"Aku juga berfikir dia cuma bercanda, Kak Angel. Tapi ternyata dia sangat serius, aku tidak bisa apa-apa karena ini tentang pernikahan, Micheal sendiri yang akan menjalani pernikahan itu jadi aku membiarkan dia memutuskan sendiri siapa yang akan jadi makmumnya," kata Firda yang saat ini sedang berbicara dengan Mommy Angeline di telfon.
"Aku merasa ada yang salah dengan Micheal, Fir. Sejak dulu dia sering mengatakan ingin segera menikahi Arini, apa mungkin dia hanya bercanda saat itu?" tanya Angeline yang membuat Firda langsung memijit pangkal hidungnya karena ia pun memiliki pertanyaan yang sama.
"Entahlah, Kak. Tapi tadi Arini tidak berkomentar apapun saat kami datang ke rumahnya, dia bersikap biasa saja bahkan saat Micheal mengutarakan keinginannya untuk meminang Zenwa."
"Benarkah? Jadi apa meraka memang hanya berteman? Biasanya dia mendengarkanmu, Fir. Jadi coba tanya apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mau nanti dia salah memilih."
"Aku rasa Zenwa tidak akan menjadi pilihan yang salah, Kak Angeline. Dia wanita yang sangat baik, pendidikannya pun sangat baik dan aku dengar dia tidak pernah berkata 'tidak' pada orang tuanya."
.........
Wanita baik itu kini hanya bisa menangis di atas sejadahnya, sungguh bukan pilihan yang mudah yang di suguhkan padanya, apalagi Zenwa tidak tahu alasan Micheal meminangnya. Di tambah Arini yang tidak mengatakan apapun, bahkan saat di tanya tentang hubungannya dengan Micheal, Arini hanya menjawab mereka tidak pernah memulai sebuah hubungan asmara.
"Ya Rabb, hamba-Mu yang lemah ini bingung, harus mengambil keputusan seperti apa, bagaimana." air mata Zenwa jatuh membasahi telapak tangannya yang terangkat ke langit, ia mengadu pada sang pemilik hati tentang hatinya yang gundah dan bimbang.
"Aku melihat, Micheal adalah pria yang baik, tapi itu hanya dari pandangan manusia biasa ini. Ya Rabb, aku sangat yakin Kak Arini mencintai pria itu, bahkan pria itu pun mencintai Kakakku, tapi kenapa? Kenapa dia meminangku?" lirih Zenwa.
Sementara di sisi lain, Arini pun tak bisa menghentikan airmata yang senantiasa mengalir bebas di pipinya, tak perduli berapa kali Arini menghapus air mata itu, namun itu akan percuma saja. Ia hanya bisa meringkuk di tengah ranjang, sambil memeluk boneka besar yang pernah Micheal berikan untuknya, bahkan Micheal dengan sengaja menyemprotkan parfumnya ke boneka itu dengan alasan supaya Arini selalu teringat padanya.
"Biar kamu bisa peluk, kalau kamu kangen sama aku. Karena kita masih belum jadi mahram, jadi kamu peluk boneka dulu, aromanya sama seperti aromaku."
Air mata Arini semakin deras saat mengingat apa yang pernah di katakan oleh Micheal, apalagi saat ia mengingat ekspresi wajah Micheal saat itu. Arini semakin mengeratkan pelukannya pada boneka itu dan ia menghirup dalam-dalam aroma Micheal yang begitu melekat di indera penciumannya, isak tangisnya pun tak bisa ia hentikan.
"Aku merindukanmu," gumam Arini dengan suara tercekat.
Sementara pria yang di rindukan itu dalam keadaan yang sama, hatinya sakit namun tak lagi bimbang. Hatinya yakin dengan keputusan yang ia ambil, meskipun harus menorehkan luka yang dalam.
Micheal membuka jendela kamarnya lebar lebar, ia pun duduk di jendela itu, membiarkan angin malam membelai tubuhnya yang hanya memakai boxer dan kaos polos. Pandangan Micheal menatap langit yang gelap, segelap hati Micheal saat ia tahu Arini takkan bisa menjadi miliknya.
"Tak bisa ku salahkan takdir atas semua ini, karena ini pilihanku."
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Jarmini Wijayanti
masalah apa
2023-12-13
0
manda_
kenapa micahel gak mau sama arini ya ada apa
2022-08-20
0
Latri Pbg
q hdir sky
2022-07-27
1