Hari yang di tunggu Yusuf dan Qianita telat tiba, dan hari ini adalah yang di tunggu itu.
Rumah sudah di dekorasi dengan Indah, nuansa Ungu putih, Tamu juga sudah mulai berdatangan.
Acara ijab kabul bejalan dengan lancar, dan kini kedua mempelai telah duduk di singgasana sehari mereka. Fotografer juga tak henti mengabaikan momen romantis mereka.
"Sya gimana perasaan mu sekarang, melihat itu??" tanya Fitri dengan mata mengarah ke pelaminan
"Bahagia lah.. bagaimana pun teh Qianita kakak ku, masak ia aku harus berlama-lama galau nya" jawab nya
"udah ikhlas...??"
"lebih tepat nya belajar ikhlas"
"foto bareng yok.." ajak Fitri
"males...."
"katanya belajar ikhlas... ayok"
Ya benar bagaimanapun Sang kakak dan Yusuf saling mencintai, harus ikhlas, berdamai dengan keadaan. mereka saat ini sudah menjadi suami istri. tak bisa di pungkiri akan sering melihat keromantisan mereka.
Syafeera pun ikut ke atas pelaminan, tersenyum sumringah menyembuhkan masih adanya rasa perih yang tersisa.
"Teh.. foto bareng ya" ajak Fitri
"hayuuuk..." jawab Qianita
Mereka pun mengambil pose sesuai instruksi dari fotografer, tampak kebahagian terpancar dari wajah mereka, Syafeera berhasil menutup rasa kecewa nya, tak ada yang tahu, hanya Fitri sebagai sebagai yang tahu.
Saat harus berpose tepat di samping Yusuf, Syafeera pun berusaha menenangkan hati nya, berdamai dengan keadaan, berusaha bersikap biasa, walau tetap tak bisa di pungkiri, masih ada rasa sakit dihatinya. Bahkan mereka foto bertiga dengan Yusuf merangkul Qianita dan Syafeera bersamaan.
"Ya Tuhan... pengen lompat rasanya aku dari sini" batin Syafeera
Acara pun selesai sebelum magrib, Qianita dan Yusuf pun sudah berada di kamar pengantin mereka. Tamu sudah tak tampak, tinggal petugas kebersihan yang sedang sibuk membersihkan sisa-sisa acara.
Merebahkan tubuh di ranjang itu adalah pilihan terbaik, lelah nya seakan memuncak, Burhan hanya tubuh tapi juga hati. tapi harus terus belajar berdamai dengan keadaan.
*
*
Sepekan sudah sejak pernikahan Qianita dan Yusuf,. Bahkan mereka sudah pindah ke rumah mereka sendiri. Tinggal Ayah , Bunda dsn Syafeera yang berada di rumah.
"Sebentar lagi tinggal kita berdua Bun, Qianita sudah bersama Yusuf, Syafeera sebentar lagi juga Merantau jauh, Ramadhan tahun depan Belum tentu dia bisa pulang". sambil mengarahkan pandangan ke Syafeera
"Kok Ayah ngomong nya gitu...kan pas liburan Sya bisa pulang" ujar nya sambil berjalan menuju sang Ayah lalu memeluk nya
"Baik-baik nanti ya, ingat semua pesan Ayah dan Bunda"
"iya yah... semua pesan ayah tersimpan di memory Sya..."
"awas kepincut dosen ganteng..." ujar Bunda yang baru dari dapur sembari membawa secangkir kopi untuk Ayah
"gak papa lah Bun, seperti yang Sya bilang, ganteng, Sholeh, kaya lagi...hehehe"
"Semua persyaratan sudah kamu siapkan??"
"Sudah ayaaahhh.... ayah harus tanya itu berapa kali??"
"itu namanya peduli" sambil Memberi sentilan kecil di kepala Syafeera
"kebiasaan deh ayah ni... sakit nich" sambil membuang wajah nya ke arah lain dan mulut yang maju ke depan
"kapan lagi ayah bisa gini saya kamu?? sebentar lagi akan fokus sama kuliah"
"Ayah sayang ya Sama Sya, kok kaya gak ikhlas" menoleh ke arah Ayah
"Gak... gak sayang... ngapain di sayang..." satu sentilan mendarat lagi
"Ayaaaahh..."
"Ya habis kamu pertanyaan aneh"
"Kasih sayang orang tua itu kan akan pernah bisa di utarakan sayang" ujar Bunda
"Doain Sya ya.. bisa sukses dan memenuhi amanah Ayah dan Bunda"
"selalu sayang" kini mereka berpelukan bertiga
*
Sesuai jadwal hari ini Syafeera ke sekolah untuk menandatangani berkas,dan sidik jari, dan juga mengambil syarat-syarat yang baru dia dapat kan.
"Baik-baik ya.. buat kami bangga" ucap pak Bagas selaku kepsek
"In Syaa Allah pak..."
Banyak doa dan dukungan, termasuk teman-teman nya yang juga sedang sidik jari.
"Sya aku bakalan kangen" celoteh Fitri
"Sya perpisahan traktir lah.... minimal makan bakso tempat Bu Atun, minumannya jus jeruk, trus sama gorengan juga...hahaha" celoteh Gio
"Boleh... kapan..."
"sekarang..." jawab teman-teman nya kompak
Syafeera menghubungi bunda jika pulang telat, karna harus mentraktir teman-teman sekelas. dan setelah mendapat persetujuan mereka langsung berlari menuju kantin di bawah sekolah, memesan menu, bebas pokok nya.
"Bu Atun, Syafeera yang bayar"
"ia Bu.. nanti kalau dia kabur datangi aja rumah nya..hahaha"
ada saja celoteh teman-teman nya itu, suasana kantin pun riuh, entahlah celoteh apa saja yang mereka bahas..Tak usah heran lah dengan tingkat Putih abu-abu, kalau di kantin gak ribut itu, bagaikan bakso Tampa sambel, gak maknyos rasa nya.
Selesai mentraktir teman-teman nya, Syafeera bergegas pulang, waktu sudah menunjukan hampir mendekati Ashar.
Mengucapkan salam, dan bergegas membersihkan diri, dan segera sholat ashar. bunda bahagia melihat perubahan Syafeera. Mungkin sikap kerasnya, belum bisa di rubah, tapi bagi Bunda melihat nya sholat Tampa harus menggedor pintu, itu sudah membuat bunda jauh lebih tenang.
*
*
*
jazaakumullah khairon sudah mampir, Jangan lupa tinggalkan jejak ya..
Dan sebaik-baiknya Bacaan itu adalah Al-Qur'an
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Lidiya Setiawati
💪💪
2022-06-08
0
Eman Sulaeman
mantepppp nih cerita
2022-06-05
0
Amanah Amanah
semoga saya selalu istiqomah
2022-05-27
0