setahun lebih tela berlalu, semenjak kepergian ayah Rindu, kehidupan Rindupun telah banyak berubah, yang dulunya hanya tahu belajar, kini merangkak jadi tulang punggung keluarga, ibunya yang sakit-sakitan dan adiknya yang masih duduk di bangku SMP kelas IX dan tahun ini adalah kelulusan Rindu.
di usia 18 tahun bukan hal yang muda bagi Rindu, selepas sekolah dia harus keliling kompleks untuk menjual, mencari nafkah untuk keluarga dan ongkos sekolah adiknya serta dirinya yang membutuhkan uang kelulusan, sehingga menuntut dirinya untuk tetap semangat, gunan untuk kelangsungan hidupnya.
"Assalamualaikum ibu?". suara Rindu menggema di ruangan untuk memanggil ibunya, memberitahukan kepada beliau kepulangannya namun tidak ada balasan dari dalam kamar yang selalu di tempati sang ibu.
cekleat
pintu kamar dibuka dari luar oleh Rindu.
"Assalamualaikum ib...". mulut Rindu tak sanggup menyambung ucapannya setelah melihat pemandangan didepannya.
sang pemilik ridho keindahan surga tergelatak dibawa lantai dengan pecahan gelas dimana-mana, menandakan beliau membutuhkan minum namun jarinya yang tidak mampu lagi menjangkau letak gelas sehingga membuatnya jatuh bersama dengan gelas yang hampir di genggam.
air mata Rindu tidak mampu dibendung, trauma yang amat menyayat hati dan menguras fikirannya serta membuat fisiknya lelah, kepergian ayahnya sudah cukup untuk dirasakan, tidak perlu lagi ada drama air mata setelah setahun lebih yang membuatnya harus bergelayut manja dengan air mata diatas sajadah dan dibawa pencahayaan rembulan, meminta kepada sang pemilik kehidupan untuk memberikan kekuatan, serta kesabaran yang tidak ada batasnya agar air matanya dan kesedihannya tidak menjadi teman setiap malamnya.
"ibu, Rindu mohon bertahanlah, Rindu sayang ibu, hanya ibu dan Andre kehidupan Rindu, jadi Rindu mohon sekali ini saja biarkan Rindu menjadi tulang punggung untuk ibu serta andre, Rindu tidak akan capek untuk Banting tulang asalkan ibu mau menemani rindu". air mata rindu begitu deras, genggaman tangannya tak lepas sembari memandangi wajah yang teduh setelah ayahnya.
kenangan demi kenangan bagaikan kaset rusak yang terputar di otaknya mengingatkan pahit kehidupan yang dijalaninya setelah kepergiaan Ayah nya namun itu tidak menjadi beban berat baginya.
"kakak apa yang terjadi dengan ibu?. suara liri Andre mengalihkan pandangan Rindu, dengan tatapan berkabut membuat hatinya semakin ngilu, mengingat adiknya yang sebentar lagi ujian serta dirinya tapi cobaan demi cobaan menjadi teman hidupnya, membuat Rindu semakin sesak. bolehkan Rindu meminta sekali ini saja? berikan kebahagiaan untuknya dan keluarganya. sejujurnya, Rindu sangat lelah akan semua hal yang sudah menimpah dirinya, tak cukup kah dengan kepergian ayah yang di renggut paksa dari hidupnya?. ingin menyalahkan Takdir tapi itu mustahil sebab dirinya salah satu tolok utama serial kehidupan, lantas Rindu bisa apa selain patuh dan tunduk?.
"ndre, kita bawa ibu keruma sakit dek". suara panggilan Rindu sedikit meninggi dan bergetar karena kekawatiran yang setiap saat menjadi trauma tersendiri untuk dirinya.
kehilangan Ayah bukan lah keinginannya namun karena takdir yang harus menuntutnya berpisah dengan ayahnya membuatnya semakin ngilu jika membayangkan akan kehilangan lagi.
"ayo ndre". ajak Rindu pada adiknya yang sudah bergelimangan air mata menyaksikan sang ibunda tak sadarkan diri.
apa yang di rasakan Rindu, begitupun juga yang dirasakan Andre, mereka sama-sama trauma akan di tinggalkan lagi, bukanlah perkara mudah diusia yang masi muda harus belajar ikhlas, ikhlas kehilangan orang yang amat berarti dalam hidup.
meskipun kematian adalah takdir mubran yang merupakan ketetapan mutlak dari Allah SWT, tapi banyak dari manusia yang tidak mampu menerima yang namanya perpisahan, hanya segelintiran orang yang benar-benar mengamalkan arti kesabaran dalam hidup.
"baik kak, tapi kita dapat uang dari mana untuk perawatan ibu". tanya Andre dengan suara liri, meskipun Masi SMP, tapi Andre sangat paham akan kondisi keuangan keluarganya seperti apa semenjak kepergian ayahnya.
Rindu yang mendengar itu, membuatnya terpaku. apa yang di katakan Andre, memang benar adanya. meskipun masih punya sedikit simpanan, tapi itu tidak bisa membantu. tapi demi kesembuhan sang ibunda, Rindu akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari biaya Rumah sakit. yang terpenting adalah, kesembuhan Ratna. jika memang tidak menemukan uang maka jalan satu-satunya adalah mengikuti hal yang akan membuat dirinya hina di hadapan Tuhan. tapi Rindu berharap, semogah tuhan kali ini berbaik hati kepadanya.
"masalah ongkos, nanti Kaka akan cari uang jadi untuk sekarang yang kita pikirkan kesehatan ibu".
...****************...
sedangkan di sebuah gedung yang menjulang tinggi, terdapat laki-laki jangkung sedang berkuak dengan tumpukan berkas. hari ini begitu sibuk, padahal dirinya tidak pernah absen tapi kerjaan tetap sama, bahkan makin hari makin bertambah.
ckleat
"permisi tuan". orang dari luar menyapa dengan berdiri dari jarak 3 meter.
"ada apa?". setiap kali asistennya datang tanpa di panggil, pasti ada hal yang urgent.
"jam 2 nanti, ada pertemuan dengan client". jawabnya dengan menyodorkan beberapa berkas yang membutuhkan tanda tangan bosnya.
"bagaimana caranya saya bisa pinda dari sini jika berkasnya tidak pernah berhenti antrian". protesnya tidak terima yang membuat sang asisten meringis.
"maaf tuan, tapi berkas ini sangat penting. hari ini harus di stor". jelasnya yang membuat sang tuan memijit pangkal hidungnya. ternyata jadi pebisnis sangat melelahkan. kenapa juga kakek dan ayahnya meninggalkan beban seberat ini kepadanya.
"satu lagi tuan. nona Rindu hari ini mendapat musibah". tadinya pena yang begitu lihai membuat garisi di atas kertas putih, kini tergeletak begitu saja. sebab sang tuan langsung berdiri karena syok.
"kenapa baru bilang sekarang? Antar saya ke tempat dimana dirinya di rawat". dengan tidak sabaran, laki-laki tersebut langsung meninggalkan mejanya.
"maaf tuan, bukan Rindu. tapi ibunya yang sekarang masuk rumah sakit". terangnya yang membuat sang bos menghentikan langkahnya. "dan saya rasa, ini kesempatan bagus untuk menjebak nona Rindu agar masuk kedalam kehidupan tuan". sambungnya lagi yang membuat sang bos memutar poros tubuhnya dengan seris.
"bagaimana caranya". penasaran dengan ide yang akan di ajukan sang asisten.
"beliau kekurangan uang dan ibunya butuh biaya yang cukup banyak jadi saya rasa tuan paham arah mainnya seperti apa?". jelasnya dengan meyakinkan sang bos.
sang bos mengetuk-ngetuk dagunya guna mencari cara apa yang paling tepat untuk membuat sang pujaan hati menetap dalam hidupnya.
anggap saja dirinya terlalu takut untuk mengutarakan isi hatinya yang selama ini di pendam. ini perkara umur yang cukup jauh sehingga membuat dirinya takut maju. tapi dengan kabar yang baru di sampaikan oleh sang asisten, sepertinya dia mempunyai kesempatan yang besar untuk menarik Makhluk rapu itu masuk kedalam sangkar.
"baiklah, kamu boleh pergi. jam dua kan". tanyanya memastikan.
"iya tuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Nur Sivah
ceritax bagus cuman sedikit
panggilan andre mama tpi rindu manggil ibu .🙏🙏
2023-03-18
1