3. Berikan aku

Setelah beberapa menit, akhirnya dokter pribadi Saga dan Senya memasuki kamar.

"Senior!" Ucap Senya dengan panik mendekati Dita yang terus merontah di atas sofa.

"Dia terkena obat." Kata Saga.

"Bawa dia ke tempat tidur dan ikat dia." Kata dokter sembari membongkar tasnya.

Dengan dibantu Senya, Saga mengikat tangan dan kaki Dita hingga gadis itu membuat huruf X dengan tubuhnya.

Dita terus menggelinjang, bahkan gadis itu merontah lebih keras dan membuat raungan tidak jelas.

"Dokter cepat!" Teriak Saga.

"Baik Tuan." Kata dokter itu dan langsung memeriksa Dita yang kini dipegangi Saga.

"Bagaimana gejalanya?" Tanya Dokter sembari memeriksa Dita.

"Dia pingsan selama 1 jam, lalu bangun dan langsung jadi seperti ini." Ucap Saga.

"Ini,, ini belum dipastikan sebagai obat. Gejalanya mirip dengan gejala yang ditimbulkan virus itu." Kata Dokter saat ia mengambil sampel darah Dita untuk di periksa.

"Cepat dok!" Kata Saga memperingatkan dokter itu.

"Saya harus pergi ke laboratorium dan memeriksanya dengan teliti," kata dokter itu.

"Obat, berikan penawarnya." Lagi kata Saga.

"Saya sudah menyuntiknya, tapi dilihat dari gejalanya, sepertinya tak ada perkembangan. Saya akan memeriksa darah ini lebih dulu, baru bisa mengambil keputusan."

"Lalu, kau ingin membiarkannya tersiksa seperti ini?!" Kata Saga dengan suara yang menekan.

"Ma,, maafkan saya Tuan. Saya,, untuk saat ini saya tak punya solusi." Ucap dokter itu.

"Aku beri 1 jam untuk memeriksanya."

"Tap,,"

"Pergi!" Teriak Saga.

Senya yang berdiri menatap Dita hanya bisa merasa ketakutan melihat Dita meraung keras dengan keringat membanjiri sekujur tubuh gadis itu.

"Tuan," katanya dengan panik sembari menatap Saga yang juga menatap ke arah Dita.

"Pergi dan urus perusahaan, aku akan mengurusnya." Kata Saga.

Asisten itu menimbang sesaat sebelum memutuskan untuk pergi. Lagi pula, ia melihat Saga sangat kuatir pada Dita.

Akhirnya setelah menunggu 5 jam, dokter kembali menghampiri Saga.

"Bagaimana?" Tanya Saga yang baru saja mengganti seprei tempat tidur karena terlalu basah oleh keringat Dita.

"Itu adalah sebuah virus yang bernama XOP109. Virus ini belum memiliki penawar. Dan,, virus ini akan membunuh orang yang terkena hanya dalam waktu 14 hari."

"Apa!?"

"Ya, Virus ini dikembangkan di negara Q oleh seorang profesor bernama RL. Gejalanya hanya bisa ditahan dengan memberikan apa yang diinginkan pasien."

"Apa itu?" Kata Saga menyipitkan matanya.

"Hubungan lelaki dan perempuan. Tapi ia tidak bisa dilayani satu orang saja.

Setiap kali nafsunya bangkit maka ia harus mendapatkannya, jika tidak, ia akan semakin melemah dan semakin dekat pada gejala akhir."

"Kau boleh pergi." Kata Saga lalu melihat ke arah Dita yang masih merontah dengan kuat.

Ini sudah 5 jam, tapi gadis itu belum berhenti merontah, seolah Dita tak mengenal rasa lelah.

"Aku tidak mungkin membiarkan sembarang pria menyentuhmu." Kata Saga lalu mendekat ke arah Dita.

Ia memperbaiki selimut Dita dan melihat gadis itu sangat tersiksa.

"Baiklah, lagi pula kau sudah dewasa kemarin." Katanya lalu ia kembali keluar menemui dokter.

"Katakan apa yang harus kulakukan?" Tanya Saga.

"Hanya perlu memberikannya hubungan itu. Menurut penelitian, ia akan memerlukannya paling tidak 50 kali sehari.

Ini akan semakin berkurang sampai hari terakhir dimana gejala terakhirnya akan muncul, pasien akan mengalami kaku dan perlahan semua organ tubuhnya akan berhenti bekerja."

"Berikan obat penunda kehamilan." Kata Saga.

Ia menerima obat itu dan melihat ke arah Aran "Selidiki dan basmi kecoaknya!" Katanya.

Saga kembali memasuki kamar. Dengan cepat ia memasukkan obat itu ke mulut Dita lalu ia pergi ke kamar mandi.

Begitu lama ia mengguyur tubuhnya dengan air hangat hingga ia memutuskan untuk melayani Dita sendirian.

Ia keluar dari kamar mandi dan melihat seprei di atas ranjang kembali basah oleh keringat Dita.

Saga menghela nafasnya lalu mengganti sepreinya sebelum naik menyentuh gadis itu.

Tapi Dita tidak bebas bergerak karena tangan dan kakinya diikat. Akhirnya ia melepas ikatan pada kaki Dita.

"Maafkan aku, tapi ini demi kesembuhanmu." Kata Saga yang kini sudah panas dingin.

Baru membayangkan saja sudah tegang, apa lagi melakukannya.

"Maaf," lagi kata Saga sebelum mulai mencium bibir Dita.

Adegan di sensor...

...

Keesokan harinya, Saga masih tidur dengan lemas saat Dita membuka matanya dan menjerit dengan keras.

"Aaa....!!!!!"

"Kau sudah bangun?" Kata Saga yang langsung bangun dari tidurnya.

"Kau! Beraninya kau!" Kata Dita langsung membalut tubuhnya dengan selimut.

Ia kemudian menyerang Saga dengan semua kemampuannya.

Sayang sekali, pria itu hanya mempermainkannya, beberapa kali Saga menahan Dita lalu mencuri ciuman pada bibir Dita.

Bahkan pria itu berani mencium dada yang selalu ia lindungi dari pria.

Dita langsung menjauh dari Saga. Tak ada gunanya menghadapi pria barbar itu.

"Kau!! Aku akan,," Dita berhenti berbicara saat ia merasakan gejolak aneh dari dalam tubuhnya.

Panas dan gelisah, sesuatu di selatan kini berdenyut tak karuan, ia meminta di sentuh!

'Sial! Perasaan macam apa ini?' gumamnya dengan nafas memburu.

'Cih, sekarang aku yakin dia menginginkannya lagi.' Gumam Saga sembari menyibak selimut dan turun dari tempat tidur.

'Aku akan melihat seberapa lama kamu bertahan untuk tidak memintanya.' Saga berjalan ke kamar mandi dengan tubuh telanjangnya.

Sementara Dita yang masih berada di tempat tidur kini berusaha menahan tangannya yang sangat gatal untuk menyentuh benda di selatan.

'Ini pasti obat, aku tahu pria itu pasti memberiku obat!' pikirnya sembari mengepal tangannya dan berusaha menahan diri.

Ia kemudian menyeret tubuhnya yang kepanasan untuk meraih ponsel di samping tempat tidur.

Dengan cepat ia menekan tombol panggil pada Senya.

...

"Senior, kamu sudah sembuh?" Tanya Senya dengan perasaan kuatir.

"Aku di beri obat perangsang, cepat kemari dan jemput aku!" Kata Dita sembari menggesek-gesekkan kedua kakinya.

"Itu, saya sudah tahu. Tapi,,"

"Tapi apa?! Cepat kemari!" Kata Dita dengan tegas.

"Baik senior!" Kata Senya lalu panggilan itu di tutup.

"Haha,, sial! Aku,,, mmmhhh,," Dita meracau, ingatannya tentang tubuh Saga dan saat dimana pria itu menciumnya, ia menginginkan hal itu.

Ia kembali berbaring dan menggesekkan kakinya dengan cepat, bahkan tangannya kini sudah menyentuh kulitnya sendiri.

"Tidak!! Aku,, aku tidak boleh,, tidak!!" Ucapnya berusaha menenangkan diri.

Pikirannya kini menyuruhnya untuk berjalan ke kamar mandi dan meminta Saga menyentuhnya.

"Hmm,, mmhhh,, Tidak!! Tidak boleh! Ahhhh,,,," racaunya terus menerus.

Baru 2 menit dan ia sudah tak tahan, Dita segera bangkit dengan tubuh telanjangnya lalu berlari ke kamar mandi.

Pemandangan dimana Saga sedang basah di bawah shower membuatnya semakin bersemangat.

Tanpa malu ia mendekat ke arah Saga dan memeluk pria itu dari belakang.

Perasannya tidak menjadi tenang, tapi ia menginginkan hal yang lebih dari Saga.

"Apa yang kau lakukan?!" Kata Saga sambil tersenyum.

"Hmmm,,," jawab Dita sembari mengelus dada bidang milik Saga.

"Kau berani menyentuhku!" Saga meninggikan suaranya, berharap gadis itu menjadi takut.

Tapi nyatanya, ia malah tersenyum ketika Dita dengan berani menurunkan tangannya ke bawah hingga menggapai benda panjang di sana.

"Aku mau ini,," ucap Dita di sela-sela nafas memburunya.

Air yang menetes di kulit kedua orang itu semakin membangkitkan keinginan mereka untuk saling memuaskan.

"Cih! Bukannya tadi kau marah dan memukulku?"

"Tidak! Kau minta maaf, tapi berikan aku,,"

Saga menelan air liurnya lalu berbalik mencium Dita.

"Hah,,," Dita merasa puas dan ia melingkarkan tangannya di leher Saga sembari menaikkan tubuhnya untuk semakin dekat dengan Saga.

Saga begitu mengerti, jadi ia mengangkat Dita hingga gadis itu kini ada di gendongannya.

Kaki Dita melingkar kuat di pinggang pria itu lalu ia merasakan Saga berbalik dan menjepitnya ke dinding.

"Kali ini kau sendiri yang memintanya."

"Aku tahu! Cepat berikan!" Kata Dita yang sudah tidak sabar mendapatkan milik Saga.

"Sabar sayang, ini aku berikan." Kata Saga memulai pertempuran.

Keduanya menyelesaikannya dengan cepat sebelum Dita menjadi lemas dan dimandikan oleh Saga.

Pria itu kemudian menggendong Dita keluar kamar mandi "Bagaimana perasaanmu?" Tanya Saga.

"Tinggalkan aku sendiri." Kata Dita yang merasa malu sekaligus marah.

Pria itu telah melecehkannya dengan bantuan obat.

Sekarang ia tak memiliki harga diri lagi.

Ia menyentuh wajahnya yang sudah berlinang air mata.

Bekas luka yang dibuat di sana masih utuh. 'Jadi,, pria itu sama sekali tak keberatan menciumiku dengan bekas luka ini?' pikirnya yang semakin membuatnya sakit hati.

Terpopuler

Comments

Dewi Kijang

Dewi Kijang

kasian dita thooor siap yg bikin dia begitu.. ya

2022-05-31

1

Epifania R

Epifania R

bekas luka buatan

2022-04-29

3

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

nyantai ya tor, yg ni... banyak yg nunggu ceritanya Christian😁

2022-04-06

3

lihat semua
Episodes
1 1. Pria itu hanya mengambil keuntungan
2 2. Mengapa kau ada di kamarku
3 3. Berikan aku
4 4. Senior tampak buruk
5 5. Lelaki, semuanya sama saja
6 6. Pria yang bersama Dita
7 7. Bagaimana aku akan menuntaskan ini?
8 8. Hito
9 9. Pion
10 10. Dia benar-benar mengujiku
11 11. Kakak?
12 12. Memalukan bagimu
13 13. Aku memilikimu
14 14. Jendela
15 15. Dita diselamatkan Saga
16 16. Melakukannya di depan umum
17 17. Menjadi gigolo
18 18. Pria mesum
19 19. Di dalam mobil
20 20. Melayani bos buruk rupa
21 21. Cekatan
22 22. Pengawal pemula
23 23. Memperlihatkan kekuatannya
24 24. Salah menilai
25 25. Gadis nakal
26 26. Kinerja menurun drastis
27 27. Tertarik dengan seorang pelayan
28 28. Hubungan Saga dan pelayan
29 29. Aku percaya
30 30. Gadisku begitu nakal
31 31. Perempuan yang merepotkan
32 32. Pemerasan keluarga
33 33. Mencurigai Topia
34 34. Terlalu santai
35 35. Tamu
36 36. Rumahnya kosong
37 37. Bongkar rumah ini
38 38. Racun
39 39. Rasanya seperti daging panggang
40 40. Mantan Senior Dita
41 41. Tangkap mereka
42 42. Parasit
43 43. Nikmati waktu terakhir Kalian
44 44. Bangkrut besok pagi
45 45. Gemuk seperti babi
46 46. Sangat aneh
47 47. Tamu dari luar negeri
48 48. Kakak ipar
49 49. Pelayan yang berhianat
50 50. Penghianatan
51 51. Pria bertopeng
52 52. Membunuh para pewaris
53 53. Curiga pada Lorano
54 54. Pewaris sesungguhnya
55 55. Hubungan yang rumit
56 56. Video
57 57. Meja makan
58 58. Lalat menggonggong
59 59. Perjanjian bertarung nyawa
60 60. Menanti ekspresi kesal saga
61 61. Saling tolak
62 62. Kejutan
63 63. Ahli untuk membentuk otot
64 64. Kekasih baru Lorano
65 65. Kekalahan Tetua
66 66. Keanehan Lorano
67 67. Lorano yang tersiksa
68 68. Kasihan pada adik dan calon keponakan
69 69. Lorano hampir bangkrut karena Senya
70 70. Ketakutan asisten Lorano
71 71. Waktu 10 hari
72 72. Budak perempuan
73 73. Pertemuan Senya dengan Lorano
74 74. Melakukannya bersama orang yang dicintai
75 75. Lorano diracuni Dita
76 76. Lamaran Aran
77 77. Topia kembali
78 78. Tuan benar-benar berubah
79 79. Lorano memilih kekalahan
80 80. Keterlibatan Senya
81 81. Selamat Datang
82 82. Dita membela Senya
83 83. Terlambat
84 84. Obat penawar dilarikan Arga
85 85. Kematian Lorano
86 86. Pernikahan
87 87. Satu-satunya orang yang tidak tahu apapun
88 88. Hukumnya untuk Senya
89 89. Jadi makanan Buaya
90 90. Dilema Aran
91 91. Menyelidiki ulang
92 92. Kebakaran
93 93. Mengapa berubah sikap?
94 94. Senyum Topia
95 95. Menikah bagaimana yang kau inginkan?
96 96. Aran berduaan saja dengan Senya
97 97. Tidak berani bertemu Senya
98 98. Tidak pernah jatuh cinta
99 99. Harus mencintaiku
100 100. Tidak perempuan yang mau menikah tanpa cinta
101 101. Cincin dan bunga untuk Topia
102 102. Happy Ending
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Pria itu hanya mengambil keuntungan
2
2. Mengapa kau ada di kamarku
3
3. Berikan aku
4
4. Senior tampak buruk
5
5. Lelaki, semuanya sama saja
6
6. Pria yang bersama Dita
7
7. Bagaimana aku akan menuntaskan ini?
8
8. Hito
9
9. Pion
10
10. Dia benar-benar mengujiku
11
11. Kakak?
12
12. Memalukan bagimu
13
13. Aku memilikimu
14
14. Jendela
15
15. Dita diselamatkan Saga
16
16. Melakukannya di depan umum
17
17. Menjadi gigolo
18
18. Pria mesum
19
19. Di dalam mobil
20
20. Melayani bos buruk rupa
21
21. Cekatan
22
22. Pengawal pemula
23
23. Memperlihatkan kekuatannya
24
24. Salah menilai
25
25. Gadis nakal
26
26. Kinerja menurun drastis
27
27. Tertarik dengan seorang pelayan
28
28. Hubungan Saga dan pelayan
29
29. Aku percaya
30
30. Gadisku begitu nakal
31
31. Perempuan yang merepotkan
32
32. Pemerasan keluarga
33
33. Mencurigai Topia
34
34. Terlalu santai
35
35. Tamu
36
36. Rumahnya kosong
37
37. Bongkar rumah ini
38
38. Racun
39
39. Rasanya seperti daging panggang
40
40. Mantan Senior Dita
41
41. Tangkap mereka
42
42. Parasit
43
43. Nikmati waktu terakhir Kalian
44
44. Bangkrut besok pagi
45
45. Gemuk seperti babi
46
46. Sangat aneh
47
47. Tamu dari luar negeri
48
48. Kakak ipar
49
49. Pelayan yang berhianat
50
50. Penghianatan
51
51. Pria bertopeng
52
52. Membunuh para pewaris
53
53. Curiga pada Lorano
54
54. Pewaris sesungguhnya
55
55. Hubungan yang rumit
56
56. Video
57
57. Meja makan
58
58. Lalat menggonggong
59
59. Perjanjian bertarung nyawa
60
60. Menanti ekspresi kesal saga
61
61. Saling tolak
62
62. Kejutan
63
63. Ahli untuk membentuk otot
64
64. Kekasih baru Lorano
65
65. Kekalahan Tetua
66
66. Keanehan Lorano
67
67. Lorano yang tersiksa
68
68. Kasihan pada adik dan calon keponakan
69
69. Lorano hampir bangkrut karena Senya
70
70. Ketakutan asisten Lorano
71
71. Waktu 10 hari
72
72. Budak perempuan
73
73. Pertemuan Senya dengan Lorano
74
74. Melakukannya bersama orang yang dicintai
75
75. Lorano diracuni Dita
76
76. Lamaran Aran
77
77. Topia kembali
78
78. Tuan benar-benar berubah
79
79. Lorano memilih kekalahan
80
80. Keterlibatan Senya
81
81. Selamat Datang
82
82. Dita membela Senya
83
83. Terlambat
84
84. Obat penawar dilarikan Arga
85
85. Kematian Lorano
86
86. Pernikahan
87
87. Satu-satunya orang yang tidak tahu apapun
88
88. Hukumnya untuk Senya
89
89. Jadi makanan Buaya
90
90. Dilema Aran
91
91. Menyelidiki ulang
92
92. Kebakaran
93
93. Mengapa berubah sikap?
94
94. Senyum Topia
95
95. Menikah bagaimana yang kau inginkan?
96
96. Aran berduaan saja dengan Senya
97
97. Tidak berani bertemu Senya
98
98. Tidak pernah jatuh cinta
99
99. Harus mencintaiku
100
100. Tidak perempuan yang mau menikah tanpa cinta
101
101. Cincin dan bunga untuk Topia
102
102. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!