11. Tukang Loundry

Setelah melakukan ujian nasional, Elana kini bebas belajar. Dia mencoba mencari pekerjaan di sebuah loundry, karena hanya itu yang dia lakukan untuk sementara belum dapat ijasah SMAnya.

Dia di terima bekerja sebagai tukang loundy, bekerja dari jam delapan sampai jam lima sore. Tidak apa, yang penting dia dapat uang dari bekerjanya. Meski dia khawatir jika meninggalkan Mourin seharian bekerja.

"Mama ngga apa-apa kan El tinggal bekerja?" tanya Elana.

"Ya, kamu jangan berat-berat bekerja El, uhuk uhuk." kata Mourin.

"Ngga apa-apa bu, kalau tidak ada kegiatan rasanya ngga enak." kata Elana.

"Apa sekolahnya sudah bebas?" tanya Mourin lagi.

"Udah ma, makanya El cari kerja jadi pegawai loundry." jawab Elana.

"Kamu yang kuat ya, maaf mama ngga bisa bantu kamu cari uang buat kebutuhanmu El." ucap Mourin lagi dengan sedih.

"Mama ngomong apa sih? El bahagia mama masih bisa menemani El setiap hari, lihat mama di rumah. El ngga minta apa-apa kok sama mama, kita hidup bersama. Mama jaga kesehatan aja, jangan kelelahan. Dan jangan lupa obatnya di minum ya." kata Elana lagi.

"Ya udah, kamu jaga diri baik-baik ya." ucap Mourin lagi.

Setelah berbincang seperti itu, Elana pamit untuk berangkat kerja di loundry untuk pertama kali bekerja. Tidak jauh dari kompleksnya, hanya saja lewatnya memutar jadi harus naik angkot satu kali baru sampai di tempat kerja.

Selama memunggu nilai ujian keluar, dia memang mau bekerja. Dan dia di terima di jasa pencucian baju, tempat loundry.

Di sana dia dapat teman sesama anak SMA yang baru lulus juga, dia tidak banyak bertanya tentang Elana. Elana senang karena ada juga akhirnya mau berteman dengannya teman sebaya dengannya. Karena selama ini tidak ada yang mau berteman dengannya.

"Saya Riri, sudah enam bulan bekerja di sini. Kamu siapa?" tanya Riri teman baru Elana di tempat kerja.

"Elana, biasa orang memanggil saya El aja." jawab Elana dengan tersenyum senang.

"Kamu orangnya pendiam ya?" tanya Riri.

"Ngga juga, kalau ada yang ngajak bicara saya jawab kok." jawab Elana dengan candaannya.

Riri tertawa, dia merasa lucu dengan Elana. Hanya terpaut satu tahun dengan Elana, lebih tua Riri dari Elana. Dan sekarang keduanya mulai akrab.

Elana bekerja di bagian mencuci, sedangkan Riri di bagian menyetrika. Sedangkan di bagian depan penerimaan ada Yola dan yang mengirimkan baju bersih ke rumah pelanggan ada Johan dan Deri.

Semakin hari Elana semakin akrab dengan pegawai loundry lainnya, dia merasa bahagia bisa bercanda dan tertawa yang selama ini tidak pernah dia lakukan di sekolah.

Hingga tidak sadar, Elana bekerja di tempat Loundry sudah satu bulan. Dan hari ini ada pengumuman kelulusan dan nilai ujian nasional.

"El, kamu ngga menghadiri kelulusan di sekolahmu?" tanya Riri.

"Ngga, Ri. Aku malas pergi ke sekolah, paling yang dapat nilai tinggi itu anak yang pintar juga kaya aja kok." jawab Elana sambil memasukkan baju-baju ke dalam mesin cuci.

"Tapi kan senang bisa melihat hasil kelulusan di sekolah, bisa mengucapkan salam perpisahan sama teman sekolah juga." kata Riri lagi.

Elana diam saja, dia tidak mau bercerita kalau semua teman di sekolahnya pada menjauh, tidak mau berteman dengannya. Akan ada pertanyaan lagi nantinya dia cerita tentang teman sekolahnya. Doa sudah merasa nyaman berteman dengan pegawai loundry. Dia juga takut jika cerita siapa dia dan kenapa teman-teman sekolahnya menjauh, karena dia anak mantan narapidana.

Yang tidak di mengerti adalah orang tuanya seorang mantan narapidana, keluar dari penjara sudah pasti berubah lebih baik. Tapi yang kena imbasnya adalah anaknya di jauhi, entah apa motifnya. Padahal anak seorang narapidana itu tidak semuanya buruk, bahkan lebih kuat mentalnya di banding anak yang mampu dari segala hal. Mereka tidak pernah berusaha keras dan berusaha menguatkan mentalnya.

Kriing

Suara telepon Elana berbunyi,

Ibu Sinta

Elana ragu menjawab teleponny, dia masih memegang ponselnya dan hanya menatapnya saja.

"El, siapa? Kenapa ngga di angkat?" tanya Riri.

"Dari ibu guruku." jawab Elana.

"Ya udah angkat aja, siapa tahu hal penting sampai meneleponmu."

"Tapi guru ini yang dekat denganku saja, yang selalu membantuku dalam belajar. Tapi aku sedang bekerja." jawab Elana.

"Kalau nelepon sih ngga masalah, cepat di angkat. Ngga enak mengabaikan telepon, apa lagi dari ibu guru." kata Riri mengingatkan.

Mau tidak mau Elana menjawab sambungan telepon ibu Sinta. Dia tahu pasti di suruh berangkat ke sekolah untuk mengetahui nila ujian nasional. Dia pikir buat apa nilai ujian itu, tetap saja yang mendapatkan beasiswa adalah anak orang kaya.

"Halo bu Sinta?"

"Kenapa kamu ngga berangkat El? Ibu cari kamu tadi?"

"Iya bu maaf, El sedang ada kesibukan jadi ngga bisa berangkat ke sekolah."

"Tapi apa kamu tidak mau melihat nilai ujianmu?"

"Ngga usah bu, yang penting El lulus dan dapat ijasah aja juga cukup. Nilai ujian tidak pentingkan bu?"

Ibu Sinta hanya diam saja, dia tahu Elana kecewa jika nilai ujiannya paling bagus tidak akan dapat beasiswa. Dan memang Elana nilai ujiannya paling bagus di sekolah, dan tidak ada yang membanggakannya selain ibu Sinta. Hanya saja ibu Sinta ingin Elana bangga sendiri, masih ada yang bangga dengan nilainya yang bagus itu meski tidak di beri penghargaan.

"Bu?"

"Ibu bangga sama kamu El, meski tidak ada penghargaan dari nilaimu yang bagus itu, ibu bangga sama Elana. Elana yang kuat dan mandiri, tidak lemah dan berjuang dengan gigih untuk mendapatkan nilai bagus. Ibu bangga sekali Elana, jangan lupa tidak semua di sekolah itu mengacuhkan Elana, tidak semua tidak peduli sama Elana. Jadi El jangan putus asa. Ada ibu yang selalu bangga pada anak narapidana seperti Elana. Jangan lupa itu Elana, hik hik.."

Suara tangis ibu Sinta membuat Elana tersentuh, dia pun ikut sedih dan terisak kecil Membuat Riri yang mendengarnya pun jadi aneh dengan Elana yang sedih karena menangis entah kenapa.

Setelah selesai menelepon, Elana pun terduduk. Dia memang kecewa pada pihak sekolah, meski dia berjuang mengikuti ujian dan belajar sungguh-sungguh dan tetap pihak sekolah tidak peduli padanya, tapi Elana merasa tenang dan bangga karena ada ibu Sinta yang selalu memberinya semangat

"El, kamu kenapa?" tanya Riri mematikan setrikaannya mendekat pada Elana yang sedang menangis.

"Ri, apakah seorang anak narapidana itu berhak punya teman dan berprestasi?" tanya Elana di sela isakannya.

"Apa yang kamu bicarakan El?" tanya Riri heran.

"Aku ini anak seorang narapidana, sejak kecil tidak pernah ada yang mau berteman denganku. Karena aku anak narapidana, dan di sekolah sekarang pun sama. Aku tidak punya teman di sana, hanya ibu Sinta wali kelasku sekarang yang selalu memberiku semangat. Aku senang di sini, selama satu bulan bekerja baru kali ini aku dapat teman yang bisa di ajak bicara dan bercanda Ri. Sekarang kamu tahu, aku ini anak seorang narapidana. Apa kamu masih mau berteman denganku? Apa nanti bos akan memecatku?" tanya Elana di sela tangisnya.

Riri pun tertegun, dia merasa kasihan pada Elana. Jadi sifat pendiamnya karena dia menyimpan banyak luka karena di jauhi oleh teman-teman sekolahnya hanya karena anak seorang narapidana. Sejak kecil sampai sekarang?

"El, aku tidak akan menjauhi kamu kok. Kamu berhak punya teman. Seorang anak narapidana bukan berarti dia juga jahatkan?"

"Tapi semua temanku tidak ada yang mau berteman denganku, Ri. Aku juga takut kamu akan menjauhiku juga."

Riri pun menceritakan tentang dirinya yang ibunya di fitnah telah mencuri uang di rumah majikannya ketika bekerja. Setiap tetangga bilang kalau ibunya pencuri, maka anaknya juga pasti akan jadi pencuri. Sama halnya dengan Elana, tidak semua anak dari seorang narapidana atau di tuduh mencuri akan sama dengan ibunya. Apa lagi Elana berprestasi di kelasnya.

"Jangan berprasangak buruk, aku tetap berteman dengan kamu kok El. Bos juga percaya aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan, aku membuktikan bahwa aku tidak seperti apa yang mereka bicarakan. Tetap semangat El, kita ini orang-orang yang bernasib sama." kata Riri.

Dia merangkul Elana dan memeluknya erat, dan Elana sangat senang Riri tidak seperti teman sekolahnya.

"Hei, sedang apa kalian?"

_

_

_

😊😊😊😊😊❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Nur Aeni

Nur Aeni

ceritanya sedih kali thor

2022-04-08

1

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

semangat kak💪💪😍😍

2022-04-08

0

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

reader lagi baca karyamu ummi .. author ramah ku 🥰🥰🥰

2022-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 01. Setelah Sepuluh Tahun ( Perdebatan )
2 02. Perubahan Sikap
3 03. Pindah Rumah
4 04. Bebas Dari Penjara
5 05. Keinginan Elana
6 06. Ujian Semester
7 07. Mourin Pingsan
8 08. Penyelasan Mourin
9 09. Gagal Dapat Beasiswa
10 10. Mourin Pingsan Lagi
11 11. Tukang Loundry
12 12. Dapat Sponsor
13 13. Belum Saatnya
14 14. Meninggal Dunia
15 15. Sandra Minta Maaf
16 16. Berusaha Tegar
17 17. Mimpi Elana
18 18. Surat Untuk Elana
19 19. Mengantar Baju Loundry
20 20. Evan Datang
21 21. Maafkan Papa, El..
22 22. Mengunjungi Makam Mourin
23 23. Saling Melempar Kesalahan
24 24. Berubah Pikiran
25 25. Menjemput Chiko Dan Celine
26 26. Bertemu Mantan Suster
27 27. Pawang Arga
28 28. Berondong Anita
29 29. Mengunjungi Chila
30 30. Kembali Ke Rusia
31 31. Bertemu Di Toko Buku
32 32. Masuk Kuliah
33 33. Bertemu Di Halte Bis
34 34. Tiba-Tiba Rindu
35 35. Dimitri Dan Angela
36 36. Bertemu Celine
37 37. Jalan Bertiga
38 38. Cerita Elana
39 39. Benteng Kremlin
40 40. Dejavu
41 41. Membuat Hotdog
42 42. Chiko Dan Elana
43 43. Festival Musim Dingin
44 44. Ulah Angela
45 45. Di Usir
46 46. Hipotermia
47 47. Tinggal Dengan Celine Dan Chiko
48 48. Kisah Elana
49 49. Kekecewaan Chiko
50 50. Kebimbangan Chiko
51 51. Gereja Kathedral Santo Basil
52 52. Suster Maria
53 53 Di Panti Asuhan
54 54. Kebenaran Yang Terungkap
55 55. Membujuk Elana
56 56. Kegundahan Hati Elana
57 57. Dua Hati Di Benteng Kremlin
58 58. Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
59 59. Celine Bercerita
60 60. Lampu Merah Ke Dua
61 61. Evan Kesal
62 62. Mengalah
63 63. Kembali Ke Rumah Evan
64 64. Angela Berulah Lagi
65 65. Melawan
66 66. Di Pulangkan
67 67. Chiko Mencari Elana
68 68. Menemui Evan
69 69. Berunding Di Meja Makan
70 70. Sikap Angela
71 71. Modus Angela
72 72. Bertengkar Kecil
73 73. Jebakan Angela
74 74. Apa Yang Akan Terjadi?
75 75. Petaka Di Rumah Ana
76 76. Interogasi Margareta
77 77. Evan Di Pecat
78 78. Balasan Dimitri
79 79. Curhatan Chiko
80 80. Obrolan Di Meja Makan
81 81. Mencari Elana
82 82. Bertemu Jhosua
83 83. Memulai Karir
84 84.Menjaga Butik
85 85. EL Boutiqe
86 86. Menangani Kasus
87 87. Chila Bertemu Dengan Elana
88 88. Akhirnya Menemukanmu
89 89. Sebuah Janji
90 90. Berkenalan Dengan Chila
91 91. Obrolan Kakak Beradik
92 92. Memberitahu Anita
93 93. Kegelisahan Anita
94 94. Menunggu Restu
95 95. Meyakinkan Anita
96 96. Mendapatkan Restu
97 97. Ke Rumah Calon Mertua
98 98. Cerita Masa Lalu
99 99. Arga Tidak Terima
100 100. Membujuk Arga Dengan Logika
101 101. Sedihnya Hati Elana
102 102. Masa Lalu Mourin
103 103. Menemui Anita
104 104. Akhirnya Merestui Juga
105 105. Memberi Kabar Baik
106 106. Cincin Pengikat
107 107. Anak Banyak
108 108. Keluarga Bahagia
109 109. Merasa Curiga
110 110. Universary Pernikahan
111 111. Antonio Berkunjung
112 112. Chila Berkenalan Dengan Antonio
113 113. Di Dapur
114 114. Curhatan Chila Pada Celine
115 115. Rencana Liburan Keluarga
116 116. Liburan
117 117. Kamu Seperti Hantu
118 118. Mengungkap Perasaan
119 119. Mencurigai Chila
120 120. Rindu Yang Menggebu
121 121. Pertengkaran Chila Dan Chiko
122 122. Alasan Chiko
123 123. Brother Kompleks
124 124. Keseriusan Antonio
125 125. Melamar Chila
126 126. Sebelum Pernikahan
127 127. Hal Yang Tidak Terduga
128 128. Penolakan Elana
129 129. Pernikahan Si Kembar
130 130. Kebahagiaan Di Ujung Penantian
Episodes

Updated 130 Episodes

1
01. Setelah Sepuluh Tahun ( Perdebatan )
2
02. Perubahan Sikap
3
03. Pindah Rumah
4
04. Bebas Dari Penjara
5
05. Keinginan Elana
6
06. Ujian Semester
7
07. Mourin Pingsan
8
08. Penyelasan Mourin
9
09. Gagal Dapat Beasiswa
10
10. Mourin Pingsan Lagi
11
11. Tukang Loundry
12
12. Dapat Sponsor
13
13. Belum Saatnya
14
14. Meninggal Dunia
15
15. Sandra Minta Maaf
16
16. Berusaha Tegar
17
17. Mimpi Elana
18
18. Surat Untuk Elana
19
19. Mengantar Baju Loundry
20
20. Evan Datang
21
21. Maafkan Papa, El..
22
22. Mengunjungi Makam Mourin
23
23. Saling Melempar Kesalahan
24
24. Berubah Pikiran
25
25. Menjemput Chiko Dan Celine
26
26. Bertemu Mantan Suster
27
27. Pawang Arga
28
28. Berondong Anita
29
29. Mengunjungi Chila
30
30. Kembali Ke Rusia
31
31. Bertemu Di Toko Buku
32
32. Masuk Kuliah
33
33. Bertemu Di Halte Bis
34
34. Tiba-Tiba Rindu
35
35. Dimitri Dan Angela
36
36. Bertemu Celine
37
37. Jalan Bertiga
38
38. Cerita Elana
39
39. Benteng Kremlin
40
40. Dejavu
41
41. Membuat Hotdog
42
42. Chiko Dan Elana
43
43. Festival Musim Dingin
44
44. Ulah Angela
45
45. Di Usir
46
46. Hipotermia
47
47. Tinggal Dengan Celine Dan Chiko
48
48. Kisah Elana
49
49. Kekecewaan Chiko
50
50. Kebimbangan Chiko
51
51. Gereja Kathedral Santo Basil
52
52. Suster Maria
53
53 Di Panti Asuhan
54
54. Kebenaran Yang Terungkap
55
55. Membujuk Elana
56
56. Kegundahan Hati Elana
57
57. Dua Hati Di Benteng Kremlin
58
58. Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
59
59. Celine Bercerita
60
60. Lampu Merah Ke Dua
61
61. Evan Kesal
62
62. Mengalah
63
63. Kembali Ke Rumah Evan
64
64. Angela Berulah Lagi
65
65. Melawan
66
66. Di Pulangkan
67
67. Chiko Mencari Elana
68
68. Menemui Evan
69
69. Berunding Di Meja Makan
70
70. Sikap Angela
71
71. Modus Angela
72
72. Bertengkar Kecil
73
73. Jebakan Angela
74
74. Apa Yang Akan Terjadi?
75
75. Petaka Di Rumah Ana
76
76. Interogasi Margareta
77
77. Evan Di Pecat
78
78. Balasan Dimitri
79
79. Curhatan Chiko
80
80. Obrolan Di Meja Makan
81
81. Mencari Elana
82
82. Bertemu Jhosua
83
83. Memulai Karir
84
84.Menjaga Butik
85
85. EL Boutiqe
86
86. Menangani Kasus
87
87. Chila Bertemu Dengan Elana
88
88. Akhirnya Menemukanmu
89
89. Sebuah Janji
90
90. Berkenalan Dengan Chila
91
91. Obrolan Kakak Beradik
92
92. Memberitahu Anita
93
93. Kegelisahan Anita
94
94. Menunggu Restu
95
95. Meyakinkan Anita
96
96. Mendapatkan Restu
97
97. Ke Rumah Calon Mertua
98
98. Cerita Masa Lalu
99
99. Arga Tidak Terima
100
100. Membujuk Arga Dengan Logika
101
101. Sedihnya Hati Elana
102
102. Masa Lalu Mourin
103
103. Menemui Anita
104
104. Akhirnya Merestui Juga
105
105. Memberi Kabar Baik
106
106. Cincin Pengikat
107
107. Anak Banyak
108
108. Keluarga Bahagia
109
109. Merasa Curiga
110
110. Universary Pernikahan
111
111. Antonio Berkunjung
112
112. Chila Berkenalan Dengan Antonio
113
113. Di Dapur
114
114. Curhatan Chila Pada Celine
115
115. Rencana Liburan Keluarga
116
116. Liburan
117
117. Kamu Seperti Hantu
118
118. Mengungkap Perasaan
119
119. Mencurigai Chila
120
120. Rindu Yang Menggebu
121
121. Pertengkaran Chila Dan Chiko
122
122. Alasan Chiko
123
123. Brother Kompleks
124
124. Keseriusan Antonio
125
125. Melamar Chila
126
126. Sebelum Pernikahan
127
127. Hal Yang Tidak Terduga
128
128. Penolakan Elana
129
129. Pernikahan Si Kembar
130
130. Kebahagiaan Di Ujung Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!