Dua garis

Hari ini aku mau jemput Lina tanpa sepengetahuan dia , sengaja aku tidak menelpon dulu karna aku mau memberi kan kejutan...yaa selama masih proses jalani aja dulu.. atas permintaan Lina tak pernah aku lepas memberi perhatian untuk nya entah lah dia suka atau tidak aku tidak peduli.

Kalau dilihat tampang ku lumayan tampan orang orang bilang aku hitam manis. Mama ku masih berdarah Belanda dan papa ku barasal Indonesia timur (Sumber air su dekat)

Saudara kandung ku memiliki kulit yang putih seperti mama ku dan aku kulit papa ku tubuh ku tinggi tegap hidung mancung. keturunan dari keluarga papa ku memang tinggi tinggi.

jadi bisa bayang kan hasil produk mama papa ku.

Tidak sedikit wanita yang mau aku ajak kencan tapi aku suka malas meladeni nya buat ku mereka hanya incar uang ku saja kalau aku mau banyak tante tante mau pun abegeh yang mudah aku ajak kencan dan aku tiduri

bahkan ada yang mau jadi istri sekaligus.

Sesampai nya di tempat lokasi yang tidak jauh dari kantor dia bekerja , aku dapati Lina sedang jalan berdua bersama seorang pria yang aku bilang cukup lumayan tampan kulitnya putih bersih.

Ada perasaan cemburu melihat mereka jalan berdua nampak sekali pria itu suka pada Lina . jadi aku berpikir Apakah mereka pacaran ? semakin panas ku melihat nya Lina di gandeng tangan nya..

"Pantas saja dia masih belum mau menerima ku, baik lahh liat kamu lina setelah ini ?"

Cemburu ku semakin berkobar tapi aku tahan dulu sebab ada rencana akan segera aku buat.

sengaja aku telpon dia..

Nada tersambung

" Halo Lina aku sedang berada dekat kamu"

" Halo Drie..gimana maksud nya ?"

Segera ku buka kaca jendela mobil, yaa aku mendapat kan sebuah mobil dari kantor sebagai hadiah atas keberhasilan ku di perusahaan.

Nampak Lina terkejut dan merasa tidak enak dengan pria di samping nya.

Dengan wajah dingin. aku menyuruh Lina untuk segera masuk kedalam mobil.

"Masuk..!

Lina pun dengan terpaksa ikuti perintah ku.

"Aku duluan yaa Leo.. dagghh !

Mobil segera ku nyalakan dengan wajah dingin aku tak ajak Lina bicara.

"Drie kita mau kemana..?"

Aku tak menjawab nya.

" Kok ini bukan jalan pulang Drie sebenar nya kita mau kemana?"

"Drie....!

" DIAAM !

LIna pun mulai ketakutan dan mulai menangis.

Mobil pun sudah jauh dari rumah penduduk dan kawasan area pabrik sengaja aku bawa Lina di tempat yang sepi, tak ada satu pun kendaraan yang lewat kanan kiri sepanjang jalan hanya pohon pohon pohon besar dan sangat gelap karna ini sudah jam 8 malam.

Lina pun semakin ketakutan terhadap ku.

Kursi aku stel lebih rendah dengan kasar agar Lina terbaring.

'Akkkhhh..Drie kkkamu kok kayak gini..?"

Lina pun tambah bingung apa yang aku lakukan terhadap nya. Aku masih tetap diam dan dingin.

"Drie kamu ma mau apaain aku ?" hiks hiks

"Kamu bikin aku takut Drie...!

Ku rogoh dasi di dasbord mobil, aku ikat kedua tangan Lina ke atas di sandaran kursi.

Aku pandangi wajah Lina yang semakin pucat dan ketakutan.

"Kamu mau main main dengan ku rupa nya..Hahh !

Leher nya sedikit aku cekik membuat dia agak sulit bernapas.

" Tak ada penolakan untuk ini, kamu harus jadi milik ku Lina !!.

Kutarik blazer Lina ke atas segera ku sobek baju dalam nya dengan kasar.

Lina semakin menangis sejadi jadi nya.

Lina ingin teriak meminta tolong, tapi langsung aku ***** bibir nya dengan kasar hingga sulit untuk bernapas.

Semakin ku hisap bibir nya dengan kasar sampai 2 menit baru aku lepas.

" Drie..kamu" Nafas Lina tersengal sengal.

Kembali mulut nya ku bungkam dengan mulut ku tanpa memberikan kesempatan untuk bicara.

Aku langsung menurun kan celana tanpa melepas dari kaki ku.

Lina pun semakin panik.

"Drie ..jangan Drie KAMU MAU NGAPAIN?

" DIAM ****** !! Kamu akan ku beri pelajaran.

Kata kata yang seharus nya tidak aku keluarkan terpaksa aku ucap kan.

Rok nya yang pendek di atas lutut dengan paksa aku naikan hingga terlihat ****** ***** nya , yang lebih aku kagum kedua paha Lina sangat putih nan mulus.

" Pantas saja kamu menolak ku dan meminta untuk jalani saja dulu hubungan ini rupanya kamu memang sudah ada pria lain ?"

"DASAR MURAHAAN !!

Lina pun semakin menangis dan mencoba untuk menjelaskan tapi tetap aku tak mau mendengar penjelasan nya.

Pemerkosaan itu pun terjadi, aku lampiaskan segala perasaan ku pada Lina marah, cemburu sayang aku pada nya.

Selesai nya aku pun sadar, entah dia mau memaafkan aku ataw tidak.

" Kamu sudah jadi milik ku ! selamanya jadi milik ku."

Dengan lembut aku membelai wajah nya menghapus air mata nya tanpa melepas dasi yang mengikat kedua tangan nya.

" Aku sayang banget sama kamu lina..aku cemburu liat kamu jalan berdua dengan pria itu"

Lina tetap diam masih menangis.

Kupeluk kembali setelah ku rapihkan pakaian nya.

" Maaf kan aku, cara ku salah tapi ini aku lakukan agar kamu jadi milik ku tak boleh seorang pun memiliki kamu."

Ucapku dengan lembut.

" Aku benci kamu Drie ." hikss hikss

Aku tatap wajah nya. tapi Lina memalingkan wajah nya ke jendela luar.

Ada rasa puas dalam hati ku sukses mengerjai Lina dengan cara paksa.

Lina masih tetap menoleh ke jendela pintu sebelah kiri

" Aku mau pulang."

" Aku antar kamu pulang."

Mesin mobil ku nyalakan dan mulai melaju, tatapan ku kedepan jalan sambil tersenyum Iblis. "Permainan ini belum berakhir Sayang ."

Sesekali aku melirik Lina yang masih terdiam tak mau bicara sambil mengusap air mata nya.

Mobil pun telah sampai di depan halaman rumah Lina.

sebelum turun aku membantu melepas seat belt Lina agak memundurkan kepala dan tak mau bicara.

" Aku akan telpon kamu , istirahat lah !

Ku pegang tangan nya , Lina langsung menepis nya dan buru buru dia buka pintu mobil dan keluar, tidak bicara dan tidak menoleh ku.

Semenjak pemerkosaan yang aku lakukan terhadap Paulina.

Aku sudah tidak mendengar kabar nya lagi kutelpon pun nomor nya tidak aktif lagi dari sehabis aku mengantar nya pulang malam itu.

Perasaan bersalah pun selalu menghantui ku sudah barapa kali aku mendatangi rumah nya dia tidak tinggal di rumah itu. informasi yang kudengar Lina sudah kost tapi tidak di beri tahu alamat nya.

Bahkan aku sudah berapa kali menunggu jam pulang kantor tempat dia bekerja. dan kata nya Lina sudah tidak bekerja ditempat itu lagi

Lina seperti menghilang tapi aku masih terus berusaha mencari nya. 3 Minggu pun berlalu aku masih tidak tau keberadaan nya.

,POV. PAULINA

Setelah sampai tiba dirumah pukul 11 malam buru buru aku masuk agar muka ku tidak terlihat habis menangis oleh mama dan adek ku. kulihat rumah nampak sepi , seperti nya mama dan papa ku sudah tidur

sempat ku lirik kamar adik ku yang pintu nya sedikit terbuka. tiba tiba adik ku memanggil

" Kakak sudah pulang.."

" Iya dek, kakak tadi ada acara dari kantor dulu"

" Owh.. kakak baik baik aja kan..?

" Iya dek. kakak capek kakak masuk kamar dulu yaa.."

" Iya kak.."

Buru buru aku masuk kamar aku takut adik ku banyak tanya tanya lagi padaku dan melihat keadaan ku yang sedang kacau ini.

Pintu kamar segera ku kunci aku langsung melepaskan semua pakaian ku, rasa perih pada ************ membuat aku terduduk di pinggir tempat tidur. aku menangis kembali perasaan aku hancur sakit benci pada Adrie..

Segera ku keluarkan hp dalam tas ku keluarkan SIM card ponsel ku dan berniat mengganti nomor baru agar Adrie tidak bisa menghubungi ku.

Kunyalakan shower aku masih menangis di bawah guyuran air shower dan duduk. Memikirkan bagaimana keadaan ku yang sudah tidak perawan lagi. Perasaan ku takut bagaiman masa depan ku nanti.

" Adrie sialan.. aku benci kamu Drie bencii..!

1 jam di bawah guyuran Shower..tiba tiba aku mendengar suara ketukan pintu kamar ku.

"Lina.. kamu sudah pulang nak.."

Suara mama ku dari pintu.

" I iya mah Lina sudah pulang..' sengaja aku jawab dari dalam kamar aku tak mau keluar untuk bicara pada mama takut mama curiga.

" kamu sudah makan..??

" S ssudah mah..' tadi di kantor"

" Owh ya sudah..jangan lama lama di air nak nanti kamu sakit."

' Iyaa mah."

Akupun segera tidur setelah mandi aku juga tak mau badan ku sakit karna baru 2 bulan bekerja sudah ijin sakit.

Aku segera memejamkan mata berharap setelah bangun nanti semua sudah berlalu aku mau melupakan kejadian itu dan juga Adrie.

Pagi sebelum berangkat ke kantor aku menitip pesan pada mama dan adik ku bila bang Adrie datang dan mencari ku bilang saja aku sudah kost. dengan alasan aku mau konsentrasi bekerja. Orang dirumah pun mengiyakan.

Sampai di kantor aku nampak sedikit kusut tapi aku berusaha untuk pasang muka biasa biasa aja. aku harus fokus bekerja dan melupakan kejadian malam itu.

Tak bisa dipungkiri pasti Adrie mencari ku dan benar saja 3 hari kemudian ketika pulang kerja aku melihat mobil Adrie parkir diseberang jalan

aku tak mau menemui nya bagi ku dia adalah Iblis menyerupai manusia.

Aku pun segera menumpang mobil teman ku dari halaman pabrik agar Adrie tidak melihat ku

2 hari aku tidak melihat Adrie di seberang jalan iya biasa nya Dia masuk kerja sesuai jadwal nya aku sudah hapal betul.

Ketika sedang menuju kantin untuk makan siang , aku melihat Adrie berdiri di Pos Security sedang bicara seperti minta ijin untuk bisa menemui ku.

Adrie ber jalan hendak menuju ke Receptionist buru buru aku bicara pada mba Rita.

" Mba Rita..tolongin aku yaa."

" Ada apa Lin..kamu kayak orang panik gitu."

" Mba liat orang itu !

Kutunjuk arah pada Adrie yang masih belum jauh dari pos satpam. mata mba Rita mengikuti jari telunjuk ku di balik pintu kaca yang gagang pintu nya bertuliskan push pull.

" Iya yang kemeja putih pake kacamata hitam?"

" Iya mba itu orang nya"

" Terusss...

" Kalau dia menanyakan ku bilang saja aku sudah Resign "

Ajak ku untuk berbohong.

" Tapi orang nya ganteng Lin..keren lagi.." hehehe.

* mata ku memutar* Mba tuh..orang nya sudah mau kesini."

Segera aku sembunyi di bawah meja Receptionist.

Adrie sudah masuk dan langsung ke meja Receptionist.

" Selamat siang mba.."

" Siang..ada keperluan apa yaa mas?"

" Maaf menggangu saya mencari Paulina aku mau minta untuk menemui saya sekarang."

" Owh mba Lina sudah Resign mas..sudah hampir 2 minggu, boleh tau mas siapa?"

" Saya kekasih nya mba.."

" Ya sudah trimakasih untuk waktu nya,saya permisi dulu."

" Sama sama mas."

Mba Rita memberi kode bahwa Adrie sudah pergi.

" Ssttt..Lina tuh ! sudah pergi orang nya."

akupun bangkit dan memastikan Adrie sudah keluar dari area pabrik.

"huuuft..sukur lah.."

"Kamu tuh aneh di samperin cowok ganteng malah ngumpet."

" Cowok kamu keren gitu lhoo.. mubazir tau di buang...kalau kamu tidak mau buat mba aja lahh..mba juga mau." hehehe

" Ihh mba trus mas Joko , suami mba mau di kemanain ? ntar mba di pecat lho.."

" Pecat..di pecat sama siapa?"

" Di pecat sama suami mba lah..dipecat jadi istri mas Joko, sudah yaa makasih kerjasama nya."

" Aku mau makan siang dulu."

" Mba sudah makan..? kalau belum aku traktir dehh sebagai tanda trimakasih saya udah bantu saya."

" Bantu apa? bantu bohongin orang, ye kan."

.

" Hhehehe...tau aja mba Rita."

3 Minggu berlalu aku sudah tenang Adrie sudah tidak mencari ku lagi hari hari pun ber lalu.

Sudah 3 hari ini aku merasa tubuh ku setiap pagi tidak enak pusing dan lemas tapi aku tetap tahan dan bekerja karna pada siang hari rasa tidak nyaman itu hilang sendiri, hanya saja Indra penciuman dan lidah terasa tidak seperti biasa nya .

Ketika bangun pagi hendak mau mandi dan ber siap siap mau bekerja tubuh ku sangat lemas tapi yang aneh perut ku rasa be gejolak mual mau muntah buru buru ke kamar mandi.

Hoeekkk..Hoeekk

" Aku kenapa yaa sudah seminggu ini keadaan ku jadi kacau..kepala pusing mulut terasa pahit mual , hidung ku juga bermasalah bau wangi parfume kesukaan ku saja tidak enak rasa nya di hidung."

" Apa aku kecapean tapi ini aku rasakan hanya setiap pagi saja siang nya aku sudah seperti biasa lagi."

Tak mau lama lama segera ku tuntas kan aktifitas mandi ku, untuk segera berangkat kerja.

Sampai dikantor, badan ku masih lemas padahal aku sudah sarapan. Pintu ruangan administrasi dibuka oleh mba Rita , pagi pagi sudah datang ke meja ku ngasih cemilan oleh oleh dari Jawa kata mba Rita suami nya baru pulang kampung.

Tercium parfum minyak wangi mba Rita hidung ku langsung ku tutup.

"Mba pake minyak wangi apa sih ? kok di hidung gak enak banget wangi nya."

" Lho.. ini parfum yang biasa aku pake kok" kemarin sudah habis 2 hari baru ada, maka nya aku order lagi.Kenapa memang nya..?

" Agak gak enak aja mba wangi nya..maaf yaa mba."

" Lhaa biasa nya kamu suka minta kok, kamu juga kan suka kan sama wangi nya."

Perut ku ber gejolak lagi aku lari ke kamar mandi dan muntah muntah 15 menit aku kembali ke meja ku. mba Rita masih ada di ruangan administrasi.

" Kamu sakit kahh..?

" Gak tau mba udah hampir 1 minggu ini tubuh ku kayak kacau gitu..kalau tiap pagi aku bangun tidur terasa mual dan muntah muntah."

" Hidung pun kayak gak beres sama penciuman ku."

"Kamu sudah cek ke Dokter ?"

" Belum mba.."

Kulihat pandangan mata mba Rita ke aku seperti mencurigai.

" Kenapa mba...kok liat aku kayak gitu."

Mba Rita melihat sekeliling ruangan lalu berbicara pelan ke pada ku.

" Lina mumpung kantor masih sepi."

"Iya..."

"Teruss, kenapa mba kalau masih sepi."

" Maaf yaa...mba' mau nanya..kamu sudah datang bulan?"

Seketika aku langsung sadar tau maksud pertanyaan mba Rita dan aku mulai panik dada ku berdegup kencang '

" Apa aku hamil ?" * Bathin ku*

" Mba sarankan segera beli test pack aku tau gejala orang hamil, mba sudah pernah ngerasain Lin tapi...mudah mudahan sih gak benar dugaan mba."

Kembali aku terbayang kejadian malam itu dengan Adrie

Hari ku makin kacau. dan belum siap dengan kenyataan kalau kalau aku hamil

ahh..rasa nya tidak mungkin aku hamil.

"..Mba harap kamu baik baik saja segera kamu bicarakan pada cowok kamu agar mau bertanggung jawab.!'

" Ok mba ke meja Receptionist dulu yaa..

tenang jangan di bawa stress pasti ada jalan keluar."

Terang mba Rita yang sekaligus memberi semangat.

Aku yang masih terdiam dan langsung menjawab.

" Iya mba..makasih sudah di ingatkan."

Pulang dari kantor. aku mampir ke Apotik yang tidak jauh dari area pabrik tempat ku bekerja.

" Mba mau cari kebutuhan apa , biar saya bantu..!

" Mmm..mba Saya butuh Test pack 2 saja."

" Baik, ini mbak saya kasih yang lebih akurat "

" Trimakasih ini uang nya."

Sampai ny dirumah aku langsung kunci pintu kamar dan mengeluarkan test pack dari dalam tas , aku menuju kamar mandi dan mulai menggunakan nya dengan perasaan deg degan berharap tidak muncul garis 2

5 menit Test pack yang sudah di celupkan urine ku pun sudah nampak..

Badan ku lemas seketika

" Gak mungkin..gak mungkin aku hamil.."

Akupun mulai nangis, masih tidak percaya ku coba Test pack satu lagi..

5 menit kemudian hasil nya pun sama 2 garis.

Akupun nangis sejadi jadi nya rasa kalut ,panik, takut campur jadi satu. bagaimana nanti kalau mama papa tau pasti mereka akan mendapatkan malu.

"Bagaimana dengan orang orang dikantor? mereka pasti akan membicarakan aku. Tuhan bagaimana ini ? Adrie...kamu jahat ! hikss hiksss.

.

Episodes
1 CINTA NYA SEPUPU ALMARHUM SUAMI KU
2 02.//PENELPON ANEH
3 Penolakan cinta secara halus
4 Dua garis
5 Kebahagiaan Adrie
6 Abrey yang Julit
7 kabar bahagia
8 kabar bahagia
9 Lina melahirkan
10 Tidak jadi marah
11 kecemburuan Abrey
12 Buka Toko sembako
13 Mobil Baru
14 Sakya Sakit
15 Adrie ingin di manja
16 Gelang berlian
17 Pegawai baru
18 Surya dan lesti
19 Abrey ngaku ngaku
20 Bertemu mantan
21 Nostalgia membawa mereka kembali
22 Mimpi buruk
23 Diam diam suka
24 Menyukai istri orang
25 Curiga
26 Mengikuti adrie
27 Tertangkap basah
28 Punya dua ibu
29 Bertemu Devis
30 kedua kalinya
31 Kembali menghangat
32 Devis kecewa
33 Lina mengalah
34 Ciuman pertama dari Devis
35 Lina memenuhi ajakan Devis
36 Pertemuan yang terakhir.
37 Ada kebohongan diraut wajah Lina.
38 Kecurigaan Adrie
39 kecurigaan Adrie 2
40 Pulang Kampung
41 Sentuhan terlarang.
42 Devis cemburu.
43 Lina menangis di pelukan Devis
44 Pergolakan Bathin
45 Janji Adrie.
46 Mulai penyelidikan
47 Pergi ke salon
48 Rindu Yang Tak Tertahankan
49 Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya
50 Mulai Terungkap
51 Ikatan Bathin
52 Menghadiri pesta
53 Rencana Hayalan Lina.
54 Steak Buatan Tiara
55 Ipar Maut
56 Terjebak Macet
57 Hukuman untuk Lina
58 Devis Khawatir
59 Abrey Terbuai
60 Menempati Rumah Baru
61 Nasihat Michel
62 Devis Protes
63 Kesepian
64 Liburan Ke Pantai
65 Tekat Devis
66 Adrie dan Devis
67 Terjalin kembali
68 love is Fool
69 Reuni SMA
70 Bertemu Genk Koplak
71 Lina ngambek
72 Menikah
73 Mari Kita Bicara
74 Terakhir kali nya
75 Partner
76 Malas bermain main
77 Rayuan Gombal
78 Kencan
79 Dijebak
80 Restu dari orang tua dan Adrie
81 Seperti Anak Bayi
82 Jodoh buat Devis
83 Jodoh buat Devis
84 Menghindar
85 Rencana licik Maria
86 Masuk ke perangkap Maria
87 Drama Maria
88 Supir Yang Tampan
89 Freddy dan Maria
90 Saling mendamba
91 Identitas Freddy
92 Seperti Oasis Di Padang Gurun
93 Undangan Makan Malam
94 Kejutan Tiara dan Brata
95 Kepergian Adrie
96 Kenangan bersama Adrie
97 Lupakan Masa lalu
98 Sikap Devis berubah pada Lina
99 Nyonya Floren Leander
100 Hukuman yang manjur
101 Melindungi Putrinya
102 Kedatangan Keluarga Devis
103 Kabar Devis akan Menikah
104 Menuntut ke Pengadilan
105 Maria Meninggalkan Rumah
106 Menolong pedagang baju keliling
107 Diego Mussaffer
108 Kebijakan Pak Harry dan Tiara
109 Nada Dering Ponsel
110 Freddy Memikirkan Maria
111 Pukulan Tuan Revanno Lefrandt
112 Tujuan Devis Ke Indonesia
113 Bertemu Diego
114 Pesona Janda Tiga anak
115 Diego Dan Lina Berkencan
116 Lina dan Diego Berdansa
117 Larangan Devis
118 Larangan Devis
119 Devis Mendapatkan Lina kembali
120 Lina yang Liar
121 Bekerja Sama Dengan Sakya
122 Menjadi Nyonya Freddy Leander
123 Maria Marah pada Freddy
124 Menerima Cinta Freddy
125 Rumah Kayu
126 Punya Anak Yang Banyak
127 Kekhawatiran Lina
128 Mengabaikan Telpon dari Devis
129 Pantas Berada di Sisi ku
130 Dua Duda Merebutkan Janda
131 Mengobati Luka
132 Sisi Lina
133 Cincin Pengikat
134 Teman Sakya
135 Menjemput Aldo
136 Membayangkan Wajah Lina
137 Butuh Pelampiasan
138 Tidak Update
139 Aldo Ngambek
140 Tidak Ada Keberanian
141 Bimo Di Tolak
142 Seperti Rambo
143 Berterima Kasih Pada Adrie
144 Jadi Obat Nyamuk
145 Surat Ijin Dari Papa
146 Kuliner Malam Hari
147 Tidak Butuh Penolakan
148 Merasa Mual
149 Keluarga Besar Lina di kampung
150 Durian Jatuh
151 Lina Takut Menyelam
152 Restu Dari Orang Tua Lina
153 Lina Mengajak Buk Jum Ke Amsterdam
154 Moodbooster Devis
155 Cuaca Buruk
156 Tak Ada Cinta Yang Tulus
157 Answer me?
158 Fitting Baju Pengantin.
159 Hari Yang Sial
160 Devis Mendambakan Bayi Perempuan
161 Lina Ngidam Jambu Bol
162 Devis Yang Keras Kepala Lina yang Lemah Lembut
163 Manis dan Empuk
164 Pelukan Bang Adrie
165 Lina Gugup
166 The Wedding Day
167 Hasya Kencana Ayudisha Bakker
168 Pengakuan Sakya
169 Operasi Sesar
170 Hampir 4 Minggu
171 Candaan Laura
172 Bawaan Bu Inah dari Jakarta.
173 Bertemu Freddo
174 Pemandangan Yang Indah
175 Freddo Hampir Jatuh Cinta Pada Lina
176 Lina Was Was
177 Freddo Patah Hati
178 Kedatangan Sahabat Lina
179 Lina Mengajak Via Jalan Jalan
180 Ponsel Via Tertinggal
181 Via di Ajak Kencan
182 Makan Malam
183 Devis Menantang Lina
184 Siapalah Aku Ini
185 Harus Utuh Dan Hidup Hidup
186 Bertepuk Tangan
187 Sama Sama Berpengalaman
188 Freddo dan Via Menikah
189 Freddo Mengagumi
190 Karya Novel Ke 2
191 Belah Duren di Malam Pertama
192 Keluarga Devis
Episodes

Updated 192 Episodes

1
CINTA NYA SEPUPU ALMARHUM SUAMI KU
2
02.//PENELPON ANEH
3
Penolakan cinta secara halus
4
Dua garis
5
Kebahagiaan Adrie
6
Abrey yang Julit
7
kabar bahagia
8
kabar bahagia
9
Lina melahirkan
10
Tidak jadi marah
11
kecemburuan Abrey
12
Buka Toko sembako
13
Mobil Baru
14
Sakya Sakit
15
Adrie ingin di manja
16
Gelang berlian
17
Pegawai baru
18
Surya dan lesti
19
Abrey ngaku ngaku
20
Bertemu mantan
21
Nostalgia membawa mereka kembali
22
Mimpi buruk
23
Diam diam suka
24
Menyukai istri orang
25
Curiga
26
Mengikuti adrie
27
Tertangkap basah
28
Punya dua ibu
29
Bertemu Devis
30
kedua kalinya
31
Kembali menghangat
32
Devis kecewa
33
Lina mengalah
34
Ciuman pertama dari Devis
35
Lina memenuhi ajakan Devis
36
Pertemuan yang terakhir.
37
Ada kebohongan diraut wajah Lina.
38
Kecurigaan Adrie
39
kecurigaan Adrie 2
40
Pulang Kampung
41
Sentuhan terlarang.
42
Devis cemburu.
43
Lina menangis di pelukan Devis
44
Pergolakan Bathin
45
Janji Adrie.
46
Mulai penyelidikan
47
Pergi ke salon
48
Rindu Yang Tak Tertahankan
49
Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya
50
Mulai Terungkap
51
Ikatan Bathin
52
Menghadiri pesta
53
Rencana Hayalan Lina.
54
Steak Buatan Tiara
55
Ipar Maut
56
Terjebak Macet
57
Hukuman untuk Lina
58
Devis Khawatir
59
Abrey Terbuai
60
Menempati Rumah Baru
61
Nasihat Michel
62
Devis Protes
63
Kesepian
64
Liburan Ke Pantai
65
Tekat Devis
66
Adrie dan Devis
67
Terjalin kembali
68
love is Fool
69
Reuni SMA
70
Bertemu Genk Koplak
71
Lina ngambek
72
Menikah
73
Mari Kita Bicara
74
Terakhir kali nya
75
Partner
76
Malas bermain main
77
Rayuan Gombal
78
Kencan
79
Dijebak
80
Restu dari orang tua dan Adrie
81
Seperti Anak Bayi
82
Jodoh buat Devis
83
Jodoh buat Devis
84
Menghindar
85
Rencana licik Maria
86
Masuk ke perangkap Maria
87
Drama Maria
88
Supir Yang Tampan
89
Freddy dan Maria
90
Saling mendamba
91
Identitas Freddy
92
Seperti Oasis Di Padang Gurun
93
Undangan Makan Malam
94
Kejutan Tiara dan Brata
95
Kepergian Adrie
96
Kenangan bersama Adrie
97
Lupakan Masa lalu
98
Sikap Devis berubah pada Lina
99
Nyonya Floren Leander
100
Hukuman yang manjur
101
Melindungi Putrinya
102
Kedatangan Keluarga Devis
103
Kabar Devis akan Menikah
104
Menuntut ke Pengadilan
105
Maria Meninggalkan Rumah
106
Menolong pedagang baju keliling
107
Diego Mussaffer
108
Kebijakan Pak Harry dan Tiara
109
Nada Dering Ponsel
110
Freddy Memikirkan Maria
111
Pukulan Tuan Revanno Lefrandt
112
Tujuan Devis Ke Indonesia
113
Bertemu Diego
114
Pesona Janda Tiga anak
115
Diego Dan Lina Berkencan
116
Lina dan Diego Berdansa
117
Larangan Devis
118
Larangan Devis
119
Devis Mendapatkan Lina kembali
120
Lina yang Liar
121
Bekerja Sama Dengan Sakya
122
Menjadi Nyonya Freddy Leander
123
Maria Marah pada Freddy
124
Menerima Cinta Freddy
125
Rumah Kayu
126
Punya Anak Yang Banyak
127
Kekhawatiran Lina
128
Mengabaikan Telpon dari Devis
129
Pantas Berada di Sisi ku
130
Dua Duda Merebutkan Janda
131
Mengobati Luka
132
Sisi Lina
133
Cincin Pengikat
134
Teman Sakya
135
Menjemput Aldo
136
Membayangkan Wajah Lina
137
Butuh Pelampiasan
138
Tidak Update
139
Aldo Ngambek
140
Tidak Ada Keberanian
141
Bimo Di Tolak
142
Seperti Rambo
143
Berterima Kasih Pada Adrie
144
Jadi Obat Nyamuk
145
Surat Ijin Dari Papa
146
Kuliner Malam Hari
147
Tidak Butuh Penolakan
148
Merasa Mual
149
Keluarga Besar Lina di kampung
150
Durian Jatuh
151
Lina Takut Menyelam
152
Restu Dari Orang Tua Lina
153
Lina Mengajak Buk Jum Ke Amsterdam
154
Moodbooster Devis
155
Cuaca Buruk
156
Tak Ada Cinta Yang Tulus
157
Answer me?
158
Fitting Baju Pengantin.
159
Hari Yang Sial
160
Devis Mendambakan Bayi Perempuan
161
Lina Ngidam Jambu Bol
162
Devis Yang Keras Kepala Lina yang Lemah Lembut
163
Manis dan Empuk
164
Pelukan Bang Adrie
165
Lina Gugup
166
The Wedding Day
167
Hasya Kencana Ayudisha Bakker
168
Pengakuan Sakya
169
Operasi Sesar
170
Hampir 4 Minggu
171
Candaan Laura
172
Bawaan Bu Inah dari Jakarta.
173
Bertemu Freddo
174
Pemandangan Yang Indah
175
Freddo Hampir Jatuh Cinta Pada Lina
176
Lina Was Was
177
Freddo Patah Hati
178
Kedatangan Sahabat Lina
179
Lina Mengajak Via Jalan Jalan
180
Ponsel Via Tertinggal
181
Via di Ajak Kencan
182
Makan Malam
183
Devis Menantang Lina
184
Siapalah Aku Ini
185
Harus Utuh Dan Hidup Hidup
186
Bertepuk Tangan
187
Sama Sama Berpengalaman
188
Freddo dan Via Menikah
189
Freddo Mengagumi
190
Karya Novel Ke 2
191
Belah Duren di Malam Pertama
192
Keluarga Devis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!