Kebahagiaan Adrie

Suasana aktifitas para karyawan di gudang Cargo pusat nampak sangat sangat sibuk , arus yang padat dari banyaknya penerimaan barang sampai ke pengiriman tak lepas untuk terus di monitor oleh Adrie selaku shift Leader.

Dia harus menjaga benar benar kualitas keamanan barang yang akan dikirim sampai ke tujuan, jangan sampai ada kelalaian kerja pada anak buahnya.

Jam 9 pagi arus operational gudang mulai longgar, Adrie masuk keruangannya untuk rehat sejenak, padatnya barang dari kemarin sore hingga pagi memang sangat menguras tenaga.

Ruangan ini memang di sediakan tempat tidur ukuran single untuk beristirahat, satu jam tidur cukup untuk menghilangkan capek Adrie lalu ke kamar mandi untuk menyegarkan badan dan bersiap siap pulang.

Sambil menunggu teman kerja untuk mengganti tugasnya ( aplusan). Adrie termenung kembali memikirkan Lina, sampai saat ini Lina tak kunjung di temukan.

" Sejahat ini kah aku? sampai kamu tak mau bertemu lagi dengan ku."

Adrie teringat kembali kejadian perkosaan terhadap Lina yang membuat Ia menyesal telah melakukannya.

" Arrgghhh..." Tangannya mengusap wajahnya dan memijit keningnya"

" Gue memang brengsek.." Tidak pantas untuk dimaafkan."

Pintu ruangan terbuka, Dika selaku Shift Leader yang akan menggantikan tugas operational gudang, mendapati Adrie yang terlihat sedang gusar.

Adrie tak menyadari kedatangan Dika.

" Siang broh." Sapa Dika.

" Siang udah datang lu?"

" Belom.. gue masih di Jawa broh..! seminggu lagi pulang." Canda Dika.

" Heem...emang keren lu! udah sejam gue nungguin elo."

" Hehehhe..am so sori broh jalanan macet gimana broh di gudang....lancar?"

" Lancar broh Dikaaa."

" Btw gue liat lu tadi gusar gitu, ada masalah broh..? tell me broh tell me?" Barangkali temen lu yang paling ganteng ini digudang bisa bantu."

" Mmhh..prettt .." Iya Dik, gue lagi ada masalah nihh.."

Wajah Adrie kembali muram.

Adeie pun menceritakan masalahnya pada Dika yang sedang serius mendengar. Berdua memang sudah seperti saudara, Dika pun ngasih solusi.

" Makasih broh..! solusinya kenapa gue gak kepikiran kesitu yaa."

" Memang broh Dika temen gue ini, suka pinter kadang kadang.. heheheh.."

" Semvak lu!... gue udah pinter broh dari lahir."

" Baru lahir udah langsung bisa Salto." Canda Adrie.

" Iyaa..puas lu."

"Jadi jangan di sia siakan diri ku ini sayang! muaahh.." Dika balas goda Adrie.

" Dihhh..najis Lo."

' Hehheheh..udah pulang sanah lu!"

" Ok broh Dika.. gue balik dulu yaa."

Jadwal libur adrie hari ini akan coba lagi untuk datang ke lokasi tempat Lina bekerja nanti sore, untuk memastikan siapa tau Lina memang belum resign. Selidik Adrie.

Adrie sudah sampai satu jam sebelumnya. sesuai saran dari temannya Dika, ia menunggu agak jauh dari area pabrik. Mobil sengaja di parkir depan supermarket yang berseragam warna biru.

Jam pulang kantor pun tiba bak mata elang yang siap mencari mangsanya.

Benar saja sosok yang sedang Adrie cari muncul bersama seorang perempuan yang satu divisi. Sampai di ujung jalan, Lina dan temannya misah karna beda arah.

" Mba Lina aku nyebrang dulu! cowo aku udah jemput."

" Ok Siska...sampai ketemu besok yaa."

Lina kini sendirian sedang menunggu angkot tujuan arah pulang.

Langkah Adrie di percepat untuk menghampiri Lina, Lina belum menyadari kalau Adrie sudah berada dibelakangnya

"Lina..!"

Lina memutar badannya dan terkejut melihat Adrie .

" Adrie..!"

" Apa kabar kamu..?"

Lina hendak menjauhi Adrie, tapi Adrilangsung meraih tangan Lina.

" Mau apa kamu Drie..?" Lina menatap benci.

jangan ganggu aku lagi..kamu Iblis!" Dadanya naik turun menahan emosi.

" Kita harus bicara..!, aku tau kamu marah, aku minta maaf."

Lina semakin kesal tapi masih ditahan karna sadar masih ditempat umum.

"Pergi kamu Drie..! aku sudah tidak mau melihat kamu lagi, pergii..!"

Lina mengusirnya.

" Please aku mohon..! kita tidak bisa begini terus, aku mohon!...beri aku waktu untuk bicara."

Lina sudah tidak tahan menghadapi laki laki tampan tapi batu. Lina semakin nampak pucat dan lemas tubuhnya.

" Kamu sakit ..? wajah kamu pucat dan terlihat kurus." Adrie malah mendekat.

" Bukan urusan mu...Pergi kamu dari hadapanku!, aku baik baik saja aku sehat kok."

" Tidak lina...kamu sedang tidak baik baik saja, wajah kamu benar benar pucat, kita ke dokter sekarang yaa..!" Adrie memegang kedua bahu Lina.

Tangan Lina menepis tangan Adrie yang memegang bahunya.

" Gak usah sentuh sentuh aku Drie.." Lina bergerak mundu, namun langkahnya mulai oleng kebelakang.

" Aakk ku." Benar saja Lina tiba tiba pingsan segera Adrie menahan agar tidak jatuh, dan menaruh kepala lina kedadanya sambil tangan kanannya menepuk pelan pipi Lina.

" Lina..Lin Lina.."

Segera Adrie menggendong Lina ala bridal, ia tidak peduli orang orang melihat mereka yang menjadi pusat perhatian.

" Kenapa pak..?" laki laki setengah tua yang sedang duduk diatas motor pangkalan ojek menghampiri Adrie .

" Istri saya pingsan pak.."

Dengan cepat melangkah setengah lari Adrie menuju ke mobil yang diparkir. Sampai di pintu mobil Adrie meminta tolong pada orang sekitar depan mini market.

" Pak..pak tolongin saya!"

Bapak yang diminta tolong pun segera menghampiri Adrie.

"Pak tolong!...buka kan pintu mobil saya, istri saya pingsan..saya mau bawa ke dokter."

" Baik Pak..!" Bapak itu segera buka pintu sebelah kiri.

Adrie mendudukkan Lina, tangannya menstel sandaran kursi lebih rendah. Setelah menutup pintu Adrie memutar dan langsung mengemudikan mobilnya.

sekitar15 menit mobil pun sampai depan ruang IGD. Lina langsung di tangani.

" Maaf Pak pasien atas nama siapa..?"

" Lina istri saya zuster."

" Baik tunggu sebentar dokter sedang memeriksa istri Bapak."

30 menit suster memanggil Adrie untuk segera keruangan Lina, dilihatnya Lina sudah sadar kembali tapi masih tidak mau melihatnya.

" Maaf dokter istri saya sakit apa?" dokter itu malah tersenyum.

' Selamat yaa Pak..!, Istri Bapak sedang hamil."

Adrie langsung terdiam.

" Apa Lina hamil!" Adrie terkejut dalam hatinya.

Dokter terus melanjutkan kata katanya pada Adrie.

"Janinnya berusia 3 minggu, saran saya istri Bapak jangan sampai kelelahan dan stres yaa Pak!"

Adrie mengangguk.

" Baik dokter."

" Saya kasih vitamin saja dan obat mengurangi rasa mual."

Adrie menerima resep itu.

"Baik dokter trimakasih."

Dokter pun pergi meninggal Lina dan Adrie dalam ruangan. Adrie mendekati Lina yang sedang terbaring.

Ia menatap wajah Lina yang masih berpaling tidak mau melihatnya.

" Lina liat aku..!"

Lina yang terisak tangannya mengusap air matanya.

" Aku akan bertanggung jawab, malam ini juga aku akan bicara pada orang tua kamu."

Adrie membungkukkan badan sambil kedua tangan mengungkung wajah Lina agar wajah Adrie menatap lekat mata Lina.

Tangan Adrie bergerak menghapus lembut air matanya.

Adrie pun tertawa pelan, Lina dibuat bingung dalam keadaan sedang kalut Adrie malah tersenyum padahal apanya yang lucu?.

" Kamu ketawa emang ada yang lucu. yaa?"

Adrie senang dengan respon Lina.

" Ada kok yang lucu..? Liat kamu nangis."

" Dasar gila kamu Drie.."

Adrie malah semakin senang menggoda lina artinya Lina masih mau bicara padanya.

" Jangan menghindar lagi yaa!, disini

ada anak aku yang sekarang kau kandung.."

Tangan Adrie mengusap lembut perut rata Lina.

Kemudian dengan sayangnya, Adrie mengecup kening Lina. Lina pun diam saja tidak menolak.

" Kamu sudah tidak marah lagi pada ku..?"

Adrie menggoda Lina kembali, wajahnya ia hadapkan ke perut Lina.

" Nak jangan nakal yaa! didalam kasian..mama nanti sakit, kalau kamu sudah ada di dunia papa mau ajak kamu naik pesawat terbang."

Dengan muka yang di buat lucu.Tak ayal Lina pun jadi tersenyum, tertawa geli saat Adrie menciumi perut Lina yang masih rata.

Kemudian Adrie beralih memegang tangan Lina, mencium punggung tangannya dan mulai menciumi wajahnya.

" Drie..!

" Iya sayang."

Lina berbaring masih lemah berusaha ambil posisi duduk yang dibantu oleh Adrie.

" Bagaimana dengan orang tua ku?" aku takut mama papa ku marah." Lina bicara dengan menundukkan kepala.

"Tidak usah takut, kita hadapi sama sama ya!" , kita akan menikah secepat nya."

Adrie pun memeluk Lina kembali dengan erat seakan pelukannya memberi aliran kekuatan untuk semangat, yakin mereka berdua bisa melewati ini semua.

'

Episodes
1 CINTA NYA SEPUPU ALMARHUM SUAMI KU
2 02.//PENELPON ANEH
3 Penolakan cinta secara halus
4 Dua garis
5 Kebahagiaan Adrie
6 Abrey yang Julit
7 kabar bahagia
8 kabar bahagia
9 Lina melahirkan
10 Tidak jadi marah
11 kecemburuan Abrey
12 Buka Toko sembako
13 Mobil Baru
14 Sakya Sakit
15 Adrie ingin di manja
16 Gelang berlian
17 Pegawai baru
18 Surya dan lesti
19 Abrey ngaku ngaku
20 Bertemu mantan
21 Nostalgia membawa mereka kembali
22 Mimpi buruk
23 Diam diam suka
24 Menyukai istri orang
25 Curiga
26 Mengikuti adrie
27 Tertangkap basah
28 Punya dua ibu
29 Bertemu Devis
30 kedua kalinya
31 Kembali menghangat
32 Devis kecewa
33 Lina mengalah
34 Ciuman pertama dari Devis
35 Lina memenuhi ajakan Devis
36 Pertemuan yang terakhir.
37 Ada kebohongan diraut wajah Lina.
38 Kecurigaan Adrie
39 kecurigaan Adrie 2
40 Pulang Kampung
41 Sentuhan terlarang.
42 Devis cemburu.
43 Lina menangis di pelukan Devis
44 Pergolakan Bathin
45 Janji Adrie.
46 Mulai penyelidikan
47 Pergi ke salon
48 Rindu Yang Tak Tertahankan
49 Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya
50 Mulai Terungkap
51 Ikatan Bathin
52 Menghadiri pesta
53 Rencana Hayalan Lina.
54 Steak Buatan Tiara
55 Ipar Maut
56 Terjebak Macet
57 Hukuman untuk Lina
58 Devis Khawatir
59 Abrey Terbuai
60 Menempati Rumah Baru
61 Nasihat Michel
62 Devis Protes
63 Kesepian
64 Liburan Ke Pantai
65 Tekat Devis
66 Adrie dan Devis
67 Terjalin kembali
68 love is Fool
69 Reuni SMA
70 Bertemu Genk Koplak
71 Lina ngambek
72 Menikah
73 Mari Kita Bicara
74 Terakhir kali nya
75 Partner
76 Malas bermain main
77 Rayuan Gombal
78 Kencan
79 Dijebak
80 Restu dari orang tua dan Adrie
81 Seperti Anak Bayi
82 Jodoh buat Devis
83 Jodoh buat Devis
84 Menghindar
85 Rencana licik Maria
86 Masuk ke perangkap Maria
87 Drama Maria
88 Supir Yang Tampan
89 Freddy dan Maria
90 Saling mendamba
91 Identitas Freddy
92 Seperti Oasis Di Padang Gurun
93 Undangan Makan Malam
94 Kejutan Tiara dan Brata
95 Kepergian Adrie
96 Kenangan bersama Adrie
97 Lupakan Masa lalu
98 Sikap Devis berubah pada Lina
99 Nyonya Floren Leander
100 Hukuman yang manjur
101 Melindungi Putrinya
102 Kedatangan Keluarga Devis
103 Kabar Devis akan Menikah
104 Menuntut ke Pengadilan
105 Maria Meninggalkan Rumah
106 Menolong pedagang baju keliling
107 Diego Mussaffer
108 Kebijakan Pak Harry dan Tiara
109 Nada Dering Ponsel
110 Freddy Memikirkan Maria
111 Pukulan Tuan Revanno Lefrandt
112 Tujuan Devis Ke Indonesia
113 Bertemu Diego
114 Pesona Janda Tiga anak
115 Diego Dan Lina Berkencan
116 Lina dan Diego Berdansa
117 Larangan Devis
118 Larangan Devis
119 Devis Mendapatkan Lina kembali
120 Lina yang Liar
121 Bekerja Sama Dengan Sakya
122 Menjadi Nyonya Freddy Leander
123 Maria Marah pada Freddy
124 Menerima Cinta Freddy
125 Rumah Kayu
126 Punya Anak Yang Banyak
127 Kekhawatiran Lina
128 Mengabaikan Telpon dari Devis
129 Pantas Berada di Sisi ku
130 Dua Duda Merebutkan Janda
131 Mengobati Luka
132 Sisi Lina
133 Cincin Pengikat
134 Teman Sakya
135 Menjemput Aldo
136 Membayangkan Wajah Lina
137 Butuh Pelampiasan
138 Tidak Update
139 Aldo Ngambek
140 Tidak Ada Keberanian
141 Bimo Di Tolak
142 Seperti Rambo
143 Berterima Kasih Pada Adrie
144 Jadi Obat Nyamuk
145 Surat Ijin Dari Papa
146 Kuliner Malam Hari
147 Tidak Butuh Penolakan
148 Merasa Mual
149 Keluarga Besar Lina di kampung
150 Durian Jatuh
151 Lina Takut Menyelam
152 Restu Dari Orang Tua Lina
153 Lina Mengajak Buk Jum Ke Amsterdam
154 Moodbooster Devis
155 Cuaca Buruk
156 Tak Ada Cinta Yang Tulus
157 Answer me?
158 Fitting Baju Pengantin.
159 Hari Yang Sial
160 Devis Mendambakan Bayi Perempuan
161 Lina Ngidam Jambu Bol
162 Devis Yang Keras Kepala Lina yang Lemah Lembut
163 Manis dan Empuk
164 Pelukan Bang Adrie
165 Lina Gugup
166 The Wedding Day
167 Hasya Kencana Ayudisha Bakker
168 Pengakuan Sakya
169 Operasi Sesar
170 Hampir 4 Minggu
171 Candaan Laura
172 Bawaan Bu Inah dari Jakarta.
173 Bertemu Freddo
174 Pemandangan Yang Indah
175 Freddo Hampir Jatuh Cinta Pada Lina
176 Lina Was Was
177 Freddo Patah Hati
178 Kedatangan Sahabat Lina
179 Lina Mengajak Via Jalan Jalan
180 Ponsel Via Tertinggal
181 Via di Ajak Kencan
182 Makan Malam
183 Devis Menantang Lina
184 Siapalah Aku Ini
185 Harus Utuh Dan Hidup Hidup
186 Bertepuk Tangan
187 Sama Sama Berpengalaman
188 Freddo dan Via Menikah
189 Freddo Mengagumi
190 Karya Novel Ke 2
191 Belah Duren di Malam Pertama
192 Keluarga Devis
Episodes

Updated 192 Episodes

1
CINTA NYA SEPUPU ALMARHUM SUAMI KU
2
02.//PENELPON ANEH
3
Penolakan cinta secara halus
4
Dua garis
5
Kebahagiaan Adrie
6
Abrey yang Julit
7
kabar bahagia
8
kabar bahagia
9
Lina melahirkan
10
Tidak jadi marah
11
kecemburuan Abrey
12
Buka Toko sembako
13
Mobil Baru
14
Sakya Sakit
15
Adrie ingin di manja
16
Gelang berlian
17
Pegawai baru
18
Surya dan lesti
19
Abrey ngaku ngaku
20
Bertemu mantan
21
Nostalgia membawa mereka kembali
22
Mimpi buruk
23
Diam diam suka
24
Menyukai istri orang
25
Curiga
26
Mengikuti adrie
27
Tertangkap basah
28
Punya dua ibu
29
Bertemu Devis
30
kedua kalinya
31
Kembali menghangat
32
Devis kecewa
33
Lina mengalah
34
Ciuman pertama dari Devis
35
Lina memenuhi ajakan Devis
36
Pertemuan yang terakhir.
37
Ada kebohongan diraut wajah Lina.
38
Kecurigaan Adrie
39
kecurigaan Adrie 2
40
Pulang Kampung
41
Sentuhan terlarang.
42
Devis cemburu.
43
Lina menangis di pelukan Devis
44
Pergolakan Bathin
45
Janji Adrie.
46
Mulai penyelidikan
47
Pergi ke salon
48
Rindu Yang Tak Tertahankan
49
Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya
50
Mulai Terungkap
51
Ikatan Bathin
52
Menghadiri pesta
53
Rencana Hayalan Lina.
54
Steak Buatan Tiara
55
Ipar Maut
56
Terjebak Macet
57
Hukuman untuk Lina
58
Devis Khawatir
59
Abrey Terbuai
60
Menempati Rumah Baru
61
Nasihat Michel
62
Devis Protes
63
Kesepian
64
Liburan Ke Pantai
65
Tekat Devis
66
Adrie dan Devis
67
Terjalin kembali
68
love is Fool
69
Reuni SMA
70
Bertemu Genk Koplak
71
Lina ngambek
72
Menikah
73
Mari Kita Bicara
74
Terakhir kali nya
75
Partner
76
Malas bermain main
77
Rayuan Gombal
78
Kencan
79
Dijebak
80
Restu dari orang tua dan Adrie
81
Seperti Anak Bayi
82
Jodoh buat Devis
83
Jodoh buat Devis
84
Menghindar
85
Rencana licik Maria
86
Masuk ke perangkap Maria
87
Drama Maria
88
Supir Yang Tampan
89
Freddy dan Maria
90
Saling mendamba
91
Identitas Freddy
92
Seperti Oasis Di Padang Gurun
93
Undangan Makan Malam
94
Kejutan Tiara dan Brata
95
Kepergian Adrie
96
Kenangan bersama Adrie
97
Lupakan Masa lalu
98
Sikap Devis berubah pada Lina
99
Nyonya Floren Leander
100
Hukuman yang manjur
101
Melindungi Putrinya
102
Kedatangan Keluarga Devis
103
Kabar Devis akan Menikah
104
Menuntut ke Pengadilan
105
Maria Meninggalkan Rumah
106
Menolong pedagang baju keliling
107
Diego Mussaffer
108
Kebijakan Pak Harry dan Tiara
109
Nada Dering Ponsel
110
Freddy Memikirkan Maria
111
Pukulan Tuan Revanno Lefrandt
112
Tujuan Devis Ke Indonesia
113
Bertemu Diego
114
Pesona Janda Tiga anak
115
Diego Dan Lina Berkencan
116
Lina dan Diego Berdansa
117
Larangan Devis
118
Larangan Devis
119
Devis Mendapatkan Lina kembali
120
Lina yang Liar
121
Bekerja Sama Dengan Sakya
122
Menjadi Nyonya Freddy Leander
123
Maria Marah pada Freddy
124
Menerima Cinta Freddy
125
Rumah Kayu
126
Punya Anak Yang Banyak
127
Kekhawatiran Lina
128
Mengabaikan Telpon dari Devis
129
Pantas Berada di Sisi ku
130
Dua Duda Merebutkan Janda
131
Mengobati Luka
132
Sisi Lina
133
Cincin Pengikat
134
Teman Sakya
135
Menjemput Aldo
136
Membayangkan Wajah Lina
137
Butuh Pelampiasan
138
Tidak Update
139
Aldo Ngambek
140
Tidak Ada Keberanian
141
Bimo Di Tolak
142
Seperti Rambo
143
Berterima Kasih Pada Adrie
144
Jadi Obat Nyamuk
145
Surat Ijin Dari Papa
146
Kuliner Malam Hari
147
Tidak Butuh Penolakan
148
Merasa Mual
149
Keluarga Besar Lina di kampung
150
Durian Jatuh
151
Lina Takut Menyelam
152
Restu Dari Orang Tua Lina
153
Lina Mengajak Buk Jum Ke Amsterdam
154
Moodbooster Devis
155
Cuaca Buruk
156
Tak Ada Cinta Yang Tulus
157
Answer me?
158
Fitting Baju Pengantin.
159
Hari Yang Sial
160
Devis Mendambakan Bayi Perempuan
161
Lina Ngidam Jambu Bol
162
Devis Yang Keras Kepala Lina yang Lemah Lembut
163
Manis dan Empuk
164
Pelukan Bang Adrie
165
Lina Gugup
166
The Wedding Day
167
Hasya Kencana Ayudisha Bakker
168
Pengakuan Sakya
169
Operasi Sesar
170
Hampir 4 Minggu
171
Candaan Laura
172
Bawaan Bu Inah dari Jakarta.
173
Bertemu Freddo
174
Pemandangan Yang Indah
175
Freddo Hampir Jatuh Cinta Pada Lina
176
Lina Was Was
177
Freddo Patah Hati
178
Kedatangan Sahabat Lina
179
Lina Mengajak Via Jalan Jalan
180
Ponsel Via Tertinggal
181
Via di Ajak Kencan
182
Makan Malam
183
Devis Menantang Lina
184
Siapalah Aku Ini
185
Harus Utuh Dan Hidup Hidup
186
Bertepuk Tangan
187
Sama Sama Berpengalaman
188
Freddo dan Via Menikah
189
Freddo Mengagumi
190
Karya Novel Ke 2
191
Belah Duren di Malam Pertama
192
Keluarga Devis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!