∆Part sebelumnya aku revisi ya, di tiga paragraf akhir. Bagi mau baca kembali, Monggo, yang mau ceki-ceki aja juga boleh 😘😘🤗🤗
Deg!
Jantung Arumi terasa ingin copot dari tempat nya, saat melihat orang yang mengetuk pintunya secara brutal tersebut.
"Apa kau baik-baik saja, hmm? Apa dia menyakitimu? Mana pria itu, aku akan menghajar nya. Berani-beraninya dia menghina dan menghakimi mu seenaknya." Ucapnya panik, wajah pria itu terlihat mengeras menahan amarah nya.
Arumi yang masih belum bisa mencerna situasi hanya bisa mematung ditempatnya berdiri.
"Siapa sayang?" suara familiar terdengar dari dalam rumah. "Oh, ada tamu rupanya. Ada apa tuan Keenan? Kenapa kau mendatangi rumah calon istri ku? Apa kekasih ku yang cantik ini membuat masalah denganmu? Atau kedua anakku yang ajaib sedang melakukan kesalahan di sekolah?" pertanyaan beruntun Mike membuat rahang Keenan semakin mengeras. Pria itu jelas-jelas sengaja menekan kata calon istri, kekasih juga anak-anak ku dalam waktu bersamaan.
"Aku datang kemari sengaja untuk menemui wanita yang katanya adalah calon istri, kekasih dan juga ibu dari anak-anaknya. Namun diperlakukan tidak semestinya dengan kata-kata yang tak pantas." Balas Keenan berusaha setenang mungkin, melihat tangan Arumi yang sedang di genggam erat oleh rivalnya itu, hatinya panas. Dia cemburu, marah namun tak punya alasan untuk itu.
"Woww, lihatlah sayang. Seorang Keenan Resar Sudibyo, ternyata punya banyak waktu luang untuk menguntit kehidupan kita yang bahagia. Entah aku harus kagum atau sedih," ujar pria itu dengan nada mengejek.
"Mike, sudah lah. Maaf tuan Keenan, jika anda tidak ada kepentingan untuk menemuiku. Silahkan pergi dari sini," ucap Arumi mencoba untuk menengahi situasi yang mulai memanas itu.
"Aku datang karena aku mengkhawatirkan mu, Umi." Keenan Menatap sendu pada wanita yang sangat dia cintai itu.
Sebelum sempat Arumi menjawab, Mike sudah lebih dulu mengangkat suara.
"Calon istri ku baik-baik saja, tuan Keenan. Kau tidak perlu repot merisaukan keadaan kekasih orang lain. Bukankah kau juga akan segera menikah, dan ku dengar kekasih mu sedang hamil muda. Wah, aku ucapkan dua kali selamat untuk mu." Keenan mengepal kuat kedua tangannya mendengar ocehan unfaedah Pria itu.
Pria itu sengaja mempermainkan emosi nya, jika saja situasi seperti ini terjadi di empat tahun yang lalu. Maka dia akan dengan senang hati meladeni pria tersebut. Sayang nya, prioritas nya sekarang adalah wanita dihadapan nya ini juga kedua anaknya. Dia tidak ingin semakin di benci dan di jauhi.
"Seperti nya yang punya hobby menguntit itu adalah anda, dokter Mike. Aku saja tidak mengerti dengan apa yang baru saja kau katakan, siapa yang menikahi siapa." Kekeh Keenan balas mengejek, "kau pasti sangat mengagumi ku, benarkan pak Dokter? Sehingga apa yang menjadi milikku, kau pun menyukai nya. Bahkan ingin memiliki nya meski dengan cara apapun."
Dada Mike bergemuruh menahan amarah, niat hati ingin memprovokasi pria itu malah membuat dirinya terbakar sendiri.
"Aku hanya mencoba membuat apa yang tak diinginkan, menjadi berarti dan dapat di pandang layak. Bukan begitu, sayang?" Arumi bungkam, tak tau harus menanggapi nya bagaimana.
Mike benar, dirinya dan anak-anak nya hanyalah sampah, yang beruntung karena di pungut oleh pria itu. Meski tak seharusnya Mike selantang itu mengatakan nya.
Keenan menatap Arumi dengan tatapan yang sulit di Jabar kan, jujur hatinya terluka dengan perkataan Mike. Kata-kata itu adalah hinaan secara halus pada Arumi dan anak-anaknya.
"Jika kau ingin menikahi nya, pastikan bukan karena untuk membayar hutang kebaikan, yang sudah pria ini lakukan untuk mu dan anak-anak." Keenan menjeda ucapannya, "tapi karena hatimu memang menginginkan nya." Pungkas Keenan dengan nada berat.
Keenan beralih menatap Mike yang masih memandang nya dengan remeh.
"Jika kau memang mencintai nya, jangan pernah menyakiti nya sekecil apapun. Kesalahan ku di masa lalu, aku harap tidak ada Keenan Keenan lain yang mengulanginya, termasuk juga dirimu. Karena jika kau melakukan nya, aku akan mengambil kembali, apa yang memang milikku sejak awal." Setelah mengucapkan kalimat penuh peringatan itu, Keenan berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut.
Hatinya tak cukup kuat untuk menahan emosi dan rasa cemburunya. Ternyata sesakit ini, mengikhlaskan orang yang kita cintai bersama orang lain. Mungkin ini yang Arumi rasakan waktu itu, saat dia lebih memilih teman-teman juga wanita lain, daripada Arumi yang tengah mengandung anak-anak nya. Pasti sakitnya berkali kali lipat.
Sedangkan Arumi merasa tersentuh dengan apa yang Keenan ucapkan, perasaan hangat menjalar di dalam hatinya. Ingin sekali dia berlari memeluk pria itu, namun dia tidak mungkin melakukan nya. Sudah terlambat untuk memberikan Keenan kesempatan, harus nya dia bisa lebih bersabar dan memberikan sedikit waktu lagi. Agar pria itu bisa menunjukkan kesungguhan dan perjuangan nya.
Kini Keenan menyerah pada perjuangan nya, entah kenapa dia merasa kehilangan. Hatinya mendadak hampa dan takut, jika pria itu benar-benar menyerah padanya. Jujur, dia masih ingin diperjuangkan sekarang. Sekali saja, maka dia akan membukakan hati juga pintu maaf selebar-lebarnya pada ayah, dari anak-anaknya tersebut.
Keenan berjalan gontai, setelah masuk kedalam mobil, Keenan menundukkan kepalanya di atas kemudi. Pria itu menangis tergugu, menangisi kebodohan juga kekalahan untuk meraih kembali hati sang pujaan hati.
Sementara tak jauh dari sana dua orang sedang menatap sedih, mobil yang ada didepan mereka. Keduanya memilih mengalah, saat pria itu memutuskan untuk mengahadapi situasi itu sendiri.
flashback
Ponsel Sarah ternyata tanpa sengaja memanggil nomor sang anak, Keenan yang sedang merebahkan dirinya di kasur kaget dengan suara dering ponselnya.
"Siapa sih?" ujarnya kesal. Namun sesaat kemudian dia merasa bersalah, yang menelpon ternyata sang ibu.
"Halo bun, ada apa?"........ tak ada jawaban dari sang ibu, malah yang dia dengar adalah sebuah pertengkaran yang meski tak terlalu jelas, namun masih bisa di tangkap jelas oleh telinga tajam Keenan.
"Maaf, ,Mike. Aku hanya ingin memastikan keadaan ayah dari anak-anakku, itu saja. Lagi pula aku tak menemuinya, tolong berhentilah menekan ku dengan segala aturan mu, Mike. Aku mulai merasa, kau tidak mencintai ku, kau hanya terobsesi pada seorang wanita mandiri, dan itu membuat mu merasa tertantang untuk memiliki ku."
"Jadi begitu ya, menurut mu? Ternyata kau sama munafik nya dengan wanita di luar sana, saat kau rapuh dan tak punya arah tujuan, aku lah tempat mu bersandar. Aku Tempat mu menggantung kan harapan, aku lah yang kau cari saat kau butuh pertolongan. Dan, akulah pria yang telah memungutmu layaknya sampah yang tak diinginkan! Bukan pria bajingan itu, jika saja kau lupa itu"
Deg!
Jantung Keenan serasa di tikam ribuan pisau, kata-kata itu tidak hanya melukai Arumi, namun juga dirinya.
Keenan bergegas meraih jaket dan kunci mobilnya. Pria itu mengemudi seperti orang kesetanan, untungnya, jarak dari apartemen nya hanya 15 menit kurang lebih. Namun karena pria itu mengemudi dalam keadaan emosi yang tak stabil, jarak itu bisa dia pangkas hanya dalam waktu 10 menit kurang lebih.
Keenan bergegas turun dari dalam mobilnya, dan melihat kedua orangtuanya tengah berdiri di depan pintu rumah Arumi.
Keenan mengode agar keduanya pergi, dia yang akan mengambil alih keadaan. Pria itu mengetuk cepat tanpa jeda. Ingin sekali dia mendobrak pintu itu jika saja tak memikirkan perasaan wanita yang di cintai nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kau merasa tersentuh oleh kata-kata manis nya, sayang? Sayang nya, aku tidak akan melepaskan mu meski kau menangis di bawah kakiku sekalipun." Ujar pria itu tanpa perasaan.
Kemudian dia masuk ke dalam mengambil kunci mobilnya dan kembali melewati Arumi, namun sebelum benar-benar pergi. Pria itu menghentikan langkahnya kemudian menatap Arumi.
"Ingat lah, kedua anakmu sudah dalam kuasaku tanpa aku harus melakukan apapun. Apa yang aku katakan, itu yang akan mereka lakukan. Termasuk membencimu, jika aku meminta. Jadi jangan melakukan hal yang dapat merugikan dirimu sendiri." Setelah mengucapkan kata-kata penuh peringatan yang menyakiti hati Arumi. Mike bergegas menuju mobilnya dan pergi menjemput anak-anak di sekolah.
Tanpa dia tau, jika mobil yang terparkir di pinggir jalan di depan rumah tetangga Arumi tersebut, adalah mobil milik Reegan dan Sarah. Keduanya sengaja tidak mengikuti sang anak, karena tau jika putra sulung mereka sedang butuh waktu untuk sendiri.
Setelah melihat mobil Mike sudah menghilang dari komplek perumahan tersebut, keduanya segera turun dan menghampiri kembali rumah Arumi.
Tok tokk tokkk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Senajudifa
betul keanan
2022-07-08
1