"Apa cewek cantik yang sedang bertanding itu, yang berani sama Bayu?" Tiba-tiba Nyi Miyanti sudah berada di dekat Ki Soponyono.
"Mimi, kamu selalu diam-diam mengagetkanku. Iya, dia yang berani memarahi Bayu, dia juga yang ngotot ingin jadi muridku." Ki Soponyono tiba-tiba tersenyum sendiri hingga membuat Nyi Miyanti heran dan penasaran.
"Kenapa kamu malah senyum-senyum sendiri, Pak? Apa ada yang lucu?" Nyi Miyanti merasa ada yan aneh dengan suaminya itu.
"Kamu tahu nggak, Mi?" Ki Soponyono tersenyum cerah, senyum yang hanya dia tunjukkan pada sang istri dan anaknya saja.
"Ya nggak tahu lah! Bapak kan belum cerita. Awas kalau macem-macem!" Nyi Miyanti curiga dengan suaminya itu.
"Dia ingin jadi murid khusus, tapi dia tidak tahu yang mana Ki Soponyono, dia cuma denger namaku saja. Kau tahu? Dia bahkan nggak percaya kalau aku ini aki yang dia cari. Dia bilang aku terlihat sangat muda, seperti pak guru muda, sedangkan kalau aki-aki harusnya sudah tua. Apa pesonaku masih sekuat itu ya?" Ki Soponyono mulai senyum-senyum tidak jelas di depan istrinya.
"Jadi kamu pengen istri muda?" Nyi Miranti mulai mengeluarkan taring alias marah.
"Iya… eehh… Maksudnya istri muda untuk Bayu, Mimi sayang." Ki Soponyono memeluk pundak istrinya yang cemberut. Meskipun sudah akan mendekati kepala 5, mereka selalu bersikap romantis untuk menjaga cinta mereka.
"Dia pemberani dan kuat, hanya saja dia belum bisa mengendalikan amarah dan api dendam di hatinya. Entah apa yang membuatnya seperti itu, aku belum tahu pasti. Sepertinya dia cocok jadi menantu kita, Bayu seperti aku dan dia seperti kamu. Bayu membutuhkan dia untuk menghentikan para fans-nya, sama seperti kita dulu." Ki Soponyono mengenang sedikit masa lalunya dengan sang istri, hampir mirip dengan Bayu dan Maya yang awalnya saling tidak suka.
"Jangan melantur dong, Pak! Dia masih kelas 1 SMA kan? Sedangkan Bayu sudah semester akhir, selisih 6-7 tahun. Kalaupun Bayu menyukainya, belum tentu dia juga menyukai Bayu atau mungkin saja dia sudah punya pacar. Anak jaman sekarang masih kecil aja sudah pacaran, apalagi dia secantik itu." Nyi Miyanti berpikir realistis karena perasaan seseorang tidak bisa ditebak.
"Kita lihat nanti saja, Mi. Aku merasa ada yang berbeda dengan anak ini. Nanti kita selidiki dulu tentangnya. Lihat sepertinya dia menang."
Selama Ki Soponyono berbincang dengan Nyi Miyanti, pertandingan round 2 telah dimulai dan istirahat 1 menit telah berlalu. Fira mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, emosinya semakin tersulut tatkala banyak murid yang meneriakkan nama Maya. Fira sangat kesal hingga ingin segera menumbangkan Maya di round 2. Fira fokus ingin memberikan serangan cepat saat Bayu meneriakkan aba-aba mulai, namun ternyata dia kalah cepat dari Maya. Kekuatan fisik dan stamina Maya lebih unggul karena Maya giat berlatih. Begitu Bayu teriak mulai, Maya dengan cepat menendang ke area di atas perut. Tendangan pertama hanya untuk menghilangkan fokus Fira, tendangan kedua langsung tepat sasaran dan membuat Fira terpukul mundur hingga nyaris ke luar arena.
Suasana makin riuh melihat ketangkasan yang Maya tunjukkan. Mereka benar-benar tidak menyangka dan dibuat terkejut, murid yang belum diterima itu bisa menandingi Fira yang sudah berlatih selama setahun. Mereka terlalu meremehkan Maya pada awalnya, ternyata tekad yang kuat membuat orang mampu menguasai ilmu yang bahkan sebelumnya belum pernah dipelajari. Begitulah hidup, kita tidak boleh puas dengan sedikit ilmu, kita harus bisa mencari dan menemukan dimana kemampuan dan passion kita.
Bayu memberi jeda. "Fira, jika 1 serangan lagi dan kamu kalah, maka kamu harus mengakui kekalahanmu dan tidak boleh menyalahkan atau mendendam pada Maya. Ingat ini hanya seperti latihan! Kamu tidak akan mengecewakan aku sebagai pelatih di sini bukan?" Bayu tidak ingin Fira mendendam karena merasa dipermalukan.
"Baik, Mas, aku akan mengikuti ucapanmu." Fira begitu menurut pada Bayu.
"Jika 1 serangan lagi Maya menang, maka tidak perlu dilanjutkan ke round 3. Sudah cukup untuk hari ini! Latihan kita sudah tertunda." Bayu memberi perintah.
"Anggap saja ini latih tanding, Mas! Mereka pasti juga mendapatkan pelajaran dari pertandingan ini. Orang tidak boleh sombong, tinggi hati dan meremehkan orang lain. Bela diri silat itu untuk melindungi diri dan menegakkan keadilan, bukan untuk kesombongan atau untuk cari pacar." Kata-kata Maya penuh dengan sindiran, Bayu ingin sekali membalas ucapan Maya tapi dia tidak tahu mau berkata apa karena dia belum tahu apa-apa tentang Maya. Fira yang semula cooling down karena ucapan Bayu, kini menjadi emosi lagi. Pertandingan round 2 dilanjutkan kembali setelah terjeda 2 menit.
Jeda 2 menit membuat Fira bisa mengumpulkan tenaga lagi. Maya yang sudah bertekad menang pun tetap menjaga konsentrasinya. Bayu sudah memberi aba-aba mulai, Fira dan Maya sama-sama masih ambil ancang-ancang untuk menyerang. Fira memberikan serangan yang cepat kombinasi tinju dan tendangan, Maya mampu menangkis dan akhirnya bisa mengunci pergerakan kaki dan tangan Fira. Pertandingan selesai dan dimenangkan oleh Maya, semua murid sorak sorai meneriaki Maya.
Tiba-tiba aura dingin menyebar ke segala penjuru halaman atau lapangan perguruan Macan Emas. Ki Soponyono turun ke halaman bersama Nyi Miyanti. Semua murid tertunduk takut, namun Maya dengan posisi siap menunggu kedatangan Ki Soponyono. Begitu Nyi Miyanti mendekat, Maya justru salah fokus, Maya terpesona dengan kecantikannya.
"Salam, Ki Sopo dan Nyi Yanti." Murid serentak memberi salam.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Suara kalian sangat ribut sekali." Tegur Ki Sopo.
"Latih tanding, Pak." Jawab Bayu ingin menutupi masalah pertengkaran Fira dan Maya.
"Bukan sekedar latih tanding, Ki! Maya merendahkan saya sebagai murid resmi perguruan Macan Emas, katanya saya tidak layak menjadi murid dan dia yang lebih pantas jadi murid di sini. Secara tidak langsung dia telah menghina Ki Sopo karena telah menerima saya sebagai murid." Fira mendendam dan melimpahkan semua kesalahan pada Maya.
"Bukan begitu ceritanya, Pak! Sebenarnya Maya hanya membela diri karena…" Bayu menyela dan ingin menjelaskan yang sebenarnya.
"Mas Bayu, tolong ya! Aku nggak butuh dibelain. Aku nggak mau diserang fans-mu lagi. Aku ke sini ingin belajar silat, nggak ada waktu buat nanggapin para fans-mu, urus saja para fans-mu itu!" Maya kesal sekali, punya wajah yang cantik memang ada keuntungan dan kerugiannya.
"Kamu, berani-beraninya berkata seperti itu pada Mas Bayu! Dasar tidak tahu diri, tidak tahu diuntung. Padahal dari tadi Mas Bayu belain kamu." Fira marah dan menunjukkan sikap aslinya.
"Fira! Jadi seperti ini sikapmu pada orang lain?" Nyi Yanti mulai bertindak.
"Bukan begitu Nyi!" Fira ingin membantah.
"Diam Fir! Sudah cukup kamu membuat keributan hari ini, ke depannya aku tidak mau berlatih denganmu lagi." Bayu kesal sekali terhadap Fira yang malah menambah keributan.
"Dewi, sebaiknya kamu saja yang jelaskan apa yang terjadi, jangan sampai Mimi hilang kesabaran." Bayu minta tolong pada Dewi, salah satu murid yang cukup disayang oleh Nyi Yanti.
"Ijin menjelaskan Nyi Yanti. Sebenarnya Fira yang merendahkan Maya terlebih dahulu, dia bilang Maya tidak tahu diri karena masih mengikuti latihan dari jauh meskipun sudah ditolak oleh Ki Sopo. Mas Bayu datang untuk menengahi, tapi Maya tidak mau dibela. Karena Mas Bayu membela Maya, akhirnya Fira marah dan memancing amarah Maya." Belum sempat Dewi menjelaskan lebih lanjut, Maya menyahut penjelasan Dewi.
"Saya memang mempertanyakan keputusan Ki Sopo yang menerima Fira sebagai murid, tapi justru menolak saya. Padahal terlihat jelas modus Fira berlatih disini karena ingin mendekati Mas Bayu saja. Lalu apa yang salah dengan tujuan saya berlatih silat untuk menjadi lebih kuat? Kenapa saya harus memperbaiki niat dan tujuan saya?" Ucap Maya lantang, sangat berani dan hampir-hampir hilang kendali.
"Lihat kan Nyi! Maya sangat arogan dan meremehkan perguruan Macan Emas, saya tidak terima Maya mempertanyakan keputusan Ki Sopo, makanya saya menantang dia bertanding. Dia juga meremehkan saya, katanya saya akan kalah sebelum 3 round." Kesempatan Fira membuat pembelaan.
"Huuu… Nyatanya emang kamu kalah kan!" Angga ikut berani bicara karena kesal Fira menyalahkan Maya terus. Angga langsung diam melihat ekspresi Ki Sopo.
"Ini semua memang berawal dari kamu yang lebih dulu merendahkan Maya, dia hanya membela dirinya sendiri. Kalau Maya tidak ingin dibela oleh Bayu, bukankah itu bagus buatmu? Berarti Maya tidak ada niat mendekati Bayu kan!" Ucap Nyi Yanti.
"Saya yang lebih dulu menjadi murid di sini dan dekat dengan Mas Bayu, tapi tidak dibela. Kenapa Maya yang tidak tahu diri dan kasar sama Mas Bayu justru dibela?" Fira kelepasan menunjukkan kecemburuannya.
"Lihat, Pak! Bayu sama aja kaya kamu ya?" Nyi Yanti tersenyum ke arah suaminya.
"Mimi, itu kita bahas nanti aja bertiga sama Bayu!" Ki Sopo menghentikan istrinya agar tidak menggodanya.
"Maya, apa kamu ingin menjadi murid biasa seperti Fira? Kalau benar begitu, kamu sudah dari dua minggu kemarin diterima di perguruan ini. Bukankah kamu sudah ikut latihan terus setiap sore? Padahal murid yang lain bergantian dan hanya dapat berlatih 2 kali seminggu." Ki Sopo tidak meminta penjelasan lanjut dan hanya memperhatikan Maya.
"Oh… Betul juga ya, Ki! Maaf sepertinya saya salah sangka. Saya bukan ingin menjadi murid biasa, tapi ingin menjadi murid khusus. Tapi saya benar-benar belum tahu dan belum bisa merubah niat dan tujuan saya berlatih silat. Apa Ki Sopo berkenan memberikan petunjuk?" Maya mengakui kesalahannya.
"Bagaimana kalau jadi muridku saja?" Nyi Yanti memberi tawaran hingga membuat murid-murid lain mulai berbisik-bisik, sebelumnya tidak ada yang menjadi murid Nyi Yanti.
"Mimi cantik, ehh… Maaf Nyi." Maya menutup mulutnya yang lancang.
"Apa Nyi Yanti bisa melatih orang menjadi jago silat dalam waktu 3 bulan, sama seperti Ki Sopo? Sebelumnya saya belum pernah mendengar tentang Nyi Yanti." Maya selalu berbicara jujur tanpa rasa takut.
"Hahaha… Kamu boleh memanggilku Mimi jika kamu suka. Aku bisa mengajarimu banyak hal, bukan hanya silat. Tapi kamu harus siap berlatih lebih keras lagi. Kalau kamu mau, datanglah besok sore untuk mulai berlatih denganku." Semua murid terheran-heran, kenapa Maya diperbolehkan memanggil Nyi Yanti dengan panggilan kesayangan dari Ki Sopo dan Bayu anaknya, apalagi selama ini Nyi Yanti tidak pernah terlihat ikut melatih silat.
"Maaf, Ki, apakah anda akan mengijinkan saya menjadi murid Nyi Yanti?" Maya meminta ijin terlebih dahulu pada sang empunya perguruan.
Ki Sopo sejenak terdiam, merasakan ada yang berbeda dengan Maya. Namun beliau masih belum yakin dengan apa yang beliau pikirkan.
...***...
Akankah Ki Sopo mengijinkan Maya menjadi murid Nyi Yanti?
Jangan lupa ikuti update cerita selanjutnya ya…
Jangan lupa jempol, komentar, vote dan tambahkan ke favorit ya… Terima Kasih 😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Nurhayati
pasti diizinkan kalau tidak Mimi cantik bakalan marah😀
2022-05-12
1
Umi Abi
asyik jadi murid nya mimi
2022-04-30
1
£RV!N@ 🤗
Biasanya Mimi kan ngajarin nyanyi, di sini mgajarin silat... hebat mimi... 🤭
2022-04-26
1