Kini Aya dan Haikal berada dalam mobil. Keduanya juga masih diam tanpa ada pembicaraan.
Suasana jalan begitu padat maklum weekend.
"Ay, sakit gigi? Kok diem aja?"Haikal berbicara santai.
Aya menatap kearah Haikal karena baru kali ini Haikal sesantai itu bicara dengannya.
"Mending sakit Gigi Pak, dari pada sakit hati. Begitu kata Caca handika."Aya merespon santai jawaban Haikal.
Keduanya tertawa dan saling menatap.
Seakan alam masih ingin menguji keduanya, tiba-tiba mobil Haikal mogok.
"Ay, sebentar ya Saya cek dulu. Kamu tunggu didalam aja."Haikal keluar dan memeriksa mesin kendaraannya.
"Sial ga biasanya begini!" Haikal tampak mengotak atik mesin kendaraannya.
Aya merasa bosan menunggu di mobil kemudian keluar menghampiri Haikal yang sedang mengotak atik mesin kendaraannya.
"Kenapa Pak, mobilnya?"Aya mendekat pada Haikal, tentu Haikal merasakan kini jarak mereka hampir tidak ada.
"Ga tahu nih Ay, ga biasanya begini padahal Saya rajin perawatan dan servis."Haikal tersadar dari lamunannya dan segera melihat kearah mesin mobilnya.
"Boleh saya lihat Pak?"Aya menawarkan bantuannya.
Belum sempat Haikal menjawab Aya sudah lebih dulu memeriksa mesin mobil tersebut.
Haikal kaget dengan sisi lain Aya yang dilihatnya kini.
Aya menarik lengan bajunya sampai siku mulai sibuk dengan mesin kendaraannya.
Haikal terpesona melihat Aya saat ini. Sisi lain Aya yang tak mungkin ia temui dikampus saat kedua terlibat hubungan sebagai Rektor dan Kaprodi.
"Ay, apa sebaiknya saya telpon bengkel?"Haikal segera menekan nomor di HP.
"Kita coba dulu Pak, siapa tahu berhasil. Iseng-iseng berhadiah!"Aya tersenyum kearah Haikal dan kembali menekuni mesin mobil tersebut.
...Senyuman kamu manis banget Ay, batin Haikal....
"Pak punya amplas ga?"Aya meminta kepada Haikal.
"Sebentar saya ambilkan."Haikal bergegas ke belakang Mobil mengambil Toolbox dan memberikan yang Aya minta.
Aya menerima dan kembali serius dengan apa yang dikerjakannya."
"Ay, saya ganti ban belakang dulu ya, bocor."Haikal melihatnya saat tadi bergegas mengambil Toolbox.
"Bisa Pak?"Aya sedikit bercanda.
Haikal tak menjawab hanya cubitan kecil di pipi Aya dan langsung pergi mengganti ban mobil.
Kurang lebih 1 jam mereka menyelesaikannya dan mobil kembali siap digunakan.
Aya yang kini sedang memastikan mobil sudah nyala tanpa kendala dan ban mobil dipastikan Haikal sudah aman.
Keduanya masuk ke dalam mobil.
Haikal tersenyum dan tertawa tentu membuat Aya bingung dengan ekspresi wajah Haikal.
"Kenapa Bapak ketawa?Ada yang aneh?"Aya coba mencari jawaban.
"Ga ada yang aneh."Haikal mengambil tissue basah dan segera mendekat pada wajah Aya.
Aya mencoba menahan tangan Haikal namun senyum Haikal membuat Haikal tetap melanjutkan.
"Sini biar Abang bersihin."Haikal membersihkan wajah Aya yang terkena kotoran saat membetulkan mobil.
Aya menerima dan diam saat Haikal membersihkan kotoran di wajahnya.
Kedua mata mereka bertemu. Sesaat keduanya merasakan detak jantung yang lebih cepat. Aya memalingkan pandangannya dan Haikal lanjut membersihkan noda yang berada diwajah Aya.
Bohong kalau Haikal setenang seperti kelihatannya.
Haikal berjuang keras menahan diri dengan makhluk indah didepannya.
"Maafin Abang ya Ay, wajah kamu jadi kena kotoran dan Abang bikin kamu susah benerin mobil Abang. Abang jadi ngerasa bersalah."Haikal selesai membersihkan wajah Aya.
"Abang?"Aya menegaskan kata Abang yang digunakan Haikal.
"Kayaknya Abang mau kamu panggil begitu. Bolehkan?"Haikal kini tersenyum.
"Lucu juga sih. Bang Rektor!"Aya tertawa lepas.
Haikal jadi tertular tawa Aya dan keduanya lebih cair dari biasanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments