Mike nampak gugup dengan tatapan Arumi, namun dengan segera pria itu menguasai diri. "Mereka bertanya padaku, kenapa kau tidak ikut tinggal dirumah berama ku dan mereka. Aku hany bilang, kau memerlukan sedikit waktu lagi untuk mempersiapkan diri." Dengan sedikit kikuk, pria itu menjelaskan apa yang terjadi.
Arumi mendesah kecewa, harusnya pria itu tidak melibatkan anak-anak. Bukankah diri nya sudah menerima lamaran Mike dua minggu yang lalu. Hanya perkara waktu, tidak akan membuat anak-anak nya sampai seperti itu. Namun mendebat Pria itu sekarang juga akan percuma.
Mike Begitu berubah sejak dirinya mulai membuka diri pada pria itu. Pria yang dulunya penyabar itu, kini sedikit lebih suka memaksa dan menentang banyak keinginan juga hobby nya. Entah apa yang membuat nya bisa begitu berbeda sekarang. Yang jelas Arumi tidak punya pilihan lain, selain melanjutkan rencana pernikahan mereka.
"Maaf jika membuat mu tak suka, anak-anak sangat ingin kita tinggal bersama secepatnya. Aku juga, maafkan aku sudah melibatkan anak-anak. Aku terlalu takut kehilanganmu, sayang. Mohon mengertilah perasaan ku. Aku yang sudah begitu berjuang untuk mendapatkan mu selama ini, menjaga hatiku hanya untukmu dan anak-anak kita." Ujar Mike lembut dengan wajah bersalah.
Keenan mulai gelisah, tangan nya sudah terkepal kuat hingga terasa perih. Entah terluka atau tidak, dia sudah tidak peduli lagi. Rasanya ingin dia menghilang saja dari tempat itu, drama yang Mike mainkan sungguh sempurna. Jika ada pemilihan aktor berbakat dalam bermain peran, maka pria itulah yang akan memborong habis piala serta penghargaan lainnya.
krriiiett
"Maaf, aku sedang ada janji. Terimakasih atas undangan makan siangnya tuan Mike. Ini sungguh makan siang yang penuh kesan untuk ku. Hey, kids. Aku pergi dulu, senang bisa makan siang bersama kalian hari ini. "Keenan kemudian mencium pucuk kepala kedua anaknya dengan perasaan campur aduk.
Antara senang bisa berinteraksi dengan kedua anaknya, sekaligus sedih. Mengingat bahwa kekalahan nya sudah terlihat jelas di depan mata. Dengan mata berkaca-kaca, Keenan beranjak dari sana menuju pintu keluar. Membawa hati yang hancur lebur.
Sementara Arumi hanya bisa melihat pria yang masih bertahta di hatinya itu, memasuki mobil sambil mengusap sudut matanya. Dia sangat yakin, jika Keenan tengah menangis di dalam mobilnya sekarang.
"Sayang? Ayo makan, apa yang lebih menarik di luar sana ketimbang aku dan anak-anak, hmm?" Selalu saja atas nama anak-anaknya, dan Arumi lemah soal itu.
"Ah ya, maaf. Kupikir aku melihat seseorang yang aku kenal. Ternyata bukan." Elak Arumi gugup. Kemudian mulai memakan makanannya, walau tak terlalu suka dengan makanan pilihan Mike, namun dia tetap berusaha untuk menghargai nya.
Dia hanya berharap, setelah menikah. Mike tidak akan memaksa kan banyak hal kepadanya seperti sekarang ini. Dia tidak ingin pernikahan nya membuat nya hidup dalam tekanan, karena perasaan tak enak untuk menolak keinginan pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keenan melajukan mobilnya tak karuan, beberapa kali pria itu memotong jalur juga menerobos lampu merah. Diana hanya bisa menjerit tertahan, akibat ketakutan yang luar biasa.
"Ken, bisakah kau berhenti! Kau tidak hanya membahayakan dirimu saja, melainkan aku juga." Diana berteriak histeris pada Keenan yang seolah tuli.
Tiba-tiba dari arah berlawanan melaju kencang sebuah truk sampah, dan tak lama kemudian terdengar suara dentuman keras.
Mobil Keenan terguling beberapa kali hingga berhenti saat menabrak trotoar. Sekilas dia itu dapat melihat, wanita yang duduk di samping nya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Keenan hanya berharap dia mati saja saat itu. Tak lama pandangan nya pun mengabur lalu beberapa detik kemudian matanya terpejam sempurna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di lorong rumah sakit nampak beberapa orang kerabat mulai berdatangan. Tangis Sarah sudah tak terbendung lagi, wanita itu menangis sesegukan di dada sang suami.
Reegan hanya bisa mengusap lembut punggung sang istri dengan perasaan campur aduk.
flashback
Drrrttt drrrttt drrrttt
"Ya hallo"
'Anak bapak mengalami kecelakaan, sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama kekasih nya di ambulan lain. Nampaknya wanita itu mengalami pendarahan, untuk lebih memastikan silahkan bapak segera ke rumah sakit. '
Reegan hanya bisa mematung mendengar apa yang orang itu sampai kan. Putranya kecelakaan dan siapa katanya tadi, kekasih? Sejak kapan Keenan punya kekasih. Namun tak lama dia kembali tersadar lalu bergegas keluar ruangan menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan pikiran Reegan kacau, dia harap sang istri tidak sampai lebih dulu dari nya. Diapun sudah menghubungi para sahabatnya setelah menghubungi anak-anaknya.
flashback end
klek
Keluarga pasien atas nama Diana? Keenan?" perawat itu nampak memindai, orang-orang yang tengah berdiri di hadapan nya dengan raut wajah penuh kecemasan.
"Kami keluarga pasien atas nama Keenan, sus. Ada apa? Lalu bagaimana wanita itu. Baik-baik saja bukan?" Reegan bertanya dengan hati yang was-was.
"Ibu Diana sudah baik-baik saja, karena beliau menggunakan seatbelt, hanya mengalami pendarahan ringan. Dan kandungan nya baik-baik saja." Penjelasan perawat tersebut membuat kaki Sarah serasa lemas, hampir saja dia tumbang jika sang suami tak sigap menangkap nya.
"Duduk dulu, ini masih belum pasti. Bisa jadi Keenan hanya memberikan tumpangan saja pada wanita itu. Berpikir positif saja dan berdoa." Ujar Reegan mencoba menenangkan sang istri, walau hatinya pun kacau tak karuan.
"Maaf pak, tadi ibu Diana menanyakan keadaan kekasihnya. Ayah dari janinnya. Dia ingin melihat nya jika di ijinkan." Lagi-lagi ucapan perawat itu mematahkan argumen Reegan.
Mereka saling menatap dengan tatapan yang sulit di Jabar kan.
"Bolehkah aku menemuinya, sus?" tanya Sarah akhirnya. Dia ingin menuntaskan rasa penasaran nya.
"Boleh, silahkan. Mari saya antar" ujar perawat itu ramah.
"Kami temanin ya, ayo." Sinta menawarkan diri, dia khawatir Sarah akan semakin kalut di dalam sana. Wanita itu hanya terlalu lembut, dia tak ingin ada kesalahpahaman selama Keenan belum sadar.
"Baiklah, ayo" balas Sarah mengalah.
klek
"Permisi, maaf mengganggu mu nak." Ujar Sarah ramah. Dihampirinya brankas gadis yang mengaku hamil cucunya tersebut.
"Bagaimana keadaan mu, maafkan putraku telah membuat mu ikut terlibat dalam kecelakaan ini" ucap Sarah merasa bersalah.
"Aku baik, tante. Tadinya aku hanya takut anak kami kenapa-kenapa, ternyata dia baik-baik saja. Bagaimana keadaan Keenan, suster bilang dia masih dalam ruangan operasi dan belum sadar sampai sekarang." Ujar Diana dengan mata berkaca-kaca.
Semua orang pasti akan menyangka, wanita itu benar kekasih Keenan.
"Dia baik, hanya masih belum sadar saja. Itu juga karena tadi di bius total. Mungkin akan beberapa hari di rawat Di ruang ICU untuk memantau perkembangan nya. Selebihnya baik-baik saja." jelas Sarah lembut.
Diana tiba-tiba menangis keras hingga sesegukan, membuat para wanita itu panik.
"Kenapa malah menangis, keponakan ku baik-baik saja, apa kau tidak dengar." Suara Nabila mulai mendominasi ruangan tersebut.
Membuat yang lain menoleh padanya dengan tatapan heran.
"Maaf kan aku tan, ini semua karena aku. Aku ingin menggugurkan anak kami, meski Keenan sudah melarang nya berkali kali. Hingga tadi kami berdebat di dalam mobil dan terjadilah kejadian naas ini" kembali Diana menangis.
Membuat Sarah iba, di peluknya gadis malang itu dengan sayang. Namun berbeda dengan Nabila, wanita itu seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar, jikapun sampai Keenan menghamilinya seseorang. Yang jelas pasti bukan wanita di depannya ini.
Penampilan nya saja sudah membuat nya ragu. Apalagi terlihat sekali, gadis itu terkesan mengada-ada. Tangis pilunya Terdengar palsu di telinga Nabila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta dan mr.playboy mampir
2022-07-01
1
Lee
Wah...Diana aktris favorit ini saingan sma mas Mike..
lanjut thoe
2022-04-26
1