BAB 08 - Misi Pertama

Pagi-pagi sekali mereka bertiga sudah berdiri di depan papan permintaan guild, dengan masih banyaknya pilihan misi yang bisa diambil.

"Jadi... Apa yang kita ambil hari ini ?" Eliana bertanya.

"Ah gimana kalau itu aja." Hendry menunjuk ke sebuah kertas lalu membacanya.

"Mengusir naga yang menyerang desa, imbalan 100 koin Emas"

"NGOTAK DIKIT LAH !!! "

"KITA INI MASIH PEMULA HENN…"

"iyaa kak, maaf.."

"yaudah kalau gitu kita ambil yg mudah dulu, semisal berburu slime gimana ?" Audrey menyela.

"Kalau itu mah terlalu gampang Audrey.., yg lebih Masuk akal dikit lah, gimanapun juga sekarang kita peringkat C."

"Kalau ini gimana." Audrey menemukan sebuah misi yang menarik perhatian lalu membacanya.

"Pemusnahan goblin, masih tersisa sekitar 30 goblin, imbalan 3 koin perak untuk 1 kepala goblin yang dibawa, tidak ada jumlah minimum untuk kepala goblin yang dibawa, lokasi Tambang emas terbengkalai ."

"Ok, langsung ambil..."

Mereka berdua setuju. Audrey mengambil kertas tersebut lalu mereka membawanya menuju resepsionis.

"Permisi, kami ingin mengambil misi ini."

"Baik, silahkan tunggu sebentar"

Petugas guild memberikan cap pada kertas tersebut yang menandakan misi sudah diambil. Setelah itu mereka bertiga langsung berangkat ke lokasi yang dimaksud.

Lokasi yang dimaksud adalah tambang emas yang terbengkalai belum lama ini.

Kali ini mereka berangkat tidak terburu-buru, berusaha menikmati misi pertama mereka. Mereka berjalan kaki menuju ke sana, Mencoba merasakan seperti apa rasanya party petualang lain yg tidak semua anggota nya bisa Terbang. Mereka berjalan santai menyusuri hutan, sekitar 1 jam kemudian mereka akhirnya sampai di lokasi.

Yang mereka lihat bukanlah tambang yg besar yang sudah lama ada, melainkan sebuah tambang yang sepertinya belum lama dibuat, karena saat ini hanya mempunyai 1 lubang masuk. Lokasinya sendiri juga berada di kedalaman hutan dengan pepohonan rindang di sekitar nya.

Suasana cukup gelap dan sedikit menyeramkan walau hari masih siang, dengan begitu banyak barang terbengkalai yang ditinggal. Seperti beliung, sekop, dan tak lupa pula dengan pemilik nya yang kini tinggal tulang belulang.

Mereka bertiga masuk ke dalam lubang tambang yang gelap gulita itu, menggunakan obor yang mereka pungut dan dibakar dengan sihir api Audrey.

Mereka masuk semakin dalam, namun tak ada satupun tanda-tanda goblin. Udara semakin tipis dengan suasana dingin yang mencekam.

Sesaat kemudian angin tiba-tiba berhembus, memadamkan semua obor yang ada. Mendadak membuat gua menjadi gelap gulita, tidak ada cahaya sedikitpun karena pintu masuk gua sudah tak terlihat.

Singgggg!!...

Terdengar suara pisau yang menyayat sesuatu hingga mereka kaget.

"Ah!!…."

"Ada apa Hen !!!"

Dengan cepat Audrey menyalakan kristal pada tongkat nya bahkan tanpa merapalkan mantra sedikitpun.

Sebenarnya ada alasan kepala penyihir masih menggunakan mantra diantara lain :

- Penyihir belum mampu merapalkan sihir tanpa mantra.

- Agar penyihir lebih bisa berkonsentrasi terhadap sihir yang digunakan.

- Sihir terlalu sulit apabila dirapalkan tanpa mantra.

- Biar keren aja.

Namun tentu saja untuk sihir sederhana seperti membuat cahaya Audrey tidak perlu merapalkan mantra, apalagi disaat genting seperti ini.

Kristal di tongkatnya bercahaya sangat terang bahkan lebih terang daripada ketiga obor tadi.

Eliana terkejut lalu menengok kebelakang karena saat ini Hendry berada di posisi belakang sementara Audrey sendiri di depan. Terlihat bahu kanan Hendry tersayat, bajunya robek, dan darah sedikit menetes dari bahu kanan Hendry.

Dengan panik Eliana segera merapalkan sihir penyembuhan kepadanya, secara perlahan lukanya tertutup dan darahnya menghilang. Namun keterkejutan mereka tidak hanya berhenti di situ.

Mereka dikepung oleh sekumpulan Goblin yang jumlahnya lebih dari 50, padahal pada kertas permintaan sendiri menyebutkan hanya sekitar 30 an goblin.

Masing-masing dari mereka membawa senjata baik berupa potongan kayu hingga pedang rusak dan berkarat yang kelihatannya mereka rampas dari petualang yang terbunuh disini sebelumnya.

Semua goblin tersebut menutup semua jalan keluar yang ada, mereka bertiga terkepung di tengah-tengah sehingga tak ada pilihan lain selain melawan.

Menang benar goblin sendiri merupakan monster tingkat rendah yang bisa dihadapi oleh petualang pemula namun hal itu tak berlaku jika menghadapi kawanan goblin bersenjata yang jumlahnya puluhan ekor.

"Ah sial padahal ini misi pertama kenapa bisa jadi seperti ini."

"Padahal aku juga yang tadi memilih."

"Dengar..... aku akan menahannya, sebisa mungkin kalian berdua larilah!!!"

"Tidak mau !!!" Eiliana berteriak dan hampir menangis.

"Apa kalian mau mati disini?, disaat misi pertama kita menjadi petualang."

"Tidak… lebih baik kita bersama, setelah sekian lama akhirnya kami menemukanmu."

"Bicaranya nanti saja setelah kita keluar dari sini."

"Dengar teman-teman, jangan menyerah."

"Lebih baik mencoba daripadanya menyerah dan mati !!!." Hendry menyela.

Audrey dan Eliana mengangguk setuju lalu mempersiapkan diri ke dalam mode pertempuran. Audrey dengan tongkat sihir panjangnya, Eliana dengan Tongkat sihir pendek nya, sementara Hendry dengan pedangnya tak lupa juga kuda besi yang dinaikinya (mirip orang naik kuda lumping).

Ini kali pertama Audrey melihat kemampuan bertarung mereka berdua. Audrey seperti biasa menggunakan sihir es dan air untuk menyerang goblin-goblin tersebut.

Es-es yang sangat tajam muncul di udara lalu melesat ke depan seperti senapan dan menghujani tubuh monster itu. Namun tak semudah yang dibayangkan terkadang mereka menangkisnya dengan papan kayu yang mereka miliki atau bahkan dengan tubuh goblin lain di depannya sehingga mereka dapat terus maju.

Eliana menyerang dan menghempaskan makhluk tersebut dengan sihir anginnya, tak lupa juga memberikan sihir dukungan kepada yang lain, baik berupa penyembuhan atau sihir penguat lainnya.

Sementara Hendry Bertarung dengan pedangnya juga menunggangi kuda anehnya, seperti ksatria berkuda hanya saja kali ini kudanya tidak hidup.

Pertarungan ini tidak ada habisnya. Audrey dan Eliana semakin lama semakin kehabisan energi sihir mereka, walaupun energi sihir Audrey bisa dibilang cukup banyak namun tentu saja ada batasnya. Tapi hal ini tak berlaku bagi Hendry.

Walaupun sudah bertarung lama sekali dia sama sekali tak terlihat kelelahan, rupanya kuda yang dinaikinya mampu menyerap energi sihir dari alam, sehingga energi sihirnya tak terbatas.

Bahkan walaupun hanya sekedar tebas menebas dengan pedang tanpa mantra pun memerlukan energi sihir, karena hal tersebut juga mempengaruhi kekuatan dari setiap tebasannya. Setelah sekian lama mereka bertiga berhasil membunuh 30 an goblin.

"Ok Hen sisanya kami serahkan padamu, kami berdua mau istirahat dulu." Kata Eliana dengan santainya.

Namun Hendry tidak menjawab.

"Ehhhhhh..."Audrey bingung dengan apa yang dikatakan Eliana yang menyuruh adiknya membunuh 20an goblin sendirian.

"Tapi El…"

"Sudah tenang aja, mari ikut denganku menjauh cari tempat yang aman." Eliana menyeret tangan Audrey lalu pergi ke pinggir gua dimana saat ini semua goblin sedang mengeroyok Hendry seorang diri.

Dengan ragu-ragu Audrey terpaksa mengikuti apa yang dikatakan Eliana. Setelah beberapa saat Audrey melihat Hendry sangat berbeda dengan biasanya.

Dia semakin kuat dan cepat, juga mampu memenggal 20an goblin yang tersisa dengan sangat mudah. Karena semua sudah selesai Audrey berniat mendekati Hendry.

"Wah itu tadi cukup hebat Hen."

"Hen?"

Hendry tidak menjawab lalu dengan perlahan ia berbalik menghadap Audrey. Matanya bersinar, dan tubuhnya tidak merespon sama sekali lalu…

Woossshhh…

Sihir angin milik Eliana menghempas kepala Hendry lalu membuat nya pingsan seketika hingga membuat Audrey kebingungan.

"A… apa yang sebenarnya terjadi Eliana?"

"Ah… aku hanya membuat nya tenang."

Berdasarkan penjelasan dari Eliana, hal ini biasa terjadi ketika Hendry terlalu banyak atau lama

menghisap energi sihir alam masuk ke dalam tubuhnya. Lama kelamaan dia kehilangan kesadaran atas tubuhnya sendiri dan hanya fokus menghadapi segala musuh yang ada.

(Intinya kayak kuda lumping kesurupan)

Ini merupakan efek samping yang diterima tubuhnya setelah mendapat energi sihir yang tak terbatas. Karena hal ini cukup berbahaya biasanya ia hanya akan menggunakannya dalam kondisi darurat.

ketika semuanya sudah selesai biasanya Eliana akan membantu dengan mengembalikan kesadarannya.

Caranya cukup sederhana, hanya perlu membuatnya pingsan dan saat ia tersadar, kesadarannya akan kembali.

Eliana saat ini menjaga adiknya yang tengah pingsan sementara Audrey mengumpulkan kepala goblin yang ada lalu bersiap-siap kembali ke guild untuk melaporkan hasilnya ketika Hendry sudah sadar.

Episodes
Episodes

Updated 40 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!