Senya menelpon Saga.
"Halo, Tuan, ini saya Senya, Asisten Senior Dita." Kata Senya pada orang di seberang telpon.
"Hmm," jawab Saga dengan malas.
"Tuan, Senior sedang pingsan di toilet. Bisakah Anda membantu saya?" Tanya Senya.
Telpon itu hening sangat lama sampai Dita meracau.
"Ahhh,,, hmm,,"
Suara Dita terdengar oleh Saga dan membuat pria itu mengeryit. Ini pelajaran padamu karena sudah mengabaikanku.
"Tuan, kalau Anda tidak bisa saya akan mencari pria lain. Maaf telah mengganggu Anda." Kata Senya lalu sengaja berlambat-lambat mematikan ponselnya.
Tentu saja ia tidak mau kalau Seniornya di sentuh sembarang orang.
Ia melakukan ini hanya untuk menarik perhatian Saga, ia tahu dan bisa melihat kalau pria itu sebenarnya menyukai Seniornya.
"Aku akan kesana." Kata pria itu di detik-detik terakhir Senya akan kehilangan harapannya.
"Baik, kami ada di lantai 2." Katanya lalu menutup telponnya.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Saga tiba dan menemui Senya.
"Silahkan masuk Tuan." Kata Senya memberi jalan pada Saga.
Saga memasuki kamar dan melihat Dita sedang menyentuh tubuhnya sendiri.
Gadis itu memejamkan matanya seakan berusaha mencapai suatu perasaan yang sangat jauh darinya.
Tanpa membuang waktu, Saga langsung menghampiri Dita dan menciumi gadis itu.
Ia menarik Dita hingga gadis itu berada di gendongannya dengan kaki di lingkarkan ke pinggangnya.
Ia kemudian mendudukkan Dita di samping wastafel agar wajah mereka bisa lebih sejajar.
Tangan Dita yang basah kini merayap di dada bidang Saga.
"Apa jadinya kau tanpaku hmm?" Tanya Saga.
"Berikan aku sekarang." Kata Dita dengan nafas tersengal.
Pengaruh virus dalam tubuhnya sudah membuatnya kepanasan, ingin segera di sentuh.
"Aku akan memberikanmu, tapi dengan satu syarat."
"Sial! Katakan syaratnya!" Jawab Dita yang kini memainkan benda di selatan menggunakan jarinya.
"Kau sangat seksi seperti ini," Saga tersenyum memandangi Dita yang sudah memeluknya dengan erat.
"Cepatlah!!!" Pintah gadis yang sudah tidak sabar itu.
"Kau harus menjadi wanitaku." Jawab Saga.
"Sialan kau! Sampai mati pun aku tak pernah mau!" Jawab Dita namun tubuhnya menolak meninggalkan Saga.
Ia masih setia memeluk pira itu.
"Baiklah, kau puaskan dirimu sendiri." Ucap Saga mendorong Dita dari pelukannya.
"Sial!" Kata Dita yang kini semakin kepanasan bagai cacing yang di jemur di bawah terik matahari.
"Baiklah, aku mau!" Kata Dita saat melihat pria itu kini hendak pergi.
"Benarkah?" Ucap Saga berbalik menatap Dita yang kini menggertakkan giginya sembari memperlihatkan wajah memerah yang ingin di sentuh.
"Ya,, ya ya.... Cepat beri aku milikmu!"
Saga tersenyum lalu ia mendekati Dita dan memegang tangan gadis itu.
Pertempuran di mulai.
Setelah berkeringat selama 30 menit, akhirnya kedua orang itu lemas.
Saga duduk di atas toilet dan memangku Dita yang kini tak punya tenaga untuk mengelak dari pelukannya.
"Sekarang kau sudah tahu statusmu. Jangan berpikir untuk berbuat macam-macam lagi." Kata Saga kembali mengingatkan Dita akan janji yang telah ia ucapkan.
"Hmm," jawab Dita dengan lemas.
Setelah istirahat sejenak, Saga kemudian mengambil pakaian mereka lalu memakaikannya pada Dita.
Ia mengendong gadis itu lalu masuk ke dalam mobil miliknya.
"Kembali ke mansion." Ucapnya pada Aran.
Tak butuh waktu lama, mereka langsung tiba di Mansion dan Saga menggendong Dita ke kamar.
Gadis itu kini tertidur, karena kelelahan setelah pertempuran mereka.
"Siapkan pengawal ahli untuk berjaga." Kata Saga lalu pria itu berjalan ke arah dapur.
Ia tidak mau kalau ia sedang sibuk di dapur lalu gadis itu diam-diam melarikan diri. Apa lagi Dita memiliki kemampuan bela diri yang cukup baik.
Setelah menghabiskan waktunya di dapur, Saga naik ke kamar mereka dan mendapati Dita masih tidur dengan lelap.
Tapi seprei dimana Dita tidur sudah basah bagai di siram air. Ia langsung mengganti seprei dan kembali menyelimuti Dita.
Ia memperhatikan wajah gadis itu, 'Kenapa bekas lukanya sedikit pudar?' pikirnya.
Ia menyentuh bekas luka itu, dan merasakan bekas luka itu tak sekasar sebelumnya.
"Mmmhh,,," gerutu Dita saat merasakan kakinya keram.
"Ada apa?" Tanya Saga pada gadis yang sudah membuka mata.
"Kakiku keram!" Ucap Dita membuat Saga langsung memeriksa kaki gadis itu.
Ia kemudian memijatnya perlahan hingga Dita merasa lebih baik.
"Terima kasih,"jawab Dita lalu ia kembali memejamkan matanya.
Ia merasa lapar, tapi gengsinya lebih tinggi untuk mengatakannya.
"Aku sudah memasak, ayo makan dulu." Kata Saga membuat Dita merasa lebih baik.
"Ok," jawab Dita tanpa malu lalu segera bangun.
Keduanya turun ke lantai bawah, Dita makan dengan lahap, bahkan menghabiskan dua piring sekaligus.
"Kau tahu statusmu sekarang kan?" Tanya Saga saat melihat gadis itu sudah menyandarkan diri karena kekenyangan.
Dita langsung menatap Saga dengan kesal "Mm, aku tahu." Katanya.
"Bagus kalau kau tahu."
"Cih! Kau benar benar mau menjadikanku kekasihmu? Gadis buruk rupa sepertiku?!" Tanya Dita yang tentunya tak bisa di tipu dengan mudah.
"Hmm, kau pikir aku mau tidur dengan sembarang orang? Harusnya kau bersyukur aku menyukaimu!" Kata Saga laku pria itu berdiri dan meninggalkan Dita.
"Cih! Lelaki itu, lihat saja nanti. Setelah aku sembuh kau akan berakhir menjadi abu." Kata yang merasa kesal harus terjebak bersama Saga.
Ini semua karena Alex, lihat saja, pria itu akan ia bereskan dengan cepat.
...
Dita selesai mandi lalu memeriksa jam tangannya.
'Sial, sebentar lagi pengaruh obatnya akan mempermalukanku.' gerutunya dalam hati.
Ia meraih ponselnya dan menelpon Senya "Kau di mana?"
"Di perusahaan, kami sedang membuat rencana untuk penyerangan kediaman Alex."
"Hmm, jangan biarkan di mati sebelum aku bertemu dengannya. Juga, Urus pembangunan di kota G, aku mau itu di percepat."
"Baik Senior, tapi tadi siang Nona Sita datang ke perusahaan dan mencari Senior."
Sita adalah adik tiri Dita yang selalu iri dengan apa yang dimiliki Dita. Padahal, semua milik Dita berasal dari almarhuma ibunya.
"Ada apa lagi dengannya?" Tanya Dita.
"Dia bilang dia ingin bekerja di perusahaan." Jawab Senya.
"Beri dia perkejaan di posisi cleaning service." Kata Dita lalu menutup telponnya.
"Enak saja, apa mereka sudah lupa bagaimana caranya memperlakukan aku dan Ibuku?" Dita melenggang pergi ke ruang kerja Saga.
Setibanya di sana ia melihat pria itu sedang berbicara dengan Aran. Tampak Aran yang sedang menjelaskan langsung berhenti ketika pria itu melihatnya.
Jelas saja karena pria itu sama sekali tidak mempercayainya. Tapi memang seharusnya begitu, karena ia sangat dendam dengan Saga.
"Lanjutkan," kata Saga membuat Dita yang sudah duduk di sofa sedikit mengeryit.
'Apa pria itu sama sekali tidak takut kalau aku menghancurkan mereka?' Pikir Dita Dalam hati sembari mendengarkan Aran yang berbicara.
"Saham sudah naik 15% dan kita menguasai perdagangan di bagian timur. Hanya saja ada beberapa perusuh yang bertindak sembunyi-sembunyi.
Orang-orang kita memperkirakan mereka bekerja di bawah tanah.
Mereka masih menunggu perintah untuk menyerang."
"Lakukan rencana B untuk mereka." Jawab Saga.
"Baik Tuan, dan kerja sama kita dengan negara Q sudah berjalan lancar. Mereka akan mengirim bahan baku dalam 4 hari kedepan.
Tapi orang-orang kita di sana kehilangan tempat untuk bergerak karena adanya musuh dalam selimut."
"Musuh dalam selimut?" Tanya Saga.
"Ya, mereka adalah pemberontak pada pemimpin di sana, jadi sulit untuk mencari orang yang benar-benar setia pada pemimpin."
"Pancing mereka keluar." Kata Saga.
"Baik." Jawab Aran.
"Bagaimana dengan penyelidikan virusnya?"
"Kami sudah bekerja sama dengan orang-orang Nona Dita. Saat ini kami sedang menjalankan misi."
"Prioritaskan itu lebih dulu."
"Baik," Jawab Aran lalu ia keluar dari ruangan itu.
Saga melihat ke arah Dita lalu ia mendekati gadis itu.
"Ada apa?" Tanya Saga.
"Aku hanya ingin bertanya." Jawab Dita sembari menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Apa itu?"
"Kau, kenapa kau ingin membantuku? Terlebih mau hmm,,, maksudku kau tidak lihat wajahku ini? Kau tidak takut melihatnya?" Tanya Dita.
"Tentu saja jijik. Tapi aku hanya berbaik hati padamu. Lagi pula kau masih memiliki tubuh yang indah, aku cukup terhibur." Kata Saga.
"Kau!" Dita merasa stres 'Lelaki, semuanya sama saja.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
💞 RAP💞
Tentu saja malu2 gajah la saga mo jujur pada mu dit...😅
2023-03-29
0
Dewi Kijang
lanjut
2022-05-31
0
💮Aroe🌸
berbaik hati atau berbaik hati...😏 ah, saga... ada udang di balik perkedel mu😆
2022-04-07
6