Peluh bercucuran dan rasa sesak di dada kian menyeruak karena mentari begitu terik ditambah panitia MOS yang super tegas dan terkadang over acting. Beruntung sekali Maya memiliki Randy yang sudah menitipkannya pada panitia hingga dia bisa sedikit mendapat kelonggaran dibanding siswa-siswi yang lain. Setelah pelatihan baris-berbaris di lapangan yang begitu super panas, jam 12.00 peserta MOS diijinkan istirahat di kelas sesuai jurusan. Maya masuk ke kelas jurusan IPA. Di saat siswa yang lain sedang makan siang di kelas, Maya berpamitan pada temannya untuk menemui kakak kelas dulu. Siapa lagi yang Maya temu kalau bukan Randy, mereka kan sudah janji akan makan siang bersama. Maya membawa bekalnya dan keluar dari kelas dan di luar kelas ternyata sudah ada Randy yang menunggunya.
"Maaf ya aku baru keluar, Mas Randy jadi lama menunggu." Maya mulai bersikap manis pada Randy.
"Nunggu lama juga rela, buat kamu apa sih yang nggak?" Randy mulai menggombal. Tanpa ragu Randy menggandeng Maya menuju taman. Sebagai anak pejabat kelas tinggi, tidak banyak guru yang berani menegur Randy hingga dia berani terlihat berduaan dengan pacarnya di sekolah. Mereka berdua memilih duduk di bangku taman di bawah pohon yang teduh. Tidak banyak siswa-siswi di sana, apalagi setelah melihat Randy membawa seorang siswi ke sana. Banyak yang sudah tahu jika Randy bermain cinta dengan banyak siswi di sekolah itu. Dulu Maya tidak percaya apa yang dikatakan kakak kelas dan teman sekelasnya. Maya mengeluarkan kotak bekal, minum dan sendok makan dari tas bekalnya.
"Kok cuma satu, sayang? Katanya bawa double?" Randy menggeser duduknya dan juga menggeser Maya hingga dia bisa memeluk Maya dari belakang. Tangan Randy memeluk perut Maya yang datar dan sedikit memberikan sentuhan pada daerah dua perbukitan di atasnya.
"Mas, jangan seperti itu dong! Nanti kalau ada yang lihat gimana?" Darah Maya berdesir, Maya takut dirinya terbuai lagi dengan sentuhan Randy. Maya ingin sekali menolak pelukan Randy namun posisinya saat ini masih lemah.
"Apa sebaiknya aku ikut ekskul silat, jadi aku bisa melawan Mas Randy saat dia ingin mencoba memaksaku memberinya kehangatan." Rencana baru terlintas di benak Maya hingga dia tidak sadar saat itu salah satu tangan Randy telah mendarat dengan lembut di salah satu bukitnya, hingga membuat darahnya berdesir kembali.
"Kamu cuma bawa bekal 1, kalau gitu aku minta susu murninya aja yang ada double nih!" Bisik Randy di telinga Maya, lalu dia mencium pipi Maya.
"Mas, lepasin dong! Ini kan di sekolah, aku nggak mau kalau ada siswa lain yang melihatnya, nanti reputasi kamu jadi buruk. Aku bawa tempat bekalnya cuma 1, tapi bisa buat makan kita berdua kok!" Maya membebaskan diri dari pelukan Randy.
"Berarti kalau di luar sekolah dan nggak ada yang lihat, aku boleh memelukmu seperti tadi kan? Kalau nggak boleh aku ngambek nih!" Rengek Randy.
"Cuma boleh peluk aja, tangannya jangan bergerilya ke tempat lain seperti tadi! Aak…" Maya menyuapi Randy dan ia menerimanya dengan sangat senang karena sebelumnya Maya tidak pernah bersikap semanis dan seromantis itu.
"Tapi aku ingin, sayang! Apa aku harus melakukannya dengan para fansku?" Mengelus paha Maya.
"Tapi, mas?" Maya hendak menolak, tapi tidak tahu apa yang harus dia katakan. Maya masih lemah, dia masih terpikat dengan ketampanan dan kelembutan Randy saat ini.
"Aku janji tidak akan kebablasan, sayang. Cuma pengen minum susu murni aja, kamu kan tahu aku kurang kasih sayang dari mamaku."
"Tapi itu hanya boleh dilakukan kalau kita sudah menikah nanti, mas." Maya berusaha menolak dan tidak hanya diam seperti dulu.
"Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi? Makanya kamu menolak. Atau ada siswa baru yang tampan yang mendekatimu? Padahal aku maunya cuma sama kamu, meskipun banyak siswi cantik yang mengejarku." Randy mulai playing victim, mempermainkan kepolosan Maya. Randy tidak tahu yang sekarang di hadapannya bukanlah Maya yang dulu polos dan selalu nurut dengannya setelah apa yang Randy lakukan. Dulu Maya sangat takut Randy meninggalkannya hingga dia memberikan segalanya pada Randy. Namun setelah memberikan segalanya pada Randy, ternyata Maya juga masih dihantui rasa takut ditinggalkan oleh Randy.
"Dia mulai menakutiku untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Harusnya dulu aku mendengarkan nasehat kakak kelas yang waktu itu memperingatkan aku. Jika aku tidak salah ingat, harusnya nanti sepulang sekolah akan ada 1 kakak kelas yang cukup cantik melabrak dan memberitahuku tentang kebusukkan Mas Randy." Maya terlarut dalam benaknya.
"Sayang, kenapa malah diam? Apa kamu benar-benar sudah tidak mencintaiku lagi? Apa kamu juga akan seperti mamaku yang membiarkanku kurang kasih sayang. Sedari kecil mamaku cuma memberiku susu formula, aku belum pernah merasakan yang asli." Randy mencium Maya dengan lembut dan mendaratkan sentuhan lembut di bukit itu. Bagi gadis lugu yang baru kenal pacaran, sentuhan lembut dan kata-kata Randy ini membuat bimbang dan akhirnya akan menuruti permintaannya.
"Mas, please, stop ya! Kalau kamu benar mencintaiku, pasti kamu tidak akan memperlakukan aku seperti ini di tempat umum. Padahal aku sangat mempercayaimu dan mencintaimu, tapi kamu malah meragukan aku hanya karena aku tidak mau menurutimu saat ini." Maya mulai pintar membalikkan ucapan Randy.
"Baiklah, maaf karena aku tidak bisa menahan diri dan membuatmu tidak nyaman. Aku terlalu mencintaimu, sayang." Randy mengalah untuk menang, itu yang dulu Randy lakukan. Setelah di luar sekolah Randy baru berhasil menjerat Maya, memaksa Maya melakukan apa yang dia inginkan.
Mereka melanjutkan acara makan siang, setelah itu Randy mengantarkan Maya ke kelasnya lagi. Sesampainya di kelas, teman-teman Maya mulai bersorak. "Cieee… Pangeran dan putri SMA 2. Pacaran mulu bikin iri."
"Hush… Jangan gitu dong! Nanti aku akan lebih sering bareng kalian kok. Aku pasti juga akan aktif di kelas, di ekskul maupun di organisasi. Minta bantuannya ya kawan-kawan! Tolong tegur aku jika aku terlalu sering bersama pacarku dari pada bersama kalian." Maya sedikit membungkuk meminta bantuan atau support dari teman-teman barunya.
"Okay… Kita akan saling membantu ya! Semoga 3 tahun lagi kita lulus bareng-bareng dan dapat tempat kuliah yang bagus atau kerjaan yan bagus. Aamiin." Ucap sang ketua kelas. Maya sungguh tidak menyangka, saat dia berani berbicara semuanya akan berbeda, tidak seperti dulu saat dia diam saja. Dulu dia hanya punya Randy dan satu teman dekat saja yaitu Priska Oktavia.
MOS berjalan lancar, pulang sekolah Maya mampir ke toilet terlebih dahulu. Seingat Maya, di jam itu akan segera datang kakak tingkat yang akan melabraknya. Maya menunggu, apakah kejadian itu akan terjadi lagi. Kini Maya sudah bersiap, dia tidak akan diam atau menangis lagi dan hanya menunggu pertolongan Randy. Maya keluar dari toilet dengan ekspresi polosnya.
"Wah… Ada cewek penghibur nih!" Sindir kakak kelas Maya.
"Maaf, maksud kakak apa ya? Kakak bicara dengan siapa? Dengan hantu kah? Atau dengan teman kakak ini!" Maya menunjuk kakak kelas yang satunya.
"Heh… Loe jangan kurang ajar sama kakak kelas ya!" Mantan korban Randy mulai sarkas, Prita namanya. Dia adalah siswi kelas 2 yang menjadi korban terakhir Randy sebelum Randy mengenal Maya. Prita bukanlah mantan pacar Randy, dia hanyalah mantan korban Randy. Prita yang mau membuka kakinya untuk Randy, dia pikir dengan begitu Randy akan selalu bersamanya. Ternyata Prita salah, Randy tetaplah menjadi casanova.
"Yang kurang ajar sama kakak siapa? Kan aku cuma nanya kakak bicara sama siapa?" Jawab Maya santai sambil membetulkan ikatan rambutnya, dia sudah melepas pita warna-warni yang dipakai tadi pagi. Dari sudut agak jauh Randy melihat Maya dan Prita, namun dia belum berniat membantu Maya karena masih ingin melihat bagaimana Maya menghadapi Prita.
"Loe itu cuma cewek penghibur Mas Randy aja, jadi jangan sok kecakepan deh! Ntar loe juga dibuang sama dia! Jangan mengira kalau satu sekolah ini tidak tahu apa yang kamu lakukan dengan Mas Randy waktu jam makan siang tadi." Jari telunjuk Prita menunjuk-nunjuk wajah Maya sambil berkacak pinggang, menunjukkan senioritas.
"Loh… Bukannya kakak yang cewek penghibur ya? Kakak kan bukan pacarnya Mas Randy, salah sendiri kakak nggak tahu malu dan mendekati Mas Randy terus. Kalau aku kan jelas! Aku pacar resminya Mas Randy dan semua orang mengakui itu." Maya berucap sinis.
"Sadar loe… Gue emang nggak suka karena loe dipacari sama Randy. Tapi gue juga kasian sama loe kalau ujung-ujungnya loe bakal dibuang juga setelah Randy berhasil mendapatkan yang dia inginkan." Prita memberi peringatan. Maya juga tahu, itu yang akan dia alami jika dia melanjutkan hubungan dengan Randy.
"Terus kalau aku sudah putus sama Mas Randy, kakak akan balik ngejar Mas Randy lagi, gitu?" Maya hanya pasang tampang ngeselin, tampang nyolot menurut Prita karena dia berani dengan kakak kelasnya.
"Loe susah dibilangin ya! Loe itu cuma dianggap cewek penghibur sama Randy!" Prita memarahi Maya.
"Dengan kakak bilang begitu, bukan berarti aku percaya serratus persen dong! Bisa jadi kakak ngomong gitu karena kakak ingin merebut Mas Randy dari aku. Jangan-jangan kakak sudah habis manis sepah dibuang ya? Makanya Mas Randy sudah nggak mau sama kakak. Galak sih!"
"Apa kamu bilang?" Prita hendak menampar Maya. Namun terhenti karena teriakan Randy.
"Maya… Kamu belum pulang, sayang? Aku mencarimu dari tadi, ternyata kamu di sini. Apa kamu tidak apa-apa?" Randy datang lalu merangkul pundak Maya dan mencium rambutnya. Randy pikir Maya akan menangis karena diganggu oleh kakak kelasnya, ternyata perkiraan Randy salah. Dia pun tak menyangka Maya bisa seberani itu. Maya adalah satu-satunya cewek yang tidak takut digertak dan siap bersaing untuk menjadi pacar Randy satu-satunya. Maya juga cewek satu-satunya yang menolak untuk berbuat lebih saat dirayu oleh Randy. Pasalnya beberapa cewek yang dekat dengan Randy, selalu mudah untuk ditaklukkan, sedangkan tadi siang Maya menolaknya. Mungkin jika Maya masih Maya yang dulu, dia juga hanya akan nurut-nurut saja.
"Bisa diatasi kok, sayang. Pergi aja yuk… Bau gosong disini, ada yang cemburu." Maya menggandeng lengan Randy lalu pergi meninggalkan Maya. Sikap Maya membuat Randy benar-benar goyah, benar-benar di luar perkiraan.
"Aku kira dia akan menangis. Ternyata dia malah melawan dengan garang. Aaahhh… Aku jadi tidak rela jika teman-temanku menginginkan Maya juga." Pikiran Randy terus bergejolak gara-gara perubahan Maya.
...***...
Jangan lupa ikuti update cerita selanjutnya ya…
Jangan lupa jempol, komentar, vote dan tambahkan ke favorit ya… Terima Kasih 😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Alya Yuni
Hadei Maya ko lki mcm itu ko kau ska
2022-05-07
2
Alya Yuni
Bukannya skolah memblas keringat tua e mlhan pacarn
2022-05-07
1
Nurhayati
dasar si Randy masa cewek sendiri mau dibagi bagi,awas kena karma loh nanti
2022-04-27
1