Bab 8 Bazar

Hari ini suasana gedung Fakultas Ekonomi begitu ramai dengan lalu lalang mahasiswa yang sedang menyiapkan stan-stan bazar.

Tema Bazar kali ini adalah

...Meningkatkan UMKM berbasis Kebudayaan Lokal Menuju Ekonomi Kreatif Secara Global....

Konsep Bazar kali ini adalah "Jakarta Tempo Doeloe"

Aya kini berada diruangannya masih berjibaku dengan pekerjaannya sebagai Kaprodi dengan dokumen menumpuk di atas mejanya.

Jadwal sidang skripsi minggu depan membuatnya sibuk dan dikejar deadline.

"Masih jam 8, masih banyak waktu sebelum pembukaan Bazar."Aya menengok jam tangan dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Ketukan terdengar dari luar pintu ruangan Aya.

"Masuk."Aya menatap orang yang masuk ke dalam ruangannya.

"Bu Aya, nanti saat Bazar Pak Dekan mengatakan bahwa Pak Rektor akan berkunjung sekaligus membuka acara tersebut."Sekretaris Jurusan menyampaikan pesan Pak Dekan.

Aya mengangguk dan memberikan Draft pembagian Jadwal penguji sidang skripsi agar segera di rilis oleh Sekretaris Jurusan.

"Baik Bu Aya, Saya akan Rilis di Website Jurusan."Sekjur mengambil dokumen yang Aya berikan segera keluar dari ruangan Aya.

Aya menyandarkan punggung ke kursi kerjanya sambil menutup matanya. Hembusan nafas Aya terdengar sedikit berat dan dalam.

Pikiran Aya melayang entah sudah mengudara sampai kemana. Perasaan senang dengan kehadiran Pak Rektor sekaligus membuat dirinya takut akan kata kecewa.

Sebenarnya Aya layaknya perempuan pada umumnya tentu hatinya masih berfungsi dengan baik. Pria Mapan, Prestasi gemilang, Muda dan Tampan, siapa coba yang ga naksir.

Bahkan Dosen-dosen wanita tak terkecuali mahasiswa kampus semua mengidolakan Pak Rektor Ganteng mereka.

Aya menganggap hatinya layaknya hati perempuan pada umumnya yang bisa baper dan gampang lumer. Aya berpikir perasaan itu hanyalah wujud kekaguman.

Aya kembali melihat skripsi-skripsi yang masuk dan siap uji saat sidang di atas mejanya dan belum sempat tersentuh oleh nya.

Hingga waktu tak terasa sudah waktunya pembukaan Bazaar segera dimulai.

Dering telpon di meja Aya berbunyi.

"Bu Aya, Ke ruangan Saya."Pak Dekan melalui sambungan telpon meminta Aya ke ruangannya.

"Baik, Pak."Aya menutup telpon bergegas keruangan Pak Dekan yang masih 1 gedung dengannya.

Tok,Tok,Tok

Suara pintu ruangan terdengar di ruang Pak Dekan.

"Masuk."Pak Dekan yang menjawab ketukan dan sedang berbincang.

Aya masuk dengan tenang. Matanya melihat Pak dekan tengah duduk berbincang dengan Bintang Kampus mereka siapa lagi kalau bukan Pak Rektor Ganteng.

"Bu Aya, silahkan duduk."Pak Dekan mempersilahkan Aya duduk.

Aya duduk berhadapan dengan Pak Rektor. "Mata itu! Kenapa selalu bisa bikin jantung gw deg-degan!****!"batin Aya.

Mereka bertiga berbincang dengan santai jauh dari kesan formal. Sesekali Aya melihat ke arah Pak Rektor.

"Kenapa dia ga lepas-lepas ngeliatin sih! Gw kan jadi Ge er! Lama-lama ni orang jadi tebar pesona mele deh! Mentang-mentang Most Wanted."batin Aya berucap.

Aya mendengar julukan Most Wanted dari para mahasiswi yang sering bimbingan skripsi padanya dan merekalah yang mengatakan hal itu tentang Pak Rektor.

"Jadi kegiatan Bazar ini rutin dilakukan Bu Aya?" tanya Pak Rektor dengan tatapan mata yang mampu memporakporandakan hati Aya.

"Kegiatan Bazar memang menjadi salah satu sarana praktikum jurusan sekaligus merangsang mahasiswa memiliki semangat menumbuhkan UMKM. Perbedaannya tahun ini kami membuatnya sedikit tematik dengan memasukan unsur Muatan Lokal kedaerahan. Tema yang dipilih kali ini adalah Jakarta Tempo Doeloe."Jelas Aya atas pertanyaan Pak Rektor.

Sesuai tema itu, oleh karenanya Baik Dekan sampai mahasiswa jurusan nya semua memakai pakai khas Daerah berasal dari DKI Jakarta.

Seperti kini Aya memakai Kebaya Encim dengan gaya ala None Jakarte. Membuat dirinya terlihat cantik mempesona.

"Saya jadi semangat kalo acara begini, apalagi Kaprodi Saya Bu Aya yang Cantik seperti None Jakarte."Puji Pak Dekan yang sama berdandan Ala Abang Jakarte.

"Aduh Pak Dekan bisa aja, Nanti Saya terbang bisa jebol pak Atap kampus."Aya menimpali candaan Pak Dekan.

"Nah, Rasanya diruangan ini, Saya bukan bersama Rektor dan Kaprodi tapi serasa di Apit Abang None Jakarte."Pak Dekan sambil melihat ke arah Pak Rektor dan Aya.

Mendapat pujian itu Aya menanggapi dengan senyuman dan mengalihkan pandangannya dari pak Rektor yang tak lepas melihat ke arah Aya.

Aya menerima telpon dari Sekjurnya yang menyampaikan bahwa acara Pembukaan Bazar segera dimulai.

"Pak Rektor, Pak Dekan, Mari Acara segera dimulai."Aya mempersilahkan atasan untuk menuju ke acara Bazar.

Ketiganya berjalan beriringan, diiringi dengan dosen lain yang akan menghadiri sekaligus menjadi juri dalam kegiatan bazar ini.

Pak Dekan berjalan berdampingan dengan Pak Rektor sedangkan Aya berdampingan dengan Sekjur dibelakangnya para dosen fakultas tersebut.

"Bu Ay, Ga naksir tuh sama Pak Rektor? Haduh kalo orang ganteng pake baju apa aja ya tetep ganteng ya Bu."Sekjur berbisik kepada Aya.

"Suittt! nanti terdengar."Aya berbisik sambil menunjuk ke arah depan mengingatkan sekjurnya.

Dalam hatinya Aya setuju dengan yang dikatakan Sekjurnya, Tampilan Pak Rektor dengan Busana Khas Jakarta begitu menambah ketampanannya hingga membuat wanita terpesona.

"Abang Ganteng! Bisa bener bikin hati Eneng Meleleh Kayak Es Doger Tengah hari."batin Aya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!