Inikah sifat aslinya

Sesampai nya di rumah, Sarah menanyakan keberadaan Diana pada bi Surti, yang terlihat sedang membuat makan siang bersama Atun.

"Diana mana bi? Kok belum kelihatan dari tadi." Tanya Sarah penasaran.

"Keluar bu, tadi juga gak pamit. Waktu mbok Darmi nanya, eh jawabnya gak sopan gitu. Katanya, eh babu, emang kamu siapa pake nanya-nanya saya mau kemana. Kurang kerjaan banget, ikut campur urusan orang. Gitu bu, katanya. Si mbok sampe kaget, saya juga." Jelas bi Surti panjang lebar dengan menggebu-gebu.

Sarah hanya melongo mendengar penuturan sang ART, tidak mungkin wanita paruh baya berbohong. Keduanya sudah lama ikut bersama nya, dan tidak sekalipun pernah membuat masalah dalam keluarga nya. Sarah pun berinisiatif untuk mengecek rekaman CCTV, untung saja CCTV di rumah nya di lengkapi dengan perekam suara.

Setelah sampai di ruang kerja sang suami, Sarah pun segera mengecek nya. Bukan berarti dia tidak percaya dengan apa yang di sampaikan oleh bi Surti, dia hanya ingin memastikan nya sendiri. Sekaligus bisa menjadi salah satu bukti, jika wanita itu tak pantas menjadi menantu nya.

Wanita itu melongo tak percaya saat melihat rekaman CCTV dilayar komputer itu, dengan angkuhnya Diana menunjukkan jarinya pada mbok Darmi. Dengan hati yang di liputi kekecewaan akan sikap wanita tersebut, Sarah segera menghubungi nya.

Drrrt drrrtt drrrttt

Dua kali panggilan itu tak di jawab, Sarah semakin kesal.

klek

Reegan menatap heran pada sang istri, tumben sekali pikir nya, wanita itu berada di ruang kerjanya.

"Bunda lagi ngapain?" suara Reegan membuat Sarah terkejut, hampir saja ponselnya jatuh berhamburan di lantai.

"Ayah, ih. Kok gak ngetuk dulu sih, main masuk aja. Coba bunda ada riwayat penyakit jantung, kan bisa kelar." Ujar wanita itu melampiaskan kekesalannya pada sang suami.

"Loh? kok ayah yang salah. Ini ruang kerja ayah lo bun, ini lagi ngigo apa gimana? Keenan gak mau balik kerumah? Tadi ayah datang langsung cek ke kamarnya, masih terkunci." Balas Reegan beruntun.

"Keenan pulang ke apartemen, males pulang kerumah katanya." Sarah mendudukkan tubuh lelahnya di sofa besar tersebut dengan perasaan campur aduk.

"Masih soal Diana?" tanya nya lagi. Sarah hanya mengangguk lemah, terlalu lelah memikirkan nasib sang anak yang jauh dari kata baik.

Reegan ikut duduk di samping sang istri, menarik pelan kepala istri nya hingga bersandar di bahu kokohnya.

"Udah, urusan Keenan gak usah bunda pikirin. Biar semua menjadi urusan ayah saja, seseorang sedang menyelidiki kebenaran nya. Semoga saja bisa lebih cepat dari yang kita harapkan. Diana itu memang faktanya sudah tidak punya orang tua, dia dibesarkan di panti asuhan. Namun saat usianya 16 tahun, dia memutuskan untuk keluar dari sana dan memilih hidup mandiri. Meski entah bagaimana caranya, yang jelas, wanita itu berkelakuan buruk waktu masih tinggal di sana. Ibu panti sering di maki sampai diteriaki, jika tidak memberikan nya uang yang dia minta." Reegan menghela napas berkali kali, untuk melanjutkan rangkaian kata yang mudah diserap oleh sang istri.

"Diana pernah menggugurkan kandungan nya saat berusia 18 tahun, itu terjadi setelah kelulusan SMA. Orang suruhan Satria sudah mendatangi klinik tersebut untuk menelusuri kebenaran nya. Meski awalnya mereka tidak mau memberikan data tentang Diana, namun uang ternyata lebih mampu menyelesaikan masalah ketimbang wajah sangar anggota nya Satria." Kekeh Reegan mengakhiri kalimatnya.

"Jadi memang background nya udah gak baik, entah kebetulan atau karma. Putra kita malah terlibat masalah dengan wanita bermasalah itu. Malang sekali nasib anakku" ratap Sarah di ujung kalimatnya. Dan itu di salah artikan oleh Reegan, hatinya tersentil kala mengingat dosa masa lalu nya pada sang istri. Inikah karmanya, kenapa harus di alami oleh sang anak.

Sarah yang menyadari arti diam nya sang suami segera meralat ucapan nya. "Maksud aku, mungkin karma karena Keenan telah menelantarkan cucu kita, dan juga wanita baik hati seperti Arumi." Ucapnya segera tanpa jeda.

Reegan melotot tak percaya dengan apa dia dengar, ditatapnya sang istri meminta penjelasan.

Sarah menarik napas lalu menghela perlahan, pikiran nya sibuk merangkai kata yang pas untuk disampaikan oada sang suami. "Itu, Keenan. Sebelum dia berangkat ke Sydney, putra kita itu telah berhubungan terlalu jauh dengan Arumi. Namun saat Arumi hamil dan menyusul nya ke sana, Keenan dengan tanpa perasaan menolaknya dan anak yang di kandungnya. Bahkan anak kita itu, telah memberikan uang yang sangat banyak pada wanita malang itu. Untuk menggugurkan kandungan nya" Sarah merendahkan suaranya di ujung kalimat.

Bagaimana pun apa yang terjadi pada Keenan, hampir sama dengan kejadian masa lalu mereka berdua. Dia tak ingin sang suami larut semakin dalam, pada kisah tragis di masa lalu yang sudah susah payah mereka lupakan.

Reegan mengusap wajahnya kasar, matanya berkaca-kaca. Dia menyalahkan dirinya atas apa yang dialami oleh putranya, ini adalah dosanya di masa lalu. Dan kini, putra juga cucunya yang harus menanggung semua beban masa silam itu.

"Kita harus mencari keberadaan mereka, pasti hidup mereka penuh penderitaan selama ini. Bagaimana pun mengandung dan memiliki anak tanpa suami, adalah beban moral tersendiri bagi wanita malang itu." Putus Reegan.

"Lalu Diana?" Sarah bertanya dengan ragu.

"Biarkan wanita itu menikmati hidup nyamannya selama yang dia bisa, cucu kita lebih penting." Pungkas Reegan tak terbantah.

Sarah hanya bisa pasrah pada keputusan sang suami, benar memang, kedua cucunya lebih penting, berikut ibunya juga.

Setelah selesai menyantap makan siang, Sarah berinisiatif membawa beberapa lauk dan kue yang dia buat sebelum kerumah sakit tadi pagi. Tadi sang suami sudah menelpon Keenan bertanya tentang alamat Arumi, mereka hanya tinggal ke sana saja.

"Sudah siap bun? Kita mampir beli mainan atau apa dulu. Oya, cucu kita cewek atau cowok" ucap Reegan sibuk membenahi kerah bajunya yang sejatinya baik-baik saja. Sarah hanya menggeleng kepala, suaminya itu sudah terlihat akan pergi bertemu kekasih nya saja. Pasti ingin terlihat sebagai kakek yang keren, pikir nya lucu.

"Cewek-cowok" jawab Sarah ambigu.

Rwegan menghentikan aktivitas nya, kemudian menatap bingung pada sang istri.

"Kenapa? tadi nanya kan, cucu kita itu dua, sama kaya bapaknya juga tantenya." Jelas Sarah lagi.

Wajah Reegan seketika berubah lebih cerah, senyum sumringah tercetak jelas di wajahnya. "Benar bun? Ya Tuhan, beruntung nya kita. Ayo sudah, itu sudah kelar belum. Cepatan, aku udah gak sabar mau dengar di panggil kakek. Padahal masih kece loh aku, beluk tua-tua amat udah punya dua cucu aja." Ujar Reegan tak sabar dengan binar bahagia yang tak bisa di sembunyikan.

Setelah perjalanan hampir setengah 45 menit, kedua kakek nenek baru itu sampai di depan rumah yang mereka tuju. Terlihat ada dua buah mobil di halaman sempit tersebut, salah satunya adalah mobil merk sejuta umat, dan satu lagi mobil Pajero sport warna hitam.

Dengan perasaan campur aduk, keduanya turun dadi mobil. Kemudian berjalan memasuki halaman dan ketika akan mengetuk pintu, terdengar suara pertengkaran dari dalam rumah. Reegan dan Sarah beradu pandang dengan perasaan was-was.

"Harusnya kau tidak perlu datang kesana, untuk apa Arumi, untuk apa, hah? Apa semua perhatian yang kuberikan pada kalian selama ini, kurang untuk mu dan anak-anak. Sehingga kau harus mengemis pada pria brengsek itu." Cecar seorang pria tengah melampiaskan kekesalannya.

"Maaf, ,Mike. Aku hanya ingin memastikan keadaan ayah dari anak-anakku, itu saja. Lagi pula aku tak menemuinya, tolong berhentilah menekan ku dengan segala aturan mu, Mike. Aku mulai merasa, kau tidak mencintai ku, kau hanya terobsesi pada seorang wanita mandiri, dan itu membuat mu merasa tertantang untuk memiliki ku." Balas Arumi tak kalah sengit. Jika Mike hanya ingin menguasai dirinya, dia tidak sanggup untuk melanjutkan pernikahan tanpa cinta ini.

"Jadi begitu ya, menurut mu? Ternyata kau sama munafik nya dengan wanita di luar sana, saat kau rapuh dan tak punya arah tujuan, aku lah tempat mu bersandar. Aku Tempat mu menggantung kan harapan, aku lah yang kau cari saat kau butuh pertolongan. Dan, akulah pria yang telah memungutmu layaknya sampah yang tak diinginkan! Bukan pria bajingan itu, jika saja kau lupa itu" Hati Arumi mencelos mendengar semua penuturan beruntun Mike yang begitu mendetail. Apa kabar jika mereka sudah menikah, dan hidup nya benar-benar bergantung pada pria itu. Akankah setiap kesalahan kecilnya, selalu di hadiahi oleh caci maki seperti ini setiap saat.

"Kau.. Bagaimana bisa kau tega mengatakan hal seperti ini padaku, Mike. Apakah ini sifat aslimu, apa selama ini kau hanya memperdayai ku. Agar aku selalu bergantung padamu dan selanjutnya berhutang budi akan semua kebaikanmu." Cecar Arumi terisak pelan, hatinya sakit, sangat. Pria yang batu saja di bukakan pintu hati nya agar bisa memulai kehidupan yang baru yang lebih baik dan bahagia. Ternyata tidak lebih menyakitkan dari apa yang pernah Keenan lakukan kepada nya.

Mike Mematung, pria itu sadar ucapannya pasti sangat melukai hati wanita itu. Namun dia harus tegas, Arumi dan anak-anaknya hanya boleh menjadi miliknya. Dia lah yang selalu ada saat wanita itu butuh kan, bukan Keenan. Dia harus bertindak cepat, walau itu melibatkan anak-anak untuk membuat Arumi luluh padanya.

Sementara Arumi sibuk dengan pikirannya sendiri. Kenapa pria ini begitu berbeda, apakah semua yang terlihat selama ini hanyalah sebuah kamuflase. Bukan sifat asli dari seorang Mike, yang dia kenal sabar dan murah hati. Di tengah kekalutan hati dan pikirannya, terdengar ketukan beruntun dari arah pintu rumahnya.

Arumi dan Mike saling menatap, dengan pikiran masing-masing. Tidak mungkin Keenan, kan? Pria itu bahkan baru saja keluar dari rumah sakit.

Dengan sedikit keraguan, Arumi berjalan menuju pintu.

Klek

Deg!

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

tau ah...sdh bingung jg jdnya kutukan cinta dab mr.playboy hadir

2022-07-06

1

Lee

Lee

Mampir ya kak...
semangat..
Q krim 🌹 utk mnemai kka mnulis..

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Pagi yang sibuk
2 Jawaban ketidakpahaman Mike
3 Kesalahan yang menyadarkan
4 Keras kepala
5 Tak ingin mengulang kesalahan yang sama
6 Kau benar-benar mengujiku
7 Beri aku kesempatan
8 Menyelidiki
9 Aku sudah memaafkan mu!
10 Memahami arti sebuah perjuangan
11 bukan Up
12 Anak-anak ku
13 Ingin sedikit egois
14 Pendarahan?
15 Penolakan tegas
16 Terkuak secara perlahan
17 Inikah sifat aslinya
18 Kehilangan
19 Alasan kau meninggalkanku
20 Layak diperjuangkan
21 Situasi tak kondusif
22 Situasi tak kondusif part II
23 Wanita tak tau malu
24 Tertangkap basah
25 Gelap mata
26 Menyerahkan diri
27 Di luar kendali
28 Nikah yuk
29 Bukti
30 Bisakah untuk tidak memenjarakan, Mike
31 Numpang aja sombong
32 Cemburu bilang aja
33 Boleh?
34 Aku suka ini
35 Itulah akibat rakus dan pelit
36 Mulut beracun
37 Galaknya bikin jantungan
38 Gagal unboxing
39 Tidak peka
40 Maaf
41 Sekali celup saja
42 Dia bukan bayimu
43 Calon gebetan
44 Mau kawin
45 Memungut sepah
46 Pesan nakal
47 Kontraksi
48 ?
49 Pelajaran berharga
50 Mata kepo
51 Pikirkan lah
52 Wawancara yang tak biasa
53 penyesalan
54 Cemburu gelap
55 Frank mematikan
56 Maksud terselubung
57 Kejutan
58 Penumpang gelap
59 Salahkah hatinya
60 Miris
61 Pandangan pertama
62 Tamu spesial
63 Penasaran
64 Melunak
65 Semakin Intens
66 Lamaran dapat bonus
67 Anak sulung
68 Awal baru
69 Kebimbangan hati Alisya
70 Nasihat pedas level akhir
71 Menyadari Kesalahan
72 Gadis cerewet
73 Protect tingkat tinggi
74 Pedofil Tak Tahu Diri
75 Bertemu Mantan
76 Pedekate Ala Om Daru
77 Menunggumu Dengan Caraku
78 Rini yang Menyebalkan
79 Rini yang tidak peka
80 Kau Lagi
81 Calon mertua
82 Melunak walau terpaksa
83 Gemoy
84 Ruang Panas
85 Calon Suami
86 Mantan Laknat
87 Cemburu
88 Benih Kecambah
89 Sarang Macan
90 Setitik penyesalan
91 Musibah
92 Tembakan, peringatan!
93 Harmonis
94 Opa dan oma
95 Sedikit Pelajaran
96 Tidak memyesal
97 kegiatan Wajib
98 Gejolak Eiden
99 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pagi yang sibuk
2
Jawaban ketidakpahaman Mike
3
Kesalahan yang menyadarkan
4
Keras kepala
5
Tak ingin mengulang kesalahan yang sama
6
Kau benar-benar mengujiku
7
Beri aku kesempatan
8
Menyelidiki
9
Aku sudah memaafkan mu!
10
Memahami arti sebuah perjuangan
11
bukan Up
12
Anak-anak ku
13
Ingin sedikit egois
14
Pendarahan?
15
Penolakan tegas
16
Terkuak secara perlahan
17
Inikah sifat aslinya
18
Kehilangan
19
Alasan kau meninggalkanku
20
Layak diperjuangkan
21
Situasi tak kondusif
22
Situasi tak kondusif part II
23
Wanita tak tau malu
24
Tertangkap basah
25
Gelap mata
26
Menyerahkan diri
27
Di luar kendali
28
Nikah yuk
29
Bukti
30
Bisakah untuk tidak memenjarakan, Mike
31
Numpang aja sombong
32
Cemburu bilang aja
33
Boleh?
34
Aku suka ini
35
Itulah akibat rakus dan pelit
36
Mulut beracun
37
Galaknya bikin jantungan
38
Gagal unboxing
39
Tidak peka
40
Maaf
41
Sekali celup saja
42
Dia bukan bayimu
43
Calon gebetan
44
Mau kawin
45
Memungut sepah
46
Pesan nakal
47
Kontraksi
48
?
49
Pelajaran berharga
50
Mata kepo
51
Pikirkan lah
52
Wawancara yang tak biasa
53
penyesalan
54
Cemburu gelap
55
Frank mematikan
56
Maksud terselubung
57
Kejutan
58
Penumpang gelap
59
Salahkah hatinya
60
Miris
61
Pandangan pertama
62
Tamu spesial
63
Penasaran
64
Melunak
65
Semakin Intens
66
Lamaran dapat bonus
67
Anak sulung
68
Awal baru
69
Kebimbangan hati Alisya
70
Nasihat pedas level akhir
71
Menyadari Kesalahan
72
Gadis cerewet
73
Protect tingkat tinggi
74
Pedofil Tak Tahu Diri
75
Bertemu Mantan
76
Pedekate Ala Om Daru
77
Menunggumu Dengan Caraku
78
Rini yang Menyebalkan
79
Rini yang tidak peka
80
Kau Lagi
81
Calon mertua
82
Melunak walau terpaksa
83
Gemoy
84
Ruang Panas
85
Calon Suami
86
Mantan Laknat
87
Cemburu
88
Benih Kecambah
89
Sarang Macan
90
Setitik penyesalan
91
Musibah
92
Tembakan, peringatan!
93
Harmonis
94
Opa dan oma
95
Sedikit Pelajaran
96
Tidak memyesal
97
kegiatan Wajib
98
Gejolak Eiden
99
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!