kini Rindu telah berada di ruang rawat menemani sang ibu serta disampingnya ada seorang laki-laki berdiri tanpa ekspresi memperhatikan betapa menyedihkannya Rindu.
seperti pembahasan sebelumnya dimana ada uang ada barang dan ini seperti simbiosis mutualisme, saling menguntungkan kedua belah pihak. Rindu dapat jaminan uang, sedangkan orang tersebut belum memberikan kepastian terkait apa yang di inginkan dari dirinya.
cukup lama Rindu berkuak dengan fikiran nya antara maju dan mundur tapi jika dia maju, maka dirinya yang jadi korban dan ibunya selamat tapi jika dia yang mundur, maka ibunya yang jadi korban dan dirinya yang selamat. keputusan yang sangat sulit karena sama-sama memiliki resiko yang besar. bolehkan rindu berharap akan ada ke ajaiban beberapa menit kedepan sebelum menjawab tawaran orang yang ada di hadapannya. hatinya seperti di remas, takut dan gelisah. itulah yang kini menggorogoti hatinya.
dengan mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk lalu menatap lelaki di hadapannya, meskipun itu hanya beberapa menit karena takut dengan aura yang di pancarkan.
"baik tuan, saya akan menerima tawaran Tuan, tapi tolong ibu saya". ucap Rindu dengan suara liri dengan tatapan memohon. semogah keputusannya hari ini tidak salah, dengan menekan dadanya guna menentramkan hatinya yang semakin sakit.
orang yang sedari tadi menatapnya, hanya menatap datar. meskipun dirinya ikut terusik akan reaksi yang di berikan tapi untuk kelangsungan rencananya, dia harus bisa bersikap biasa saja.
"baiklah, kamu bisa datang ke hotel xxx menemui saya". sambung laki-laki dengan senyuman liciknya, lalu beranjak dari tempatnya meninggalkan Rindu yang kini semakin mengenaskan. dengan air mata yang berjatuhan dan fikiran yang tidak jelas.
Rindu hanya mengangguk dengan linangan air mata setelah mendengar jawaban seorang laki-laki yang di temuinya untuk meminta bantuan akan pengobatan sang ibu dan kesembuhan ibunya segerah mungkin.
hati Rindu benar-benar hancur, setelah ini dia akan menggadaikan dirinya untuk kesembuhan sang ibunda, namun Rindu sendiri tak memiliki pilihan yang lain, selain mengambil jalan tersebut.
dirinya hanya berharap, semogah semua baik-baik saja. dia paham, di dunia ini tidak ada yang geratis. buang air saja di bayar apa lagi ini menyangkut nyawa. jadi Rindu rasa itu hal yang wajar jika orang tersebut meminta sesuatu yang entah Rindu tidak tahu itu apa.
"ibu, Rindu sayang ibu, cepat sembu ibu". dengan suara bergetar dan penuh dengan linangan air mata, rindu mengecup kening sang ibu berkali-kali lalu beralih ke tangan sang ibu untuk melabukan kecupan.
tanpa Rindu sadari, ada sepasang mata yang menyaksikan dari luar yang di batasi kaca. meskipun caranya terkesan licik, tapi semogah jalan ini bisa memberikan kabar baik dalam hidupnya.
setelah beberapa menit tidak ada pergerakan, kini Rindu menatap keluar jendela, menyaksikan aktivitas orang-orang. ada yang tertawa lepas, ada yang murung bahkan ada yang mengamuk, mungkin karena tidak terima dengan takdir yang Tuhan berikan kepadanya. dengan menatap langit yang kini mulai menebarkan sayap hitamnya karena sang Surya sebentar lagi kembali keperaduannya.
cekleak
"kk ini aku bawa makanan, Om yang tadi baik ya? Andre di beliin makanan banyak terus di kasi uang. katanya untuk jajan. andai saja kita punya Kaka seperti itu atau om seperti itu, pasti hidup kita tidak semenderita ini. ucap Andre dengan bahagia menenteng plastik yang berisi makanan. lelaki misterius tadi, sebelum meninggalkan rumah sakit, dirinya berpapasan dengan Andre di lorong dan kebetulan dia juga mengenal Wajah Andre sehingga mengajak Andre untuk belanja kemudian memberikan uang saku 10 lembar berwarnah merah. Andre yang notabene anak jarang memegang uang sebanyak itu, sangat bahagia. mumpung ada yang geratis di depan mata, Andre tidak akan menyia-nyiakan.
Rindu hanya menanggapi dengan senyuman yang menyedihkan, karena Andre sendiri tidak tau nasib apa yang akan menanti sang kaka setelah ini.
"Andre". panggil Rindu dengan nafas berat, meskipun suaranya bergetar, Rindu sebisa mungkin menekan agar tidak terdengar mencurigakan. yang hanya di tanggapi tatapan dari sang adik.
"nanti malam kaka ada keperluan diluar, tolong Jaga ibu ya". pinta Rindu dengan senyuman yang di paksakan.
"baik Kaka". jawab Andre dengan mengeluarkan satu persatu makanan yang menggugah selerah. "kak makan yuk. Andre lapar". sambungnya setelah makanan sudah tertata rapi di atas meja makan. Jagan lupa, ruangan rawat Sinta adalah ruangan VIP jadi semuah serba lengkap.
hati rindu benar-benar sakit, setelah ini, dosa apa yang akan dilakukan untuk kesembuhan sang ibunda, menjual dirinya untuk laki-laki hidung belang yang tidak tau menahu siapa.
...****************...
sedangkan di tempat yang berbeda seorang laki-laki berumur 37 tahun sedang merayakan kemenangannya karena telah berhasil menjebak sang pujaan hatinya masuk kedalam hidupnya, dia telah berjanji akan memberikan kenyamanan kepada Rindu setelah ini dan berusaha agar tidak ada lagi air mata kesedihan melainkan air mata bahagia.
meskipun dengan cara licik untuk melumpuhkan si kelinci kecilnya, baginya itu bukan masalah besar, asalkan bisa bersama dengan gadisnya.
cekleak
lamunannya di buyarkan oleh suara pintu yang terbuka tanpa permisi.
"selamat siang sayang". sapa seorang wanita, yang kini berstatus sebagai pacarnya karena desakan orang tua. muak dan jijik itulah defenisi yang cocok untuk tatapan El terhadap wanita yang kini berjalan ke arahnya.
sebernya orang tua Erlangga suda menyuru anaknya untuk tunangan tapi Erlangga selalu beralasan setiap kali sang mama memberikan usulan untuk melangsungkan pertunangan, bukan tanpa alasan Erlangga sangat muak dengan gadis yang ada di depannya sekarang.
"ada apa". tanya Erlangga cuek dengan tatapan tajamnya.
"gitu amat sih, calon tunangan datang tapi di sambut dengan tatapan tajam gitu". jawab Rika dengan cemberut sembari duduk di pangkuan Erlangga.
"nanti malam kamu di panggil sama papa dan mama keruma, ingin membahas kelanjutan pertunangan kita, aku harap kamu Ng ada alasan lagi". sambungnya lagi, yang hanya di tanggapi dengan senyuman licik oleh Erlangga.
" it's oke". jawab Erlangga singkat.
"sekarang kamu keluar, aku ingin bekerja, konsentrasi ku hilang gara-gara kehadiranmu". sambungnya lagi
"baiklah sayang, aku pergi dulu". pamitnya setelah memberikan kecupan singkat di pipi Erlangga. Erlangga hanya menanggapi dengan tarikan nafas berat.
kelakuan Rika kadang membuatnya ingin membanting gadis itu, karena sikap manjanya yang kadang membuatnya tidak tau malu, main nempel aja kayak perangko, suka main icip-icip sana sini. dengan mengambil tisu di sebelah kirinya lalu menyeka bekas ciuman yang memuat nya jijik.?
tapi bagi Erlangga tidak masalah yang penting setelah ini masalahnya akan selesai dengan keluarga parasit itu, yang taunya hanya mengerok harta orang dengan menggunakan mamanya yang hatinya sangat lembut.
karena pernah di tolong oleh keluarga erika mamanya merasa berhutang Budi dan balasannya tidak main-main karena El yang harus di tumbalkan. menikahi gadis yang tidak di harapkan, sungguh memuakkan!.
"bersenang-senangla dulu setelah ini kamu akan tau dimana tempatmu, ah gadisku aku sangat merindukanmu". ucapnya setelah pintu tertutup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments