Dita tinggal dalam ruangannya, ia begitu cemas saat ia kembali ingat bagaimana pria itu mempermalukannya.
"Senior," kata Asistennya yang datang membawa cemilan untuk Dita.
"Menurutmu, bagaimana kejadian tadi?" Tanya Dita pada Asistennya.
"Senior,," kata Asistennya yang tak mau mengatakan pendapatnya.
"Kau mau membuatku mengulangi pertanyaanku?" Ucap Dita dengan suara di tekan menandakan suasana hatinya sangat tidak bagus.
"Pria itu sepertinya menyukai Senior."
"Hahah, suka?! Kau membuat lelucon! Bagaimana bisa ada pria yang suka pada gadis buruk rupa sepertiku?!" Kata Dita menunjuk wajahnya yang rusak.
"Maaf Senior."
"Pergilah. Atur dengan baik perjalanan kita ke hotel M. Semuanya harus berjalan dengan lancar " Kata Dita.
Dita masih marah saat seorang pengawalnya masuk mebawa sebuah surat untuknya.
Dita menerima surat itu dan membacanya. "Selamat menjadi dewasa, Selamat 21 tahun."
"Surat sialan!" Umpatnya membalik surat itu dan menemukan nama seorang pria di belakangnya. 'HITO'
"Dia,," Dita tertegun dan ingat pria itu.
Waktu kecil mereka akan berpisah karena Hito harus mengikuti ibunya setelah ayahnya meninggal.
Mereka berjanji akan bertemu kembali saat Dita berumur 21 tahun.
Sehari setelah ualng tahun Dita.
"Kau pasti tidak bisa menemuiku kalau kau sedang ulang tahun, aku tahu saat itu kau pasti sibuk menikmati makanan enak.
Kita akan bertemu sehari setelah kau berumur 21 tahun." Kata Hito saat Dita masih berumur 11 tahun.
"Tidak penting lagi." Kata Dita dan membuang surat itu. Mana ada lelaki yang mau dengan si buruk rupa sepertinya.
Hanya buang-buang waktu saja.
....
Hotel M.
Dita tiba menggunakan pakaian yang cukup seksi di tubuhnya. Kulit halusnya banyak mencuri perhatian lelaki.
Tapi mereka semua akan kecewa saat memperhatikan wajah Dita dengan jelas.
Dita menggunakan topi dengan renda menjuntai menutupi wajahnya.
Tapi kalau dilihat dengan jelas, mereka akan tahu kalau ada luka besar di wajah gadis itu.
Banyak orang menghindarinya karena penampilannya, apa lagi Dita terkenal dengan gadis berdarah dingin dan tak segan membunuh seseorang yang tak baik menurutnya.
Entah sudah berapa banyak yang mati di tangannya.
Hanya beberapa orang yang sudah lama bekerja sama dengannya masih senang bercakap-cakap bersamanya.
"Halo Tuan Alex," ucap Dita.
"Senior Dita, senang bertemu dengan Anda. Kata Alex mengulurkan tangannya dan berjabat tangan bersama Alex.
"Saya dengar proyek yang anda kerjakan saat ini berjalan dengan lancar. Bahkan kota G sudah menjadi wilayah Anda."
"Pak Alex terlalu memuji. Itu bukan hal besar yang patut mendapatkan pujian." Kata Dita.
Dita sudah terbiasa dengan percakapan seperti itu, apa lagi di acara yang memang diadakan untuk pebisnis seperti mereka.
Setalah 2 jam mengikuti acara, Dita merasa haus. Ia berjalan ke sala satu meja dan mendapatkan segelas minuman.'Kenapa aku merasa gugup?' pikirnya dalam hati.
"Ada apa Senior?" Tanya Senya yang memperhatikannya.
"Apa kau sudah mengawasi semua tamu?" Tanyanya.
"Sudah, semuanya bersih, hanya saja, di acara ini juga hadir Tuan Saga. Tapi dia sedang ada di ruang pribadi berbincang dengan Tuan Arlan dari LX grup."
"Jangan kuatirkan dia. Aku akan ke toilet dulu." Katanya lalu berjalan ke arah toilet.
Namun, semakin ia melangkahkan kakinya, ia semakin merasa pusing.
Dengan berpegangan pada pembatas tangga, ia mengingat apa saja yang sudah ia lakukan.
'Apa seseorang memberiku obat?' katanya sambil terus mengingat.
'Aku hanya minum saja, dan itu aku ambil sendiri. Tidak mungkin ada orang yang menaruh sesuatu ke dalam minumanku.' Pikirnya dan segera meraih ponselnya untuk menelpon asistennya.
"Susul aku ke toilet." Katanya lalu ia segera masuk ke toilet dan mengunci pintu.
Setelah menunggu 1 menit, akhirnya pintu toilet di ketuk.
"Siapa?" Katanya dengan kesadaran yang mulai hilang.
"Senior, ini saya." Kata asistennya.
Dita memaksakan tubuhnya yang gelisah dan langsung membuka pintu.
"Senior kenapa?" Tanya Senya.
"Ayo pulang." Ucap Dita yang langsung jatuh ke pelukan asistennya.
Keduanya kemudian berusaha keluar dari Toilet, tapi karena Senya terlalu sibuk memikirkan Dita, ia tidak Sadar seseorang memukulnya dari belakang lalu ia jatuh dengan tenang.
Setelah 1 jam pingsan, Dita tersadar dan melihat Saga sedang duduk di sofa kamar.
"Kau!! Ucap Dita sembari melepaskan selimutnya dan memeriksa dirinya.
'Untunglah masih lengkap.' katanya lalu berdiri dan berjalan menghampiri Saga yang sementara menikmati anggurnya.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa aku ada di kamarmu?" Tanya Dita.
"Pertama-tama, kau harus berterima kasih lebih dulu. Kalau bukan karena aku, kau sudah menjadi santapan pria tua." Kata Saga dengan santai.
"Terima kasih." Kata Dita lalu ia berjalan ke arah pintu dan membukanya, tapi pintu itu terkunci.
"Tuan," kata Dita berbalik menatap Saga.
"Kau sudah berubah sekarang. Anak kecil yang cengeng dan suka jatuh itu kini menjadi gadis dingin dan cuek." Kata Saga membuat Dita keheranan.
"Beraninya!" Dita kembali mendekati Saga dan menatap pria itu dengan tajam.
"Sejak pertemuan pertama kita, aku sudah menahan diri dengan sikapmu. Tapi ini,, kau bahkan berani membahas tentang masa kecilku? Dari mana kau tahu!?"
Saga masih terlihat santai "Aku tidak membahas masa kecilmu, aku membahas masa kecilku sendiri. Ingatanku tentangmu, ketika kau masih kecil." Kata Saga sambil menatap Dita dengan perasa rindu.
"Masa kecilmu?" Dita semakin menajamkan tatapannya.
Tapi ia langsung roboh di sofa ketika sesuatu yang aneh tiba-tiba mendorongnya dari dalam tubuhnya.
"Ada apa?" Tanya saga saat melihat gadis itu seperti kesulitan bernafas.
"Jangan! Jangan sentuh aku!" Kata Dita dengan suara bercampur nafas yang memburu.
"Apa yang di berikan pria tua itu padamu?" Tanya Saga sembari menghubungi dokter pribadinya.
"Hah,, hah,, hah,, panas!" Teriak Dita sembari menggelinjang berusaha melepaskan pakaiannya.
"Tidak,, Tidak,, jangan lakukan itu!" Kata Saga langsung mendekati Dita dan menahan tangan Dita di atas kepala.
Dita terus menggelinjang "Lepas! Lepaskan aku! Panas! Sialan!! Seseorang pasti menjebak ku!" Kata Dita di antara kesadarannya.
"Diamlah, tenang,, tenang," kata Saga berusaha menahan tubuh Dita yang merontah.
"Sial! Singkirkan tubuhmu dariku!" Teriak Dita dibarengi leguhannya.
'Ini pasti obat perangsang! Beraninya mereka!' Saga menggertakkan giginya sambil menahan tangan Dita di atas kepala gadis itu.
Gadis itu menggelinjang hingga akhirnya melingkarkan kakinya di pinggang Saga.
Dita yang awalnya merasa sangat panas kini merasa lebih baik saat menyentuh kulit Saga.
Ia ingin lebih dan mulai mendekatkan seluruh tubuhnya ke arah Saga.
Tenaganya menjadi lebih kuat, berusaha melepaskan diri dari cengkraman Saga. "Berikan! Aku ingin memakanmu!"
Saga merasakan dorongan dalam tubuhnya, ia merasa bangkit saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Dita.
Apa lagi, gadis itu mengenakan pakaian terbuka hingga kini kulit mulus Dita sudah terlihat dengan jelas.
Dada yang kencang dan terawat membuat Saga menelan air liurnya.
'Tidak, aku harus menghindar ' pikirnya lalu memperbaiki baju Dita dan membiarkan gadis itu memeluknya dengan Erat.
Dita menggesekkan tubuhnya dengan Saga, bahkan gadis itu menciumi leher Saga dengan bebas hingga meninggalkan tanda-tanda cinta di sana.
"Maafkan aku, tapi aku harus melakukan ini," kata Saga meraih tali dan mengikat gadis itu.
"Begini lebih baik," kata Saga yang memperhatikan Dita terus memberontak berusaha melepaskan diri dari ikatannya .
Wajah cantik gadis itu tak tertutupi dengan bekas lukanya.
Malahan bekas luka di wajah Dita membuat gadis itu semakin menarik di mata Saga.
"Ah,, tolong! Beri aku,, huh,, aku mau,, hah,, hah..." Rintih Dita sambil terus menggelinjang.
Ia terus mendekatkan dirinya ke Saga, sayangnya, tali di tubuhnya membatasi dirinya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Putri Minwa
ceritanya buat penasaran ya thor
2023-03-29
0
💞 RAP💞
🤩🤩 mampir thor
2023-03-29
0
Dewi Kijang
lanjut seru ni thooor👌👌👌👌
2022-05-31
0