Bab 17 Trust Me, Because I Love You

Keduanya kini berada dalam resto sambil menunggu pesanan makanan mereka datang.

Setiap ada kejadian pasti terdapat hikmah. Begitupun kini yang dialami Aya dan Haikal.

Suasana keduanya lebih cair dan tidak ada lagi kecanggungan.

Aya dan Haikal kini duduk berhadapan sambil menikmati kelapa muda dengan hamparan danau yang memanjakan mata.

"Tapi Saya tetap panggil Bapak kalau dikampus ya?"Aya mengatakannya.

"Panggil Abang juga boleh, Abang ga keberatan."Haikal tertawa.

"Boleh juga sih, dikampus kan ada Abang Bakso, Abang Somay, Abang Es Doger, yang belom ada Abang Rektor!" jawaban Aya yang diluar perkiraan Haikal mampu membuat Haikal tertawa mendengarnya.

"Ay, Abang boleh tanya sesuatu?"Haikal kembali ke mode serius.

"Bayar dulu baru boleh nanya!"Aya menanggapi dengan bercanda.

"Ay, perasaan kamu soal perjodohan kita bagaimana?" Haikal mencoba berbicara langsung.

Aya kini tahu Haikal bertanya serius.

"Maksudnya gimana Bang? Abang sendiri gimana?"Aya balik bertanya.

"Jujur ya Ay, awalnya Abang juga merasa aneh dijodohkan. Tapi Abang tak pernah menolak saat mau dikenalkan dengan kamu oleh Kong Hasan. Walaupun saat itu Abang belum tahu kalau orangnya kamu. Abang justru tertarik dengan kamu saat kita bertemu dikampus pertama kali. Ternyata setelah pertemuan di RS waktu ini sejujurnya Abang semakin yakin kalau Abang mulai menyukai kamu. Abang pribadi menerima perjodohan ini. Namun Abang sering cemas dengan sikap kamu yang sering menghindari Abang terlebih saat dikampus."Haikal berterus terang.

Aya mendengar penuturan Haikal dan jujur Aya akui Aya juga memiliki perasaan lain terhadap Haikal. Hanya saja Aya masih belum memastikan apakah perasaan ini cinta atau bukan.

"Aya bukan menghindari Abang, tapi Posisi Abang sebagai Rektor dan Aya dosen di kampus membuat Aya memilih bersikap sesuai porsi, Aya ga mau rekan dosen lain berpikir macam-macam. Lagi pula Aya hanya ga mau perempuan lain salah paham."Aya menjelaskan alasannya.

"Perempuan lain? maksud kamu?" Haikal seolah tidak mengerti maksud Aya.

"Ya rasanya ga pantes saja Bang, Saya menghargai perasaan pacar Abang" Aya sambil menyeruput kepala mudanya.

"Pacar?siapa? Abang ga punya pacar?"Haikal mengerutkan dahinya.

"Pacar ga punya ya Bang, tapi kalo Kekasih ada ya?" Aya tertawa menjawab nya.

"Tunggu deh, serius Abang ga punya pacar atau apalah namanya. Jujur deh Ay, maksud kamu siapa ?"Haikal coba mencari tahu jawaban.

"Aya menjaga perasaan Cecilia Bang Rektor!"Aya geleng-geleng kepala.

"Astagfirullah Ay, Kamu salah sangka, Cecilia itu teman kuliah Abang, bukan pacar, Just a friend, not any more."Haikal memastikan.

"Teman Tapi Mesra maksudnya Bang?"dihati kecil Aya menuntut kejujuran Haikal.

"Gak ada ya begitu. Memang hanya teman!"Haikal meyakinkan.

"Iya deh teman, teman yang "Ramah"?"Aya sedikit kesal dengan Haikal yang terus menghindar.

"Ramah? apalagi itu?"Haikal harus banyak bergaul dengan ABG kekinian sepertinya.

"Ramah \= Rajin Menjamah!"Aya tertawa namun hatinya sedih.

"Ya Allah Ay, jadi tatapan kamu yang penuh kebencian setiap lihat Abang karena itu? Karena Cecilia sering menggandeng Abang? Kamu cemburu Ay?"Haikal menggoda.

"Ga ada ya cemburu Pak Rektor Ramah." Aya kembali menyindir Haikal.

"Kalau Abang sebaliknya tanya ke kamu dengan Micheal bagaimana?"Haikal balik bertanya.

"Emang kenapa? Abang cemburu Saya dekat dengan Micheal?"Aya balik bertanya ga mau kalah.

"Iya, Abang Cemburu! Abang kesel kamu deket-deket Micheal. Dari awal kalian bertemu diruangan Abang, Abang cemburu! Apalagi dengan sikap kamu yang menghindari Abang berbeda saat kamu dengan Micheal. Rasanya kalau tidak ingat sedang dikampus Abang ingin tonjok Micheal karena sering menyentuh kamu"Haikal menatap Aya dengan serius dan penuh keyakinan.

Aya terkejut dengan pengakuan Haikal dan iya sendiri bingung harus senang atau tidak dengan perkataan Haikal.

"Bang makan dulu kalau dingin ga enak." pesanan mereka datang dan Aya mengalihkan pembicaraan mereka.

Saat Aya hendak mengambil piring untuk diberikan kepada Haikal, Haikal meraih tangan Aya dan menggenggamnya. Haikal menatap mata Aya dengan tatapan teduh namun intens.

"Aya, Boleh Abang menjadikan kamu spesial dihati Abang dan merasa Cemburu saat kamu bersama pria lain?" pernyataan cinta yang tak biasa Haikal katakan pada Aya.

Aya tertegun dengan apa yang Haikal utarakan.

Aya tak mampu menolak namun ada keraguan di hatinya terhadap Haikal.

"Apakah Abang sanggup berhenti bersikap "RAMAH" kepada semua wanita termasuk Cecilia, karena itu hal yang tidak kusukai."Aya kini berani menatap balik Haikal dan mengutarakan apa yang hatinya rasakan.

Haikal mengambil kedua tangan Aya dan menatap Aya dengan dalam sambil tersenyum

"Whatever you want, I will do it, trust me, because I love you."Haikal menyatakan cintanya pada Aya.

"Really? Can i trust you?"Aya balik bertanya.

"Trust me, I will propose to you if it makes you believe."Haikal menjawab dengan keyakinan.

Kebahagiaan tampak bahagia terpancar dari wajah keduanya.

Haikal kini melihat senyuman di wajah Aya untuknya.

...Senyum itu selamanya akan menjadi milikku Ay, Tetaplah bersamaku, jadilah teman hidupku batin Haikal....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!