BAB 16 - Penjahat Kelas Teri 3

Sementara itu di luar...

Audrey menyadari pertarungan ini tidak ada habisnya, ia berganti menggunakan taktik baru dengan memanfaatkan kelemahan lawannya. Kelemahan penyihir adalah pertarungan jarak dekat, namun hal ini tidak terlalu berlaku pada Audrey.

Lagipula tongkat sihir yang dimiliki Audrey memiliki ujung yang runcing, terlihat seperti gabungan tombak dan Tongkat sihir, sementara musuhnya kali ini hanya menggunakan alat sihir berupa cincin sebagai pengganti tongkat sihir.

Memang Audrey tak terlalu hebat dalam teknik bertombak, tapi itu bukanlah masalah, selama bisa maju dan menyerang itu hal yang cukup. Apalagi yang sedang dipegangnya ini tongkat sihir, bukan sekedar tombak, sehingga serangannya bisa sedikit bervariasi.

Audrey lari maju menyerang, membuat pemimpin penjahat di depannya kaget, ia merapalkan mantra sederhana membuat kristal biru pada tongkatnya berubah menjadi merah lalu ujungnya terbakar. Ia mengayunkan tongkat sihirnya dengan cepat, terus lari ke depan walaupun serangannya terlihat sedikit asal-asalan, namun tentu saja membuat musuh yang berada di depannya takut.

Api terus berkobar di antara tongkat sihir yang diayunkan memutar, penggunanya lari dan mendekati musuh hingga jarak tersisa beberapa meter. pemimpin penjahat di depannya sudah tak bisa melakukan banyak hal selain terus mundur kebelakang.

Beberapa saat kemudian ia terjatuh dan dengan cepat tongkat sihir tajam yang ujungnya terbakar itu diayunkan hingga hampir mengenai leher pemimpin itu, namun untungnya bisa berhenti tepat beberapa sentimeter. Pemimpin penjahat itu meringis ketakutan, celananya sedikit basah dan kepalanya hampir saja matang terpangang oleh api, saat itu juga Audrey menengok ke arah Hendry karena penasaran bagaimana situasinya.

“Gimana Hen, disana ?”

"Ah santai aja, cuma kroco hehehe…" keempat penjahat lainnya kewalahan mengadapi Hendry, mungkin secara kekuatan mereka lebih kuat namun semua serangan berhasil ditangkis dan banyak yang dihindari, sehingga mereka berempat kecapekan sendiri. Kini saatnya Audrey menyelesaikan urusan dengan penyihir pemimpin penjahat itu, dia menengok kembali dan dalam hatinya berkata…

Lah kok ilang ???

Pemimpin penjahat tadi lari terbirit-birit menjauhi Audrey seraya tertawa jahat, walau celananya sedikit basah.

"Wahahahahaha…, inilah keahlian kami yang sebenarnya…"

"Semuanya..., kita akan menjalankan rencana B."

Semua penjahat tadi meninggalkan pertarungan, meninggalkan Hendry dan Audrey yang bingung terdiam berdua saja. Mereka lari menuju rumah kayu itu, tempat kedua orang yang diculik, lalu berniat menggunakan mereka sebagai sandra agar bisa lolos kali ini. Pemimpin penjahat yang celananya basah tadi berniat membuka pintu dan menyeret kedua orang yang di dalam keluar, namun yang terjadi adalah…

Wooshhh…

Brak!....

Tengg…..

Pemimpin tadi terhempas keluar dengan cepat, mental beberapa puluh meter bahkan bersama pintu yang dipegangnya. menabrak tembok dan juga tiang besi di dekatnya hingga kepalanya benjol, tubuhnya sedikit lecet bersamaan dengan celananya yang semakin basah. Rupanya hal yang terjadi barusan tidak lain dan tidak bukan adalah sihir angin milik Eliana, karena mereka berdua sudah dilepaskan beberapa saat yang lalu.

“AH SIAL… Kita lakukan rencana C!!!” Teriak pemimpin itu dengan kesal.

Semua penjahat tadi lari ke arah yang berlawanan agar semua tidak ada yang tertangkap, lagi pula di area ini banyak sekali gang-gang sempit seperti labirin di antara bangunan kota. Hal ini juga bertujuan untuk memecah konsentrasi mereka, sehingga mereka bingung mana yang akan ditangkap terlebih dahulu, hal ini jugalah yang membuat sekelompok penjahat ini tidak pernah tertangkap oleh prajurit penjaga sejak bertahun-tahun yang lalu.

Selain mereka berlima, banyak juga penjahat lain yang lebih kuat di kota ini namun cenderung lebih mudah ditangkap. Walau mereka lemah selama tidak pernah tertangkap mereka akan selalu bisa berbuat onar, hal inilah yang mendasari masalah utama di kota ini, sehingga mereka berlima mendapat julukan “Tikus Got” dari semua yang tinggal di sini, karena kelihaian mereka dalam seni melarikan diri.

Itulah info yang mereka bertiga dapat dari Rio sewaktu membahas tentang rencana ini, sehingga mereka juga sempat memikirkan tindakan Antisipasi setelahnya.

"HAHA Tidak ada yang bisa menangkap kami….DAN TIDAK AKAN PERNAH BISA !!!" Teriak pemimpin itu dengan sombongnya.

Dia tidak memperhatikan sekitar, dan terus berlari menengok ke belakang sambil mengejek mereka berdua yang kebingungan, hingga tidak sadar bahwa celananya yang basah kini semakin parah dan meneteskan cairan hangat. Dia terus berlari dengan bangganya lalu…

Duggg…

Sekali lagi dia menabrak sesuatu, sesuatu yang sama sekali berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sesuatu yang keras, dingin dan terasa sedikit mencair.

Pemimpin tersebut segera menengok ke depan, dan betapa terkejutnya ia, yang dilihat di depannya ternyata adalah sebuah dinding es yang tinggi dan sangat tebal dengan ketebalan yang diperkirakan sedalam 1 meter.

Keempat penjahat yang lain juga mengalami hal yang sama, mereka semua melihat dinding es yang tinggi dan tebal di segala sisi. Semua gang di sekitaran sini tertutup oleh dinding es yang mengisolasi area ini sepenuhnya hingga tidak ada satupun jalan keluar sementara mereka semua terkurung di dalamnya.

Rupanya dinding es ini sudah ada sebelum Hendry dan Audrey muncul. Kabut dan suhu dingin yang tiba-tiba merupakan efek dari Audrey yang membuat dinding es untuk mengurung area ini.

"Kami sudah berbaik hati meninggalkan bandit yang kami kalahkan dijalan, tapi kami tidak bisa membiarkan cuan yang berada di depan kami lolos begitu saja." Ucap Hendry dengan bangganya seolah laba-laba yang berhasil mengungkap mangsa dalam jaringnya.

Pemimpin tersebut mulai panik melihat keahlian kelompok mereka selama bertahun-tahun berhasil digagalkan kali ini. Akhirnya keempat orang lainnya berkumpul di suatu dinding es dekat pemimpin, dan mencoba melakukan sesuatu yang lain.

Mengingat pemimpin mereka bisa menguasai sihir api, dia berusaha mencairkan es nya, sementara keempat sisanya membelakangi dan melindungi pemimpin agar kedua orang didepannya tidak mengganggunya saat mencairkan es.

Namun Hendry dan Audrey tak bergerak sedikitpun, bahkan tak ada niat mengganggu mereka, dan malah menonton dengan santainya.

Lagipula dinding es ini lumayan sulit untuk dicairkan bahkan dengan api sekalipun, karena es ini berasal dari sihir milik Audrey dan bukan terbentuk secara alami dari air yang membeku, dan walaupun mencair Audrey bisa membekukannya lagi, lagi dan lagi.

Merasa situasi sudah cukup aman, Eliana dan kedua anak tersebut keluar dan bergabung kembali dengan Hendry dan Audrey. Tampaknya Eliana masih asik dengan makanannya walau kelihatannya sudah memasuki babak kedua.

“Kalian mau?” Eliana menawarkan makanan yang sedang dimakannya lalu mengambil 2 lagi untuk Hendry dan Audrey.

Setelah itu Hendry dan Audrey juga ikut makan, sementara Rio dan Anna mengamati para penjahat dengan heran. Mereka bersantai juga bukan tanpa alasan namun mereka menunggu untuk kelima penjahat itu menyerah baik baik.

Perlahan namun pasti, es itu berhasil dicairkan sedikit demi sedikit, keempat penjahat lainnya tentu saja heran. Bagaimana mungkin musuh yang hampir berhasil menangkap mereka, malah asik bersantai dan makan nasi ayam.

Setelah usaha keras dinding es tersebut mulai berlubang, walau harus menghabiskan energi sihir pemimpin penjahat itu. Sekarang dia lemas dan hanya bergantung dengan keempat orang lainnya. Tak mau mengulang kesalahan yang sama mereka mencoba pergi diam-diam melalui lubang pada dinding tersebut.

Namun yang terjadi malah mereka tidak dapat melewati lubang di dinding tersebut, karena lubangnya terlalu kecil, Pemimpin yang masuk duluan terjebak di antara dinding itu. Temannya berusaha keras mendorong namun hasilnya sia-sia ada juga yang mencoba melubangi bagian lain dinding es dengan senjata karena saking paniknya, namun hal itu juga sia-sia.

Inilah yang selama ini ditunggu Hendry dan Audrey. Audrey berhenti sejenak dari makannya, mengambil tongkat sihir di dekatnya lalu menggunakan sihir yang sama. Perlahan partikel air mulai muncul di depan dinding tersebut, bergerak naik ke atas dan akhirnya mulai membeku. Tambah lagi lapisan dinding es di depan dinding yang berhasil dilubangi tersebut, bukan cuma 1 melainkan 5 dinding sekaligus dengan masih mempertahankan ketebalan yang sama.

Semua penjahat itu tak bisa berkata apa-apa lagi, mereka semua terdiam, terkejut, kaget, dan mulutnya terbuka lebar hingga ada sedikit cairan yang menetes. Disaat inilah mental dan harga diri mereka hancur, menghadapi musuh kuat yang ternyata cuma dua orang dan tampak masih pemula tanpa bisa kabur sedikitpun.

Karena mereka semua sudah terlalu lama di sini, dan kedua kakak beradik kecil itu mulai sedikit kedinginan, Hendry berdiri dan mengajukan pilihan terakhir.

“Jadi gimana ?... Mau menyerah sekarang ?, Atau kami buat babak belur dulu baru kami seret ?” Ucap Hendry dengan tegas, semangat dan gembira juga sedikit kejam, semua itu terlukis di wajahnya.

Semua penjahat tidak dapat berbuat banyak, mau melawan pun sia-sia hingga akhirnya mereka semua memutuskan untuk menyerah.

“Kami menyerah…” Ucap semuanya dengan kompak.

“Ok… Bagus!!” Lanjut Hendry secara tegas dan bangganya.

Rio dan Anna kagum dengan apa yang dilakukan ketiga orang itu, mereka tak menyangka akan sesukses ini. Tak hanya menyelamatkan Anna yang diculik, namun ketiga orang ini berhasil menangkap penjahat yang menjadi masalah di kota ini sejak bertahun-tahun yang lalu.

Sementara saat ini Eliana menjaga Rio dan Anna, Hendry dan Audrey mulai melucuti semua senjata mereka lalu mengikat mereka berlima jadi satu. Seluruh badan nya di ikat dan hanya menyisakan bagian kaki agar mereka bisa berjalan sendiri. Disisi lain Audrey tengah sibuk mengumpulkan semua senjata mereka yang telah tercecer, lalu disimpannya dalam sihir penyimpanan. Tidak ada yang tau tentang nasib senjata itu berikutnya, entah akan dibuang, dibersihkan untuk digunakan kembali ataupun dijual kiloan. Namun itu semua bukanlah masalah lagipula ini bisa dianggap sebagai harta rampasan perang, apapun yang terjadi tidak ada yang peduli.

Setelah kelima penjahat tersebut terikat, berarti semuanya hampir selesai. Audrey mencairkan semua dinding es yang mengurung area ini. Sekarang setelah es mencair, disini terasa becek dan sedikit banjir, Mereka segera keluar, menggiring para penjahat tersebut untuk menyerahkannya kepada prajurit penjaga dan mendapat cuan tambahan dari pekerjaan mereka.

Episodes
Episodes

Updated 40 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!