Tak terasa mobil yang membawa Rico dan Syalu telah tiba di kediaman pak Darto Waluyo, tapi Syalu masih tak bergeming pandangan nya lurus dengan tatapan kosong sampai tiba-tiba bu Mar membuyarkan lamunan nya.
"Syalu. Turun yuk sayang, masa mau di mobil terus, Rico bantuin dong istri kamu." Perintah bu Mar.
"Baik ma." Di iringi anggukan Rico.
Syalu yang merasa nama nya di sebut segera menoleh kearah sumber suara, dia hanya merespon ajakan sang mertua dengan menganggukan kepala dan tersenyum lirih, beda hal lagi dengan Rico, dia nampak girang sekarang tinggal dia berdua dengan sang pujaan hati, karena mama dan papa nya sudah lebih dulu masuk kerumah. Tanpa rasa malu Rico segera menggandeng tangan Syalu untuk segera keluar dari mobil dan berkata.
"Keluar yuk sayang, kita dah di tungguin mama papa di dalam. Ajak Rico.
Seketika Syalu menepis tangan Rico dan berkata.
"Jangan sentuh, aku bisa keluar sendiri." Sengit Syalu.
"Hei... hei... hei... nggak gitu dong sayang, kita kan pengantin baru, masak mau jauh-jauhan, apa kata mama papa nanti." Ujar Rico.
Syalu nampak menatap sinis ke Rico.
"Kamu bisa nggak, nggak usah panggil aku sayang, aku jijik denger kamu panggil aku sayang." Ketus Syalu.
"Kalau aku nggak mau gimana? kamu itu istri dari seorang Rico Waluyo jadi aku berhak mau panggil kamu apa aja, dan jaga sikap kamu ke aku karena aku bisa lebih tegas dari ini." Ancam Rico.
"Dan aku nggak perduli, mau kamu suami atau siapa pun aku tetap nggak sudi kamu panggil sayang." Sambil berlalu pergi meninggalkan Rico yang terdiam.
Tak lama kemudian Rico menyusul masuk sambil mengumpat.
"Brengsek... bisa-bisa nya dia acuh dengan ancaman ku." geram Rico.
Sementara itu di kediaman keluarga besar pak Delon, masih sibuk membereskan sisa-sisa acara pernikahan Syalu dan Rico. Sedangkan di teras belakang nampak pak Delon sedang duduk termenung sambil sesekali mengahamburkan makanan untuk sang ikan peliharaan, namun tiba-tiba saja ada suara yang mengejutkan dari belakang.
"Ternyata papa disini,"sapa bu Rosa sambil duduk di sebelah pak Delon.
" Ah... mama mengaggetkan papa saja, ada apa ma? " tanya pak Delon.
"Enggak mama nanya papa ngapain duduk disini, sendirian pula, ntar kesambet loh pa." Jelas Rosa.
"Oh.. itu. Enggak papa hanya lagi mikirin Syalu, dia gimana ya disana? papa khawatir ma." Ada guratan khawatir di wajah pak Delon.
"Udah deh pa nggak usah berlebihan, Syalu udah besar dan dia udah jadi istri orang, istrinya Rico Walu, Anak dari pak Darto yang kaya raya, yang banyak perkebunan nya belum lagi usaha lain nya." Sanggah Rosa dengan ketus.
"Ma. Syalu itu anak kita satu-satu nya, jadi wajar kalau papa mengkhawatirkan dia, karena selama ini kita tidak pernah terpisah dengan Syalu." Jelas pak Delon.
"Iya mama tau pa, Syalu anak kita satu-satu nya, dan mama yakin kalau Syalu akan bahagia hidup disana, hidup dengan bergelimang harta." Pungkas bu Rosa.
"Cukup ma. Kenapa sih di otak mama cuma ada uang dan harta, apa mama nggak mikir dengan cara kita seperti ini sama saja kita menjual anak gadis kita ke keluarga pak Darto." Bentak pak Delon.
"Kita nggak menjual pa, kita hanya menjodohkan anak kita, dengan laki-laki yang terbaik dan terkaya, cuma itu kok nggak lebih." Dengan sewot Rosa menjawab ucapan suaminya.
"Cuma menjodohkan mama bilang? apa mama lupa kalau mama sudah menerima sejumlah uang untuk semua ini." Jelas pak Delon.
"Hey... pa... bukan mama, tapi kita. Papa juga menerima uang itu dengan sukarela, bahkan uang itu sudah papa bukak kan usaha kembali kan? enak saja mau nyalahin mama." Ketus bu Rosa.
Sejenak pak Delon terdiam, apa yang di katakan istrinya memang benar. Bahkan saat itu dia begitu bahagia menerima uang yang telah di berikan oleh pihak pak Darto. Bahkan dia sendiri yang akan meyakinkan Syalu agar mau menikah dengan Rico anak kesayangan dari keluarga pak Darto.
Entah kenapa saat ini dia begitu menyesal telah menikah kan putrinya dengan laki-laki yang sama sekali tidak di cintai oleh putrinya. Bahkan dia merasa telah menjual putri semata wayang nya hanya karena uang, dia hanya berharap suatu saat Syalu mau memaaf kan kesalahan mama papa nya karena telah menghancur kan masa depan nya. Dia merasa gagal menjadi kepala keluarga karena telah membiarkan putrinya menikah dengan usia terbilang muda.
"Ma. Apa Syalu akan memaafkan kesalahan kita berdua?" Tiba-tiba pak Delon memecah kesunyian.
"Maksud papa?" Rosa masih bingung dengan kata-kata sang suami.
"Ya maksud papa, apa, Syalu akan membenci kita setelah semua yang kita lakukan ke dia." Ucap pak Delon.
"Ya ampun pa... mama yakin 💯% kalau Syalu nggak akan marah ke kita, justru dia akan makasih ke kita." Dengan percaya diri Rosa menjelaskan.
"Kenapa mama begitu yakin kalau Syalu nggak akan marah ke kita?" Nampak pak Delon masih bingung.
"Tentu yakin dong pa..., denger ya pa, semua wanita itu ingin hidup layak dengan bergelimang harta, dan semua itu sudah Syalu dapatkan dari Rico. Jadi nggak ada alasan buat Syalu menolak dan menderita." Jelas Rosa.
"Ma. Jangan sama kan mama dan Syalu, anak kita itu tidak pernah mata duitan dan serakah seperti mama." sengit pak Delon.
Seketika mata Rosa melotot seperti harimau mau menerkam mangsa. Kemudian berkata.
"Maksud papa apa ngatain mama serakah ha...?" bentak Rosa.
"Maaf ma, papa nggak bermaksud mengatai mama, hanya saja papa nggak suka cara bicara mama yang mengatakan seolah-olah Syalu hanya akan bahagia dengan harta." Jelas pak Delon dengan lunak.
"Udah deh pa, mending sekarang kita fokus dengan rencana papa yang mau merintis usah meble papa, toh semua sudah terjadi, kita tinggal berdoa saja semoga Syalu disana hidup bahagia dan akur bersama suaminya." Rosa berusaha mengalihkan pembicaraan.
Sejenak pak Delon terdiam, dia merasa percuma saja bicara dengan istrinya. Ujung-ujung nya pasti dia lah yang perlu mengalah, karena berdebat dengan seorang Rosa itu tidak akan pernah menang karena sang istri selalu saja ada jawaban dari setiap hal yang di bahas.
Di sisi lain, melihat suaminya terdiam tak bisa berkutik, Rosa hanya mengulas senyum mengejek dan berkata dalam hati.
"Rosa mau di lawan..., mama nggak perduli pa apa yang akan terjadi di kemudian hari, tapi yang mama tau saat ini mama butuh uang yang sangat banyak untuk bersenang-senang dan hidup mewah, dan semoga Rico menantu tersayang ku itu sering-sering mengirim uang ke rekening ku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Pujiati
mampir lagi.....
kakak-kakak mampir juga "Ujian Kesetiaan"
2022-05-16
0
Eka Pricilia
ma"nya salu lebih para dari ibu tiri.
2022-05-12
0
Eka Pricilia
ma"nya salu lebih para dari ibu tiri
2022-05-12
0