Pagi ini Elana sudah siap untuk pergi sekolah, karena hari ini sekolahnya mengadakan ujian semester setiap enam bulan sekali. Dan dari awal masuk sekolah dan belajar di SMA Harapan Elana memang tidak mempunyai teman. Dia selalu pergi ke perpustakaan jika waktunya istirahat.
Jadi dia lebih banyak waktu belajar dari pada bercanda dengan teman-temannya di kantin atau di kelas. Pernah dia diam di kelas sewaktu istirahat, teman-temannya yang biasa di kelas malah pergi. Kelas kosong sampai waktu istirahat selesai. Jadi Elana lebih baik ke perpustakaan membaca buku apa saja.
Kadang dia mencoba mempraktekkan pelajaran kimia juga matematika atau fisika yang kata teman-temannya ketiga pelajaran itu sangat susah. Tapi bagi Elana yang setiap hari dan sepanjang waktu diam di perpustakaan, sangat mudah mengerjakannya.
Wali kelasnya, ibu Sinta sering menyuruh Elana menjelaskan di depan kelas. Tapi dia tetap di dampingi oleh ibu Sinta, karena pernah suatu hari Elana menjelaskan di depan kelas malah dapat ejekan dan di acuhkan oleh teman-temannya.
Ibu Sinta akhirnya jika menyuruh Elana menjelaskan selalu mendampingi Elana ketika sedang menjelaskan di depan kelas.
"Elana, kamu sudah siap dengan ujian semester ini?" tanya ibu Sinta pada Elana.
"Siap bu." jawab Elana.
"Emm, seharusnya ibu tidak bertanya ya. Hehe, tapi ibu harap kamu yang jadi juara umum di sekolah ini. Harapan ibu kamu dapat beasiswa ke perguruan tinggi di luar negeri tahun depan." kata ibu Sinta lagi.
"Iya, mudah-mudahan saya bisa bu." kata Elana.
"Ya sudah, kamu tetap belajar ya meskipun kamu pasti bisa mengerjakan soal semester nanti." kata ibu Sinta lagi.
"Iya bu."
Setelah berkata seperti itu, Elana pergi ke kantin untuk membantu ibu kantin mencuci piring bekas makanan pesanan anak-anak sekolah.
Setiap hari Elana membantu ibu kantin, kadang dia juga di bawakan kue sisa jualan yang tidak laku. Elana merasa tidak enak jika ibu kantin sering memberinya kue sisa jualan tapi uang selalu di beri juga.
"Bu, saya ngga enak kalau sering di kasih kue sama ibu terus." kata Elana pada ibu kantin.
"Ngga apa-apa El, ibu senang malah. Ngga ada yang mubazir makanannya. Kalau di bawa Elana kan bisa di makan." kata ibu kantin.
"Tapi kan bisa juga di bawa sama ibu untuk di rumah, di makan sama anak-anak ibu." kata Elana lagi.
"Mereka udah bosan, makanya ibu bawakan buat kamu. Udah jangan ngga enak, pokoknya terima aja." ibu kantin memaksa.
"Kalau begitu, uangnya ibu jangan kasih ke El deh, kan rugi ibunya."
"Ngga El, ibu ikhlas kok. Hitung-hitung sodakoh buat El." ucap ibu kantin dengan senyumnya.
Elana pun tersenyum juga, dan akhirnya dia menerima kue sisa tersebut dan uang dua puluh ribu yang setiap hari di berikan oleh ibu kantin.
"Minggu depan ujian semester ya El?" tanya ibu kantin.
"Iya bu." jawab Elana.
"Berarti pulang cepat ya?"
"Iya."
"Nanti kalau El bantu ibu di kantin, apa ngga ganggu El belajar? Kan sedang ujian semester?"
"Ngga bu, El sudah pintar. Hahaha."
"Kamu bisa aja, tapi memang benar sih kamu selalu belajar di perpustakaan ya. Ibu Sinta juga sering bilang kok sama ibu." ubu kantin memuji Elana tulus.
"Ngga juga bu, kadang bosen harus di perpustakaan terus. Tapi suka bingung mau kemana, jadinya ya ke perpustakaan lagi. Hehe.." jawab Elana merasa malu.
"Ngga apa-apa, kan otak jadi encer kalau di asah terus."
Hanya dengan ibu kantin Elana merasa bebas bicara dan bercanda, dia tidak merasa canggung bicara apa pun.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elana pun pamit pulang oada ibu kantin karena sudah sore. Tak lupa ibu kantin juga membawakan kue sisa yang tidak laku.
"Saya pulang dulu bu."
"Hati-hati El."
"Ya bu."
_
Ujian semester berlangsung sangat tenang, Elana mengerjakan soal ujian dengan mudah. Meski kadang dia ada yang lupa dengan jawabannya, tapi dia selesai dengan cepat.
Kadang jika sedang ujian, Elana di minta jawaban dari teman-temannya yang kebetulan dekat dengannya. Namun ada juga yang gengsi meminta jawaban sama Elana.
Tapi itu ketika sedang ujian sementer, pasti banyak yang meminta bantuan pada Elana. Setelah ujian selesai, mereka melupakan Elana lagi.
Yaah, begitulah teman kelas Elana, berteman dan bicara pada Elana ketika sedang ujian semester saja. Tapi jika ujian selesai, mereka pura-pura lupa. Bahkan ada yang mengacuhkan serta mengejeknya lagi. Bagi teman sekelasnya, yang sering mendapatkan bantuan soal oleh Elana, mereka menyapa Elana atau bahkan di lewati saja.
Saatnya istirahat, kali ini Elana keluar lebih lama di banding biasanya. Itu
Waktu pulang cepat ujian semester, Elana gunakan untuk membantu ibu kantin lebih cepat. Kadang dia juga suka melayani anak-anak yang membeli makanan di kantin.
Ada yang mengejeknya, kadang juga ada yang acuh saja. Ada Elana ataupun tidak sama saja bagi siswa di SMA Harapan, semua tidak mempedulikan Elana.
Jadi Elana juga merasa senang jika di kantin semua acuh padanya, bahkan menganggapnya tidak ada. Dari pada mengejeknya dan membulinya atau menertawakannya. Dia lebih tenang.
Dan sekarang ujian semester hari terakhir, dua minggu lagi sekolah libur. Elana harus berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan selama libur sekolah.
"Elana, libur sekolah kamu kemana?" tanya ibu Sinta.
"Emm, ngga tahu bu." jawab Elana.
"Kamu bisa bantu ibu di rumah?" tanya ibu Sinta.
"Bantu apa ya bu?" tanya ibu Sinta.
"Liburan ini ibu ada keponakan yang mau datang berlibur di rumah ibu, jadi pasti ramai di rumah. Kalau Elana tidak keberatan liburan nanti Elana bisa bantu ibu di rumah." kata ibu Sinta lagi.
"Boleh bu, tapi bantu apa ya." Elana merasa heran.
"Bantu ibu mencuci baju, setrika juga apa aja yang ada di rumah. Mau ngga? Nanti ibu bayar kok." jawab ibu Sinta agak ragu takut Elana tersinggung.
"Oh, heheh. Ya udah ngga apa-apa bu, bisa kok." jawab Elana tertawa kecil.
"Kenapa tertawa? Malu?" tanya ibu Sinta heran.
"Ngga bu, buat saya yang penting pekerjaan untuk mendapatkan uang agar saya bisa nabung bu. Juga bisa bantu mama juga."
"Mama kamu sudah keluar?" tanya ibu Sinta.
"Sudah bu, dua bulan lalu." jawab Elana.
"Emm, ya udah. Nanti ibu hubungi kamu lagi kalau tiba liburan ya."
"Ya bu, terima kasih sebelumnya mau kasih saya pekerjaan." jawab Elana.
"Ya El, sama-sama. Ibu juga senang bantu kamu kok." kata ibu Sinta dengan senang hati.
Dan Elana, meski banyak yang tidak suka padanya karena dia anak mantan narapidana. Ada juga yang merasa kasihan dan mau membantu Elana mendapatkan pekerjaan atau lainnya. Seperti ibu Sinta dan ibu kantin.
_
_
_
❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
Elana benar² anak yg sangat mandiri 🤗
2022-04-06
1