12. Dapat Sponsor

Elana dan Riri kaget, mereka melepas rangkulanmya dan berdiri sambil menunduk, tak lama keduanya kembali ke tempat kerjanya masing-masing.

Sang bos pun mendekat dan bertanya pada keduanya kembali.

"Kaliam tadi kenapa? Kok sepertinya habis menangis?" tanya bos Marta menatap Elana dan Riri secara bergantian.

Riri melirik ke arah Elana begitu juga Elana.

"Kenapa kalian jadi lirik-lirikan seperti itu?" tanya bos Marta lagi.

"Elana bos, dia tadi dapat telepon dari gurunya kalau hari ini dia tidak berangkat sekolah, padahal hari ini pengumuman nilai ujian nasional." jawab Riri masih melirik Elana.

Elana hanya menunduk dan memainkan tangannya merasa tidak enak hati.

"Oh, itu. Kenapa kamu ngga ke sekolah Elana? Bukankah ini hari terakhir kamu sekolah, apa lagi pengumuman hasil nilai ujian." kata perempuan berwajah paruh baya dan bertubuh agak gemuk itu.

Meski perempuan, dia terlihat sangar namun baik meski kadang logat dan gaya bicaranya itu terdengar kasar. Itu logat orang suku sana.

"Dia tidak mau berangkat bos, mungkin kecewa dengan sekolah di sana." jawab Riri sekenanya.

"Kecewa? Kenapa?"

"Maaf bos, apa boleh saya tidak cerita sekarang?" jawab Elana dengan pertanyaan.

Karena dia tidak ingin pertanyaan demi pertanyaan akan muncul lagi, sedangkan dia sedang tidak baik-baik saja. Dan bos Marta pun menghela nafas panjang, dia menatap Elana yang masih menunduk lemah.

"Ya sudah, tapi saya tidak mau lagi ada tangis-tangaisan seperti tadi jika saya tidak boleh tahu apa yang kamu alami Elana." ucap Bos Marta lagi.

"Baik bos, terima kasih atas pengertiannya. Mungkin lain kali saya bisa ceritan sama bos." ucap Elana lirih.

"Ya sudah, sekarang kalian kerja lagi. Ingat, kalian kerja itu cari uang. Makanya bekerja dengan baik." ucap bos Marta.

"Iya bos!"

Teriak keduanya, lalu bos Marta pun pergi lagi dari tempat pencucian itu. Sedangkan Elana dan Riri kembali bekerja. Elana merasa lega, Riri tidak seperti teman-teman di sekolahnya yang menjauhi karena dia siapa.

Ada kesamaan nasib antara dirinya dan Riri, jadi dari situ mereka kini memahami satu sama lainnya.

_

Mourin berjalan menuju sebuah kantor besar, yang dulu pernah dia kunjungi setiap kali bertemu dengan klien atau melakukan kunjungan. Penampilannya kini seperti orang kantoran, memakai baju kerja dengan rok span selutut dan blazer warna senada dengab roknya hijau toska. Tak lupa juga berhak setinggi lima senti meter.dan kecil tali mendarat di pundaknya.

Mourin berdandan ala kantoran lagi sambil menenteng berkas di tangannya. Dia beradu nasib mengajukan proposal bantuan sponsor untuk anaknya, dia tahu dari sekolah tidak mendapatkan beasiswa karena di sabotase oleh anak seorang donatur sekolah.

Ketika dia tidak sengaja bertemu ibu Sinta, dan bercerita pada Mourin. Hatinya benar-benar sedih mendengar guru Elana bercerita semua keputusan sekolah kalau Elana tidak mendapatkan beasiswa karena dirinya.

Benar-benar Mourin sakit hati, tapi mau bagaimana lagi. Dia tidak bisa berbuat banyak, dan yang dia lakukan sekarang adalah mencari sponsor untuk beasiswa anaknya yang bercita-cita kuliah di Rusia.

Sebuah perusahaan besar yang dulu adalah langganan bank yang di kelola Mourin dulu. Sang direktur perusahaan itu adalah nasabah setia sejak bank masih di pimpin oleh ayahnya dan direkturnya juga masih sama, selama puluhan tahun. Meski anaknya sudah besar, namun tidak ada yang mau meneruskan perusahaan itu, mungkin nanti anak perempuannya yang masih kelas tiga SMA.

Pak Drajat namanya, dia berusaha meminta bantuan pada pak Drajat itu. Dan pernah melayangkan proposal pengajuan pinjaman. Dia menjual proposal pada perusahaan pak Drajat dan di terima. Hasilnya tidak seberapa, namun lumayan untuk bekal Elana pikir Mourin.

"Mbak, pak Drajatnya ada di kantornya" tanya Mourin.

Dia sebelum berangkat ke perusahaan, telah meminum obat lebih dulu. Karena dia takut batuknya kambuh, meski kadang batuk juga.

"Ada bu, hari ini beliau di kantor saja. Memangnya ibu siapa? Dan perlu apa sama pak Drajat?" tanya resepsionis itu sopan.

"Saya kliennya, dan ingin bertemu beliau di ruangannya." jawab Mourin.

"Oh, sebentar saya hubungi bagian sekretaris beliau." ucap resepsionis.

Lalu resepsionis menghubungi seseorang di sana, Mourin menunggu dengan sabar resepsionis itu selesai menelepon.

"Bisa bu, ibu langsung ke ruangannya saja. Di lantai lima ya." kata resepsionis itu.

"Baik, terima kasih mbak."

Mourin pun bergegas, wajahnya memerah karena menahan batuk sejak tadi. Ketika di dalam lift dan dia sendirian, Mourin batuk sepuasnya. Dia mengambil tisu dalam tasnya untuk menutupi mulutnya.

Dia kaget, kenapa batuknya semakin lama dan keras. Dia terus terbatuk sampai berjongkok, tubuhnya lemas.

"Tidak, jangan di sini ya Tuhan. Uhuk uhuk uhuk!"

Mourin terus terbatuk-batuk hingga pintu lift terbuka, dengan sempoyongan dia keluar dari lift dan berlari memcari toilet. Kebetuan dia melihat toliet di belakang bagian tangga darurat. Dia masuk dan kembali batuk dengan bebas. Wajahnya memerah dan air mayanya keluar.

Setelah beberapa menit batuknya pun mereda, dia mengelap mulutnya dengan air di wastafel. Ada adarah keluar dari hidung. Cepat-cepat Mourin mengelapnya. Benar-benar dalam hatinya berdoa agar sekarang dia baik-baik saja.

Mulut, hidung serta wajah yang terkena darah sedikit dia lap dengan air. Setelah di rasa cukup, Mourin segera mengelapnya kembali dengan tisu. Dia berdiri bersandar di westafel, mengumpulkan tenaganya yang serasa hilang. Sepuluh menit dia kembali tegak, lalu mengambil bedak dan lipstik di tasnya untuk merapikan penampilannya lagi.

Kemudian dia buang semua tisu dan mengguyur westafel dengan air, lalu dia keluar lagi dengan penampilan kembali semula. Tak lupa dia juga meminum obat lagi untuk menahan batuknya.

Mourin berjalan menuju ruang pak Drajat, dia bertemu dengan sekretaris.

"Ibu Mourin ya?" tanya sekretarisnya itu.

"Iya, pak Drajat ada di dalam?"

"Iya, silakan masuk bu."

"Baik, terima kasih."

Mourin masuk ruangan, sebelumnya dia mengetuk pintunya agar pak Drajat tahu ada tamu. Pintu terbuka dan di sofa terlihat pak Drajat sedang memeriksa berkas.

"Selamat siang pak." sapa Mourin.

"Siang Mourin, wah kebetulan. Coba kamu bantu bapak memeriksa berkas ini." kata pak Drajat sambil menyerahkan.

Mourin menerima berkas dari tangan pak Drajat, dia duduk lalu memeriksa secara teliti. Hanya sebentar, dia berikan lagi berkasnya. Pak Drajat heran, kenapa sebentar sekali.

"Ini sebagian palsu pak laporannya, bapak bisa minta bagian administrasi untuk membuatnya kembali." kata Mourin.

Dia tahu pak Drajat heran dengannya, lalu tersenyum puas. Jika Mourin mau bekerja di perusahaannya, dia sangat senang. Tapi Mourin tidak mau, di samping dia adalah mantan narapidana tapi keadaannya tidak bisa menudkung, dia sakit dan butuh istirahat total dan pengobatan. Apa jadinya jika bekerja harus santai dan duduk-duduk saja. Pak Drajat tahu semua tentang Mourin, makanya dia membebaskan Mourin datang meminta bantuan padanya, pun sebaliknya.

Hanya saja, Mourin tidak pernah datang dan hanya sekali waktu itu saja. Lalu Mourin pun mengeluarkan berkas yang dia bawa tadi.

"Apa ini Mourin? Berkas lamaranmu?"

"Bukan, aku mengajukan perusahaan pak Drajat menjadi sponsor beasiswa anak saya. Dia ingin kuliah keluar negeri tapi dari sekolah tidak mendapatkannya, karena dia anak saya." ucap Mourin.

"Keterlaluan sekali sekolah itu, lalu maksud kamu perusahaan saya memberi sponsor anakmu?"

"Ya, makanya saya mengajukan proposal pada pak Drajat." jawab Mourin.

"Hemm, memang ada yang mengajukan. Tapi belum saya terima, boleh nanti saya pertimbangkan proposal kamu. Oh ya, kenapa kamu tidak bekerja di perusahaanku saja Mourin?"

"Tidak pak."

"Sayang sekali kemampuanmu. Ya sudah tidak masalah, baik berkas nanti saya terima dulu. Nanti sekretaris yang periksa, lalu saya juga akan meminta bagian keuangan untuk mencairkannya. Tunggu satu bulan lagi, karena sekarang pembukuan memang sedang di audit. Dan kamh sangat pandai sekali, berkas tadi memang palsu sebagian." kata pak Drajat lagi.

Setelah berbincang lama, kini Mourin berpamitan pada pak Drajat. Dia sudah memastikan anaknya sudah mendapatkan sponsor beasiswa keluar negeri dari perusahaan pak Drajat, tinggal tunggu satu bulan lagi.

_

_

_

😊😊😊😊😊😊😊❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Athallah Linggar

Athallah Linggar

walaupun kehidupannya dlu bebas,maurin ttp pinter sklh aja smpe S2,pantesan elana jg pinter kr ibunya jg pinter. Ada segi positif dr mourin yg dititiskan sm anaknya

2022-10-31

0

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

semoga emak sehat yeee kasian tuh bocah masih kecil.klo.ditinggal emak

2022-04-14

0

Zully

Zully

ya ampun Thor, sedih bener ceritanya..

2022-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 01. Setelah Sepuluh Tahun ( Perdebatan )
2 02. Perubahan Sikap
3 03. Pindah Rumah
4 04. Bebas Dari Penjara
5 05. Keinginan Elana
6 06. Ujian Semester
7 07. Mourin Pingsan
8 08. Penyelasan Mourin
9 09. Gagal Dapat Beasiswa
10 10. Mourin Pingsan Lagi
11 11. Tukang Loundry
12 12. Dapat Sponsor
13 13. Belum Saatnya
14 14. Meninggal Dunia
15 15. Sandra Minta Maaf
16 16. Berusaha Tegar
17 17. Mimpi Elana
18 18. Surat Untuk Elana
19 19. Mengantar Baju Loundry
20 20. Evan Datang
21 21. Maafkan Papa, El..
22 22. Mengunjungi Makam Mourin
23 23. Saling Melempar Kesalahan
24 24. Berubah Pikiran
25 25. Menjemput Chiko Dan Celine
26 26. Bertemu Mantan Suster
27 27. Pawang Arga
28 28. Berondong Anita
29 29. Mengunjungi Chila
30 30. Kembali Ke Rusia
31 31. Bertemu Di Toko Buku
32 32. Masuk Kuliah
33 33. Bertemu Di Halte Bis
34 34. Tiba-Tiba Rindu
35 35. Dimitri Dan Angela
36 36. Bertemu Celine
37 37. Jalan Bertiga
38 38. Cerita Elana
39 39. Benteng Kremlin
40 40. Dejavu
41 41. Membuat Hotdog
42 42. Chiko Dan Elana
43 43. Festival Musim Dingin
44 44. Ulah Angela
45 45. Di Usir
46 46. Hipotermia
47 47. Tinggal Dengan Celine Dan Chiko
48 48. Kisah Elana
49 49. Kekecewaan Chiko
50 50. Kebimbangan Chiko
51 51. Gereja Kathedral Santo Basil
52 52. Suster Maria
53 53 Di Panti Asuhan
54 54. Kebenaran Yang Terungkap
55 55. Membujuk Elana
56 56. Kegundahan Hati Elana
57 57. Dua Hati Di Benteng Kremlin
58 58. Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
59 59. Celine Bercerita
60 60. Lampu Merah Ke Dua
61 61. Evan Kesal
62 62. Mengalah
63 63. Kembali Ke Rumah Evan
64 64. Angela Berulah Lagi
65 65. Melawan
66 66. Di Pulangkan
67 67. Chiko Mencari Elana
68 68. Menemui Evan
69 69. Berunding Di Meja Makan
70 70. Sikap Angela
71 71. Modus Angela
72 72. Bertengkar Kecil
73 73. Jebakan Angela
74 74. Apa Yang Akan Terjadi?
75 75. Petaka Di Rumah Ana
76 76. Interogasi Margareta
77 77. Evan Di Pecat
78 78. Balasan Dimitri
79 79. Curhatan Chiko
80 80. Obrolan Di Meja Makan
81 81. Mencari Elana
82 82. Bertemu Jhosua
83 83. Memulai Karir
84 84.Menjaga Butik
85 85. EL Boutiqe
86 86. Menangani Kasus
87 87. Chila Bertemu Dengan Elana
88 88. Akhirnya Menemukanmu
89 89. Sebuah Janji
90 90. Berkenalan Dengan Chila
91 91. Obrolan Kakak Beradik
92 92. Memberitahu Anita
93 93. Kegelisahan Anita
94 94. Menunggu Restu
95 95. Meyakinkan Anita
96 96. Mendapatkan Restu
97 97. Ke Rumah Calon Mertua
98 98. Cerita Masa Lalu
99 99. Arga Tidak Terima
100 100. Membujuk Arga Dengan Logika
101 101. Sedihnya Hati Elana
102 102. Masa Lalu Mourin
103 103. Menemui Anita
104 104. Akhirnya Merestui Juga
105 105. Memberi Kabar Baik
106 106. Cincin Pengikat
107 107. Anak Banyak
108 108. Keluarga Bahagia
109 109. Merasa Curiga
110 110. Universary Pernikahan
111 111. Antonio Berkunjung
112 112. Chila Berkenalan Dengan Antonio
113 113. Di Dapur
114 114. Curhatan Chila Pada Celine
115 115. Rencana Liburan Keluarga
116 116. Liburan
117 117. Kamu Seperti Hantu
118 118. Mengungkap Perasaan
119 119. Mencurigai Chila
120 120. Rindu Yang Menggebu
121 121. Pertengkaran Chila Dan Chiko
122 122. Alasan Chiko
123 123. Brother Kompleks
124 124. Keseriusan Antonio
125 125. Melamar Chila
126 126. Sebelum Pernikahan
127 127. Hal Yang Tidak Terduga
128 128. Penolakan Elana
129 129. Pernikahan Si Kembar
130 130. Kebahagiaan Di Ujung Penantian
Episodes

Updated 130 Episodes

1
01. Setelah Sepuluh Tahun ( Perdebatan )
2
02. Perubahan Sikap
3
03. Pindah Rumah
4
04. Bebas Dari Penjara
5
05. Keinginan Elana
6
06. Ujian Semester
7
07. Mourin Pingsan
8
08. Penyelasan Mourin
9
09. Gagal Dapat Beasiswa
10
10. Mourin Pingsan Lagi
11
11. Tukang Loundry
12
12. Dapat Sponsor
13
13. Belum Saatnya
14
14. Meninggal Dunia
15
15. Sandra Minta Maaf
16
16. Berusaha Tegar
17
17. Mimpi Elana
18
18. Surat Untuk Elana
19
19. Mengantar Baju Loundry
20
20. Evan Datang
21
21. Maafkan Papa, El..
22
22. Mengunjungi Makam Mourin
23
23. Saling Melempar Kesalahan
24
24. Berubah Pikiran
25
25. Menjemput Chiko Dan Celine
26
26. Bertemu Mantan Suster
27
27. Pawang Arga
28
28. Berondong Anita
29
29. Mengunjungi Chila
30
30. Kembali Ke Rusia
31
31. Bertemu Di Toko Buku
32
32. Masuk Kuliah
33
33. Bertemu Di Halte Bis
34
34. Tiba-Tiba Rindu
35
35. Dimitri Dan Angela
36
36. Bertemu Celine
37
37. Jalan Bertiga
38
38. Cerita Elana
39
39. Benteng Kremlin
40
40. Dejavu
41
41. Membuat Hotdog
42
42. Chiko Dan Elana
43
43. Festival Musim Dingin
44
44. Ulah Angela
45
45. Di Usir
46
46. Hipotermia
47
47. Tinggal Dengan Celine Dan Chiko
48
48. Kisah Elana
49
49. Kekecewaan Chiko
50
50. Kebimbangan Chiko
51
51. Gereja Kathedral Santo Basil
52
52. Suster Maria
53
53 Di Panti Asuhan
54
54. Kebenaran Yang Terungkap
55
55. Membujuk Elana
56
56. Kegundahan Hati Elana
57
57. Dua Hati Di Benteng Kremlin
58
58. Jatuh Cinta Berjuta Rasanya
59
59. Celine Bercerita
60
60. Lampu Merah Ke Dua
61
61. Evan Kesal
62
62. Mengalah
63
63. Kembali Ke Rumah Evan
64
64. Angela Berulah Lagi
65
65. Melawan
66
66. Di Pulangkan
67
67. Chiko Mencari Elana
68
68. Menemui Evan
69
69. Berunding Di Meja Makan
70
70. Sikap Angela
71
71. Modus Angela
72
72. Bertengkar Kecil
73
73. Jebakan Angela
74
74. Apa Yang Akan Terjadi?
75
75. Petaka Di Rumah Ana
76
76. Interogasi Margareta
77
77. Evan Di Pecat
78
78. Balasan Dimitri
79
79. Curhatan Chiko
80
80. Obrolan Di Meja Makan
81
81. Mencari Elana
82
82. Bertemu Jhosua
83
83. Memulai Karir
84
84.Menjaga Butik
85
85. EL Boutiqe
86
86. Menangani Kasus
87
87. Chila Bertemu Dengan Elana
88
88. Akhirnya Menemukanmu
89
89. Sebuah Janji
90
90. Berkenalan Dengan Chila
91
91. Obrolan Kakak Beradik
92
92. Memberitahu Anita
93
93. Kegelisahan Anita
94
94. Menunggu Restu
95
95. Meyakinkan Anita
96
96. Mendapatkan Restu
97
97. Ke Rumah Calon Mertua
98
98. Cerita Masa Lalu
99
99. Arga Tidak Terima
100
100. Membujuk Arga Dengan Logika
101
101. Sedihnya Hati Elana
102
102. Masa Lalu Mourin
103
103. Menemui Anita
104
104. Akhirnya Merestui Juga
105
105. Memberi Kabar Baik
106
106. Cincin Pengikat
107
107. Anak Banyak
108
108. Keluarga Bahagia
109
109. Merasa Curiga
110
110. Universary Pernikahan
111
111. Antonio Berkunjung
112
112. Chila Berkenalan Dengan Antonio
113
113. Di Dapur
114
114. Curhatan Chila Pada Celine
115
115. Rencana Liburan Keluarga
116
116. Liburan
117
117. Kamu Seperti Hantu
118
118. Mengungkap Perasaan
119
119. Mencurigai Chila
120
120. Rindu Yang Menggebu
121
121. Pertengkaran Chila Dan Chiko
122
122. Alasan Chiko
123
123. Brother Kompleks
124
124. Keseriusan Antonio
125
125. Melamar Chila
126
126. Sebelum Pernikahan
127
127. Hal Yang Tidak Terduga
128
128. Penolakan Elana
129
129. Pernikahan Si Kembar
130
130. Kebahagiaan Di Ujung Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!