Namaku Nova Sinaga,ayahku dari Sumatra Utara dan ibuku dari daerah Pasundan yakni dari kota angin.Ibu dan ayahku sudah berpisah sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar.Sebelum berpisah ibu dan ayahku kerap beradu mulut setiap hari bahkan tiada hari tanpa cekcok, sehingga aku menjadi tidak betah di rumah dan sejak SMP aku sangat jarang sekali pulang ke rumah karena kondisi di rumah sudah tidak nyaman bagiku.Aku kerap nongkrong bersama teman teman jalanan dan bergaul dengan anak jalanan. Pergaulanku semakin bebas akan tetapi aku masih tetap melanjutkan sekolah hingga sekarang aku sudah duduk di kelas satu SMA.
Pada suatu hari aku bersama teman teman sekolahku mendaki gunung salak selama 3 hari dan di hari ke empat aku bergegas pulang ke rumah dan ingin beristirahat karena tubuhku yang lelah ini ingin segera aku rebahkan di atas kasur yang empuk di kamarku.
Sesampainya di depan rumah ibuku lagi ngamuk ngamuk karena aku tidak pulang pulang selama empat hari,jika selama ini aku bebas bergaul di luar bersama anak jalanan itupun kadang sehari dan di hari keduanya aku sudah pulang ke rumah,tapi entah kenapa tiba tiba hari ini ibuku marah besar apalagi ketika dia melihatku di depan teras dan saat aku akan melepaskan sepatuku tiba - tiba ibuku melemparkan semua pakaian pakaianku keluar rumah.
" Pergi kau dari sini anak nakal tak tahu diri, bisanya cuma bikin malu keluarga saja " ibuku berteriak teriak sambil melemparkan semua pakaianku.
Aku pun tertegun melihat ibu yang sedang berteriak teriak sambil melemparkan semua pakaianku.Dan aku memunguti satu persatu pakaianku dan aku masukan ke dalam ransel gunung yang sejak tadi di belakang punggungku. Sisa pakaian aku masukkan ke dalam kantong plastik lalu aku bergegas pergi dan menitipkan pakaianku sama teman jalanan dan aku hanya bisa nangis dan serta meratapi nasibku dan aku pun bingung hendak pergi kemana.
Aku merasa sepi di tengah keramaian,di alun alun ini aku duduk sendirian sambil menagkup kedua kakiku dan aku pun menangis meratapi nasibku,walaupun suasana di alun alun kota angin ini sedang ada event atau acara ulang tahun kota ini,ramai orang dan suara gegap gempita dan suara berisik musik tapi tidak bagiku,bagiku tempat ini sunyi sepi dan hampa kurasa.Sejak perceraian kedua orang tuaku kehidupanku berubah drastis,ayahku seorang pengusaha yang punya restoran dan punya kebun kelapa sawit kini telah menikah lagi dan ibuku seperti orang depresi tiap hari kerjaannya marah marah terus sehingga tidak membuatku nyaman berada di rumah.
" Hey kamu lagi apa disitu ? " Terdengar suara laki-laki mengagetkanku.
" E-eh gak apa apa kok ? " ucapku
" Kamu sedang apa disini sendirian melamun,semua orang sudah bubar dan tempat ini sudah sepi " ? tanya laki laki itu,ya aku mengenali lelaki itu adalah Ino vokalis band terkenal idola para wanita.
" Eh Hmmm...i-iya aku lagi bingung saja " jawabku
" Kamu bingung kenapa,kalau kamu butuh bantuan ini kartu namaku " ino memberikan sebuah kartu namanya padaku.
" Oh iya terima kasih ya " sahutku.
" Oh ya nama kamu siapa "? tanya ino sambil mengulurkan tangannya.
" Aku Nova " jawabku.
" Oh ya sudah Nova sebaiknya kamu pulang saja,ini sudah larut malam dan tempat ini pun sudah sepi sangat berbahaya bagi seorang gadis apa bila sendirian di tempat sepi begini " ujar Ino.
" Oh iya " jawabku singkat.
Keesokan harinya aku memutuskan untuk menelpon Ino untuk meminta bantuan,karena aku bingung harus tinggal di mana, bersama anak anak jalan ah rasanya tidak mungkin,kali cuma untuk nongkrong nongkrong boleh boleh saja,tapi kalau untuk tinggal menetap itu tidak mungkin bersama mereka. Anak-anak jalanan terkadang tidur di emperan toko dan suka suka mereka tidur di mana saja.
" Tuuuuttttt..... tuuuuttttt.... tuuuuttttt...
" Hallo..." Terdengar suara seorang pria sebrang sana dengan suara serak seperti baru bangun tidur.
" Hallo mas ino " ucapku
" Maaf ini siapa ya " ? tanya Ino.
" ini aku Nova mas,yang semalam mas Ino kasih kartu nama.
" Oh iya Nova apa kabar,ada apa telepon pagi pagi ?" tanya ino.
" Eh Hmmm...anu mas aku...aku..." ucapku terbata bata.
" iya kamu kenapa Nova,ada yang bisa saya bantu ? " tanya ino penasaran.
" Mas Ino,aku...." suaraku hampir habis karena semalaman menangis di taman alun alun kota angin.
" Kamu kenapa nangis Nova,kamu lagi ada masalah ? " tanya Ino penasaran.
" i-iya mas hu..hu..hu" aku hanya bisa menangis tak bisa melanjutkan kata kataku seolah tenggorokanku tercekat.
" Kamu dimana sekarang Nova,biar aku jemput?" ujar ino.
" Di tempat semalam hu...hu...hu.." Aku masih menangis meratapi nasibku.
" Ya sudah biar saya jemput kesana " ujar ino.
" Nova " suara seorang pria mengagetkanku dan seketika aku langsung mengangkat wajahku dan melihat ke arah laki laki itu,dan ternyata Ino sang vokalis band yang dua pulu menit lalu aku hubungi melalui ponselnya.
" Kamu kenapa Nova " tanya Ino padaku
" A-aku di usir sama orang tuaku " ucapku lirih.
" Hah, di usir tapi kenapa di usir ? " tanya Ino sambil mengernyitkan dahinya penasaran.
" i-iya karena aku nakal tidak menuruti apa kata orang tua " sahutku
" Aku sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah,aku bersama teman temanku mendaki gunung selama 3 hari,lalu aku pulang ke rumah tapi semua pakaianku di lempar keluar sama ibuku hu...hu...hu..." ucapku dengan suara sesenggukan.
" Ya sudah kamu ikut ke rumahku saja yuk" ajak ino padaku.
Aku pun hanya terdiam dan menatap wajah pria yang berada di hadapanku ini.
" bagaimana Nova, apakah kamu ikut bersamaku ? " Tanya Ino padaku
" i-iya " jawabku lirih.
Kemudian aku bangkit dari mengikuti langkah pria di hadapanku menuju parkiran motor.
Walaupun Ino seorang karyawan di sebuah perusahaan farmasi dengan posisi jabatan sebagai supervisor tapi ino hidupnya sangat sederhana dan bersahaja.
Begitulah awal pertemuan aku bersama mas Ino,dan kini tidak terasa sudah empat tahun aku hidup seatap bersama mas Ino tanpa ikatan pernikahan.
Aku bersama mas Ino tinggal di sebuah rumah yang berada dekat sawah dengan pemandangan yang menakjubkan, sebenarnya ino mempunyai rumah yang di kasih ayahnya di kota,tetapi Ino lebih memilih hidup di rumah sederhana dekat sawah,karena Ino ingin menemani neneknya yang sudah tua dan kini berusia 84 tahun,bahkan sudah pikun dan rambutnya pun Sudan memutih semuanya, jualannya pun sudah bungkuk dan semua anak anaknya sudah pada berkeluarga.Ino pun tidak tega melihat neneknya hidup sendirian di rumah yang jauh dari tetangga itu.
*********
" Sayang kamu berangkat sekolah ya " tanya Ino padaku.
" iya " jawabku sambil bercermin dan memasang dasi SMA di kerah leherku.
" Ok kamu hati hati ya berangkat sekolahnya " ucap Ino sambil menyodorkan uang dua puluh ribu kepada Nova untuk naik angkot dan untuk jajan di sekolah.
" iya terima kasih mas " jawabku sambil mengambil uang dari lengan mas Ino.
" Mas Ino juga hati hati ya berangkat kerjanya" ujar Nova.
" iya sayang " jawab Ino sambil mengecup kening Nova.
Sudah empat tahun Nova dan Ino hidup seatap tanpa ikatan pernikahan, keseharian Nova berangkat sekolah dan Ino pun berangkat kerja di sebuah perusahaan farmasi.Pernah di tahun pertama rumah Ino akan di gerebek warga sekitar karena ada laporan seorang warga ke balai desa bahwa Ino telah memasukan seorang gadis ke rumahnya dan gadis itu setelah di selidiki ternyata tinggal dan menetap di rumah neneknya Ino.Akan tetapi sebelum penggerebekan terjadi pihak kepala desa bersama rekan rekan kerjanya itu berdiskusi dulu sebelum melakukan penggerebekan.
" Jadi nanti malam kita gerebek rumah neneknya Ino bersama warga " ujar Pak Cecep selaku kepala desa.
" Wah maaf Pak Cecep,ini hanya salah paham Pak" Sahut Marno pada pak Cecep.
Marno adalah kakak satu satunya Ino yang bekerja di balai desa sebagai juru tulis yang biasa di sebut Pak Ulis.
" Salah paham bagaimana Pak Ulis ?" timpal Pak Cecep sambil mengernyitkan dahinya.
" Sebenarnya ino itu sudah menikah siri sejak setahun lalu Pak kades " sahut Marno pada Pak Cecep.
" Terus kenapa mereka berdua hanya nikah siri dan warga sekitar tidak di beri tahu,kan kalau begini bisa timbul fitnah " Ujar Bu Ida selaku bendahara di balai desa tersebut.
" Jadi begini Pak kades,Bu Ida dan bapak bapak lainya yang saya hormati,saya selaku kakak kandung Ino memohon maaf atas keteledoran kami Pak Bu,kenapa adik saya menikah siri dan diam diam saja menikahnya tanpa memberi tahukan kepada tetangga dan lainnya,karena adik ipar saya masih sekolah SMA jadi pernikahannya untuk sementara di rahasiakan dan di lakukan secara siri dan itu pun hanya keluarga terdekat saja yang menghadiri pernikahan tersebut Pak Bu " Ujar Marno menjelaskan kepada Kepala desa dan rekan rekan kerja lainnya.
" Oh jadi begitu ya Pak Marno " ucap Bu Ida sambil mengangguk anggukan kepalanya.
" Iya Bu " sahut Marno.
" Ya sudah kalau begitu,nanti kita jelaskan kepada warga di sini bahwa Ino adiknya Pak Ulis ini sudah menikah siri, supaya tidak ad lagi kesalahan pahaman " ujar pak kades.
Dan sejak saat itulah aku dan Ino hidup seatap tanpa Ikatan pernikahan.sekali sekali aku suka pulang ke rumah ibuku tapi ibuku sudah menikah lagi dengan seorang pria bertubuh tinggi kurus dan ibuku kini menetap di kota Makassar. kalaupun aku pulang ke rumah itu hanya sebentar bertemu adikku dan nenekku.
BERSAMBUNG....
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
likeeeeeeeee
2022-08-10
0
Putri Minwa
mantap thor lanjut 👍👍👍
2022-07-12
0
Aris Pujiono
lanjut kak
2022-04-21
4