BAB 20 - Pembalasan Dendam 1

Misi kali ini sudah selesai, mereka bertiga sudah kembali dari guild, hari sudah semakin sore, Audrey sudah pulang seperti biasa, meninggalkan Kedua kakak beradik itu di kota ini. Kini saatnya juga bagi Hendry dan Eiliana untuk kembali. Kembali ke penginapan jangka panjang yang mereka sewa sejak beberapa bulan yang lalu.

Mereka berdua berjalan dengan normal, santai dan tidak terburu-buru. Keduanya menjauh dan bergerak menuju gang sempit di depan sebagai jalan pintas.

Kedua kakak beradik itu terus berjalan, sinar matahari sore semakin tak terlihat di antara gedung-gedung, masuk lebih dalam dan keluar di suatu tempat cukup terang tidak terhimpit bangunan, sebuah tempat di antara persimpangan jalan yang cukup lebar dengan pohon dan taman di sisi jalan.

Beberapa bangunan juga terlihat di sekitarnya namun lebih sedikit dan jaraknya lebih renggang daripada di sekitar jalan utama kota. Salah satu nya adalah penginapan tempat mereka menginap.

Sebuah penginapan kecil berlantai 3 yang jauh dari hiruk pikuk jalan utama, sebuah tempat tenang yang ternyata ada di ibukota sebesar ini. Walaupun disebut penginapan, tempat ini cukup berbeda dengan penginapan yang biasa ada di jalan utama, tapi bukan dari segi bentuk bangunannya.

Kebanyakan disini disewa oleh petualang lokal dalam jangka panjang, hampir mirip seperti rumah kos. Walau fasilitasnya lebih sedikit namun harganya jauh lebih murah. Mereka berdua masuk ke penginapan, menyapa beberapa orang di dalam lalu segera masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat juga berganti pakaian.

Setelah itu mereka berdua keluar dari penginapan memakai baju santai, pergi ke toko terdekat untuk membeli makan malam dan Kali ini mereka mengambil jalan yang berbeda, jalan yang tidak terlalu sempit dan tidak dihimpit oleh gedung-gedung. Walau sedikit jauh dan memutar tidak masalah lagipula mereka sebelumnya melalui jalan pintas dan sekarang memang berniat untuk jalan-jalan santai.

Beberapa saat kemudian mereka sampai di toko, membeli makan malam dan bersiap kembali lagi ke penginapan. Hari sudah sedikit gelap, namun mereka berdua memilih jalan pintas karena dirasa lebih dekat.

Ketika kedua kakak beradik itu berjalan, sesuatu yang tak diduga terjadi. 2 orang tak dikenal membekap mereka dari belakang. Mereka kaget dan tak bisa berteriak atau melawan sebab keduanya tak membawa senjata apapun. Kesadaran keduanya perlahan menghilang lalu pingsan sepenuhnya, mereka dibawa ke tempat jauh entah dimana, dengan hanya meninggalkan jejak belanjaan yang tercecer di jalan.

****

Sementara itu di kedalaman hutan, di rumah kediaman Audrey.

Ia sudah sampai beberapa waktu yang lalu, melakukan hal yang biasa dilakukannya ketika pulang. Mandi, ganti baju, makan dan sebagainya.

Ketika hari makin gelap ia menyalakan semua penerangan di rumahnya lalu bersantai atau melanjutkan aktifitas lain.

Berhubung hari ini sedikit lega, dia membuka dan berniat mengosongkan sihir penyimpanannya, melihat barang mana saja yang akan tetap disimpan, ditinggal, atau dibuang. Ia membongkar semuanya, lingkaran sihir bercahaya yang cukup besar muncul di ruang tengah bagian dalam rumahnya.

Barang-barang besar membludak keluar dari lingkaran sihir dan memenuhi ruangan, hingga menggeser meja dan kursi di sekitarnya. Melihat tumpukan barang itu Audrey sedikit malas namun tak ada cara lain, mau tak mau ia harus segera memilahnya agar sihir penyimpanan miliknya tidak segera mencapai batas maksimum.

Audrey terus memilah semua barang di depannya, yang dianggap tidak penting langsung dilempar keluar jendela, Sehingga dia bisa langsung membakarnya untuk hari ini atau besok. Sekitar 1 setengah jam kemudian Audrey masih belum saja selesai, dia semakin malas dan muak melakukan hal tersebut, tapi tidak ada pilihan lain lagi pula semuanya terlanjur dikeluarkan.

Dia juga menemukan banyak sekali barang milik Hendry dan Eliana, yang tampaknya masih tertinggal. Setelah semuanya selesai ia sedikit bingung dengan barang-barang mereka berdua, apakah akan dikembalikan besok atau sekarang sekalian.

Setelah berpikir beberapa saat, Audrey memutuskan akan mengembalikan sekarang saja, lagipula besok pagi pasti mereka sudah berada di guild, bersiap menjalankan misi, dan tidak sempat mampir ke penginapan mereka.

Sekitar pukul 8 malam Audrey berangkat, menggunakan jubah dan topi seperti yang biasa ia kenakan di siang hari, terbang melesat menuju ibukota meninggalkan rumahnya yang penuh tumpukan barang di dalam kegelapan.

Ia terbang melesat di atas pepohonan hutan dengan suasana dingin yang mencekam, tidak ada satupun sumber cahaya terlihat di bawah, hanya ada kabut tipis dan raungan monster atau binatang buas. Namun untungnya malam ini cukup cerah sehingga bulan purnama dan bintang-bintang jelas terlihat.

Audrey tak mau membuang waktu, ia terbang dengan kecepatan tinggi untuk segera sampai di kota. Tak lama kemudian gerbang besar kota mulai terlihat, suasananya cukup sepi tidak seperti di siang hari hingga penjaga yang biasanya pun bisa ngopi sembari bersantai.

Saat tiba di dalam kota Audrey segera menuju penginapan mereka berdua, berniat mengembalikan barang-barangnya lalu segera pulang. Audrey masuk ke penginapan itu, lumayan ramai seperti penginapan kebanyakan karena lantai 1 biasa digunakan sebagai rumah makan kecil. Audrey segera menuju resepsionis, yang menjaga dan sekaligus pemilik penginapan adalah seorang Bibi berumur 40an yang cukup gendut dan sedikit beruban. Ia menanyakan kamar Hendry dan Eliana namun jawabnya…

“Maaf nak, sepertinya mereka belum kembali dari tadi… Apa kau tau sesuatu ?”

“Apa maksudmu Bi… Aku tidak tau apapun, lagipula aku juga baru sampai.”

Wajah bibi itu semakin terlihat cemas dan dahinya mengerut.

“Mereka berdua belum kembali dari sore tadi, padahal mereka bilang hanya membeli makan malam sebentar di dekat sini…”

“Apa…” Audrey juga semakin khawatir terhadap mereka berdua, giginya menggeretak gemetar karena ia merasakan firasat buruk telah terjadi.

“Baiklah Bi… aku akan mencarinya…” Audrey bergegas keluar penginapan dengan segera, mengambil sapu terbang yang terparkir lalu terbang dengan segera. Bibi semakin lega melihat Audrey yang segera mencari keduanya, dia juga berharap bahwa hal buruk tidak menimpa mereka bertiga.

Audrey mulai mencari mereka berdua di tempat yang biasa mereka datangi dimulai dari restoran pamannya. Namun karena mereka berdua tidak ada disana, Audrey segera menuju guild. Sesampainya di guild ia langsung masuk dan menanyakannya kepada beberapa orang di dalam termasuk petugas guild, namun hasilnya nihil, tidak ada diantara mereka yang melihat Hendry dan Eliana sore ini setelah mereka menyelesaikan misi dengan Audrey sendiri.

Audrey semakin cemas, ia segera meninggalkan guild dan mencarinya ke tempat lain di seluruh kota ini namun hasilnya tetap saja nihil. Sekitar 2 jam Audrey mencari namun dia tidak menemukan titik terang, bahkan hingga saat ini belum ada satupun petunjuk yang ditemukannya.

Ia beristirahat sejenak, berusaha menenangkan diri walau pikirannya gelisah tidak karuan. Audrey mencoba memikirkannya sekali lagi dan akhirnya menyadari sesuatu, ada satu tempat yang belum diperiksanya. Tempat yang biasa digunakan mereka sebagai jalan pintas, beberapa gang sempit diantara kota yang saat ini sangat gelap.

Tak mau berlama lama lagi Audrey segera bangkit dan menyusuri gang-gang sempit di kota ini, berjalan perlahan, melihat semuanya lebih detail dengan menggunakan sihir cahaya sebagai penerangan. tidak seperti tadi yang hanya fokus bertanya ke orang orang sekarang ia menyusuri semua gang tersebut untuk mencari petunjuk walau sekecil apapun.

Dirinya telah berjalan dari tempat yang diperkirakan pernah mereka lewati sebelumnya, hingga sampai di gang sempit dekat penginapan mereka menginap. Audrey melihat sekeliling, berusaha untuk tenang dan tidak terburu buru walau sebenarnya tempat ini bau dan gelap jika tidak ada cahaya.

Audrey terus berjalan menyusuri gang dan lorong kecil diantara bagunan itu hingga akhirnya menemukan sesuatu. Sebuah kantong belanjaan yang kelihatannya masih baru dan isinya tercecer di jalan. Ia melihatnya dengan seksama lalu menemukan sebuah benda berkilau.

Saat diambil ternyata sebuah cincin permata, dan setelah diamati dengan seksama sepertinya ini cincin yang biasa dipakai Eliana. Audrey sangat panik, matanya melebar karena terkejut sementara mulutnya menganga gemetaran. Dengan cepat ia mengambil sapu terbangnya, kembali ke penginapan dan berniat memberi tau Bibi tadi dengan segera.

Sesampainya di pintu penginapan Bibi tadi berlari ke arahnya dengan cukup panik, ia terlihat membawa secarik kertas yang cukup lusuh, lalu menunjukkan kertas tersebut kepada Audrey.

Audrey menerima, lalu membacanya. ia cukup terkejut mengetahui isinya, rupanya kertas lusuh tersebut adalah surat ancaman dari seseorang yang tak dikenal, dan ditemukan di kamar Hendry sewaktu Bibi mencoba masuk dan mengecek karena tadi jendela kamarnya terbuka. Sepertinya orang yang mengirim surat ini sudah memata-matai mereka bertiga dalam beberapa hari kebelakang, sehingga mengetahui lokasi dari mereka berdua.

Di dalam kertas tersebut terdapat beberapa baris tulisan yang cukup besar dan ditulis dengan tinta warna merah yang salah satu kalimatnya mengatakan…

Datanglah sendiri dan coba lawan kami lalu aku akan membunuh kalian semua, atau aku ingin nyawamu sebagai tebusannya...

Di surat itu dikatakan juga, kalau sampai berani memanggil prajurit penjaga atau siapapun, kedua orang itu akan dibunuh. Audrey yang marah dengan panik lari keluar, menaiki sapu terbangnya dan langsung menuju ke tempat yang disebutkan dalam surat tersebut.

Episodes
Episodes

Updated 40 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!