Episode 14

Kabar pernikahan Micheal dan Zenwa kini sudah menyebar ke seluruh desa, bahkan juga rekan bisnis Micheal dan Mommy Angeline yang di Jakarta pun juga sudah mendapatkan kabar itu.

Semua orang begitu antusias dengan pernikahan Micheal dan Zenwa, meskipun Micheal hanya anak tiri Firda, namun baik keluarga Firda maupun warga seolah lupa dengan fakta itu di karenakan Micheal yang begitu dekat dengan keluarga Firda dan Micheal di kenal sebagai putra pertama Firda dan Gabriel.

"Oma sama Opa tidak mau kesini, Ummi?" tanya Zenwa yang saat ini sedang duduk si sofa sembari membaca sebuah buku yang menceritakan tentang wanita yang sangat mulia dan sangat mencintai Tuhannya, yaitu Rabiatul Adawiyah.

"Katanya dua hari lagi mereka akan kesini," jawab Umminya yang saat ini sedang membuat daftar tamu yang akan mereka undang.

"Ummi, apakah dulu Ummi dan Abi saling mencintai sebelum menikah?" tanya Zenwa yang membuat Umminya langsung menatap putrinya itu dengan dahi mengkerut.

"Kenapa? Apa kamu takut tidak ada cinta antara kamu dan Lora Micheal?" tanyanya yang membuat Zenwa terkekeh.

"Ummi, Zenwa tidak mengerti hakikat cinta antar manusia apalagi itu tidak bisa di pelajari. Zenwa merasa, itu sangat berbeda dengan hakikat cinta antar makhluk pada khaliq. Dimana cinta Hamba pada Tuhannya tidak akan membawa kekecewaan, kehancuran, dan jika pun ada air mata, maka itu adalah air mata kerinduan. Sedangkan cinta antar manusia, akan ada luka, kekecewaan, harapan yang semu. Bagaimana manusia bisa bahagia di atas nama cinta yang bersanding dengan begitu banyak luka, Ummi?" Ummi Zainab tersenyum mendengar pertanyaan putrinya yang selama ini mungkinn memang tidak mengerti tentang cinta tak perduli bahwa ia sudah dewasa.

"Zenwa, tentu saja ada perbedaan hakikat cinta antara makhluk dan makhluk juga antara makhluk dan Khaliq. Khaliq itu maha sempurna, Dia tidak pernah memberikan harapan semu, Dia tidak akan pernah mengecewakan karena Dia adalah Khaliq, yang maha kuasa atas segala hal. Sedangkan kita adalah makhluk, yang tercipta dengan berbagai kekurangan dan itu hakikatnya, jadi cinta yang kita miliki pun takkan sempurna, akan ada janji yang mungkin tak bisa di tepati sehingga itu hanya menjadi harapan yang semua, akan ada kekecewaan dan air mata karena kita tidak bisa menulis kisah kasih kita sendiri." Zenwa tersenyum samar mendengar ucapan sang Ummi, ia menutup bukunya kemudian mengambil pena yang di pegang Ummi Zainab.

"Lalu, menurut Ummi, apakah Zenwa akan menangis dan kecewa karena cinta?" tanya Zenwa sembari menuliskan nama 'Mikail' nama tulisan arab di sampul buku yang sedang ia baca.

"Itu sudah pasti, Sayang. Karena cinta akan selalu bersanding dengan luka," jawab Umminya.

"Bukankah cinta itu anugerah? Kenapa harus ada luka?"

"Kamu tidak akan terluka jika kamu tidak mencintai, Zenwa. Kamu tidak akan cemburu, kamu tidak akan cemas, kamu tidak akan takut di tinggalkan dan kamu tidak akan sedih jika di tinggalkan." Zenwa terdiam mendengar ucapan Umminya, ia menyentuh nama 'Mikail' yang ia tulis.

"Kalau begitu, cinta itu perkara yang sangat besar," gumam Zenwa sembari memikirkan akan seperti apa rumah tangganya nanti bersama Micheal.

"Sangat besar, Sayang. Tapi kamu harus punya hati yang kuat, akan ada hari dimana kamu akan terus menangis dengan dada yang terasa sesak, tapi ketika hari itu tiba, kamu harus ingat, akan datang hari esok dimana kamu akan tersenyum dengan hati yang berbunga." Zenwa tersenyum samar kemudian menganggukan kepalanya.

Tbc...

✅Iklan...

*Sky bawain novel bagus lainnya neh, gaess... Mampir ya, jangan lupa tinggalkan jejaknya juga. 😘

Judul : Pesona Tuan De Luca

Penulis Komalasari*

Matteo de Luca adalah seorang putra mahkota dari Klan de Luca, yang merupakan sebuah organisasi terselubung dan sangat disegani. Sang ayah begitu menyayangi dan melindunginya. Ia seakan memiliki rasa kurang percaya terhadap Matteo, sehingga membuatnya merasa terkekang. Atas dasar itulah, Matteo mencoba melepaskan diri untuk membuktikan bahwasannya ia mampu.

Matteo melakukan transaksi secara ilegal dengan seorang teman lama yang ternyata mengkhianatinya. Dalam kondisi terluka, Matteo melarikan diri ke kota Venice. Di sana, ia bertemu dengan sosok Mia yang kemudian merawat luka dan memberinya tumpangan untuk menginap di kedai milik ayahnya.

Benih-benih cinta mulai tumbuh. Namun, Matteo memilih untuk menjauh dan menolak Mia dengan kasar, sehingga membuat gadis itu pergi dan mencoba membuka hatinya untuk pria lain.

Akan tetapi, ketika Mia memutuskan untuk menikah, Matteo menjadi kalut dan datang kembali serta meminta Mia untuk membatalkan pernikahannya. Terjadilah sebuah penyerangan pada pesta pernikahan Mia, yang kemudian menewaskan ayah serta suami Mia yang baru ia nikahi.