Elana terkejut, dia pun mengusap wajahnya yang kusut karena tertidur tengkurap. Di pandanginya sekeliling kamar Mourin yang sepi dan senyap. Tak ada suara apa pun, Elana menatap lemari yang tertutup rapat, dia berdiri dan mendekat pada lemari jaman dahulu tersebut yang berbahan kayu jati asli.
Menarik pegangan berbentuk melengkung, susah di buka. Ternyata di kunci. Elana mencari kunci lemari kayu jati itu di meja rias Mourin, di sibak peralatan make up yang berdebu itu. Mencari kunci lemari.
Beralih ke laci meja rias, dia menarik pegangan berbentuk melengkung itu dan terlihat kunci lemari tergeletak. Elana mengambil kunci tersebut dan segera memasukkannya ke dalam lubangnya.
Di tarik pegangan pintu lemari, di sana terlihat beberapa baju Mourin yang masih rapi sejak semula. Di belakang baju ada beberapa berkas dalam map, Elana mengambilnya dan mengumpulkannya jadi satu dengan berkas di bawah baju Mourin.
Di periksa juga laci lemari, terdapat sebuah buku tabungan dan dompet yang sudah usang kulit pembungkusnya. Elana juga ambil buku tabungan dan juga dompet itu.
Di bawanya semua barang-barang milik Mourin itu keluar dan akan di periksanya di meja makan. Satu persatu di buka dan terdapat lembar berkas pengajuan meminta sponsor pada perusahaan besar. Elana membuka dompet milik Mourin, dia melihat ada beberapa lembar uang berwarna merah lalu di antara uang itu terselip sebuah kertas yang di lipat berukuran kecil.
Di ambilnya kertas berlipat itu, di buka dengan hati-hati agar tidak sobek. Setelah terbuka lebar, memang itu sebuah surat yang di tulis sebelum Mourin meninggal. Mungkin sekitar dua bulan sebelum meninggal.
Jadi surat itu memang di siapkan Morin untuk Elana. Ada dua lembar, kemudian Elana membacanya dengan pelan agar apa yang ada dalam surat itu dia memahaminya.
"*Untuk anakku, Elana,
Sayang, kamu sangat berharga buat mama. Rasanya penyesalan yang berkali-kali maka lakukan di setiap doa mama pada Tuhan tidak akan pernah berhenti. Rasa bersalah mama di setiap harinya sejak mama di penjara membuat mama merasa adalah mama manusia paling bodoh.
Mama hanya mementingkan keegoisan mama saja, mama lupa kalau ada kamu yang harus mama urus dan mama jaga, tapi kenyataannya mama malah melupakanmu dan menelantarkanmu. Dan sampai detik ini mama sering sekali menangis dengan rasa penyesalan mama dan rasa bersalah mama sama kamu, sayang anak mama.
Hingga kini mama sudah keluarpun mama belum bisa menjadi mama yang baik, mama ingin menebus semuanya. Tapi mama,.... ( ada bekas tetesan air mata di kertas itu ).
Dan kini mama harus berjuang lagi untuk bersamamu, melawan sakit dari penyakit yang mama rasakan.
Mama berpikir bagaimana jika nanti mama meninggal? Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan cita-citamu? Bagaimana dengan hidupmu yang akan sendiri lagi jika mama tiada?
Semua pertanyaan itu mama lihat darimu, mama tahu kamu anak yang kuat, mama tahu kamu anak yang mandiri dan tegar.
Sampai mama ikhlas jika Tuhan memanggil mama dan kembali meninggalkanmu sendiri. Mama....( kembali ada bekas tetesan air mata di sana )
Mama berusaha meminta tante San untuk mengambilmu lagi, tapi tante Sandra tidak menghiraukan mama. Kembali mama bingung, setiap malam mama masuk ke kamarmu, sayang. Melihat dirimu. Mencari ketegaran dalam dirimu, mencari jawaban jika mama tiada apakah kamu tidak akan putus asa.
Elana sayang, meskipun setiap jawaban yang mama dapatkan dari pertanyaan mama dendiri, tapi mama masih merasa khawatir. Bagaimana dengan hidupmu. Hingga mama bermimpi, ada yang mengatakan kalau kamu akan baik-baik saja denganmu. Kamu akan bahagia meski hidup sendiri tanpa mama.
Elana, sebelum mama pergi mama sudah menyiapkan segala keperluanmu untuk menggapai cita-citamu. Kuliah di luar negeri, ke Rusia untuk menrmui papamu. Pergilah nak, mama ikhlas kamu hidup dengan papamu. Asal kamu bahagia dan di jaga oleh Evan, papamu.
Hiduplah dengan baik sayang, jangan khawatir mama tidak bahagia. Mama selalu bahagia dengan kehadiranmu setiap waktu. Mama bangga padamu yang selalu menjadi juara di sekolah meski kamu tidak di hargai semua prestasimu.
Mama sedih mendengar kamu tidak bisa mendapatkan beasiswa dari sekolah. Akhirnya mama meminta teman mama untuk memberimu beasiswa. Dan mama berhasil.
Semua surat dan buku tabungan sudah mama siapkan. Di tabungan kamu lihat berapa perusahaan itu mengirim uang di rekening, itu untuk biaya kuliah kamu.
Tetap semangat demi mama ya El, mama akan mendoakan Elana agar tetap hidup bahagia kelak dengan orang yang menyayangi Elana dengan tulus.
Mama harap Elana hidup bahagia kelak dengan orang yang mencintaimu. Hiduplah dengan baik El, hidup seperti kupu-kupu yang selalu bebas tidak memikirkan beban, jangan sedi dan jangan patah semangat.
Mama Mourin yang selalu menyayangimu...
Elana melipat surat itu kembali, dia mengusap air matanya yang sejak tadi mengalir tanpa henti. Dia meletakkan surat itu dalam dompet Mourin. Lalu dia mengambil buku tabungan atas nama dirinya, membukanya dan terlihat di sana angka dengan jumlah lumayan besar. Lima puluh juta, mungkin itu tidak seberapa untuk kuliah di luar negeri. Tapi cukup untuk biaya dalam dua tahun, setidaknya Elana bisa berangkat ke Rusia dengan baesiswa itu.
Sedangkan tabungan satu milik Mourin, hanya beberapa juta saja isinya ketika dia menjual proposal pada perusahaan.
"Mama, ini semua buatku?" tanya Elana oada diri sendiri.
Dia merapikan lagi berkas-berkas yang dia ambil dan di masukkan lagi ke dalam lemari. Hanya buku tabungan itu saja yang dia bawa.
Elana duduk lagi di sisi ranjang Mourin, merenung bagaimana selanjutnya. Apakah akan melanjutkan rencananya bertemu dengan Evan dan kuliah di sana.
Segera Elana keluar dari kamar Mourin dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia ingin mengambil kartu nama Evan yang pernah di kasih ketika Evan berkunjung padanya di rumah Sandra.
Di pandanginya kartu nama itu, dan membolak-balikkannya sambil berpikir. Apakah dia akan ke sana? Menyusul papanya?
Belum menemukan jawaban, akhirnya Elana berbaring karena kini dia sudah mengantuk. Besok dia akan kembali bekerja di loundry.
_
Elana kini sedang memilah baju anak-anak dan dewasa untuk di cuci. Dia masukkan baju-baju dewasa lebih dulu ke dalam tabung mesin cuci dan memberinya air serta sabun.
"El, bisa monta tolong?" tanya bos Marta pada Elana.
"Kenapa bos Marta?"
"Ini, ada pelanggan minta segera mengantarkan baju-bajunya. Karena katanya mau di pakai siang ini. Kedua orang yang biasa mengantar sedang mengantar ke tempat pelanggan. Jadi tidak ada orang di sini, biar pekerjaanmu Riri yang kerjakan sementara." kata bos Marta.
"Baik bos Marta. Lalu kemana saya harus mengantarkan baju-baju itu?" tanya Elana.
"Ayo ke depan, ibu kasih alamatnya. Nanti pakai motor punya saya aja, El." kata bos Marta.
"Baik bos."
"Ri, tolong nanti buang airnya ya kalau sudah selesai." pesan Elana pada Riri.
"Iya, tenang aja. Kamu lekas kirim baju itu ke pelanggan." ucap Riri.
Elana pun menuju depan, dia menemui bos Marta dan mengambil baju loundry untuk di antarkan pada pelanggan.
"Ini alamatnya El, awas ya jangan salah alamat. Dan itu kunci motornya." ucap bos Marta.
"Iya bos."
Elana memasukkan alamat rumah itu ke dalam saku bajunya, hanya sekilas dia melihat alamat itu. Lalu dia menaiki motor untuk mengantar baju loundry yang di minta pada pelanggan bos Marta.
_
_
_
😊😊😊😊😊😊❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Azzura
lanjut kk🤗
2022-04-14
0
NandhiniAnak Babeh
dilanjut doooooooooooong ummi 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-04-14
0
Mafer Lapendoz
next
2022-04-13
0