.
"Siapa kamu sebenarnya?..." Tanya Nagisa setelah menilai ulang pria muda di depannya.
Dia tentunya sangat penasaran dengan identitas Fatir, tidak hanya pengobatan yang luar biasa. Dari awal, Nagisa tidak melihat kegugupan apapun dari Fatir.
Rasanya, sikap Fatir yang dari awal hingga akhir, terlihat begitu tenang dan setiap tindakannya mengalir seperti air.
"Aku Fatir, Pengangguran..." Jawab Fatir dengan jujur. Wanita dewasa di depannya jelas bukan orang biasa. Tidak hanya kaya raya, tetapi memiliki seni bela diri yang begitu kuat.
Jawaban Fatir, tidak memuaskan sama sekali untuk Nagisa. Karena itu dia berniat menyelidiki latar belakang yang dimiliki Fatir
"Fatir, Kamu yakin tidak menginginkan imbalan apapun?..." Nagisa bertanya sekali lagi, itu karena. Tidak banyak orang yang tidak menginginkan imbalan setelah memberikan bantuan. Hal ini mengingatkan Nagisa dengan suaminya.
"Benar, aku tidak menginginkan apapun..." Fatir seperti ingin menangis saja, dia sangat ingin kaya, tetapi ketika kesempatan itu datang. Dia harus menolaknya.
"Bagaimana dengan permintaan, kamu bisa mengatakan permintaan apapun. Selama itu dalam kemampuanku, aku akan menepatinya..." Nagisa tidak menyerah.
"Ini..." Fatir terdiam sejenak, kemudian dia melihat kearah kakak iparnya. Dia ingat, Lestari pernah mengikuti ujian kedokteran tingkat lanjut, tetapi dia harus gagal.
"Jika begitu, bisakah kamu membantu kakak iparku?! Membantunya memasuki rumah sakit kota?!..." Fatir menambahkan setelah memikirkan beberapa waktu.
Kali ini Lestari yang terkejut, dia menatap Fatir dengan ekspresi rumit. Menjadi dokter di rumah sakit kota adalah impiannya sejak lama.
Sekarang, melihat adik ipar yang dia benci sejak pertama kali bertemu. Menjadi begitu peduli terhadap dirinya, Hati Lestari tanpa sadar menjadi hangat.
Lestari yang mengingat bagaimana keluarganya memperlakukan adik iparnya saat tinggal di rumahnya, membuatnya sangat malu.
"Jika hanya itu, tidak masalah. Dokter Tari, mulai hari kamu bisa bekerja di rumah sakit keluarga Irawan..." Nagisa tersenyum, kearah Lestari, kemudian melihat lagi Fatir lalu pergi dengan mobilnya.
Begitu juga dengan keluarga irawan lainnya. Mereka sangat berterimakasih kepada Fatir atas kesembuhan Mawar.
Mawar juga tidak jauh berbeda, dirinya tidak dekat dengan siapapun. Dan Fatir menjadi satu - satunya pria yang berani melihat tubuhnya. Entah mengapa dia merasa malu.
Belum lagi, karena pertolongan Fatir, Dia bisa terselamatkan. Selain dia sangat berterimakasih, Mawar juga, memiliki sesuatu yang tidak bisa di jelaskan di hatinya.
Rasanya, setiap kali dia melihat wajah tampan Fatir. Jantungnya akan berdetak dengan kencang.
Mengabaikan perasaan tersebut, dia pergi mengikuti kelurga irawan lainnya.
Keluarga irawan menugaskan beberapa orang untuk mengurus semua pria besar yang terluka. Dan yang paling mengerikan adalah Raul sendiri.
Karena Raul sudah mendapatkan pelajaran yang setimpal. Fatir terlalu malas menambahkan kelumpuhan lainnya terhadapnya.
Sekarang, semua orang kembali dengan kesibukan mereka masing - masing. Sehingga, hanya menyisakan Fatir dengan Lestari di halaman depan rumah sakit umum.
"Kakak ipar, mengapa kamu diam saja..." Tanya Fatir yang melihat Lestari.
"Aku baik - baik saja... Kamu sendiri mengapa masih di sini, kamu tidak pulang dan kamu tidak berniat tidur disini kan?..." Untuk pertama kalinya, Lestari merasa gugup di depan adik iparnya.
"Sial, benar juga..." Fatir dengan gelisa melihat ponsel murahnya dan menemukan jam 11 di layar ponselnya.
"Sepertinya, aku akan terkena omelan..." Kata Fatir dengan tersenyum kecut.
Sekarang ini, tentunya Istrinya yang dingin dan ibu mertuanya yang galak, sudah tertidur. Tidak mungkin Fatir bisa masuk kedalam rumah.
Di masa lalu, Fatir secara tidak sengaja pulang hingga tengah malam. Dan dia hanya bisa tidur di depan emperan rumah, tanpa bisa masuk kedalam.
Benar - benar penderitaan seorang menantu yang lengkap.
"Malam ini, kamu bisa tinggal di tempatku dan aku akan berbicara kepada Maya dan Mama..." Suara Lestari, mengejutkan Fatir. Sejak kapan kakak iparnya, sangat baik.
Bukannya dia meninggalkan rumah, karena tidak ingin tinggal satu atap dengan Fatir!
Mengapa sekarang mengundang Fatir untuk menginap di tempatnya.
"Kakak ipar, kamu yakin?!..." Tanya Fatir dengan tidak percaya.
Apakah matahari terbit dari barat? Ataukah kakak iparnya salah meminum obat?
"Jangan berpikir yang tidak - tidak, aku hanya membalas kebaikanmu..." Lestari langsung membanta.
"Lagi pula, milikmu tidak bisa berdiri, jadi aku bisa tenang jika kamu tinggal di apartemen milikku..." Lestari langsung menambahkan.
Adik iparnya seorang pria impoten, mengapa harus menghawatirkan sesuatu yang tidak penting. Lestari sangat yakin, bahkan jika tidur telanjang dengan Fatir. Dirinya tidak akan ternodai.
Keduanya pergi kearah tempat parkir setelah mengurus semua masalah yang tersisa. Jam kerja Lestari juga berakhir pada jam 11 malam. Fatir hanya bisa ikut dengan kakak iparnya tersebut ke apartemennya.
Satu hal yang sulit Fatir jelaskan, dia kesulitan mengatakan, jika dirinya tidak lagi impoten. Bagaimana jika dirinya menjadi binatang buas dan melanggar kakak iparnya?
"Vroommmm..."
Mobil milik Lestari melaju dengan kencang di jalan raya, dengan tujuan arah utara yang cukup sepi pengendara.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Eric ardy Yahya
MANTAP SI NAGISA . AKHIRNYA SI RAUL SUSAH PUNYA ANAK DI MASA DEPAN KARENA BARU SAJA MENJADI IMPOTEN.
2024-04-23
1
Anonymous
ini ujian farit
2024-04-19
0
Kenyang
lnjut aja deh😱😂😂🤭
2023-06-15
0