Keenan sedang menatap ke arah gerbang sekolah taman kanak-kanak yang berada tepat dihadapan nya. Keputusan untuk menjadi seorang tenaga pengajar sudah bulat. Dia akan berpamitan pergi bekerja pada orang-orang di rumah nya, namun dirinya tidak ke perusahaan, melainkan pergi bekerja di sebuah yayasan TK. Semua dia lakukan agar bisa dekat dengan anak-anak nya.
Sebelum melangkah kaki, keenan kembali komat kamit melafalkan doa. Dia deg-degan sendiri, walau pihak Sekolah tersebut sudah dia hubungi sejak kemarin, namun tetap saja membuat dirinya panas dingin. Keenan merasa seakan ikut ujian nasional kelulusan sekolah. Dia takut akan reaksi anak-anak nya.
"Selamat pagi pak keenan, silahkan duduk." Ujar kepala sekolah tersebut tersenyum ramah. " Sesuai apa yang kita bicarakan kemarin di telpon, pak keenan hanya akan menjadi guru pendamping saja. Bapak akan di mentori oleh bu Diana. Nah, itu orang nya." Jelas kepala sekolah tersebut terjeda oleh kehadiran miss Diana.
"Pagi Bu kepala sekolah" Sapa miss Diana pada kepala sekolah yang di ketahui bernama Ambarwati tersebut. Namun pandangan nya tak luput dari Keenan yang duduk di seberang meja sang kepala sekolah. Belum apa-apa, Keenan sudah mulai merasa risih.
"Pagi mis Diana, perkenalkan. Ini adalah pak keenan yang akan mengajar di kelas pelangi bersama miss Diana. Mohon di bantu dalam tata cara mengajar, dan cara menghadapi anak-anak ketika ada yang mulai rewel bahkan tantrum. Selebihnya silahkan saling memperkenalkan diri masing-masing, agar ke depannya bisa saling bekerja sama dengan baik." Ujar Bu Ambar panjang lebar.
Miss Diana sudah tidak fokus pada apa yang di katakan oleh kepala sekolah tersebut. Mata dan pikiran nya hanya fokus pada satu objek, yaitu Keenan. Nampak nya pesona seorang Keenan, mampu menyihir siapa saja yang Berhadapan dengannya.
"Perkenalkan, nama Saya Diana Analisa. Bisa di panggil Dian atau Lisa, tidak masalah. Selamat datang di sekolah ini, terutama selamat bergabung di kelas saya. Semoga kita bisa jadi partner yang baik dan bisa saling bekerja sama dalam mendidik anak-anak." Kalau bisa mendidik anak-anak kita kelak' Sambung nya dalam hati dengan senyum sejuta pesona milik nya. Membuat Keenan semakin merasa kan firasat kurang baik, tentang guru yang akan menjadi mentor nya ini.
"Eh, ya. Terimakasih miss Diana, nama saya Keenan Resar Sudibyo. Semoga kita bisa menjadi partner kerja yang baik dalam membimbing anak-anak belajar. Mohon bimbingan miss Diana." Balas Keenan memperkenalkan diri nya dengan ramah dan formal. Senyum secukupnya berbicara seperlunya. Begitulah Motto Keenan dalam bekerja.
"Baik, kalau begitu miss Diana silahkan mengajak pak Keenan menuju kelas. Pak keenan, sekali lagi, selamat bergabung di sekolah ini." Ujar bu Ambar masih dengan senyum ramah.
Setelah berpamitan pada kepala sekolah, Mereka berjalan menuju kelas. Keenan hanya mengekori kemana miss Diana membawa nya, berkali kali wanita itu menghentikan langkah nya dengan maksud, agar Keenan mensejajarkan langkah mereka bersama. Namun pria itu malah ikut menghentikan langkahnya tanpa bicara atau bertanya apapun. Dengan lesu Miss Diana kembali melanjutkan langkahnya hingga tiba di depan kelas.
"Selamat pagi anak-anak?" Sapa miss Diana pada anak-anak yang sedikit riuh di dalam kelas. Ada yang berebut mainan, ada yang mencoret buku salah satu teman nya. Yah, begitu lah, namanya juga anak-anak usia dini. Kesabaran harus dipupuk seekstra mungkin.
"Selamat pagii anak-anak Miss Diana yang hebat. Ayo, semua nya kembali ke kursi masing-masing. Miss Diana akan memperkenalkan guru baru yang akan ikut mengajar di kelas ini." Setelah anak-anak mulai tenang dan kembali ke mejanya masing-masing, baru lah wanita itu menyuruh Keenan memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan. Nama saya adalah Keenan, kalian bisa memanggil dengan sebutan pak Ken saja. Mulai hari ini, pak Ken akan mengajar kalian bersama miss Diana. bla bla....." Setelah perkenalan singkat tersebut, Keenan mulai mengikuti instruksi dari mis Diana, selebihnya, dia hanya mengikuti instingnya sendiri. Apalagi kedua anaknya langsung akrab dengan nya, membuat nya semakin semangat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Huffz...
Keenan merasa sedikit kewalahan menghadapi anak-anak di sekolah. Terkecuali anak-anak nya, tentu saja dia dengan senang hati mengajari dan membimbing mereka belajar juga bermain. Namun dia tidak boleh hanya fokus pada kedua anaknya saja. Itulah perjanjian nya dengan sang kepala sekolah.
"jadi gimana hari ini, berhasil?" Dean memicingkan kedua matanya saat melihat penampilan Keenan, si perfeksionis nampak sedikit berantakan. Pasti pria itu menghadapi hari yang sulit di sekolah kedua anaknya. Begitulah pikiran nya.
"Ampun aku, kalo bukan karna kedua anakku. Big no! Aku harus susah payah menyamar jadi guru segala. Belum lagi guru yang menjadi mentor ku di kelas nya si twins. Wanita itu selalu menatap ku dengan tatapan kelaparan akan belaian. Guru itu benar-benar meresahkan." Keenan berujar panjang sambil meraup wajahnya frustasi.
Dean, Javier dan Aldo sontak tertawa keras mendengar keluh kesah sahabat sekaligus sulung mereka tersebut. Membuat wajah Keenan semakin di tekuk sempurna.
"Ck, gak bisa apa respek dikit. Aku lagi kesialan kaya gini." Decak pria itu sebal.
"Maaf, maaf. Bukan maksud. Hanya saja, kupikir, itu cocok untuk mu. Anggap saja ujian kesabaran sebelum kau berhasil meraih hati Arumi dan anak-anaknya. Maksud ku, anak-anak kalian." Ujar Javier terkekeh pelan lalu segera meralat kalimat terakhirnya, saat melihat wajah Keenan yang tampak tidak bersahabat untuk di ajak bercanda.
"Itu benar, aku setuju. Kalau terlalu mudah, itu bukan perjuangan namanya. Lihat lah pria yang sudah menemani Arumi selama beberapa tahun terakhir ini. Kesabaran nya patut untuk kau teladani. Tidak ada tekanan di setiap perbuatan nya yang membuat Arumi dan anak-anak harus terpaksa menerima nya dalam hidup mereka. Bersabarlah lagi, kau pantas mendapatkan penolakan. Ingatlah, betapa jahatnya dirimu di masa lalu."
Dean ikut menimpali apa yang di katakan oleh Javier. Jika terlalu mudah, artinya bukan sebuah perjuangan. Dan selamanya pria di hadapannya ini tidak akan mengerti, sulit nya mendapat kan sebuah pengakuan dari anak-anak nya. Maka tidak menutup kemungkinan, di suatu waktu, Keenan akan melakukan kesalahan yang sama, dikarenakan dia merasa di atas angin. Hanya perlu meminta maaf, lalu semua masalah, selesai. No! Bukan begitu alur ceritanya.
Keenan terdiam, merenungi wahyu yang baru saja dia dengar dari sahabat nya tersebut. Benar, dia hanya perlu memupuk banyak stok kesabaran. Jika Arumi saja bisa bersabar dengan hidup nya selama 4 tahun ini, kenapa dia yang baru berjuang sehari saja sudah mengeluh.
"Kalian benar. Aku terlalu cepat mengeluh, aku hanya takut Arumi dan pria itu benar-benar akan menikah dalam waktu dekat. Aku sungguh tidak rela. Hatiku sakit saat melihat kedua anakku bermanja-manja pada pria lain dan memanggilnya dengan sebutan daddy. Meski aku sadar akan perbuatan ku di masa lalu, namun aku ingin memperbaiki nya dan berharap usaha ku bisa sedikit di lirik oleh Arumi dan anak-anakku."
Keenan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, sambil memejamkan kedua matanya dengan wajah yang terlihat lelah dan putus asa. Dia hanya berusaha untuk menutupi matanya yang sedang berkaca-kaca, sungguh dirinya ingin menangis sekarang. Penyesalan demi penyesalan kian hari kian menggerogoti hati dan pikiran nya.
Andai saja usianya waktu itu sudah lebih dewasa, mungkin saja pemikiran nya bisa sedikit lebih terbuka, dan bijak dalam memilah dan memutuskan sesuatu. Kini dia hanya bisa hidup dalam penyesalan yang tak berujung. Wanita yang dia pikir bisa mengimbangi fantasi nya, sesuai kriteria nya dan bisa dia bangga kan di hadapan teman-temannya. Ternyata tak lebih baik dari seonggok sampah.
Sungguh jiwa muda yang menyesatkan. Dia harap adik-adik dihadapan nya ini tidak ada yang meniru perbuatan buruknya di masa lalu. Sungguh dia akan semakin merasa bersalah, karena secara tidak langsung telah menjadi contoh bagi mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Nurlela Nurlela
miss diana, ama mike minta dipanggil di atau diana, ama kenan lain lg dian atau lisa🤭
2022-11-10
1
Senajudifa
makax kalo jd cowok jgn sok kecakepan
2022-06-23
1
Cia cia
jadi guru bambang Keenan ketemu ulat bulu 😁😁
2022-06-15
1