Setelah semua keperluan yang Zevan butuhkan sudah masuk kedalam koper kecil tersebut.
Zahra meletakan nya di ranjang mereka, mata nya sudah begitu sembab mengeluarkan air mata tanpa terdengar isak tangis. entahlah cairan bening itu seakan mengalir tiada henti.
"baiklah kamu boleh pergi. " ucap Zevan dingin
tanpa Zevan suruh pun Zahra sudah ingin pergi
Zahra berlari menuruni anak tangga dan melewati beberapa pelayan yang sedang melakukan tugas mereka di sana...
"lihat lah Nyonya aku kasian sekali dengan nasib ny" kata Rita baby sister yang membantu mengurus Nabila dari kecil, menatap iba pada nyonya nya entah lah disebut Nyonya, atau bukan namun dia tidak seperti Nyonya yang selalu santai dan hanya menyuruh pelayan nya saja. bahkan Nyonya nya itu bisa dikatakan sama halnya dengan mereka. seperti pelayan juga, miris bukan.
"Semoga Nyonya kuat menghadapi ujian ini, semoga kesabaran Nyyonya kelak membuahkan hasil yang manis" kata mbo Siti pelayan yang bertugas memasak di dapur menatap Zahra yang berlari kearah belakang rumah.
Mbo Siti dan Rita berinisiatif untuk menyusul Zahra, dan memberikan kekuatan untuk zahra, agar lebih sabar menghadapi suami dan mertua seperti majikan mereka itu..
Namun suara seseorang menghentikan langkah nya untuk menyusul Zahra.
"Dimana semua orang? bi tolong suruh mag asep untuk membawa belanjaan saya masuk!" ucap seseorang dari pintu
Bibi segera kearah suara dan dan mengajak asep bersama nya" baik Nyonya" ucapnya begitu sampai di hadapan Nyonya Merry
"Kemana wanita itu? " tanya nya kepada Mbo Siti
"sedang di belakang Nyonya. " ucapnya ragu-ragu bibi memang sudah terbiasa dengan panggilan WANITA ITU siapa lagi kalo bukan Zahraaa. bibi hanya bisa meghela nafas panjang.
Para pekerja disini menjadi saksi bagaimana keras nya Nyonya Merry pada menantu nya itu. tentu saja bukan hal yang mudah bagi Zahra menjalani kehidupan nya dengan tekanan dari sang mertua, walaupun tidak pernah main tangan namun, selalu melempari nya dengan kata kata bahkan cacian tajam...
"Apakah belum selesai membersihkan kolam? aku sudah pergi lama bukan?" ucapnya lagi penasaran ber jalan kerah kolam dengan langkah yang lebar
"Kau malah enak-enak an duduk disini. kenapa lama sekali hanya membersihkan kolam butuh waktu setelah hari ha? " bentak nya, memberikan tatapan sinis pada Zahra
Zahra yang dari tadi membenamkan wajah diantara kaki ditekuk, menegakkan kepala nya dan menatap dengan mata yang sayu kearah sang mertua...
Nyonya Merry makin memelototkan pandangan nya saat Zahra menatap nya seperti itu...
"Berani sekali kau menatap ibu mertua mu seperti itu. apakah kamu mau mata mu itu aku cogkel ha!" bentak nya lagi
"maaf Ma, Zahra tidak bermaksud seperti itu" kata nya menundukan pandangan nya kembali
"lain kali jangan berani menatap ibu mertua mu begitu" ucap Nyonya Merry.
"Bagaimana mau mengambil hati ku? sedangkan sikap mu, kelakuan mu, semua sangat kampungan. apalagi lihatlah penampilan mu, lebih tepat disandingkan dengan para pelayan dari pada dengan putra ku yang seorang ceo muda yang sangat tampan. " sambung nya berdecih mengarahkan pandangan meremehkan kearah Zahra
Zahra yang masih tertunduk semakin terisak mendengar kan cemohan yang selalu ibu mertua nya katakan itu, air mata seakan mengalir begitu saja..
Membuat dada nya naik turun hati nya sakit. bahkan Perut yang belum diisi dari pagi semakin perih saat mendengarkan itu semua, sungguh mengenaskan
"Sudahlah kerjaan mu hanya menagis saja, membuat ku muak melihat wajah mu" sadar tidak mendapat kan respon dari Zahra nyonya Merry berlalu pergi..
Diiruang tamu terlihat anak berumur 5 tahun yang begitu cantik dengan rambut yang agak coklat mata hijau dan kulit putih nya, perisis seperti sang ayah yang memiliki darah campuran bule..
Anak itu adalah Nabila Alexander putri dari Zahralia Alexander dan zevandra Alexander..
Nabila tertawa riang bersama sang Papa, beberapa kali zevan mengecup pipi gembul sang putri dan tertawa dengan Nabila. Zevan tak berhenti mengelitik dan memberikan kecupan di wajah sang anak
"Hahaa.hahah sudah paa! geliii, haaaa" ucap Nabila di sela tawa nya
"Geli yaaa" ucap Zevan menyerigai tambah mengelitik sang anak membawa tubuh sang putri kedalam gendong nya dan mengecup nya. Zevan sangat menyayangi putrinya, walaupun karna paksaan sang ayah sehingga membuat Nabila lahir kedunia
Saat Zahra hamil, Zevan sangat menjaga kehamilan Zahra dan membuat nya seperti seorang suami siaga, namun sifat Zevan yang hangat itu kembali dingin setelah Nabila lahir, dia bersikap sedingin es kepada Zahraa.
keduanya kembali tertawa....
saat asik tertawa dan bercanda Nyonya Merry sudah duduk disofa depan mereka....
"Seru banget ni, oma boleh gabung ga?" tanya nya pada Zevan dan Nabila
Nabila pun berlari kearah oma nya dan memeluk nya...
"Tolongin Nabil oma.Papa gelitikin Nabil sampe perut Nabil sakit, kebanyakan ketawa. " ucapnya jujur karna memang perut nya sudah keram karena tawa ny yang terlalu kencang
"Sudah Zev, Jagan gangu cucu ku! " bela Nyonya Merry semakin memeluk tubuh cucu nya seolah memberikan perlindungan pada sang cucu....
Zevan terkekeh, memang tidak bisa dipungkiri sang Mama sangat menyangi cucu semata wayang nya itu, walaupun tidak menyukai Zahra namun. berbeda degan Nabila. yang seperti separu jiwa bagi ny...
"Zev titip nabil ma, Zev mau pergi untuk urusan perkerjaan " ucapnya pada sang Mama
"Kapan? " tanya Nyonya Merry
"Siang ini" jawab Zevan
"Kenapa mendadak sekali Zev? lalu bagaiman degan nabil? yang setiap tidur harus kamu peluk dan menidurkan nya dulu. " ucap Nyonya Merry merasa khawatir nanti bagaiman cucu nya akan bisa tidur tanpa sang Papa.
"Mama kan bisa menidurkan nya, atau suruh saja Mama nya. " ucap Zevan kepada sang mama
"Cihh, wanita itu mana bisa, yang ada anakmu ini sial kalo dekat degan dia, Mama ga akan ijinkan dia telalu dekat dengan Nabil" jawab Nyonya Merry
"Aku yakin dia tidak seburuk itu Ma, Mama kan bisa mengawasi nya" kata Zevan lagi mencoba memberi masukan untuk mama nya.
"Apakah kamu tidak mengerti Zev, kenapa Mama begini pada wanita itu, apa kamu lupa sudah 2 kali perempuan itu hampir saja membuat nyawa cucu Mama dalam bahaya. apa kamu ingat, saat setahun lalu dia hampir saja membuat Nabil ditabrak oleh mobil, dan 2 tahun lalu saat dia sedang memandikan anak mu itu mengunakan air yang sangat panas untung Mama datang tepat waktu, kalau tidak kamu bayangkan saja bagaimana nasip putrimu sekarang. itu yang dari sebagian kecil apa kamu masih tidak bisa lihat ketledoran nya selama ini Zev" sambung Merry dengan mata nya menyiratkan amarah...
Zevan hanya mengalihkan pandangan nya kejadiannya demi kejadian memenuhi pikiran nya..
jadi memang bukan sepenuh nya salah sang mama jika bersikap seperti itu.
kasi like dan komen kalian ya readers.
semoga suka karya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nuraini Ibrahim
tega sekali mereka
2024-03-13
1
Kartini Kartini
biar gimana pun zahra tetap istri kamu menantu di rumah itu kalau memang udah gk suka gk cinta lagi lebih baik kembalikan pada orang tua nya
2024-03-12
2
@sulha faqih aysha💞
aduuuuuh hanya keteledoran masa anak sama ibu kandungnya sendiri mau di pisahkan
harimau z yang buas ga bakal memakan anaknya sendiri lah apalagi kita sebagai manusia
emang ya suami sama mertua sama aja bisanya menyalahkan kalau aku jadi Zahra udah aku tingal kabur yang ga pernah di hargai Sebangai istri atau menantu
2024-02-16
3