Pesawat telah landing dan para penumpang telah berdiri mengantri untuk keluar dari pesawat, sementara aku masih duduk di kursi pesawat dan segera merogoh saku celana jeans untuk mengambil ponsel dan mengaktifkannya.Segera tatap layar ponselku dan mencari kontak yang bernama Dinda.
"Tuuuuttttt.... tuuuuttttt... tuuuuttttt...."
"Hallo beb pesawat aku sudah landing,kamu jadi jemput aku kan?" tanyaku pada Dinda.
" Oh iya beb aku sudah menunggu kamu di pintu kedatangan ya " jawab Dinda.
" Ok beb tunggu aku ya sebentar lagi keluar dari dalam pesawat hehehe" ucapku.
" Oke" jawab Dinda singkat.
Setelah keluar dari dalam pesawat aku bergegas menuju masuk ke airport dan langsung menuju ke lantai dasar.
Di pintu kedatangan aku melihat banyak sekali orang yang menunggu dan akan menjemput sanak saudara,teman atau bahkan keluarganya.
Pandanganku tertuju pada salah satu wanita cantik bertubuh mungil sekitar 155cm itu.Dan sudah aku pastikan bahwa itu Dinda,aku melambaikan tanganku pada Dinda Sambil tersenyum dan Dinda pun membalas lambaian tanganku.
Kesan pertama aku melihat Dinda sangat cantik sekali,wanita berkulit putih itu tetap ramping walaupun sudah mempunyai tiga orang anak.
" Hii Din sudah lama menunggu?" tanyaku pada Dinda sambil menepuk bahunya dengan pelan.
Dinda terpaku dan seolah olah ada yang di pikirkan, entahlah ia memikirkan apa aku tak tahu.
" Eh i-iya eh gak kok baru dua puluh menit hehe " jawab Dinda sedikit gugup.
" Jadi sekarang kita kemana Din?" tanyaku pada Dinda.
" Oh iya kita langsung naik taksi aja ya no" timpal Dinda mengajakku ke arah supir taksi yang tidak jauh berada di dekat aku dan Nova.
Di dalam taksi selama perjalanan menuju hotel aku menggenggam erat tangan Dinda,dan menatapnya dengan tersenyum seraya memeluknya,ah rasanya tak ingin melepaskan genggaman tangan dan pelukan ini batinku.
Sesampainya di hotel yang telah di rekomendasikan oleh supir taksi, setelah booking satu kamar dan bayar di receptions aku dan Dinda segera menuju ke kamar hotel yang telah aku booking.
Setelah berbincang sebentar dengan Dinda aku segera bergegas menuju ke kamar mandi dan akan membersihkan tubuhku supaya segar dan wangi. Setelah memakai pakaian aku dan Dinda keluar mencari makan dan tidak jauh dari hotel. Sesampainya di kamar hotel aku dan Dinda....
" Beb " aku berbisik di telinga Dinda sambil memeluknya dari belakang.
" iya " jawab Dinda pelan.
" Terima kasih banyak karena kamu sudah mau bertemu dan menjemput aku ke airport " ucapku pelan pada Dinda.
" iya " jawabnya singkat.
"Beb" lagi lagi aku berbisik di telinganya dan Dinda pun segera membalikkan badannya tepat di hadapanku dan aku pun mendekatkan wajahku ke wajah Dinda,lalu kami saling ******* bibir berlanjut memadu kasih di atas ranjang. Setelah sama sama puas bergumul di atas ranjang dan sama sama puas aku dan Dinda melakukan pillow talk.
" Beb terima kasih ya untuk hari ini " aku berbisik di telinga Dinda.
" Iya sama-sama beb,aku juga mau bilang terima kasih sama kamu " ucapnya lirih.
Kemudian aku mendekap tubuh Dinda dan rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukanku.
" by the way kamu tahu nomor hp ku dari mana beb,aku mau tanya itu dari kemarin kemarin lupa terus hehe " Ucapku.
" Oh nomor hp ya,aku minta nomor kamu dari Rina teman SMA kamu" jawab Dinda seraya tersenyum padaku.
"Lah kok tahu Rina,memangnya kamu kenal sama Rina Din?" tanyaku heran.
" Tidak,aku tidak mengenalnya,aku hanya melihat Rina sering berkomentar di Facebook kamu,jadi aku kirim messenger sama Rina dan menanyakan nomormu" ucap Dinda menjelaskan.
" Oh begitu toh hehe" jawabku sambil tersenyum
"iya,soalnya aku meminta pertemanan di Facebook kamu,tidak di konfirmasi sampai sekarang" keluh Dinda cemberut dengan wajah di tekuk.
"Iya, maafkan aku ya beb,masalahnya aku jarang sekali online di Facebook,hanya sekali kali saja" ujarku.
"Tapi kata Rina,kamu pernah nembak dia ya" ucap Dinda sambil tersenyum meledek.
"Hehe,itukan dulu Din,sudah lama sekali kejadiannya,kalau tidak salah setelah perpisahan sekolah dan dia sudah mulai kuliah" ucapku menjelaskan pada Dinda.
Dinda hanya menanggapi dengan senyuman meledek setelah aku menjelaskan apa yang terjadi.
"Sebenarnya aku tidak tahu perasaanku sama Rina pada saat itu,karena aku dan Rina sahabatan sewaktu kami masih SMA, selalu bercanda dan bersenda gurau setiap hari di sekolah,ketika lulus SMA kok ada perasaan takut kehilangan,entah itu sebagai sahabat atau sebagai teman dekat,dan entah kenapa tiba-tiba aku bisa ngomong suka sama Rina pada waktu itu, padahal aku sendiri tidak mengerti dengan perasaan aku sendiri,ini tuh sebenernya rasa takut kehilangan sahabat atau atau hanya perasaanku saja mungkin" aku menjelaskan panjang kali lebar sama Dinda.
"Oh begitu" Dinda menanggapi penjelasan aku sambil mengangguk anggukan kepalanya.
"Terus kamu di terima sama Rina?" tanya Dinda padaku.
"Tidak" jawabku singkat.
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Karena dia sudah punya pacar" jawabku
"Oh begitu" ucap Dinda sambil mengangguk anggukan kepalanya seperti tadi.
"by the way aku mau pulang ke rumah ya beb" ucap Dinda.
degh!
"Lah,kok pulang sih beb, tidur di sini saja sama aku ya beb" aku memeluknya dengan erat.
"Maaf,tidak bisa,aku harus pulang sekarang beb,ini sudah pukul delapan malam,nanti anak-anak mencari aku" timpal Dinda.
"Oh begitu,ya sudah tidak apa apa Din,tapi besok kita jadikan jalan jalannya?" tanyaku pada Dinda.
"Jadi dong" sahut Dinda sambil tersenyum dan beranjak dari tempat tidur lalu bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Beberapa menit kemudian Dinda keluar dari kamar mandi dan segera memakai pakaiannya, kemudian ia segera pamit pulang ke rumahnya dengan naik taksi.
Setelah Dinda pulang ke rumahnya kini aku hanya sendirian di kamar hotel ini,dan entah apa yang mau aku perbuat,tiba tiba saja terlintas di benakku bayangan Nova,ya... Nova aku belum menghubunginya.
"Tuuuuttttt.... Tuuuuttttt.... Tuuuuttttt..."
"Hallo" terdengar suara Nova di ujung sana.
"Hallo sayang apa kabarnya,kamu lagi apa?" tanyaku pada Nova.
"Lagi siap siap mau tidur,inikan sudah malam dan besok pagi aku harus kuliah" jawab Nova menjelaskan.
"Oh ya sudah kalau begitu,selama tidur ya" ucapku.
Aku pun segera merebahkan tubuhku di atas ranjang yang empuk dan semakin lama semakin berat mataku dan........
"Tok....tok....tok...."
Samar samar suara pintu di ketuk, semakin lama semakin jelas terdengar,lalu aku membuka mataku dan bangun menuju ke arah pintu.
"Kreeeeekkkk......" Pintu aku buka,dan Dinda sudah berada tepat di hadapanku.
"Eh Din,mari silahkan masuk,maaf ya agak lama buka pintunya hehe" aku pun mempersilahkan Dinda masuk ke dalam kamar.
"Masih tidur ya beb?" tanya Dinda.
"i-iya hehe" jawabku
"Oh,maaf kalau begitu aku mengganggu tidur kamu dong?" sahut Dinda dengan tersenyum.
"Oh tidak beb,kamu tidak mengganggu,aku malah senang di ganggu sama kamu" jawabku sambil tersenyum genit pada Dinda.
"iiih kamu ya,baru bangun saja sudah genit" sahut Dinda sambil terkekeh.
" Oh iya beb,apakah kita pergi jalan-jalan hari ini?" tanyaku pada Dinda.
"iya jadi dong,makanya kamu cepat mandi sana" jawab Dinda sambil mendorong tubuhku dengan manja ke arah kamar mandi.
"Oke,aku akan mandi,kamu sabar ya" ucapku.
"iya,cepat ya,gak pake lama!" sahut Dinda.
Sepuluh menit kemudian Ino sudah keluar dari kamar mandi,dan segera bergegas menuju membuka lemari pakaian,dan bercermin di depan kaca sambil bersiul.
"Beb, sepertinya kita harus pindah dari hotel ini deh" Ucap Dinda yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya di atas sofa.
"Lah, memangnya disini kenapa beb?" tanyaku pada Dinda.
"Disini kamarnya terlalu sempit dan tidak membuat aku nyaman" sahut Dinda.
"Ya sudah kalau begitu,kita check out saja kalau begitu" jawabku.
Setelah beres-beres pakaian Ini dan Dinda check out dan mencari hotel lain yang lebih besar dan nyaman.
"Nah,kita di hotel ini saja"ujar Dinda.
"Oke,mari kita check in" sahut Ino.
Setelah melakukan pembayaran ke receptions Ino dan Dinda segera melangkah masuk ke dalam kamar yang mereka booking.
"Beb,kalau di sini dekat ke mana mana,kalau kamu lapar malam malam di sekitar hotel ini banyak yang jual makanan sampai pagi" ucap Dinda menjelaskan.
"Oh,bagus dong kalau begitu" sahutku.
"Ya sudah,kita berangkat sekarang yuk,tapi sebelum jalan jalan kita cari makan dulu ya" ujar Dinda.
"Siaaap!" sahut Ino sambil tersenyum meletakkan tangan di sebelah kanan kepalanya, seperti orang yang sedang hormat kepada bendera merah putih.
"iiih apaan sih kamu" sahut Dinda sambil mencubit pinggang Ino.
"Hehehe" Ino terkekeh menahan geli karena pinggangnya di cubit Dinda.
Setelah selesai selesai makan siang di salah satu restoran,Dinda dan Ino pun naik taksi dan segera meluncur ke pantai.Ino segera mengeluarkan kamera dari dalam ransel miliknya lalu di kalung kan di atas lehernya.
"Eh beb,kamu coba berdiri disitu deh,biar aku fotoin kayaknya bagus deh pemandangannya" ucap Ino pada Dinda.
Dinda pun berpose dengan berbagai macam gaya,dan dengan latar atau background yang berbeda-beda.
"Beb,suasana pantai di sini sepi ya,serasa pantai ini milik kita berdua" celetuk Ino sambil berjalan di tepi pantai dengan menggenggam tangan Dinda.
"iya beb,sepi kalau hari hari biasa,tapi kalau hari hari besar seperti tahun baru, lebaran atau Natalan pasti ramai" sahut Dinda menanggapi.
BERSAMBUNG....
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Putri Minwa
Nino,pria macam apa ya, kok matket
2022-10-16
0
Aris Pujiono
nino metropolitan
2022-07-03
0
🦋⃟ℛ★KobeBlack★ᴬ∙ᴴ࿐ 🐍Hiatus🐍
maraton ini mah KK,😅😅
2022-05-11
1