SETELAH BERCERAI

SETELAH BERCERAI

Perkataan Setajam Belati

Di mansion mewah, yang sangat megah seorang gadis dengan berpenampilan sederhana, dengan tubuh yang tinggi sekitar 160cm

Tampak diwajah gadis itu ada beberapa jerawat yang masih memerah dan sebagian sudah kering.

Wajahnya tanpa polesan make up sedikit pun, hanya sedikit lipglos yang dioleskan tipis dibibir. masih nampak cantik dengan kulit kuning langsat, sedang di halaman belakang membersihkan kolam renang yang cukup luas.

Seseorang wanita berusia sikitar 40 tahunan berjalan kearah kolam renang meneteng tas berendit ditangan nya

"Hey, Mama mau pergi dulu sama Nabila, ingat! kalo kerjaan kamu belum beres jangan harap kamu bisa istirahat! saat Mama pulang harus sudah selesai semua! " ucap Meriyana kepada Zahra yang sedang membersihkan kolam

Zahra pun menoleh dan tersenyum, lalu mengangukan kepala nya dengan senyum tipis di wajah lelah nya.

Nyonya Merry hanya berdecih "cihh. memang susah bicara dengan wanita bisu dan udik. " hardiknya menatap remeh pada wanita malang itu, lalu melangkah pergi meninggalkan nya

Setetes cairan bening mengalir di wajah wanita itu, Zahra buru buru memalingkan wajah nya kearah lain. dan tertunduk menyeka pelan mengunakan jari telunjuk nya.

Bagaimana pun ucapan ibu mertua nya itu bisa dia dengar nya dengan jelas, Zahra sudah terbiasa menerima hinan dari sang ibu mertua nya itu

Sudah 6 tahun Zahra menjadi menantu nya namun, tetap saja ibu mertua nya bahkan smpai sekarang belum bisa menerima nya sebagai menantu.

Usaha yang Zahra lakukan menjadi menantu yang penurut, dan melakukan apa pun yang di suruh oleh ibu mertua, namun tetap saja semua usaha Zahra sia-sia. semakin hari ibu mertua nya semakin menyiksa batin nya dan itu sangat berpengaruh pada fisik dan penampilan nya, yang tampak tidak terawat meskipun dia menjadi menantu keluarga kaya raya.

Zahra semakin tertunduk, dan memerosotkan badan nya disamping kolam renang menyembunyikan wajahnya diantara lutut nya. dan bertumpu pada tagan nya Zahra terisak.

"Kuatkan aku tuhan. semoga ini bisa menjadi pahala bakti ku pada semua orang yang ku sayang. jadikan hati ku sekuat baja, agar tak mudah retak walau berulang kali di tempa" gumam nya

"Aku yakin, kau memiliki rencana yang indah untuk ku, maka. sabarkan lah hati dan jiwaku untuk saat Saat ini, dan dimana hanya ada kebahagiaan an didalam hidup ku ini" gumam nya lagi menguatkan diri nya sendiri untuk bisa kuat dan tegar untuk menjalani hidup yang sudah dipilihkan oleh orang tua ny untuk nya.

Setelah puas menangis dan meratapi nasip nya Zahra, kembali membersihkan dedaunan yang ada di kolah itu Hingga bersih..

Tak terasa azan zuhur pun tibaa. Zahra merapikan alat nya dan meletakan di sebelah halaman belakang, dia berjalan menuju kamar nya

Begitu memasuki kamar Zahra mengambil wudhu dan menjalankan kewajiban nya sebagai wanita muslimah. menjalankan solat tepat waktu.

Kruuykkkk.... kruuykkk.... kruuyuukkk

(bukan bunyi ayam ya gengs... otor ga tau buyi perut nulis ny gimana jadi gitu aja yaaa) 😊

Zahra tetap khusu melakukan solat nya tanpa terganggu suara yang berasal dari dalam perut nya...

Doa Zahra tetap sama di setiap sujud nya, hanya meminta kesabaran dan kesabaran untuk dirinya dan juga rumah tangga nya, ntahlah kenapa Zahra selalu meminta itu... (adaaa yang tauu ga) 😁

Cekelekkk

Suara pintu kamar terbuka

Zahra yang sudah selesai pun menoleh kearah pintu kamar nya itu. dilihat nya sang suami yang baru saja pulang, Zahra tersenyum hangat pada suami ny, dan membereskan mukenah nya, meletakkn kembali kedalam lemari dan berjalan menuju sang suami yang sudah duduk di ranjang...

Zahra mengulurkan tangan nya untuk mencium punggung tangan suami nya.

"Mas." ucap Zahra yang masih mengulurkan tangan nya

Bukan menjawab namun Zevandra Alexander atau yang biasa dipanggil Zevan menatap zahra dengan tatap an digin nya

Tanpa mengatakan satu kata pun Zevan pergi kekamar mandi tanpa menghiraukan Zahra.

Zahra yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengucapkan istigfar di dalam hati nya

Tidak menagis namun hanya mengucapkan istighfar dan menyemangati diri nya dalam hati, karena dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu. seakan tak pernah kapok Zahra justru melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri mau Zevan menyukai nya atau tidak. bagi nya berbakti pada suaminya adalah wujud cinta nya kepada Allah sebagai sandara hidup nya...

Zevan yang sudah keluar dari kamar mandi nampak semakin segar setelah membasuh wajah nya

"Dimana Nabil? " ucap nya dingin melihat diri nya didepan kaca dan menyisir rambut nya tanpa melihat Zahra

"Mmm tadi pergi sama Mama, mugkin sebentar lagi pulang mas, mau aku bikinkan teh atau kopi?" tanya Zahra pada Zevan

"Tidak perlu! aku akan keluar kota" jawab nya

"Baik lah, apakah ada pekerjaan disana? sehingga mendadak seperti ini? " ucapnya lagi dengan hati hati

"Bukan urusan mu." jawab ny lagi

Zahra hanya bisa meghela nafas panjang mendapati jawaban sang suami.

Bagaimana bisa mereka suami istri namun tidak mengetahui urusan satu sama lain..

Zahra lalu membalikan badan nya hendak meninggalkan kamar itu.

"Mau kemana?" suara Zevan menghentikan langkah nya ketika hendak membuka pintu

Zahra membalikan tubuh nya "hanya ingin makan di dapur"jawab ny.

"Apakah kau akan makan, saat suami mu pulang bukan menyiapkan barang yang akan aku bawa keluar kota? apa tidak bisa nanti saja! bahkan walaupun kamu banyak makan dan bersantai di rumah badan mu semakin kurus. lihatlah wajah mu begitu tidak terurus. " ugkap Zevan menatap kearah Zahra dengan expresi datar nya.

"Tapi zev..." ucap Zahra terputus saat zevan menyela kata kata ny

"Bahkan Mama sampai turun tangan mengurus Nabil. apakah kamu tidak bisa merawat badan mu itu? apa yang kamu lakukan sampai badan mu seperti itu sekarang seperti orang kelaparan saja. " ketus nya

Pelupuk mata Zahra sudah tergenang dengan cairan bening, yang terus menetes tanpa henti.mendengar perkataan Zevan yang begitu menyakitkan..

Apakah ini salah nya apakah benar dia tidak bisa mengurus diri nya sendiri? sampai anak nya ibu mertua nya yang mengurus..

"Kenapa tidak menjawab? kamu hanya sibuk menagis, sebenar nya apa yang kamu tangisi?seharus nya kau itu intropeksi diri!" lanjut Zevan lagi semakin menajamkan kata kata nya bagai belati yang menyayat nyatat hati Zahra...

"Zev hentikan.sudah cukup!" ucap Zahra dengan nada bergetar. berjalan menuju lemari mengambil koper kecil dan menyiapkan beberapa celana kemeja jas dan dasi dan beberapa vitamin sudah selesai disiapkan dalam sekejab...

Zevan hanya memperhatikan istri nya itu, Zahra masih menagis sambil mengemasi semua barang nya, walaupun tidak diberitahu. namun Zahra sudah hafal dengan kegiatan dan semua keperluan Zevan.

dukung karya ini agar berkembang

kasi like komen dan vote kalian ya

revisi ke suwidak kali😭

😊😊😊

Terpopuler

Comments

Novita Nathan

Novita Nathan

yg g beres itu ibumu zev.....
mna ada waktu istrimu mngurus dirinya sendiri.... krna hidupnya hnya di babukan...

2024-03-19

1

Nuraini Ibrahim

Nuraini Ibrahim

sabar ya 😥

2024-03-13

1

Kartini Kartini

Kartini Kartini

blm apa apa udh kejam aja

2024-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Perkataan Setajam Belati
2 Perkataan Pedas Ibu Mertua
3 Sikap Nabila
4 Kebencian Zevan
5 Flasback Bertemu Papa Mertua
6 Flasback Bertemu Sahabat Lama
7 Lipstik 20 Ribuan Dan Pupur Bayi
8 Kehagantan Nabil dan Zahra
9 Mama Bukan Pembatu
10 Pulang Dini Hari
11 Pertemuan Tak Terduga
12 Wanita Masa Lalu
13 Di Hotel Cleo
14 Tertidur di Hotel Cleo
15 Elin Zevan Kurang Ajar
16 Keinginan Bercerai
17 Mari Bercerai
18 Keperdulian Nabil
19 Biarkan Nabila Bersama ku
20 Tiga Hari Terakhir
21 Resmi Bercerai
22 Meninggalkan Nabila
23 Kecelakaan ( Kehilangan Bayi)
24 Tidur Sekamar
25 Rendra Psikolog Dadakan
26 Dimana Mama
27 Mengantar Zahra Pulang
28 Kematian Ayah Syamsir
29 Dikira Suami Istri
30 Nabila Sakit
31 Menjual Cincin Pernikahan
32 Datang Ke Rumah Mantan Suami
33 Semua Tentang Zahra
34 Keindahan Di Balik Pakaian Lusuh
35 Diterima Bekerja
36 Gagal Bekerja dan Kemarahan Zevan
37 Keputusan Zevan
38 Dia Anakmu
39 Pinjam Daster Mbo
40 Menyusul Zahra (Tidur Bersama)
41 Ganti Baju Mu!
42 Mengetahui Kebenaran
43 Perubahan Zevan
44 Dimana Cicin Pernikahan Kita?
45 Membeli Cicin Itu Lagi
46 Sindiran Ibu Zalifah
47 Aku Akan Menginap!
48 Minyak Gosok
49 Menyuruh Zevan Pulang!
50 Suami Usil
51 Squishy Elastis
52 Pembicaraan Cleo dan Merry
53 Mengusir Rendra
54 Menangkap Ayam
55 Tuan Phillips Tidak Hadir
56 Datang Ke Pesta
57 Ide Jail Zevan
58 Wanita Sepolos Zahra
59 Nafkah 1 Juta Perbulan
60 Kejujuran Zahra
61 Ketahuan Nabila
62 Kejahilan Zevan Lagi
63 Bertemu Wanita Menyebalkan
64 Jangan Minum Pil KB lagi!
65 Aku Mencintaimu
66 Benda Tumpul Yang Mengeras
67 Ini Dia!
68 Kejutan Untuk Istriku
69 Tambah Cucu Untuk Ku!
70 Kabar Kecelakaan Nyonya Merry
71 Kebenaran Yang Dibongkar
72 Menginap Di Hotel
73 Model Dadakan
74 Kebenaran Tentang Zevan
75 Aku Anak Haram!
76 Naik Ambulance
77 Pergi ke Makam Ibu
78 Pertemuan Dony dan Wanita Misterius
79 Tentang Adik Dony
80 Keputusan Besar
81 Kemarahan Tuan Philps
82 Pelukan Pagi Hari
83 Penyelidikan Zevan
84 Bayi Kembar
85 Dimana Adikku?
86 Syarat Bertemu Adik
87 Ada Apa Dengan Nabila?
88 Cup Cup Cup
89 Nenek Menjenguk Ibu dan Cucu
90 Penyakit Nabila
91 Kejadian Tak terduga
92 10 tahun kemudian
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkataan Setajam Belati
2
Perkataan Pedas Ibu Mertua
3
Sikap Nabila
4
Kebencian Zevan
5
Flasback Bertemu Papa Mertua
6
Flasback Bertemu Sahabat Lama
7
Lipstik 20 Ribuan Dan Pupur Bayi
8
Kehagantan Nabil dan Zahra
9
Mama Bukan Pembatu
10
Pulang Dini Hari
11
Pertemuan Tak Terduga
12
Wanita Masa Lalu
13
Di Hotel Cleo
14
Tertidur di Hotel Cleo
15
Elin Zevan Kurang Ajar
16
Keinginan Bercerai
17
Mari Bercerai
18
Keperdulian Nabil
19
Biarkan Nabila Bersama ku
20
Tiga Hari Terakhir
21
Resmi Bercerai
22
Meninggalkan Nabila
23
Kecelakaan ( Kehilangan Bayi)
24
Tidur Sekamar
25
Rendra Psikolog Dadakan
26
Dimana Mama
27
Mengantar Zahra Pulang
28
Kematian Ayah Syamsir
29
Dikira Suami Istri
30
Nabila Sakit
31
Menjual Cincin Pernikahan
32
Datang Ke Rumah Mantan Suami
33
Semua Tentang Zahra
34
Keindahan Di Balik Pakaian Lusuh
35
Diterima Bekerja
36
Gagal Bekerja dan Kemarahan Zevan
37
Keputusan Zevan
38
Dia Anakmu
39
Pinjam Daster Mbo
40
Menyusul Zahra (Tidur Bersama)
41
Ganti Baju Mu!
42
Mengetahui Kebenaran
43
Perubahan Zevan
44
Dimana Cicin Pernikahan Kita?
45
Membeli Cicin Itu Lagi
46
Sindiran Ibu Zalifah
47
Aku Akan Menginap!
48
Minyak Gosok
49
Menyuruh Zevan Pulang!
50
Suami Usil
51
Squishy Elastis
52
Pembicaraan Cleo dan Merry
53
Mengusir Rendra
54
Menangkap Ayam
55
Tuan Phillips Tidak Hadir
56
Datang Ke Pesta
57
Ide Jail Zevan
58
Wanita Sepolos Zahra
59
Nafkah 1 Juta Perbulan
60
Kejujuran Zahra
61
Ketahuan Nabila
62
Kejahilan Zevan Lagi
63
Bertemu Wanita Menyebalkan
64
Jangan Minum Pil KB lagi!
65
Aku Mencintaimu
66
Benda Tumpul Yang Mengeras
67
Ini Dia!
68
Kejutan Untuk Istriku
69
Tambah Cucu Untuk Ku!
70
Kabar Kecelakaan Nyonya Merry
71
Kebenaran Yang Dibongkar
72
Menginap Di Hotel
73
Model Dadakan
74
Kebenaran Tentang Zevan
75
Aku Anak Haram!
76
Naik Ambulance
77
Pergi ke Makam Ibu
78
Pertemuan Dony dan Wanita Misterius
79
Tentang Adik Dony
80
Keputusan Besar
81
Kemarahan Tuan Philps
82
Pelukan Pagi Hari
83
Penyelidikan Zevan
84
Bayi Kembar
85
Dimana Adikku?
86
Syarat Bertemu Adik
87
Ada Apa Dengan Nabila?
88
Cup Cup Cup
89
Nenek Menjenguk Ibu dan Cucu
90
Penyakit Nabila
91
Kejadian Tak terduga
92
10 tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!