Malam semakin gelap, Farrel baru saja memasuki apartemennya pukul sebelas malam, ia langsung menuju tempat tidur tanpa berniat membersihkan dirinya dan berganti pakaian terlebih dahulu. Seharian ini pikiran, hati dan fisiknya lelah mencari jodoh😁, lebaaaay amat Rel🙈.
Mentari pagi masuk melalui celah celah gorden di kamar Farrel. Bangun dan segera mengambil ponselnya ia berharap ada kabar dari Daffa. Sahabatnya itu berjanji akan segera menghubunginya segera setelah berbicara pada Safira.
Namun hingga mentari terbit belum juga menghubungi dirinya.
"Shitt ****** tu anak kemana lagi ga ada ngabarin gue." gerutu nya sembari pergi ke kamar mandi.
Siang itu Daffa bertemu dengan sepupunya Safira, kemarin malam mereka berjanji bertemu di salah satu cafe dekat perusahaan Safira saat jam makan siang.
"Fir, gimana kabar lu?"
"Kabar gue baik bang, lu sendiri gimana?"
"Ya gue sehat."
"Ada apa lu bang tumben telepon gue malem malem ngajak ketemuan siang gini di hari kerja ga biasanya?"
"Heheheheh....Lu masih inget tempo lalu lu dateng ke apartemen gue marah marah gara gara disuruh kawin sama nyokap?"
"Iya kenapa?"
"Gue juga punya sahabat sama kayak lu dia juga ditagih kawin sama bokap nya."
"Terus hubungannya sama gue apa?" Lola ya alias loading lama doi🙊
"Elah mesti banget gue jelasin kayak bocil aja lu. Maksudnya gue nawarin lu mau kagak dijodohin sama sahabat gue?"
"Oh gituu."
"Iya, jadi gimana?"
"Temen lu gimana orangnya?? Gue kan ga kenal masa iya tiba tiba kawin."
"Dia ora."
"Tunggu tunggu Bang." potong Safira saat Daffa akan menjelaskan "Boleh deh kayaknya bang, gue sama dia ada di posisi yang sama. Kita bisa saling menguntungkan bukan." pikirnya cepat dia sudah bosan mendapatkan pertanyaan yang sama setiap hari dari ibunya membuat dia tidak fokus bekerja.
"Nih gue liatin orangnya." menyodorkan foto Farrel di layar ponselnya pada Safira.
"Ganteng, gimana orangnya?"
"Dia baik, care cuma minus akhlak aja." ucapnya sambil tertawa.
"Maksud lu, kelakuannya sebelas duabelas gitu sama lu?"
"Yoi."
"Gue ga mau deh kalau gitu, bisa kena penyakit kelamin gue ntar. amit amit dah."
"Jangan ng judge gitu lah, kita juga kalau nglakuin hal kayak gitu milih dulu ceweknya elah bukan yang murah murah di obral lagian aman selalu pake pengaman." ucap Daffa membela diri.
"Iya tapi gue ga mau bang bagi bagi badan suami."
"Dia janji sama gue kalau lu mau nikah sama doi, dia bakalan insyaf dan setia cuma sama lu."
"Janji doang ah namanya laki udah kenal dunia begituan susah."
"Gue berani jamin dia bakalan nepatin janjinya. Dia bukan orang yang suka nebar janji, dia begitu juga awalnya gara gara di khianatin mantan pacarnya tiga tahun lalu. Sama kayak lu yang tiba tiba di tinggalin mantan lu gara gara nghamilin cewe lain. Bedanya lu langsung nutup hati lu sama semua laki laki."
Ya Safira juga sama seperti Farrel terluka oleh kekasihnya dua tahun lalu, padahal mereka sudah merencanakan pernikahan. Masih jelas di ingatannya pada hari pertunangan mereka tiba tiba saat akan memasangkan cincin di jari Safira ada seorang wanita datang dan berteriak "Pertunangan ini harus dibatalkan, gue lagi hamil anaknya dia" membuat acara yang awalnya tenang menjadi tak terkendali dan berakhir gagal.
Setelah hari pertunangan itu batal disertai rasa malu membuat Safira trauma menjalin hubungan dengan laki laki dan menutup rapat hatinya. Namun dua tahun berlalu sang ibu merasa Safira harus segera membuka hatinya mengingat usianya yang sudah sangat matang oleh karena itu ibunya selalu menanyakan hal yang sama setiap hari, karena ingin melihat Safira bahagia seperti sebelumnya.
"Fir... Fir...." ucap Daffa melambai lambaikan tangan di depan muka Safira "Lu nglamunin apaan sih, jangan bilang lu masih mikirin laki laki bangs*t itu."
"Apaan sih bang, ngga lah buat apa ngga ada faedah nya." elak Safira.
"Jadi gimana lu mau kagak?"
"Gue mau ketemu dulu ma orangnya deh bang, bisa?"
"Ok, bentar gue telepon dulu orangnya."
"Gercep amat bos, ntar ajalah gampang."
"Tunggu dulu, sekarang gue telepon!!" ucap Daffa tak ingin dibantah.
*Tuuttt. . ...ttuuutt.....
Hanya dua kali nada dering langsung diangkat oleh sahabatnya membuat dia terkekeh
"hahhha ketauan lu, nunggu telepon dari gue ya?" ucap Daffa
"bangkeee....... gue nunggu lu dari semalem."
"wuiiiih merasa terhormat gue di tungguin bapak direktur."
"ga usah basa basi lah, gimana sepupu lu mau kagak sama gue??"
"sabar bro....hahahahahah.....sepupu gue mau ketemu dulu sama lu."
"Oke.. dimana ketemu???sekarang????"
"Mau kemana sih brooo pengen buru buru, bentar gue tanyain dulu sama sepupu gue." Safira langsung membisikkan untuk bertemu nanti sore pada Daffa karna sedari tadi telepon itu di loadspeaker.
"Lu lagi sama dia, gue mau ngomong dong."
"kagak mau doi, ntar aja katanya langsung ketemu." jawab Daffa melihat Safira menggelengkan kepalanya .
"Huffft... oke deh..jadi jam berapa ketemu and dimana!??"
"Jam lima sore di Cafe Purple, lu tau ga apa mau gue shareloc?"
"Hmmm tau tau gue, deket perusahaan fashion yang gede itu kan?"
"Iya itu.. yaudah ye."
"iye, thanks bro."
Safira dan Daffa pun meninggalkan cafe tersebut kembali ke kantor masing masing dan berjanji bertemu kembali nanti sore bertiga bersama Farrel.
Bagaimana kelanjutannya????
Apakah Safira mau menerima Farrel????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Nami chan
dan tnyata mantan fira jadian sama mantan farrel. duar 🙈
2023-12-15
1