Bab 20 Will You Marry Me?

Aya tampak serius melatih tari di sanggar milik Nyak Nur. Saat ini Aya sedang memperagakan Tari Cokek dengan begitu luwes dan indah.

Aya selalu melestarikan dan ingat akar budaya dan dari mana ia berasal.

Aya selalu ditanamkan Babeh dan Nyak tentang nilai-nilai budaya sejak dini.

Babeh sering mengatakan kepada Aya bahwa semaju dan semodern apapun kite, jangan pernah ngelupain budaya bangsa sendiri.

Aya memang menyukai Tari dan Silat. Meski keduanya terlihat bagai dua sisi yang berbeda, namun menurut Aya keduanya memiliki persamaan yakni sama-sama mengolah raga dan rasa.

Aya begitu menikmati menari bersama anggota sanggar saat ini hingga Aya tidak menyadari ada yang sedang memperhatikannya.

Nyak masuk menghampiri Aya memberitahukan kalau ada yang mencari.

Terlihat dari wajah Nyak Nur yang sumbringah tentu bisa ditebak siapa yang datang.

Aya menghampiri seseorang yang tatapannya berhias senyum manis tanpa berkedip saat menyaksikan Aya menari.

"Abang, udah lama?"Aya menghampiri Haikal yang berdiri di teras Sanggar.

"Ya, cukuplah menikmati keindahan yang belum bisa dimiliki."Haikal menjadi puitis efek terseponah dengan Tarian Aya.

"Beuh, si Abang gombal aja nih!"Aya mengelap keringatnya di kening.

Hari ini Haikal mengajak Aya makan malam disuatu tempat.

Disinilah Aya dan Haikal menikmati malam minggu dengam Dinner bersama disebuah tempat yang romantis.

...Dinner Aya dan Haikal...

Aya tidak menyangka Haikal akan mengajaknya ketempat romantis seperti ini.

Lilin-lilin membuat suasana temaram, angin pantai dan deburan ombak bersautan serta mawar merah sebagai pelengkap seakan menjadi paket komplit keromantisan malam ini.

Kedua menikmati makan malam dengan saling memandang dan melempar senyuman manis.

Aya dan Haikal menikmati kebersamaan mereka menatap pantai dan angin yang berhembus membelai mereka.

Haikal kemudian memulai percakapannya.

Haikal beranjak dari kursi dan kini menghampiri Aya dan berlutut dihadapannya.

Aya terkejut dengan apa yang Haikal lakukan saat ini dihadapannya.

...Berjuta rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata. Dengan beribu cara kau selalu membuat ku bahagia. Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan, yang benar-benar kuinginkan hanyalah kau untuk selalu di sini ada untukku. ...

...Maukah kau tuk menjadi pilihanku? ...

...Menjadi yang terakhir dalam hidupku?...

...Maukah kau tuk menjadi yang pertama...

...Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata?...

...Hayati Nur Amalia, Sayangku, Kekasihku, Calon Ibu dari Anak-Anakku....

...Will you marry me?...

Haikal membuka kontak cincin berada tepat didepan Aya.

Aya terharu akan lamaran pada dirinya saat ini.

Sambil menatap Haikal dengan mata berkaca-kaca.

Aya pun memberikan jawaban atas lamaran Haikal.

...Aku bukan wanita sempurna, ku harap nanti ketika kau sudah menjadi suamiku, kau bisa membimbingku dengan keikhlasan dan kesabaranmu atas sikapku....

...Aku memilihmu. Dan aku memilihmu terus menerus dan selalu. Tanpa henti, tanpa ragu, dalam setiap denyut jantungku. Aku akan terus memilihmu....

Ada perasaan lega dalam hati Haikal mendengar jawaban Aya.

Haikal memakaikan cincin di jari manis Aya.

Haikal mendekatkan wajahnya kepada Aya.

Aya gugup, jantungnya berdetak kencang ketika wajah Haikal hanya beberapa senti dari wajah Aya.

Aya merasakan nafasnya seakan terhenti dan paru-paru mendadak sulit mengembang.

Melihat kegugupan Aya Haikal tersenyum.

"Aku akan memintanya nanti saat kau sudah halal untukku."bisik Haikal ditelinga Aya dengan mesra.

Haikal dan Aya keduanya tertawa bahagia bersama.

Kini cincin itu melingkar di jari manis Aya.

Keduanya akan segera memberitahukan kedua keluarga mengenai hubungan mereka.

Tentunya kisah cinta Aya dan Haikal akan berujung bahagia.