Setelah Dinda Dan Ino puas berjalan jalan dan menikmati suasana pantai,Dinda dan Ino kembali ke hotel.
"Akhirnya,kita sampai juga di kamar, sungguh sangat melelahkan, jalan jalan di pantai panasnya minta ampun" ucap Dinda ketika masuk ke kamar hotel.
"Oh iya beb,kita mandi yuk biar tidak gerah" ajak Ino pada Dinda.
"Hmmm...." Sahut Dinda sambil tersenyum.
"Yuk ah jangan lama-lama,gerah nih" ajak Ino pada Dinda sambil menarik tangan Dinda ke kamar mandi.
"Ini mah bukan mandi,yang ada malah perang di kamar mandi" celetuk Dinda sambil terkekeh.
"Kamu tahu aja apa yang aku mau" jawab Ino sambil mencubit hidung di Dinda sambil menaik turunkan kedua alisnya lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum genit.
Ino membukakan pakaian Dinda satu persatu,dan Ino pun sudah tidak memakai sehelai benang pun.
"Beb" bisik Ino pada Dinda.
"Ya" Sahut Dinda lirih.
"Aku bersihkan badan kamu dengan sabun ya" ucap Ino.
Dinda pun hanya mengangguk tersenyum, Dinda dan Ino saling membersihkan tubuhnya secara bergantian dan membasuhnya di bawah shower yang mengalir di atas kepala mereka.
"Beb" Ino membasuh punggung Dinda, kemudian memeluknya.
"Hmmm..." Dinda hanya tersenyum dan menggeliat ketika ada sesuatu yang menyentuh di bagian bokongnya.
"iiih...udah tegak aja" ucap Dinda manja sambil tersenyum.
"Iya" sahut Ino sambil tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya.
Tangan Ino meraih tangan Dinda dan mengarahkannya ke bagian bawah yang tegak itu,lalu Dinda pun segera melakukan apa yang Ino inginkan.
" Oh,beb aku sudah tidak tahan" Ino memejamkan matanya saat Dinda berlutut di hadapannya dan melahap bagian yang tegak milik Ino.
Kemudian Dinda berhenti melahap dan Ino pun segera duduk di atas closet sambil merenggangkan kedua pahanya.Dinda langsung duduk di atas pangkuan Ino kemudian melakukan penyatuan di iringi dengan gerakan naik turun,hingga akhirnya Ino pun berteriak lirih karena merasakan puncak kenikmatan.Setelah itu keduanya membasuh tubuh mereka kemudian memakai bath robe dan menuju ke atas ranjang.
Dinda dan Ino pun kini sudah berada di atas kasur dan merebahkan tubuh mereka dan di tutupi oleh selimut.
"Beb,tadi kamu waktu di kamar mandi agresif sekali" ucap Ino pada Dinda.
"iiih,kamu mah" sahut Dinda sambil tersenyum malu.
"Tidak usah malu-malu gitu ah, justru aku suka kalau kamu agresif begitu" ucap Ino sambil tersenyum genit.
Lalu keduanya pun tertidur kelelahan,dan menjelang magrib Dinda pun terbangun dan tangannya meraih ponselnya yang berada di atas nakkas di samping ranjang.
"Hah,sudah hampi magrib?" mata Dinda terbelalak saat melihat jam di layar ponselnya.
"Beb,bangun beb,udah mau magrib" Dinda membangunkan Ino dengan mengusap usap bahu Ino.
"uh,udah magrib ya beb?" sahut Ino.
"Belum,tapi sebentar lagi" jawab Dinda.
Dinda pun bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi, setelah itu langsung memakai pakaiannya.
"Beb,ayo bangun magrib magrib tidak boleh tidur pamali" ujar Dinda pada Ino.
"Eh,iya beb" Ino pun bangun dan duduk di tepi ranjang sambil mengucek matanya.
"cuci muka dulu beb,biar segar" ucap dinda pada Ino.
"Oke baiklah" sahut Ino pada Dinda,dan Ino pun segera menuju ke kamar mandi.
Sementara ino sedang di kamar mandi,Dinda sibuk dengan layar ponselnya dan berselancar di dunia Maya.
"Beb,kamu lagi apa?" tiba tiba Ino menghampiri Dinda dan duduk di belakang Dinda.
"Eh,ini lagi lihat lihat Facebook aja hehe" sahut Dinda sambil membalikkan badannya dan kini Dinda dan Ino pun saling berhadapan.
"Kamu lapar tidak?" tanya Ino pada Dinda.
"iya nih,dari tadi perut aku sudah keroncongan hehe" sahutku.
"Let's go kita cari makan" ajak Ino sambil menarik tangan Dinda.
Dinda dan Ino naik taksi menuju Mall terbesar di Palangkaraya.Sesampainya di Mall Dinda dan Ino memasuki restoran dan memesan makanan pada pelayan yang sudah mendekati ke meja Dinda dan Ino.
"Beb,kamu harus coba ini deh,soup ikannya enak banget" ujar Dinda pada Ino.
"Oh,enak ya beb,suapin dong hehe" ucap Ino sambil tersenyum manja.
"Nih a a!" ucap Dinda sambil menyodorkan sendok soup ikan pada mulut Ino.Ino pun membuka mulutnya dan memakannya.
"Hmm... ternyata enak ya beb, kuahnya segerrrrr" ucap Ino.
"Ya sudah kalau kamu suka,habiskan ya beb,aku sudah kenyang" ujar Dinda seraya menyodorkan mangkuk soup pada Ino.
Ketika Ino hendak melahap soup yang ada di hadapannya tiba tiba mangkuk soup bergeser dan tumpah ke atas paha Ino.
"Aduh,tumpah beb,gimana nih?" ucap Ino panik.
"Hah,kok bisa beb" Dinda segera mengambil tissue dan mengelap celana jeans Ino.
"Iya nih tak tahu tiba tiba mangkuknya bergeser dan tumpah deh" jawab Ino sambil mengelap kedua pahanya dan celana jeans jadi basah.
"Makanya santai aja dong kalau makan,tidak usah grogi gitu ah" bisik Dinda sambil terkekeh meledek pada Ino.
"Hehehe,jadi pengen malu" sahut Ino tersenyum sambil melemparkan candaannya.
Selesai makan Dinda dan Ino langsung jalan jalan keliling mall tersebut.
"Eh,itu ada Boneka monkey lucu banget deh" ucap Ino bersemangat sambil menunjuk ke arah toko boneka.
Ino menarik tangan Dinda menuju ke toko Boneka dan langsung bertanya pada pelayan toko tersebut.
"Yang ini berapa kakak?" tanya Ino pada pelayan toko.
"Oh,yang ini dua ratus lima puluh ribu mas" jawab pelayan toko.
Ino pun segera membayar boneka monkey lalu menuju ke toko oleh-oleh makanan ciri khas Palangkaraya.
"Beb,kita balik ke hotel lagi yuk" ajak Ino pada Dinda setelah berbelanja oleh-oleh dan Dinda pun hanya mengangguk pelan.
Di dalam taksi menuju ke hotel Dinda diam saja tak berbicara sepatah kata pun.Dan sesampainya di hotel Dinda langsung meraih tasnya lalu pamit pada Ino mau pulang ke rumahnya,seperti malam malam sebelumnya Dinda memang tidak bisa tidur hotel kalau malam, Dinda selalu teringat anak-anaknya di rumah.
"Beb,aku langsung pulang ya,ini sudah jam sembilan malam, kasihan anak-anak di rumah" ucapku datar.
"Oke kamu hati hati di jalan ya" jawab Ino.
"Iya" sahutku.
"Tunggu dulu kamu kenapa beb,kok begitu,kamu sakit?" tanya Ino sambil meletakkan punggung telapak tangannya di kening Dinda.
"Tidak apa-apa" jawab Dinda datar.
Kemudian Dinda bergegas keluar dari hotel dan langsung memanggil taksi yang ada di depan hotel.
Di dalam taksi Dinda meneteskan air matanya dan berperang dengan batinnya sendiri.
kenapa rasanya sakit sekali ya?" kenapa lagi jalan sama aku masih sempat-sempatnya Ino ingat sama Nova pacarnya yang katanya sudah mengkhianati Ino,aku tahu boneka monkey itu pasti untuk Nova,karena aku pernah melihat di Facebook Nova banyak mengkoleksi boneka monkey" batin Dinda sedih dan sakit hati sambil terus meneteskan air matanya.
*******
Keesokan harinya pukul sembilan pagi Dinda sudah berangkat menuju ke hotel,karena hari ini adalah hari ke empat di kota Palangkaraya dan Ino akan pulang ke Jakarta.
"Tok....tok....tok...." aku mengetuk pintu kamar hotel dengan perasaan sedih.
"Kreeeeekkkk"......
"Eh,beb ayo masuk" sambut Ino dengan ramah.
" Sudah siap?" tanyaku.
"Iya,sudah beb" jawab Ino.
"Ya sudah ayo kita segera ke airport,takutnya kalau kelamaan disini ketinggalan pesawat" ujarku pada Ino.
Aku dan Ino kini sedang berada di dalam taksi.Sepanjang perjalanan aku tidak mengeluarkan sepatah katapun,aku sibuk dengan pikiranku sendiri.
"Beb,kenapa diam saja,tidak seperti biasanya" tanya Ino padaku.
Ino menyadari kalau dari tadi selama perjalanan menuju airport wajahku murung dan tak bersemangat.
"Tidak kenapa kenapa-kenapa" jawabku sambil menggelengkan kepala.
"Pasti kamu sedih ya,karena kita akan berpisah sebentar lagi" Dengan rasa percaya dirinya Ino berkata sambil memelukku.
Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit dari hotel ke airport, taksi yang kami tumpangi pun telah sampai di airport lalu aku dan Ino segera turun dari taksi lalu berjalan menuju ke tempat duduk sambil menunggu pengumuman keberangkatan Palangkaraya-jakarta.
"Kamu senang gak beb" tanya Ino padaku sambil melemparkan senyum manis terhadapku.
"iya" aku mengangguk dan tersenyum pada Ino.
"Aku masih ingin memeluk tubuhmu,aku masih ingin berada di dekatmu dan aku masih ingin jalan-jalan bersama kamu Dinda" bisik ino sambil memeluk tubuhku.
"iya, berdo'a saja semoga kita di beri umur yang panjang dan kapan kapan kalau ada waktu kita bisa bertemu kembali" ujarku pada Ino.
Rasanya sangat berat melepaskan kepergian Ino untuk kembali ke Jakarta.
"Empat hari bersamamu rasanya masih kurang,dan yang pasti aku akan selalu merindukanmu Dinda" ujar Ino padaku dengan menatap mata sedih, karena akan berpisah denganku.
"Yang penting kita jangan pernah putus komunikasi ya beb" ujarku pada Ino.
"Pastinya beb" sahut Ino sambil memelukku erat.
Waktu keberangkatan pesawat telah di umumkan sama pihak airport announcement.
Ino pun segera bergegas masuk ke dalam airport. Sementara aku langsung memanggil taksi yang ada di depan airport dan langsung pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah aku rebahkan tubuhku di atas ranjang,dan berpikir ternyata sesakit apa pun Ino di khianati sama pacarnya tetap saja masih ingat dan perhatian sampai membelikan boneka monkey buat Nova.
"Rasa cinta sama Ino kini telah berkurang dan sedikit sakit hati,ya aku kecewa sama Ino. Seharusnya sebagai lelaki dia paham peras seorang perempuan,bisa bisanya lagi jalan sama aku tapi masih ingat sama Nova...ah sudahlah harus menepis rasa ini" batinku dalam hati.
"Kriinggg... kriinggg... kriinggg"
Aku tersentak kaget saat ponselku yang berada di atas nakkas berbunyi dan langsung meraihnya dan aku tatap laya ponselku dan di sana bertuliskan "Ino memanggil" segera aku sentuh tombol hijau pada layar ponsel.
"Hallo,beb aku sudah sampai di Jakarta ya" terdengar suara Ino di sebrang sana.
"Alhamdulillah kalau sudah sampai,kamu hati hati ya" jawabku.
"iya beb" jawabnya.
Ino pun menutup telponnya dan aku pun bangun dan segera masuk ke kamar mandi untuk mandi sore. Setelah mandi aku bermain bersama kedua putriku yang cantik dan menggemaskan kembar berusia lima tahun, sedangkan Rani kakaknya kembar lagi asik menonton televisi bersama babysitter nya si kembar.
Hari ini sudah hari ketiga Ino berada di Jakarta, seperti yang ia katakan bahwa Ino akan demo VCD recording lagu lagu miliknya dan mengajukan proposal ke produser dan label yang menaungi banyak penyanyi terkenal di ibukota Jakarta.Di kala Ino sedang sempat pasti akan mengabari Dinda kalau dirinya sedang melakukan aktivitas apapun.
Namun di hari ke empat Ino tidak ada kabar dari pagi sampai malam.Ino yang biasa mengirimkan pesan atau telepon sekedar ngobrol ngobrol bersama Dinda,kini menghilang.
"Tuuuuttttt.... tuuuuttttt.... tuuuuttttt..."
Di hari kelima Dinda mencoba menghubungi Ino berulang kali,akan tetapi nomornya tidak aktif dan hanya operator saja yang menjawab "Maaf nomor yang anda hubungi sedang di alihkan". Awalnya Dinda khawatir apa apa apa sama Ino, takutnya kecelakaan atau bagaimana keadaannya Dinda sangat mencemaskan Ino.
Karena berulang kali di telepon tidak aktif, akhirnya Dinda memutuskan untuk log in ke Facebook dan apa yang Dinda lihat membuatnya tercengang.
BERSAMBUNG.....
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Putri Minwa
Dinda sampai lupa pulang, karena asyik bercinta
2022-10-16
0
Aris Pujiono
semangat kak
2022-07-06
1
Lina Zascia Amandia
Kenapa, apa yang dilihat Dinda.?
2022-05-06
2