Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Elana tinggal sendiri di rumah eyangnya yang sekarang sudah jadi miliknya. Semua kebutuhan dalam rumah dua minggu setelah pindah Jhosua memberikan kebutuhan Elana, dia sangat sayang sama Elana.
Sejak kecil Jhosua sudah menganggap Elana sebagai anaknya, hanya saja perubahan sikap Sandra pada Elana yang membuat Elana harus pindah dan hidup sendiri. Bagi Elana itu tidak apa-apa, dia belajar menghadapi hidup dengan kuat. Segalanya harus di hadapi.
Ya, semangat untuk bertahan hidup di tengah gempuran bulian sejak kecil dari sekolah hingga lingkungan membuatnya semakin kuat dan sudah biasa. Mungkin memang nasib Elana seperti itu, dia menerimanua.
Walaupun kadang hatinya selalu bertanya, kenapa ibunya yang membuat kesalahan dia yang harus menaggung akibatnya.
Dan lagi-lagi Jhosua yang memberinya pengertian, bahwa di dunia ini memang ada sebab akibat. Dan juga ada dampak yang panjang bagi mereka yang melakukan kejahatan. Tapi Elana juga bisa menerima itu.
Suatu hari Elana teringat papanya, Evan. dia pernah datang dua kali ketika Elana berumur sepuluh tahun dan tiga belas tahun berkunjung menemui Elana.
Elana sangat senang, Evan datang mrngunjunginya dan memberinya sebuah alamat rumah di Rusia. Jika dia suatu saat nanti datang berlibur di sana.
Tapi ternyata tekad Elana ingin lulus sekolah ini mendapatkan beasiswa dan ingin kuliah di Rusia untuk bertemu papanya yang sudah empat tahun tidak bertemu. Harapan Elana adalah Evan yang tinggal di Rusia dengan istri bulenya itu.
Bukan ingin tinggal bersama, setidaknya dia ingin menebus kebersamaan yang hilang dulu sewaktu kecil. Dia berharap Evan mau menerimanya ketika dia datang kesana.
"El, kamu ngga sekolah?" tanya tetangga di kontrakkan rumah Elana.
"Hari ini sedang ada ujian kelas dua belas bu, jadi kelas lain pada libur." jawab Elana yang sedang menyapu halaman rumahnya.
Dia ibu Mira, mempunyai anak usia enam tahun. Suaminya buruh, dan ibu Mira adalah pedagang di pasar. Ibu Mira tahu kalau Elana anak seorang narapidana, tapi dia tidak masalah.
Narapidana juga kadang hatinya baik jika di baiki lagi, ibu Mira yang pengertian dan juga tidak menganggap Elana jelek dan harus di jauhi meski ada juga yang mempengaruhi ibu Mira untuk menjauhi anaknya dari Elana. Tapi ibu Mira tidak terpengaruh, dia tetap percaya bahwa Elana itu baik dan sopan.
"Ibu nitip Nilam ngga? soalnya dagangan ibu sedang sepi, jadi pulang sampai siang. Nanti Nilam di rumah tidak ada yang jagain kalau ibu di pasar." kata ibu Mira lagi.
"Iya bu, ngga apa-apa. Nanti Nilam di rumahku aja mainannya." kata Elana.
Elana senang jika Nilam mau bermain dengannya, dia tidak sendiri dan kesepian lagi.
"Terima kasih ya El, nanti ibu jemput Nilam dulu di sekolah. Setelah itu Nilam bisa main sama Elana." kata ibu Mira lagi.
"Iya bu, tinggal masuk aja nanti kalau El di dalam ya bu."
"Iya."
Ibu Mira pun pergi meninggalkan Elana yang masih menyapu halaman rumahnya.
_
Hari yang di tunggu pun tiba, Mourin bebas dari penjara. Elana menunggu Mourin keluar dari pintu lapas dan menyambutnya senang. Dia harap-harap cemas menunggu ibunya muncul dari balik pintu besi itu.
Dan tak lama pintu terbuka, muncul sesosok perempuan kurus dengan rambut pendek dan berwajah tirus menatap sekeliling dan menghirup udara bebas. Mourin melihat Elana berdiri tidak jauh dari sana, dia tersenyum dan Mourin pun melangkah mendekati Elana. Pun Elana juga mendekat pada ibunya.
"Mama." teriak Elana merentangkan tangannya menyambut Mourin.
Mourin pun sama, dia memeluk Elana erat dan menangis keras. Tak peduli banyak menatap aneh, namun mereka yang tahu pasti mengerti kedua orang yang sedang berpelukan sambil menangis haru.
Elana mengeratkan pelukannya pada Mourin, dan Mourin pun sama. Cukup lama mereka berpelukan dan akhirnya terlepas dengan Mourin seperti mencari sesuatu.
"Tante Sandra tidak ikut?" tanya Mourin heran.
Elana menggeleng pelan lalu menunduk. Mourin tahu Elana tidak memberitahu Sandra kalau dia sudah bebas hari ini.
Banyak sekali pelajaran di dalam penjara bagi Mourin, kini dia akan belajar menjadi ibu yang baik untuk Elana dan akan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Dia juga tahu sejak satu tahun setengah Sandra tidak lagi menjenguknya.
Jika di tanya Elana tentang Sandra, maka wajah sedih yang di tampilkan oleh Elana tanpa menjawabnya. Mourin tahu, Elana sudah merasa tidak nyaman hidup dengan Sandra. Yang sekarang katanya sudah punya anak tiga.
"Ayo kita pulang ke rumah eyang ma, di sana El tinggal selama ini untuk menunggu mama keluar dari penjara. Dan sekarang akan hidup bersama di rumah itu." kata Elana.
Mourin tersenyum, lalu mengangguk cepat. Dia tidak mau membebani orang lain lagi, dia akan berusaha mencari pekerjaan nantinya setelah pulang ke rumah itu. Elana juga menceritakan rumah eyangnya dia bagi dua bagian, yang satu di kontrakan untuk menyambung hidup Epana yang kebetulan orangnya ramah dan baik hati.
Kini keduanya naik angkot untuk pulang ke rumahnya. Tidak ada sambutan dari siapa pun, karena hanya Elana satu-satunya keluarga Mourin. Tapi dia juga tidak berharap apa pun pada siapapun. Dia akan berusaha keras untuk bekerja dan mendapatkan uang.
Dia juga akan kembali menggunakan kemampuannya dulu dan ilmu yang pernah dia dapatkan di kampus. Anaknya Elana harus menempuh pendidikan tinggi seperti dirinya, tapi tidak akan hidup seperti dirinya.
Meskipun sekarang ada sesuatu yang bersarang di tubuhnya, yang anaknya tidak tahu. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk kebersamaannya bersama Elana.
Mobil angkot sudah sampai di depan gang, Elana membayar angkot dan mereka pun masuk dalam gang untuk pulang ke rumah. Mourin sangat rindu dengan kasur empuk yang selama sembilan tahun dia tidak merasakannya.
Sampai di depan rumah, baik Mourin dan Elana kaget. Mereka melihat Sandra dan Jhosua serta ketiga anaknya ada di depan rumahnya. Ada rasa rindu di hati Mourin menatap Sandra, pun begitu. Namun demikian entah kenapa Sandra seperti tidak begitu respek lagi pada Mourin. Mourin tahu sekarang mereka berbeda.
Dia mantan narapidana sedangkan Sandra kini menjadi istri pengusaha sukses dan juga butiknya sangat laris dan terkenal. Mourin tersenyum pada Sandra dan Jhosua.
Mereka mendekat, ingin sekali Mourin memeluk Sandra. Dia sangat berterima kasih pasa sahabatnya itu yang telah lama merawat anaknya dengan baik, terutama suaminya Jhosua.
"Sandra." ucap Mourin lirih
Sandra pun menyerahkan Lauren pada suaminya, lalu mendekat pada Mourin dan memeluknya erat. Biar bagaimana pun Sandra sangat terharu dengan bebasnya Mourin.
Mereka saling memeluk dan menangis, bercerita dan saling minta maaf. Lama mereka berpelukan dan itu membuat Jhosua dan Elana ikut menangis terharu.
"Maafkan aku Mourin, aku tidak pernah menjengukmu. Hik hik hik." kata Sandra.
"Tidak apa-apa, aku tahu kamu sangat repot dengan ketiga anakmu. Aku tahu kamu sangat sibuk dan repot, dan terima kasih kamu menjaga Elana dengan baik. Aku tidak tahu harus membalas budi seperti apa sama kamu. Terima kasih Sandra. Hik hik hik."
"Tidak perlu berterima kasih, seharusnya memang aku merawat Elana. Tapi aku...hik hik hik."
"Tidak, Elana cukup mengerti. Dia memang harus mencari tempat tinggal untuk kami nanti. Aku tidak mau merepotkan kamu terus, Sandra."
Lama mereka saling mengungkapkan rasa di hati. Lalu keduanya melepas pelukannya kemudian tersenyum.
Semuanya masuk ke dalam rumah Elana yang sekarang lebih baik lagi. Jhosua selalu membantu Elana tanpa sepengetahuan Sandra.
_
_
_
❤❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Athallah Linggar
sandra ga belajar dr maurin,dia dlu nasehatin maurin tp nyatanya dia lebih buruk dr maurin kr menyimpan rasa ga tulus. Klo kya gitu,harusnya dr dlu elana serahin sm evan,atau biarin aja mati jd ga bkin harapan sm elana
2022-10-31
0
Xyylva Xyylva
ikut nangis bacanya thor....semoga mourin dan elena hidup bahagia
2022-05-02
0
NandhiniAnak Babeh
jadi ikutan melow deh nih Thor 😢😢😢
2022-04-06
1