Kalian ingin makan dulu atau langsung bermain?" Mike kini sedang berjalan memasuki area bermain, dengan menggendong Elsye dan Eiden yang setia menggenggam jari nya sejak turun dari mobil tadi.
"Bermain dulu, aku belum lapar." Ujar Elsye dengan suara riang.
"Aku juga belum lapar dad, kita main saja dulu." Eiden menimpali kakak kembarnya tak kalah bersemangat.
"Oke, lets go, kiddos! Kita bermain sepuasnya hari ini." Seru Mike pada kedua anaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ken, tolong percayalah pada ku. Boby hanya mengarang, kami tidak ada hubungan apapun." Letty meraih kedua tangan Keenan dengan wajah memelas.
"Lagipula kenapa kau marah, bukankah kita tidak ada hubungan apapun. Selama ini kau selalu menggantung perasaan ku, ken. Apa kau sadar itu?" Bela Letty menuntut kejelasan hubungan mereka selama 4 tahun ini.
"Aku tidak marah, Letty. Aku hanya kesal kau lebih memilih pergi bersama Boby daripada menemani ku pergi." Elak Keenan, dia juga tidak mengerti dengan perasaan nya. Letty hanya sahabat nya, namun dia merasa memiliki wanita itu.
"Aku memang mencintai mu, Ken. Tapi aku juga seorang perempuan, hati ku lemah karena cintaku tak terbalaskan. Apa sikapku kurang baik selama ini, apa aku tidak cantik menurut mu. Katakan, Ken. Sikap mana yang harus aku perbaiki." Letty terisak pelan sambil menggenggam erat tangan pria yang di cintai nya itu.
Keenan Menatap iba pada wanita itu, Letty selalu ada untuknya selama ini. Wanita itu banyak membantu nya selama di Sydney. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Letty, yang setiap hari selalu mengacaukan harinya. Jadi ketika wanita itu mulai menjauhi nya dan dekat dengan pria lain, terasa ada yang kurang. Entah karena dia juga mempunyai perasaan yang sama atau sekedar terbiasa. Diapun tak mengerti dengan hatinya.
Keenan meraih wanita itu dalam pelukannya, dia tidak suka melihat wanita menangis. Namun tangis Letty malah semakin keras. Keenan tampak panik, tak tau harus berbuat apa untuk menenangkan nya. Tanpa aba-aba, dia mencium wanita itu, Letty yang terkejut hanya diam, tak menolaknya.
Membuat Keenan semakin memperdalam ciumannya, ciuman itu semakin menuntut. Kedua tangan Letty dikalungkan di leher pria itu, kedua tangan Keenan pun tak tinggal diam. Merasa tidak ada penolakan dari wanita itu, Keenan semakin berani. Dia menyusup kan tangannya di balik baju Letty, mengusap pelan kulit mulus wanita itu hingga berhenti di kedua benda bulat dihadapan nya.
Keenan menghentikan ciumannya lalu menatap sayu pada wanita didepannya, melihat wajah Letty yang sayu. Keenan melanjutkan ciuman nya, pria itu menyusuri leher jenjang Letty, menyesap dan meninggalkan bercak merah di sana. Tangannya dia selipkan kedalam penutup dada wanita itu, ciuman Keenan semakin turun. Tangan terampilnya menaikkan baju Letty hingga batas leher, dan terlihatlah aset bulat wanita itu yang sudah tak tertutup b*ra. Keenan langsung melahap nya bagai bayi yang kelaparan. Letty tanpa sadar mengeluarkan suara yang membuat Keenan semakin bersemangat.
Mereka bahkan lupa, jika mereka sedang ada di lorong belakang kampus. Yang sewaktu waktu bisa saja seseorang lewat di sana.
"Keeen, ahh..." Letty meremas rambut Keenan sambil menekan kepala pria itu ke dadanya.
Tangan Keenan merambat hingga kepaha Letty, membuat wanita itu bagai cacing kepanasan. Setelah berhasil menurunkan C*D wanita itu, Keenan mulai membuka gesper nya tanpa melepas puncak dada Letty yang masih berada dalam kuasa mulut nya.
Letty yang sudah berpengalaman itu mulai menaikkan satu kakinya hingga melingkar di pinggang Keenan, namun sebelum itu. Dia melepas C*dnya hingga lepas dari kaki kirinya.
Keenan yang sudah memposisikan dirinya untuk memasuki wanita itu, bahkan hanya tinggal sekali hentakan saja, maka terjadilah pergulatan penuh keringat itu. Mengingat jika wanita itu sudah sangat basah dibawah sana. Maka akan dengan mudah untuk menerobos nya.
Namun suara beberapa orang mahasiswa yang mendekat kearah mereka, membuat Keenan menggantikan aktivitas nya. Kemudian menatap wanita di depan nya yang sudah tampak begitu bergairah. Letty menahan tangan Keenan yang akan memasukkan kembali asetnya, lalu menggenggam lembut milik pria itu dan meng"ge*se*knya lembut pada intinya.
Keenan memejamkan matanya nya saat miliknya dituntun masuk, namun sedetik kemudian, Keenan menahannya, kenapa terasa sangat mudah. Apakah wanita itu sudah tidak perawan. Keenan menatap Letty yang menatapnya penuh permohonan. Wanita itu bergerak maju agar Keenan melanjutkan kegiatan mereka, Keenan tak bergeming.
Bahkan saat miliknya masuk dengan sempurna, berbeda dengan Letty yang sangat menikmati penyatuan mereka. Wanita itu memejamkan kedua matanya dengan mulut setengah terbuka. Saat akan kembali bergerak, Keenan mencabut asetnya. Membuat Letty membuka kedua matanya, apa Keenan akan berganti posisi pikirnya. Tanpa disuruh wanita itu membalik tubuhnya dengan sedikit memundurkan boko*ngnya.
Namun Keenan justru menurunkan rok mininya, juga bajunya juag memperbaiki celananya sendiri.
"Ken, what happen?" Letty memutar tubuhnya menghadap Keenan. Wajahnya nampak kecewa, karena pria itu menghentikan kegiatan mereka.
"Maaf, aku sudah berbuat keterlaluan. Sekali lagi, maafkan aku Letty. Aku tidak bermaksud, aku hanya terbawa suasana. Pulanglah, aku masih ada urusan lain." Pria itu berbalik akan meninggalkan Letty, namun sedetik kemudian menghentikan langkahnya. Lalu menoleh pada wanita itu.
" Lupakan apa yang baru saja terjadi, dan maafkan aku. Jika aku mempermainkan perasaan mu. Aku hanya terbiasa bersamamu selama aku tinggal disini, sekarang aku sudah mengerti benar akan perasaan ku padamu. Hanya sebuah keterbiasaan karena kau selalu ada disampingku. Bukan sebuah perasaan suka layaknya pria pada seorang wanita." Jelas Keenan panjang lebar.
Dia sudah tau kemana arah hatinya Sekarang, jika dulu dia mengacuhkan Arumi karena kehadiran Letty, yang dia anggap lebih berharga karena selalu ada untuknya. Kini dia sadar, jika hatinya tidak pernah berpindah dari wanita itu. Anggap lah apa yang barusan dia lakukan, sebagai ujian untuk menguji perasaan nya. Walau dia tau, jika dia salah. Letty pasti akan semakin terikat padanya setelah ini.
Namun itu urusan nanti, sekarang dia hanya perlu menegaskan, jika tidak ada hubungan apapun diantara mereka.
"Kenapa kau tega pada ku, Ken?"
"Maafkan aku, Letty. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan apapun Dengan mu, baik pertemanan atau hubungan lainnya. Aku harap kau mengerti. Aku pergi, jaga dirimu." Setelah mengatakan apa yang harus dia katakan, Keenan pergi dari hadapan wanita yang kini tengah menangis terisak.
Anggap lah dia jahat karena membuat wanita itu terluka, dia hanya terbawa suasana. Dia pria normal yang sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta, tentu tak akan menolak jika ada wanita yang menawarkan kehangatan padanya dalam bentuk sebuah hubungan. Namun mengetahui fakta, jika wanita itu sudah pernah melakukan nya dengan pria lain. Perasaan nya berubah sempurna, kini dia sadar, dia hanya terobsesi untuk mengusai bukan karena hatinya menginginkan wanita itu.
Baginya, senakal-nakalnya seorang pria, pasti akan memilih wanita baik-baik untuk menjadi pendamping hidup nya dan juga ibu dari anak-anaknya kelak. Begitupun dengan dirinya.
Keenan mengusap kasar wajahnya, pria itu tergugu saat ingatan kembali menerawang pada wanita yang dulu pernah dia sakiti hatinya dan dia hancur kan hidupnya hingga tak bersisa. Penolakan nya pada Arumi, semata-mata karena dia merasa Letty lebih pantas dia pilih, walau hanya sebatas sahabat nya. Wanita itu sering menemani nya disaat keenan sakit atau butuh bantuan. Hati nya tertarik akan hal itu tanpa menyadari jika itu hanya sebatas rasa karena terbiasa.
Dengan tega dia menyuruh wanita itu menggugurkan kandungan nya, karena merasa malu, dengan jarak usia mereka. Dia tidak ingin teman-temannya tau, jika dia menjalin hubungan dengan wanita yang lebih tua darinya. Itu pasti akan memalukan pikirnya saat itu, apalagi Letty sering mendoktrin nya, jika Arumi tidak pantas untuk nya karena dianggap terlalu dewasa. Itu hanya kan membuat Keenan malu di kemudian hari.
Kini dia sungguh menyesali kebodohannya saat itu, jiwa mudanya yang masih bergejolak membuat nya tidak bisa memilih, mana yang baik dan mana yang tidak.
Tangis Keenan terhenti saat suara ponselnya mengintrupsi. Ternyata sang ibu yang menelpon.
"Ya, bun? Ada apa?"
"Bunda hanya kangen, tidak boleh bunda menelpon. Apa bunda mengganggu mu nak?" Suara lembut sang ibu membuat Keenan kembali teringat pada Arumi. Sekeras mungkin Keenan meredam tangisnya agar tidak terdengar oleh sang ibu.
"Gak, bun. Aku gak sibuk. Bunda apa kabar, ayah dan yang lainnya?"
"Baik, kapan kamu akan pulang. Bukankah hanya tinggal menunggu wisuda mu saja, kenapa tidak pulang dulu. Bunda merindukan mu nak, ayah dan yang lain juga."
"Aku akan pulang bun, besok. Hari ini aku akan berkemas. Bunda mau pesan apa, nanti keenan belikan?"
"Tidak ada, hanya ingin anak bunda kembali pulang. Sudah, itu saja. Dan hati-hati saat dalam perjalanan nanti." Nasihat sang ibu, membuat hati Keenan menghangat. Air matanya pun semakin deras mengalir.
"Ya sudah bun, aku lagi di jalan sekarang. Nanti aku telpon lagi, aku sayang bunda. Dah" Keenan mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban sang ibu. Dia ingin menangis keras sekarang, meluapkan penyesalannya. Pria itu membenturkan kepalanya pada kemudi, tampak nya dia begitu menyesali perbuatannya di masa lalu. Inikah karmanya, membuang berlian demi batu kerikil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
dih testing testing trus bunting lanjut minta gugurin.... buseet
2023-07-13
0
Fira Ummu Arfi
likeeeeeeee
2022-08-23
1
Be___Mei
dih, nyicil doang ternyata 😅😅😅
2022-07-13
1