Namanya Elana Patricia, dia gadis kecil yang di besar oleh sahabat ibunya, Sandra dan Jhosua. Awalnya mereka sangat menyayangi Elana sampai berumur tiga belas tahun. Dia di sayangi oleh Sandra dan Jhosua layaknya anak sendiri, meski mereka berdua sudah mempunyai dua anak. Namun keduanya sangat menyayangi Elana.
Elana senang dia sangat di sayang oleh sahabat mamanya, dia juga sering mengunjungi Mourin ibunya yang masih mendekam di penjara karena melakukan penculikan anak seorang pengacara senior juga terkenal.
Bukan anak sendiri, tapi anak sambung. Namun begitu Elana tidak tahu tentang dakwaan ibunya. Yang dia tahu Mourin ibunya di penjara karena bersalah.
Sejak dia kecil dan sudah bersekolah dia selalu di buly oleh temannya, bahkan tidak ada yang mau berteman dengan anak seorang narapidana. Hal itu membuat Elana sedih, selama seminggu dia tidak mau berangkat ke sekolah.
Sandra dan Jhosua selalu memberinya semangat dan menumbuhkan kepercayaan dirinya agar Elana mau bersekolah lagi.
"Kalau kakak El ngga sekolah, nanti siapa yang akan menemani mama kalau mama keluar dari penjara? Kalau kakak El ngga sekolah, nanti ngga bisa cari uang untuk biaya sekolahnya nanti?" tanya Sandra waktu itu.
"Ada tante Sandra dan om Jhosua." jawab Elana dengan polosnya.
"Kalau tante Sandra dan om Jhosua ngga ada, bagaimana?" tanya Sandra lagi.
"Tapi tante, mereka ngga mau berteman dengan aku tante. Mereka bilang tidak mau berteman dengan anak narapidana. Nanti ikut di penjara katanya, hik hik hik." jawab Elana sambil menangis.
"Mereka bohong, mereka hanya iri sama kakak El. Kakak El kan pintar, jadi mereka tidak suka kakak El pintar. Makanya mereka ngga mau berteman, jadi kakak El sekarang mengerti kenapa mereka tidak mau berteman?" tanya Sandra lagi.
"Iya, nanti mereka kalah sama kakak El." jawab Elana dengan lirih.
"Kalau kakak El ngga sekolah, mereka senang. Artinya tidak ada orang pintar lagi di kelasnya." kata Sandra lagi memberi pengertian pada Elana kecil.
"Tapi mereka sering bilang mama itu orang jahat, kalau orang jahat ngga boleh di temenin." ucap Elana lagi.
"Kata siapa mama El itu jahat? Mama El itu baik, jalau teman kakak El ngga mau berteman dengan kakak, ya udah ngga apa-apa. Tapi ibu guru di sekolah baik kan sama kakak El?"
Elana mengangguk, dia kembali berusaha mencerna ucapan Sandra. Sedikit mengerti, namun dia diam saja ketika banyak penjelasan mengenai sekolah dan belajar.
Dan setiap hari Sandra dan Jhosua selalu memebdrinya semangat setiap kali Elana berangkat sekolah.
Hingga dia berumur tiga belas tahun, tepatnya kelas dua menengah pertama, Sandra masih peduli dengan Elana.
Dan dua tahun berikutnya, Elana sudah menginjak umur enam belas tahun. Sandra mulai berubah, dia kadang memarahi Elana tanpa alasan. Membuat gadis yang sedang tumbuh itu semakin pendiam dan menjauh dari Sandra.
Kadang dia pulang sore hari untuk menghindari omelan Sandra.
Sandra sendiri sekarang mempunyai tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Sejak mempunyai anak perempuan, Sandra mulai berubah. Tapi tidak dengan Jhosua, kadang Jhosua selalu bertanya dan mengobrol tentang sekolah Elana yang baru di masuki di tahap atas.
"Elana, kamu pulang sore lagi?" tanya Sandra pada Elana yang baru pulang.
"Iya tante." jawab Elana.
"Kamu selalu pulang sore, kemana saja perginya? Pulang sekolah itu jam dua, lalu setelahnya kamu kemana?" tanya Sandra dengan nada keras.
Membuat Elana semakin sedih dan merasa bersalah.
"Aku ke tempat maka, tante." jawab Elana takut-takut dan juga berbohong untuk menutupi kalau dia sering membantu ibu kantin.
"Apa harus setiap hari kamu ke lapas itu? Lagi pula, kapan mama kamu keluar?" tanya Sandra.
"Enam bulan lagi tante." jawab Elana pelan.
"Hah, lama banget. Nanti kalau mama kamu keluar, mending kamu urus mama kamu itu. Rumah nenek kamu bulan depan sudah tidak di sewa lagi, kamu beresi untuk nanti mama sama kamu tempati." ucap Sandra dengan ketus.
Mungkin Sandra sedang lelah, hingga dia sering sekali marah sama Elana. Begitu pikir Elana.
"Iya tante, bulan depan El akan memberesi rumah nenek itu untuk tempat tinggal mama sama El." ucap Elana.
"Ya sudah, kamu sana ganti baju. Jaga Mario sebentar, tante mau memandikan Lauren dulu." ucap Sandra sambil berlalu dari hadapan Elana.
Elana hanya menatap Sandra dengan sedih, sejak dia tinggal dengan Sandra selalu di perlakukan baik. Bahkan dia sewaktu mengidap sakit jantung, Sandra yang dengan rela menjaga dan bolak balik ke Singapura untuk berobat.
Elana jadi sedih ketika Sandra berubah sikapnya padanya. Dia merasa tersisih, namun juga merasa berhutang budi pada sahabat ibunya.
_
Waktu terus berjalan, Elana semakin penyendiri. Dia bahkan tidak punya teman sama sekali. Teman-teman di sekolahnya juga mengetahui kalau Elana adalah anak seorang narapidana.
Memang awalnya sedih, tapi seiring waktu berjalan dia kini sudah terbiasa. Kadang ibu kantin yang mau mengajaknya bicara atau mengobrol. Dia juga sering membantu ibu kantin mencuci piring bekas makanan anak-anak yang membeli di sana setelah pulang sekolah.
Ibu kantin merasa kasihan sama Elana, dia juga tahu kalau Elana adalah anak narapidana. Tapi baginya anak narapidana atau pun bukan, Elana adalah anak yang baik dan juga suka membantunya.
"Elana tinggal sama siapa sekarang?" tanya ibu kantin suatu hari ketika pulang sekolah Elana membantu ibu kantin.
"Tinggal dengan sahabat mama, bu. Mau tinggal di mana? Lagi pula ruma eyang sekarang masih di kontrakan, jadi belum bisa di tempati.c" jawab Elana.
"Emm, Elana ngga apa-apa bantu-bantu ibu di kantin? Kan Elana anak sekolahan, jarang lho ada anak sekolah mau membantu pekerjaan orang lain." kata ibu kantin.
"Ngga apa-apa bu, sekalian bersih-bersih aja." jawab Elana.
"Ibu akan beri uang buat Elana, siapa tahu butuh untuk jajan atau ongkos angkot pulang." kata ibu kantin lagi.
"Kan aku cuma bantu bu, kenapa harus kasih uang? Nanti ibu untung jualan habis."
"Ngga kok kalau ngasihnya sekedarnya aja, kalau di kasih semua pada Elana, ya ibu bangkrut. Heheh." jawab ibu kantin dengan bercanda.
Mau tidak mau Elana tertawa kecil, lalu dia pun mengangguk. Apa salahnya menerima uang dari ibu kantin?
"Ya udah, terserah ibu aja. Berapa pun El terima kok."
"Ya udah, mulai besok Elana akan ibu bayar kalau Elana bantu ibu." kata ibu kantin.
"Iya bu, terima kasih sebelumnya."
_
Setiap hari Elana sering pulang sore, kadang dia pergi ke lapas. Kadang juga pergi ke rumah eyangnya untuk merapikan rumah dan bersih-berish setelah di tinggalkan orang yang mengontrak.
Dia juga jika pulang sore, paginya akan izin dulu pada Sandra. Agar Sandra tidak kesal dan marah padanya.
Kadang juga Elana pergi ke makan eyangnya, sejak kecil dia tidak pernah melihat eyangnya Karena sewaktu Mourin berpisah dengan Evan sudah meninggal lebib dulu.
Sandra sedang jalan-jalan dengan suaminya untuk makan malam di luar beserta anak-anaknya. Dia juga menitip pesan pada Elana agar tidak boleh pulang sore lagi.
Dan Elana pun pulang, dia membawa beberapa barang untuk di pajang di kamarnya. Pembantu Sandra sudah menunggu di depan teras ketika Elana pulang.
Sesuai dengan perintah majikannya, pembantu itu berkata ketus pada Elana.
"Kamu pulang sore lagi?" tanya pembantu Sandra bernama Mince.
"Iya mba Mince, ada urusan tadi." jawab Elana.
"Kata nyonya kamu jangan pulang sore terus. Mentang-mentang di sayang tuan Jhosua, sekarang sering banget pulang sore." ucap Mince masih dengan nada ketusnya.
Elana menghela nafasnya, kini pembantu Sandra juga tidak menginginkan Elana. Bahkan tidak menghormatinya.
"Iya mba Mince, besok saya tidak pulang sore kok." kata Elana.
"Jadi orang itu tahu diri dong, kamu di sini itu numpang sama nyonya Sandra. Hargai perintahnya juga, jangan keluyuran aja sepulang sekolah." kata Mince lagi.
Dia lalu masuk.ke dalam rumah untuk beberes lagi, Elana pun diam menunduk. Dia juga tidak mau menjadi beban Sandra terus, tapi dia tidak punya cukup uang untuk pindah ke rumah eyangnya dulu.
Tapai dia bertekad bulan depan akan pindah ke rumah eyangnya. Lebih baik dia hidup sendiri jika orang-orang sudah tidak menginginkannya berada di dekatnya.
_
_
_
❤❤❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Usnul Khotimah
😭😭😭😭
2022-07-19
0
Farra
Waduh sandra kok gitu sih sama Elana.. Dlu aja baik sama Elana.. Pembantu rumah juga kasar sama Elana. Emangnya kamu majikan Elana marah2 aja
2022-04-19
0
DewiDewi
miris bgt nasibmu El 😭😭😭😭
2022-04-18
0