LENTERA
dibawah tangisan alam yang membasahi bumi dari kejamnya sinar matahir yang membuat kering lahan-lahan masyarakat dari beberapa bulan yang lalu, namun malam ini hujan memperlihatkan kesejukannya.
mata seorang gadis yang tak pernah berhenti mengembun bahkan menumpahkan air kesedihannya hingga membuat aliran tersendiri di pipi mulusnya.
nasib yang sangat sulit di jalaninya bukanlah sebuah pilihan melainkan sebuah kewajiban yang harus di jalaninya tapi bukan hanya itu yang membuat nafasnya tak beraturan dan fikirannya tak menentu.
kepergian sosok yang sangat berarti dalam hidup bukanlah semua keinginan melainkan hal yang sangat dihindari namun sebagai manusia tak ada kuasa untuk menentang takdir melainkan mengikuti setiap skenario yang telah diciptakan oleh sang pemilik kehidupan.
"ayah, apa harus dengan cara seperti ini ayah menghukumi agar aku bisa lebih tegar lagi menjalani hidup, tanpa sosokmu disampingku dan ibu serta adikku". tangis Rindu semakin pecah melihat gundukan tanah yang telah di taburi bunga di atas dengan batu nisan bertuliskan Bagas.
tak ubah seperti anak kecil yang meraung-raung didepan Batu nisan sang ayah sembari memeluk gundukan tana yang hanya menciptakan keheningan tanpa jawaban dari setiap pertanyaan seorang gadis SMA dengan usia 17 tahun sedangkan disampingnya ada ibu dan adiknya yang juga sama-sama sakit akan kehilangan sandaran yang begitu berarti dalam hidupnya.
hidup bersama sang ayah selama 17 tahun tak sedikitpun meninggalkan kenangan buruk bahkan superhero tersebut selalu berusaha untuk memberikan kenyamanan terhadap anak-anak nya.
meskipun hidup sederhana tapi beliau tak pernah sedikitpun melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah bahkan selama hidupnya selalu membantu masyarakat, sehingga namanya sangat dikenal oleh masyarakat, dikarenakan kedermawanannya, sikap sosialnya Tak ubah seorang malaikat berwujud manusia.
"Ayah sudah berjanji akan menemani kami lebaran, puasa bersama, makan sahur bersama bahkan puasa bersama dan tarwi bersama". lontaran demi lontaran yang di lemparkan Rindu pada gundukan tana yang tak lagi bernafas, membuat orang-orang yang melihatnya sangat teririt hatinya bahkan ada yang sudah banjir air mata akan kesedihan keluarga duka.
"nak sudah, ikhlaskan Ayah mu itu, jika kamu tetap seperti ini meraung-raung menangisi kuburannya itu hanya akan membuat beban beliau sebab anaknya tak merelakan kepergian ayahnya. ikhlaskan nak, doakan beliau agar di tempatkan pada singgasana cinta-NYA". nasehat seorang ibu yang juga ikut merasakan sakit pada keluarga yang di tinggalkan. mengambil jarak lebih dekat lalu duduk di belakang Rindu kemudian menyentuh bahunya.
"iya nak, tambahkan hatimu, insyaallah dibalik semua cobaan yang telah Allah berikan kepada setiap hambanya sudah ada kebahagiaan yang disediakan. jadikan rasa sakit ini untuk pukulan menjadi orang yang lebih kuat lagi, insyaallah ayahmu disana akan bahagia jika anaknya akan menjadi orang yang lebih baik lagi, seperti beliau, meskipun sudah tidak ada di dunia tapi insya Allah nama dan kebaikan-kebaikanya tetap mengalir kepadanya". sambung tetangganya yang sudah menjadi saksi akan kebaikan sosok Bagas. lelaki sang pemilik akhlak yang baik. tutur katanya penuh dengan nasehat-nasehat bijak dan wajahnya sangat meneduhkan.
di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan maka dari itu, gunakanlah setiap momen kebersamaan menjadi lebih indah agar ketika berpisah akan menjadikan memory yang tak bisa lepas dari ingatan bahkan akan tetap dirindukan di setiap saat. sebab hanya kebaikanlah yang akan membawa kebahagiaan.
"ayo nak kita pulang, insya Allah ayah kamu akan mendapatkan tempat yang indah di sisi-NYA". ajak ibu Rindu kepada kedua anaknya yang begitu hancur setelah kepergian ayahnya, bahkan ibunya juga tidak kala terpukulnya kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidup.
"hari sudah mulai petang, sebentar lagi akan masuk Maghrib dan kita harus mengadakan yasinan di rumah". sambung nya lagi dengan mengingat akan ada perkumpulan untuk mengirimkan doa sang suami.
dibawah atap yang sama bertahun-tahun bukanlah hal muda yang mudah dijalani dengan adanya perpisahan. kata ikhlas sangat mudah di katakan namu hati belum tentu ikhlas.
sebagai seorang ibu, dirinya harus kuat demi anak-anaknya. karena hanya dirinyalah yang kini menjadi sandaran mereka.
selama acara pemakaman berlangsung, ada 4 pasang mata dengan jarak 50 meter dari mereka. memperhatikan setiap gerak-gerik dari mengantar jenazah hingga meninggalkan nya sendiri.
"ayo kita kembali. pastikan keadaannya baik-baik saja". terang lelaki dengan kemeja warna hitam dan kecamata hitam yang bertender di hidungnya. setelah mengatakan itu, laki-laki tersebut meninggalkan pemakan setelah keluarga bagas tidak terlihat.
sedangkan orang yang mendapatkan perintah, Langsun mengiyakan dan ikut bersama sang tuan lalu membukakan pintu di job penumpang.
...****************...
agenda yasinan kini akan di mulai namun uztas yang akan membimbing, belum juga memperlihatkan dirinya. entah apa yang terjadi.
"Ratna, apa tidak sebaiknya acara kita mulai mengingat waktu yang sudah menunjukkan jam 8 dan tamu-tamu juga sudah menunggu dari tadi".
tetangga ibu ratna yang namanya Tina kini berada duduk disampingnya. mengamati sekeliling yang ternyata sudah banyak tamu berdatangan serta melihat pergelangan tangan yang menunjukkan jam 8 yang seharusnya acara sudah di mulai namun karena orang akan memimpin belum datang hingga membuat waktu tertunda beberapa menit.
"kita tunggu sebentar lagi mba. takutnya nanti beliau sudah dekat tapi kita malah mengambil alih tanggung jawabnya".
jawab ibu Ratna yang juga merasakan hal yang sama namun mengingat sudah memberikan amanah kepada orang lain hingga membuat dirinya harus menunggu lagi
"Ratna, yang dikatakan Tina mang benar atau kalau tidak kita hubungi dulu pak ustadz untuk menanyakan beliau sekarang ada di mana".
Rani yang juga duduk disana ikut menimpal. sebab waktu yang semakin menjauh. takutnya malah semakin larut dan para tamu bosan menunggu.
"sudah di hubungi Mbak tapi nomornya Ng aktif-aktif. kita tunggu dulu beberapa menit lagi, tapi kalau belum juga datang maka acara yasinannya akan kita mulai". terangnya yang langsung di angguki dua wanita di dekatnya.
menatap sekeliling guna memastikan perkataan Tina yang ternyata benar adanya. Masya Allah tamunya begitu banyak yang datang berpartisipasi membantu mengirimkan doa' kepada almarhum. hatinya menghangat setelah melihat tamu-tamu yang berdatangan semakin banyak.
...****************...
sedangkan di tempat lain, pak ustadz yang tadi kehadirannya di tunggu, ternyata terjebak oleh keadaan band motor yang tiba-tiba kempes.
"Masya Allah ini gimana ya. band kempes dan hape juga tidak memiliki daya". ucapnya kepada temannya yang duduk di job belakang.
"jadi bagaimana ini pak ustadz". tanya pak raki selaku teman ustadz yang akan membantu proses yasinan.
"saya juga bingung. eh itu ada mobil, barang kali kita bisa numpang". dengan langkah cepat pak ustadz memberhentikan kenderaan yang tinggal beberapa langkah darinya.
"pak, boleh numpang sampai desa sebrang". tanyanya yang langsung di angguki sang sopir dan setelah itu mobil jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bugalu Timbu
aaaaa
2023-03-20
1
Nur Sivah
semangat
2023-03-18
1
Nur Sivah
🙏
2023-03-18
1