Setelah sunyi beberapa saat, Doni memecah kebingungan Rico dengan sebuah gebrakan di atas meja.
Brak
Seketika meja yang ada di depan Doni hancur lebur, dan itu membuat semua orang tersentak kaget tak terkecuali Syalu dan bik Atun yang berada di kamar atas.
Sedangkan Rico nampak pucat karena Doni telah menghancurkan meja ruang tamu.
"Ya ampun... meja itu?" batin Rico.
"Kenapa Rico? apa kau mulai takut?"ejek Doni.
" Ti.. tidak bos."Jawab Rico terbata.
"Ini belum seberapa, aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini, termasuk memecahkan kepala mu itu." Ancam Doni.
Sementara itu Syalu meminta bantuan bik Atun untuk merapat nya keluar kamar karena kaki nya masih terasa lemas akibat ulah Rico, setelah mereka Sampai di dekat tangga, alangkah terkejutnya nya mereka ketika melihat meja ruang tamu sudah lebur tak berbentuk, hal itu tentu membuat bik Atun syok dan memekik.
"Astaghfirullah... aden... ada apa ini den? tanya bik Atun syok.
Seketika Rico dan Doni menoleh kearah atas untuk melihat sumber suara yang menyapanya. Dengan lantang Rico menghardik bik Atun.
" Hey... tua bangka, cepat masuk ke dalam, dan bawa Syalu masuk." Perintah Rico, dia sangat murka karena melihat Syalu keluar kamar dengan posisi masih memakai baju lingerie.
Sedangkan Doni, dia begitu terpukau melihat makhluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna, Doni menelan saliva nya tak kalah melihat tubuh **** Syalu, bagaimana tidak, saat itu Syalu masih memakai lingerie yang tembus pandang. tubuh dan kecantikan Syalu hampir mendekati sempurna.
Melihat Doni yang tengah terpaku memandangi kecantikan sang istri Rico mulai merasa cemas, bagaimana tidak, Doni yang terkenal gonta ganti cewek dan suka merebut istri orang lain tentu membuat diri Rico ketar ketir, apa lagi Syalu memiliki tubuh yang indah dan kecantikan yang mampu melelehkan hati para pria.
Saat ini mata Doni tak mampu mengalihkan pandangan nya ke arah Syalu, sedikitpun mata nya tak berkedip, nafas nya mulai naik turun tak berarturan ketika muncul hasrat-hasrat nakal yang ingin memiliki dan menikmati tubuh Syalu.
Menyadari hal itu Rico langsung berlari keatas dan menghampiri Syalu dan bik Atun. Dengan brutal Rico mendorong bik Atun ke tembok.
Bruk
Seketika tubuh paruh baya itu menghantam tembok di dekat kamar. Bik Atun nampak terhuyung lantaran terbentur tembok ada sedikit darah yang mengalir dari pelipis nya.
"Ya Allah den." Hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulut bik Atun.
Sedangkan Syalu nampak syok dengan tindakan Rico, dia hampir tak percaya karena Rico tega menyakiti wanita tua yang telah lama mengabdi pada keluarga nya.
"Bik Atun..." Syalu terpekik ketika melihat tubuh tua itu di dorong dan terbentur tembok, dengan cepat Syalu ingin membantu bik Atun, namun dengan cekatan Rico mencekal tangan nya.
"Jangan coba-coba kamu bantu wanita tua itu, atau kalau tidak aku lenyapkan dia." Ancam Rico.
"Keterlaluan kamu Rico, Bik Atun berdarah Rico." Pekik Syalu.
"Aku nggak perduli, mau berdarah atau pun mati sekalian."
Kemudian Rico menarik tangan Syalu dengan paksa dan memasukkan nya ke dalam kamar, di dalam kamar Rico menghempaslan tubuh Syalu di ranjang, mata nya terlihat memerah seperti orang kerasukan dan lagi -lagi Rico menyakiti Syalu.
Plak
Plak
Darah segar mengalir dari sudut bibir Syalu, Syalu hanya mampu menangis, dengan tubuh bergetar dia berkata.
"Ampun Rico..., ampun..." Isak Syalu.
"Ampun kamu bilang, Kenapa kamu dengan berani keluar memakai baju ini ha?" Rico mencengkram bahu.
"A... aku tidak sengaja Rico, aku hanya syok mendengar suara pecah dari bawah." Dengan terbata Syalu menjelaskan.
"Dasar ******, kau sengaja ingin menarik perhatian laki-laki lain, iya?"bentak Rico.
" ti..." Belum sempat Syalu menjawab, Lagi-lagi pintu kamar di ketuk.
Tok
Tok
Tok
"Brengsek... Lagi-lagi tua bangka itu mengganggu." Kesal Rico.
Kemudian Rico berjalan kearah pintu dan membuka nya dengan wajah seperti ingin membunuh.
"Sepertinya aku harus mengirim mu ke neraka dengan cepat agar tidak mengganggu urusan ku dan istriku." Hardik Rico.
"Maaf den orang di bawah memanggil aden." Jawab bik Atun dengan takut.
Sejenak Rico terdiam membeku, dia telah melupakan sesuatu bahwa di bawah masih ada ancaman yang mematikan, Rico berfikir keras bagaimana caranya mengusir Doni secara halus, tanpa harus menyinggung perasaan nya.
Sedangkan di kediaman pak Delon, nampak pak Delon tengah gelisah, perasaan nya jadi tidak enak dan entah kenapa dia begitu khawatir dengan anak semata wayang nya. Bahkan sampai detik ini Syalu belum mengabari dirinya apakah telah sampai apa belum. Di saat dirinya tengah gelisah tiba-tiba Rosa menghampiri sang suami.
"Pa... lagi ngapain sih, kok kayak gelisah gitu?" Tanya Rosa.
"Ma...kok perasaan papa nggak enak ya, papa kepikiran Syalu ma." Jelas Delon.
"Ya ampun pa, baru juga di tinggal sehari sama anak, udah kepikiran aja." Ejek Rosa.
"Ma... papa serius, hati papa nggak tenang, mana Syalu belum ngabarin kita." Cemas Delon.
"Aduh... udah deh pa, nggak usah lebay, anak kita itu udah nikah dan dia pasti hidup bahagia dengan laki-laki pilihan mama." Lagi-lagi jelas Rosa dengan percaya diri.
"Itu menurut mama, tapi belum tentu untuk Syalu ma, Syalu itu tidak mencintai Rico." Kesal Delon.
"Alah... papa ini, emang nya hidup cuma mau makan cinta pa ha?" Bantah Rosa.
"Mama ini ya, di kasih tau ada aja jawaban nya, jujur ma papa menyesal sudah mengikuti kemauan mama yang ingin menikahkan Syalu dan Rico." Kata Delon.
"Nggak usah bilang nyesel pa, toh udah terjadi, nikmati aja hasilnya." Sambil menunjukkan mahar Syalu yang berupa emas.
"Astaghfirullah mama." Pekik Delon.
"Apaan... sih pa, biasa aja kali, nggak usah Syok gitu liat perhiasan kayak gini." Sambil menimang-nimang perhiasy Rosa tak mengerti yang di maksud sang suami.
"Apa yang mama lakukan ma? itu kan milik Syalu, kenapa ada di mama?" tanya Delon.
"Eh... pa milik Syalu itu milik mama, mau Syalu gang pegang atau Syalu itu sama saja." Jelas Rosa.
"Astaghfirullah ma..., kenapa mama jadi gila harta begini sih, kasian Syalu ma, cara mama seperti ini seolah-olah membenarkan pemikiran Syalu kalau kita telah menjual dia ke Rico demi harta dan uang." Dengan suara bergetar pak Delon berkata.
"Persetan dengan pemikiran Syalu pa, yang penting kita bisa hidup enak seperti dulu lagi, lagian itu sudah kewajiban Syalu untuk membahagiakan kita." Ketus Rosa.
"Istigfar ma." Bentak Delon.
Seketika nyali Rosa menjadi ciut, tadi nya dia begitu lantang menentang semua perkataan suaminya, namun ketika melihat sang suami sudah murka, akhirnya dia sedikit melunak untuk meredam marah suaminya.
"Astaghfirullah.... maaf pa." Kata Rosa.
Delon hanya menggeleng-gelengkan kepala, dia tak habis fikir kenapa istrinya bisa berubah 100% hanya demi uang dan harta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Shalu cewek goblok lagi lemah. kabur aje.
2024-03-24
0
Endang Oke
shalu memang bodoh kaya mamanya ! jd wajar dihajar suaminya. maklum cuma tamatan sma jd otaknya blom berkembang.
2024-03-23
1
lovely
sungguh nasibnya malang syalu punya ibu kejam matre punya suami kejam tukang barkoba🥺🥺
2022-06-09
0