"Hentikan tangisan mu itu! " suara Zevan yang dingin begitu sampai didepan Zahra
Bukan nya berhenti namun, Zahra semakin terisak, tidak mendengarkan ucapan Zevan
"Aku bilang berhenti!!" Sentak nya lagi merasa muak dengan perempuan di depan nya itu, yang sudah 6 tahun bersama dengan nya
Zahra menolehkan muka nya kearah Zevan
Memandang Zevan dengan tatapan sinis dan mata yang sayu, menyiratkan perasaan nya yang begitu tertekan dan terabaikan, terlupakan, dan tak dianggap, tak dingginkan, dibenci, dikucilkan. semua nya melebur menjadi satu di hati nya, membuat nya bener bener hancur.
"Zev..." suara paru Zahra disela isakan nya
"Kenapa dunia begitu kejam padaku?" sambung nya lagi masih dengan isakan dan suara sengau nya.
"Kenapa seorang anak, sampai tak ingin dekat dengan ibu nya Zev?" ucapnya lagi
Tanpa berniat menjawab, Zevan hanya mendengarkan apa yang Zahra ucapkan, jujur hati nya juga terasa sakit. namun rasa benci nya pada Zahra yang dirasa sangat ceroboh membuat nya menepis semua rasa simpati nya pada Zahra.
Zev memijit pelipis nya sambil duduk dikursi didepan Zahra
Sedanngkan Zahra masih sesegukan, menerima perlakuan dari putri satu satu nya pastilah merasakan sakit yang amat....
"Kenapa dia tak mau dekat dengan ku Zev?" akhirnya pertanyaan itu lolos dari bibir Zahra
"Aku ibu nya, apakah aku terlalu buruk sebagai seorang ibu? sehingga anak ku tidak mau dekat dengan ku? jangan kan dekat, hanya sekedar menyentuh nya saja anak ku tak mau Zev. hiksss hikssss" tangan nya bergerak meremas dada nya terasa penuh dan sesak.
"Aku rindu putriku Zev. aku rindu, hiksss".
Suara Zahra terdengar sangat malang di telinga Zevan.
Zevan menarik nafas nya dalam-dalam lalu meghembuskan nya...
"Sudah" ucapnya pada Zahra.
"Apa kah kamu sadar kenapa anak mu tidak mau dekat dengan mu?" tanya Zevan
"Cobalah pikir! sikap mu seperti apa kepada anak mu. dan ya aku tak ingat, kapan terakhir kau memandikan dan menemani nya tidur, menyuapi nya makan bercerita pada nya saat dia sedang tidur. " sambung Zevan lagi
Zahra masih menyimak yang Zevan katakan, mendengar penuturan dari Zevan membuat dada nya semakin sesak.
"Bahakan Mama yang mengurus semua keperluan Nabil, dan kau sebagai ibu nya, tidak pernah mengurus keperluan anak mu" cecar Zevan
"Ah, atau mungkin kau hanya menujukan topeng mu saat ada Papa, sikap mu begitu berbeda saat Papa ada dan tidak ada." tutur nya lagi
"Zev, apa maksud mu?" tak tahan dengan yang Zevan katakan akhir nya Zahra membuka suara nya
"Cih masih bertanya? "ucap nya malas...
"Dulu, saat ada papa kamu bersikap seolah olah istri dan ibu yg baik, untuk suami dan anak mu. dan menjadi menantu juga ibu rumah tangga yang baik." Zevan menarik napas nya lagi menarik napas nya lalu dihembuskan dengan perlahan.
"Tapi lihat lah sekarang, selama papa tidak ada, sikap mu berubah bagaikan langit dan bumi. kamu mengabaikan anak mu, dan memberikan tangung jawab sebagai ibu pada oma nya, bukan kah selama ini mama yang mengurus Naabila." nada nya semakin keras dengan intonasi yang tegas.
Zahra tersentak, ia semakin meremas dada nya dan air mata nya lolos begitu saja. Zevan menuduhnya dengan sangat kejam. bukan dia tidak mau merawat Nabila namun ibu nya memang melarang nya...
"Zev, bukan seperti itu, akuuu..." belum sempat Zahara menyelesaikan perkataan nya Zevan kembali memotong ucapan nya.
"Kalo kau ingin dekat dengan anak mu. kau harus merawat nya memberikan perhatian mu pada Nabil, bahkan seorang anak, bisa merasakan kasih sayang yang tulus dan yang hanya berkedok. maka Jagan salah kan Nabil jika tidak ingin dekat dengan mu,karena kasih sayang mu yang tidak tulus pada nya. " tegas Zevan lagi
"Zev cukup! perkataan mu begitu menyakiti ku, apa alasan mu menuduhku begitu kejam Zev, apaa?" Zahra memberanikan diri meninggikan suara nya
"Cih masih berani berteriak pada ku" decih Zevan
"Dengarlah Zahra, aku sudah muak dengan semua kelakuan mu. kamu tidak merawat anak mu, bahkan aku yakin Nabil lebih membutuhkan aku dan Mama dari pada kamu. dan kamu cihh, aku malas melanjutkan kata kata ku" sambung nya lagi menatap Zahra ke seluruh tubuh nya...
"Lanjutkan Zev! lanjutkan saja, semuaa apaaaaa kamu mau mengatai ku apa lagii lanjutkan!!" pekik an Zahra serasa ingin mengeluarkan semua yanga da dalam diri ny namun dia tak mempunyai keberanian untuk itu...
"Lihatlah, kamu bahkan tidak merawat tubuh mu sendiri Zahra, menjadi ibu rumah tangga juga tidak. karna semua pekerjaan sudah ada pembantu, tapi lihatlah penampilan mu? lihatlah dirimu di depan cermin!" kata Zevan dengan nada tegas nya.
" Apa saja yang kau lakukan Zahra? mengurus badan mu saja kau tidak becus. lihatlah wajah mu baju mu! semua nya membuat ku malas melihat mu, Aku jijik dengan wajah mu yang ditumbuhi banyak jerawat dan berminyak. setidak nya perbaikilah penampilan mu! bukan kah uang bulanan yang aku berikan cukup banyak untuk semua itu. kau kemanakan uang itu?" sentak nya lagi
"Zevv aku... uang itu aku gunakan untuk pengobatan ayah dikampung" ucap Zahra dengan mata yang sudah merah sembab karna banyak menagis.
"Tapi itu terlalu banyak zahra, bukan kah ayah sudah meberikan nya, dan hanya perlu satu kali kontrol sebulan.penyakit ayah bukan lah penyakit yang harus mengeluarkan banyak uang. " jelas Zevan yang sudah mengetahui sakit sang ayah mertua, dan itu hanya penyakit lambung, yang hanya perlu kontrol satu kali sebulan karena mempunyai asam lambung yang tinggi sudah 2 tahun ini beliau selalu kontrol.
Sedangkan Zahra yang memang tidak mengetahui berapa jelas nya nominal uang yang Zevan berikan pada nya, karena dari ibu mertua nya hanya memberikan itu setiap bulan. dan hanya cukup untuk periksa sang Ayah, jadi bagaimana mau perawatan dan mengunakan baju bermerek sedagakan uang itu ayah nya lebih membutuhkan nya daripada diri nya.
Zahra hanya bisa tertunduk sambil menangis, perkataan Zev mebuat nya tak tau harus menjawab apa. ingin menjawab bahwa uang itu haya cukup untuk obat sang ayah tapi, zahra takut suami nya akan tersinggung. karna merasa tidak menghargai berapa pun yang diberikan oleh sang suami.
Zahra berfikir mungkin menurut Zevan itu jumlah yang banyak, karna tidak tau berpaa jumlah yang harus dibuat setiap kontrol nya namun nyata nya jumlah yang diterima Zahara setiap bulan dari sang ibu mertua hanya cukup untuk itu saja.
Zahra masih tertunduk sambil terisak ..
Sedangkan Zevan dibuat geram karena tidak mendapat kan respon apa pun dari Zahra.
Zevan begitu saja melagkahkan kaki nya pergi meninggalkan sang Zahra
***
Sesampai nya diruang tamu Zevan langsung menuju mobil nya, dilihat nya mobil sudah siap terpakir dedepan teras rumah nya. Zevan memasukan badan nya, dan duduk di jok penumpang dengan kepala yang menyadar ke jok penumpang...
Entahlah seperti bnyak yang menjadi pikiran nya
Dikursi pengemudi sudah ada asisten Dony yang sudah menunggu sang Zevan, tanpa perintah Dony sudah sangat hafal dengan sang bos karna sudah 10 tahun mereka bersama.
Lajut gak ni kasi like dan komen ya!!
kasi 10 like aja yuk semangat..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nuraini Ibrahim
semangat jahra pasti akan indah pada waktunya
2024-03-13
1
Nuraini Ibrahim
semangat jahra pasti akan indah pada waktunya
2024-03-13
1
Bu Kus
semoga zahra tetap kuat kasihan semoga mata hati zev terbuka
2024-03-06
1