BAB 15 - Penjahat Kelas Teri 2

Mereka semua bergegas ke tempat yang ditunjukkan Rio, di sebuah gang kecil diantara 2 gedung di kota yang kelihatannya jarang dilewati.

Mereka masuk kedalam gang itu, suasananya gelap dan kumuh, sampah berserakan dimana-mana hingga menyebabkan bau busuk. Mereka masuk dan melewati nya secara berhati-hati hingga sampai di satu belokan.

Rio menjelaskan bahwa beberapa ratus meter ke kanan ada salah seorang anggota penjahat itu, Hendry, Rio dan Audrey mulai terbang untuk menghindari suara langkah kaki ketika mereka mulai mengikuti orang tersebut.

Mereka bertiga terbang beberapa meter dari tanah, Hendry tebang sendiri sementara Rio terbang dengan membonceng Audrey di sapu terbang nya.

Sementara Eliana tidak ikut terbang, karena dia merupakan pemeran utama dalam rencana ini. Wajah nya memerah tersipu malu karena menggunakan pakaian yang tidak biasa dikenakan nya. Dia mengenakan dress panjang warna merah, 2 buah pita kupu-kupu yang diikatkan ke rambut cerahnya, juga memakai riasan tipis di wajahnya.

Sekarang dia tidak tampak lagi seperti penyihir pendukung dalam sebuah party petualang, melainkan hanya seperti putri bangsawan atau wisatawan asing yang tersesat.

*****

Beberapa saat ketika mereka membahas rencana ini...

"Jadi apa maksud kalian dengan rencana ?"

"Dan kenapa kalian berdua menoleh ke arahku ?"

"Ah ini… sebenarnya untuk menganggap penculik kami membutuhkan seseorang untuk diculik." jawab Hendry dengan senyum santainya.

Rio tidak begitu paham dengan yang mereka bicarakan namun akhiran Eliana menyadari sesuatu.

"Ah begitu ya… kalian berniat menjadikanku umpan ya ?" Jawab Eliana dengan ekspresi masam seolah sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tapi tenang aja kok, kami berdua bakal berjaga-jaga kalau pun terjadi sesuatu." lanjut Audrey.

"Tolonglah kak…" Hendry memohon.

"Ah sudahlah, sepertinya tidak ada cara lain, lagipula aku juga bisa menyembunyikan tongkat sihir di antara lengan bajuku."

"Bicara apa kau ini, bukannya baju yang kakak pakai tidak ada lengan bajunya ?"

"BICARA APA LAGI KAU INI, KAU PIKIR AKU TIDAK PUNYA BAJU LAIN!!??, KAU PIKIR MEREKA AKAN PERCAYA BEGITU SAJA LALU MENCULIKKU… BEGITU!!??"

Rencana Itu berhasil disetujui, namun pertengkaran kakak beradik ini kembali terjadi.

*****

Kembali ke situasi saat ini, Eliana mulai berjalan belok ke arah kanan sementara yang lainnya mengikuti di belakang dengan terbang di ketinggian 3-4 meter di udara dan berusaha untuk tidak membuat suara sekecil apapun.

Mereka yang berada di udara berhenti di sekitar tembok sambil mengawasi Eliana yang saat ini sedang mendekati orang yang dimaksud. Didepan sana tampak seorang pria botak berotot besar sedang duduk-duduk dan merokok sendirian.

Sekarang Eliana berjalan sendirian mendekati pria tersebut, berlagak tersesat dan pura-pura ketakutan. Dia berjalan hingga pria botak itu melihatnya.

"Hai nona manis, kenapa kau berjalan seorang diri di sini ?"

"Ak... aku tersesat … om…" jawab Eliana yang berpura-pura gemetar ketakutan.

"Mari ikut om, nanti akan kutunjukkan jalan keluar nya…"

"Tapi sebelum itu om akan membawamu bersenang-senang terlebih dulu, kau pasti suka." Pria botak tersebut mulai menarik naik tangan Eliana dengan tatapan wajah melotot dan air liur yang sedikit keluar dari mulutnya.

"TI tidak om… lepasin… lepas..." Eliana mencoba meronta-ronta namun dia tidak terlalu melawan agar tidak curiga, dan segera diculik. Jujur hal ini memalukan baginya apalagi diawasi oleh kedua orang rekannya.

Hendry, Audrey dan Rio masih mengawasi di udara, dan berusaha untuk tidak terlihat.

"Diluar dugaanku ternyata sandiwara ini cukup berhasil." Kata Audrey.

"Iya benar, kupikir kakakku bakal langsung menghajarnya dan langsung menanyakan dengan paksa lokasi musuh." Lanjut Hendry.

Tak berapa lama kemudian mulut Eilana dibungkam, tubuhnya diikat lalu diangkat oleh pria besar itu di pundak nya, sekarang dia hanya harus pura-pura pingsan.

Target mulai bergerak, sementara mereka bertiga mengikuti perlahan dari udara hingga sampai ke suatu tempat. Suatu tempat yang kelihatannya diluar gedung kosong yang sudah tak digunakan dan kelihatannya ada 1 ruangan kecil yang terbuat dari kayu disana. Lokasinya sendiri terhimpit oleh tembok bangunan bangunan tinggi di sekitar nya. yang jelas ini sudah bagian terdalam di kota.

Diluar tampak 5 orang tengah berkumpul, merokok dan minum-minuman beralkohol, kelihatannya mereka semua anggota penjahat tersebut.

"Liat nih bos tangkapan gede…"

"Muehehehehehe…"

"Udah, cepat jadiin satu sama yang kemarin."

Eliana dilempar ke ruangan kecil tersebut, lalu ditutup rapat-rapat dari luar. Di dalam ia melihat seorang anak kecil yang menangis, kelihatannya itu benar itu Anna, adiknya Rio.

Brok… Brok…

Eiliana membenturkan tubuhnya ke dinding kayu 2x sebagai tanda. Sesuai rencana tadi 1x berarti Anna tidak ditemukan sementara 2x berarti Anna ditemukan.

Blag!...

Setelah pria botak tadi menutup pintu, kepalanya terhantam benda tumpul dengan kecepatan tinggi lalu dia terjatuh. Dia tidak pingsan namun kepalanya membengkak, hidungnya mengeluarkan darah, dan dia kesakitan saat ini.

Teman-temannya kaget, mereka semua memegang senjata dan bersiap menyerang, bertahan, atau kabur bila perlu.

"SIAPA DISANA !!??" Teriak seorang diantara mereka.

Suhu udara saat ini semakin dingin, melewati suhu terdingin yang biasanya ada di kota ini. Tidak hujan tidak mendung dan juga tidak turun salju, namun suhunya semakin dingin mendekati es. Hingga lorong-lorong kecil di antara bangunan tertutup kabut.

Di antara kabut dingin tersebut, penyihir dan pendekar berjalan semakin mendekat, kedua orang tersebut tentu saja Hendry dan Audrey. Sungguh pembukaan yang mantap.

Beberapa saat yang lalu ketika mendengar tanda dari Eliana ketiganya turun ke tanah, Rio bersembunyi di balik bangunan sementara 2 orang lainnya mempersiapkan pembukaan keren ini dalam situasi mendadak dan berniat menyerang setelahnya.

Bagaimanapun mereka berdua laki-laki jadi mereka sama-sama menyukai hal semacam ini.

Mereka berjalan mendekat, para penjahat sedikit terkejut melihat 2 sosok bayangan hitam dalam kabut yang mendekat ke arah mereka. Para penjahat tadi sedikit gemetar dan mundur kebelakang perlahan-lahan berniat untuk kabur, namun niat mereka kandas ketika melihat kedua sosok yang keluar dari kabut itu.

Bagaimana tidak, ternyata yang keluar hanya 2 orang petualang pemula dan di mata mereka hanya terlihat seperti anak kecil, lagi pula jumlah mereka sendiri 5 orang, badan mereka besar juga berotot semua.

“Apa… Ternyata cuma 2 anak kecil…" ucap seorang diantara mereka dengan sedikit tertawa, namun tetap saja mukanya terlihat kejam.

Yang tadinya mereka sedikit takut dan ingin kabur sekarang meremehkan Hendry dan Audrey. 4 orang diantara mereka maju menyerang dengan barbar termasuk yang botak tadi. Salah satunya tetap berdiam diri sepertinya dia bosnya.

Mereka berempat menyerang dengan pedang, namun dapat diimbangi mereka berdua dengan mudah, bahkan jauh lebih mudah daripada bandit yang mereka hadapi kemarin.

Ibaratnya jika penjahat yang kali ini mereka hadapi itu kelas teri, bandit yang kemarin itu kelas kakap, sementara mafia dan oknum bangsawan korup itu anggap saja kelas hiu predator.

Karena pertarungan terus berlanjut dan tidak ada tanda-tanda kekalahan dari Hendry dan Audrey, pemimpin penjahat itu turun tangan.

Swoossshhh…

Api yang lumayan besar tiba-tiba terbang menuju ke arah Audrey namun beruntungnya bisa ditangkis, apalagi menangkisnya juga pakai sihir api.

Jelas pemimpin itu kaget. Pemimpin penjahat itu sepertinya juga seorang penyihir, jadi ini lawan yang cocok dihadapi Audrey. Tidak masalah juga menyerahkan ke 4 orang lainnya kepada Hendry karena kelihatannya mereka tak sekuat yang terlihat, Hendry pun juga bisa menggunakan itu Jika terpaksa, sebuah kuda besi yang saat ini digunakannya sebagai perisai.

Saat ini Audrey dan pemimpin penjahat itu berhadapan satu lawan satu. Mereka saling beradu sihir. Audrey dengan sihir es nya dan dia dengan sihir apinya, keduanya saling menembak dan saling menggores masing-masing.

Saat mereka semua sibuk menghadapi musuh masing-masing, Rio menyelinap masuk ke rumah kayu tersebut, di dalamnya tampak kotor dan sedikit gelap, hanya ada tumpukan kotak kayu disini. Kelihatannya tempat ini dulu digunakan sebagai gudang namun sekarang sudah ditinggalkan.

Mulanya Rio melepaskan ikatan Eiliana, baru setelah itu adiknya. Rio menangis akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan adik kecilnya, dilihat dari tubuhnya dia tidak mengalami tanda-tanda kekerasan hanya saja tubuhnya sangat lemas karena belum makan beberapa lama ini.

"Bertahanlah Anna, sebentar lagi kita berdua akan kembali." Rio memeluk adiknya dengan erat sementara air matanya mengalir.

Eliana mengelus kepala mereka berdua, wajahnya tersenyum melihat kedua kakak beradik ini bisa bertemu kembali, ia lantas mengeluarkan 2 porsi nasi ayam, sama seperti tadi dari sihir penyimpanannya lalu memberikannya kepada mereka berdua.

"Ini makanlah… Selagi masih hangat."

"Ah untuk adikku saja, lagipula tadi aku sudah makan."

"Kau yakin tidak mau ?"

"Iya…"

"Yaudah kalau gitu aku yang makan…"

Anna dan Elaina makan makanan tersebut, karena hal tadi hawa dingin ini juga masuk ke dalam, membuat Eliana bertanya-tanya.

"Kenapa tiba tiba didalam sini jadi sangat dingin, apa kau tau sesuatu Rio ?"

"Ah itu, tadi teman kakak ada yang menggunakan sihir es, kelihatannya skala besar hingga semua yang di sini berkabut…"

"Pantas saja… tapi untunglah aku memakai baju panjang kali ini."

"O iya kak... apa tidak masalah kita bersantai di dalam sini, sementara mereka berdua bertarung di luar ?"

"Udah biarin aja, lagipula kita lebih aman berada didalam sini."

"Lagian juga aku sendiri pemeran utama dalam rencana ini, jadinya tidak masalah untuk memerahkan sisanya pada mereka."

"Tapi tenang saja, kalian berdua akan aman denganku, aku berjanji akan melindungi kalian berdua."

Mereka berdua mengangguk, Eliana dan Anna melanjutkan makan setelah itu mereka hanya mengobrol dan mengenalkan Anna kepada Eiliana lalu menjelaskan siapa kedua orang yang sedang bertarung di luar saat ini dan menunggu hingga situasinya mereda.

Episodes
Episodes

Updated 40 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!