Micheal menggosok kedua tangannya berkali-kali, pandangannya tidak fokus dan ia juga sering membasahi bibirnya dengan lidahnya. Sangat gugup, itulah yang ia rasakan saat ini, fikirannya blank, dadanya berdebar, seluruh tubuhnya panas dingin. Hingga akhirnya sebuah tepukan di pundaknya mengangetkan Micheal, membuat ia terlonjak di tempatnya.
Micheal sudah duduk di pelaminan, menunggu detik-detik akad nikahnya akan di laksanakan.
Daddy Gabriel dan Daddy Aryan mendampingi Micheal, dan Daddy Gabriel hanya terkekeh melihat putranya yang tampak sangat gugup dan ia dengan sengaja membiarkannya saja, namun beda halnya dengan Daddy Aryan yang merasa kasihan pada Micheal.
"Micheal, ada apa?" tanya Daddy Aryan "Gugup, eh?" tanyanya sambil terkekeh dan Micheal mengangguk pelan.
"Baru akad sudah gugup, bagaimana malam pertamanya, jangan-jangan dia akan pingsan." ejek Daddy Gabriel yang membuat Micheal mendengus.
"Itu sudah biasa, sebaiknya kamu tarik napas..." Micheal pun menarik napas dalam-dalam sesuai arahan ayahnya "Sekarang hembuskan perlahan," kata Daddy Aryan dan Micheal pun menghembuskan napasnya perlahan "Sudah lebih baik?" tanya Daddy Aryan namun Micheal justru menggeleng, membuat Daddy tirinya itu terkekeh hingga tiba-tiba Jibril datang dan menyodorkan segelas air putih untuk Micheal.
"Ini, minum dulu." Micheal mengambil gelas itu dan meminumnya setelah ia membaca basmalah.
"Sudah lebih baik?" tanya Jibril namun lagi-lagi Micheal menggeleng, membuat Daddy Gabriel, Daddy Aryan dan Jibril tertawa mengejek.
"Jangan mengejek, Jibril. Nanti kalau kamu mau menikah, kamu bisa lebih gugup lebih dari Micheal," kata Daddy Aryan dan Jibril hanya menanggapinya dengan senyum simpul.
"Pengantinmu datang..." bisik Jibril kemudian dan seketika Micheal mendongak, dadanya yang sejak tadi berdebar kini semakin berdebar hebat, bahkan tanpa sadar ia menahan napas saat melihat Zenwa yang berjalan ke arahnya dengan di dampingi Arini dan Ummi Zainab. Sebagian wajah Zenwa memang tertutup cadar, namun dari matanya, Micheal bisa melihat keindahan dan kecantikan yang tersembunyi di balik cadar itu.
"Berkedip, Kak..." ejek Jibril yang melihat Kakaknya bukan hanya menahan napas, tapi juga sampai tak berkedip karena terpana pada mempelai wanitanya. Seketika Micheal langsung menundukkan pandangannya dan berusaha mengontrol detak jantungnya yang seolah akan melompat dari tempatnya.
Sementara Arini, ia bertahan sekuat mungkin menahan sesak di dadanya, apalagi saat ia menyadari betapa terpananya Micheal pada Zenwa, perasaan cemburu itu kembali membuncah di hatinya namun Arini tetap berusaha tersenyum dan ia tahu, inilah akhir dari kisahnya yang bahkan belum di mulai.
Zenwa duduk di samping Micheal, tentu dengan jarak sehingga keduanya tak bersentuhan.
Zenwa pun merasa sangat gugup, tangannya berkeringat dingin dan ia hanya bisa menunduk dalam untuk menyembunyikan kegugupannya, di balik cadarnya, ia hanya bisa menggigit bibirnya menahan segala perasaan yang berkecamuk di dadanya.
Abi Hamka sebagai wali nikah Zenwa yang akan menikahkan sendiri putrinya dengan Micheal, Abi Hamka melihat kedua mempelai ini sangat gugup dan keduanya sama-sama menunduk dalam, membuat ia tersenyum kemudian berkata.
"Micheal Emerson..." serunya dan seketika Micheal pun mendongak "Sudah siap, Nak?" tanyanya, Micheal melirik Zenwa yang masih setia menunduk, kemudian Micheal melirik keluarganya satu persatu dan mereka tampak sangat antusias untuk menunggu ijab Micheal. Terutama Mommy Angeline dan Mommy Firda, keduanya melemparkan senyum, menyemangati Micheal. Kini pandangan Micheal tertuju pada Arini, dan rasa sesak kembali menghantam dada Micheal.
Micheal kembali menatap calon ayah mertuanya kemdian Micheal tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah, jabat tangan Abi..." Abi Hamka mengulurkan tangannya pada Micheal dan Micheal pun segera menyambutnya.
"Bismillahirrahmanirrahim, Ananda Micheal Emerson!" seru Abi Rahman.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandungku Zenwa Fahira dengan mas kawin berupa cincin emas dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" tegas Abi Hamka sambil sedikit menyentak tangannya.
Micheal langsung menyambut dengan lantang, "Saya terima nikah dan kawinnya Zenwa Fahira binti Muhammad Hamka dengan mas kawin tersebut tunai!" sambut Michea dengan lantangnya dan hanya dalam satu tarikan napas.
"Bagaimana para saksi?"
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah...!"
Abi Hamka melepaskan tangannya dari Micheal kemudian ia menadahkan tangannya ke langit, mendoakan kedua mempelai yang kini telah sah menjadi suami istri, begitu juga dengan tamu undangan yang lain yang dengan serampak mendoakan pengantin baru ini.
Kebahagiaan terpancar jelas di wajah mereka yang menyaksikan janji suci Micheal namun tidak dengan Arini, dadanya semakin terasa sesak dan ia tak bisa lagi membendung airmatanya. Namun dengan cepat Arini menghapus air mata itu dan tak membiarkan siapapun melihatnya.
"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.”
Setelah itu, Micheal dan Zenwa kini di persilakan untuk bertukar cincin. Namun Zenwa seolah tak mampu mengangkat tangannya karena ia begitu gugup dan gemetar, hingga Ummi Zainab membantu Zenwa sambil tersenyum. Micheal memegang tangan Zenwa dan Micheal terkesiap, merasakan tangan Zenwa yang begitu dingin bahkan berkeringat. Tentu saja Zenwa akan bereaksi demikian, 21 tahun hidup, ia tak pernah di sentuh oleh pria manapun selain mahramnya.
"Ma Shaa Allah, begitu terjaganya Kak Zenwa," gumam Aira yang begitu kagum pada kakak iparnya itu.
"Kamu pun sangat terjaga, putriku," ujar Mommy Firda yang mendengar gumaman putrinya itu, Aira tersenyum di balik cadarnya dan berkata.
"Semoga Allah selalu menjaga Aira, Ummi."
Setelah Micheal menyematkan cincin di jari manisnya, kini Zenwa harus kembali gemetar saat menyematkan cincin di jari manis Micheal, pria yang telah resmi menjadi suaminya. Setelah acara tukar cincin selesai, Zenwa mencium tangan Micheal dan hal itu kembali membuat jantung Micheal melompat ria di dadanya begitu juga dengan Zenwa.
Kini Michael mengecup kening Zenwa, Micheal memejamkan mata dan berdoa dalam hati "Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
Tanpa sadar, Zenwa meneteskan air mata saat merasakan bibir Micheal memberikan kecupan yang begitu lembut dan hangat di keningnya, Zenwa hanya bisa memejamkan mata.
Selama beberapa detik Micheal masih menempelkan bibirnya di kening Zenwa, wanita pertamanya dan juga yang akan mejadi wanita terakhirnya.
"Arasy bergetar saat akad kuucapkan atas namamu, janji telah ku ikrarkan dengan membawa nama Tuhan. Bukan hanya manusia, Malaikat dan Allah menjadi saksiku, aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu, Zenwa."
✅Iklan
*Seru engga sih eps ini? Hm, sambil nunggu eps selanjutnya, yuk, Intip cerita yang tak kalah serunya ini
Judul : kesandung cinta anak bau kencur
Penulis : Yanktie Ino
Steve pemuda ganteng yang telah dua kali di sakiti karena pengkhianatan. Dia lalu menjauh dari lawan jenis.
Namun siapa sangka dia malah tertarik pada gadis kecil adik temannya.
Gadis kecil yang sulit dia dapat karena mengira Steve beda keyakinan, sebab sejak ibunya meninggal memang steve ikut omanya.
Saat mereka mulai dekat, ada saja batu sandungan dari pemuja Steve
Mampukah Steve memiliki cinta anak bau kencur itu?
Mampukah si kecil bertahan terhadap badai kiriman pemuja Steve*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Jarmini Wijayanti
selamat mbak zenwa dan micheal
2023-12-13
0
Fitriyani
kirain bakalan ada sesi salah sebut nama thor...🤭
2023-02-18
0
sari emilia
kebanyakan iklan
2022-10-22
0