Happy Reading All.
***
Kai menatap Delmara tajam, kini mereka masih berada di mall karena Kai baru saja datang setelah Delmara selesaikan membayar Novel yang dibelinya.
”Ayo pulang,” ajak Kai sambil menarik tangan Delmara untuk segera berjalan. Meninggalkan tempat mereka berdiri sekarang. Gadis tersebut akhirnya memilih untuk mengikuti kekasihnya tersebut sebelum laki-laki tersebut semakin marah.
”Guys gue duluan ya,” pamit Delmara merasa tidak enak pada sahabat nya. Yang hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Mereka tentu memaklumi tentang Delmara yang memiliki kekasih seperti Kai.
”Iya hati-hati,” teriak sahabat Delmara kompak. Yang Delmara balas dengan acungan jempol.
”Lain kali jangan sampai malam gini,” ucap Kai masih menarik tangan Delmara, gadis itu sudah menundukkan kepalanya tidak berani menatap Kai. Laki-laki tersebut menghela nafasnya kasar sambil melihat ke arah Delmara.
”Kamu udah makan?” tanya Kai sambil menatap Delmara yang masih tidak menatapnya.
”Udah,” jawab Delmara yang setelahnya mendapat anggukan dari Kai. Laki-laki tersebut merangkul pinggang Delmara posesif membawa gadis tersebut untuk segera pergi dari sana.
”Ya udah kita langsung pulang aja.” Kai berjalan dengan wajah datarnya dengan Delmara dalam rangkulannya
”Auh,” seru Delmara saat ada yang menabrak bahunya, bahkan Delmara sampai terdorong ke belakang saking kerasnya benturan orang yg menabrak nya itu. Kalau saja tak ada Kai yang menahannya mungkin Delmara sudah terjatuh.
***
”Aduh Sorry,” ucap Gia saat suatu menabrak seseorang, saat melihat siapa yang ia tabrak matanya memelotot tidak percaya jika orang yang ia tabrak adalah kakak kelasnya, dia Delmara dan di samping nya Kai
”Lo punya mata gak sih? Kalo jalan tuh yang bener dong jangan asal jalan lo liat ini mall punya kakek lo? Mata lo di tarok di mana? Liat aja remidi,” ucap Kai dengan begitu sarkas. Ucapan laki-laki tersebut memang begitu menusuk membuat Gia menelan salivanya susah payah.
”Aku gak papa kok udah gak usah marah-marah,” ucap Delmara menenangkan Kai dengan mengelus tangan laki-laki tersebut yang kini terlihat begitu marah.
”Maaf kak,” ucap Gia dengan menundukkan kepalanya takut tidak berani menatap Kai yang menatapnya tajam. Tatapan laki-laki tersebut begitu menusuk, bahkan siapapun akan takut melihat tatapan tersebut.
”Gak papa kok,” ucap Delmara dengan senyuman nya. Gadis tersebut memang begitu baik, lagi pula ini bukanlah masalah besar. Hanya Kai saja yang menganggapnya serius padahal Delmara baik-baik saja.
”Gak papa gimana? Kalau tadi aku gak ngerangkul kamu pasti kamu udah jatuh,” ucap Kai masih dengan amarahnya. Delmara melihat ke arah Kai dengan tatapan menenangkannya yang malah dibalas dengan tatapan tajam oleh Kai.
Membuat Delmara berdehem lalu melihat ke arah depan, bahkan ia juga tak berani pada Kai jika laki-laki tersebut sedang marah.
”Udah aku gak papa,” ucap Delmara sambil membawa Kai menjauh dari Delmara. Laki-laki tersebut menghela nafasnya kasar lalu segera mengikuti Delmara segera pergi dari sana.
Gia menatap punggung sepasang kekasih itu sambil menghembuskan nafasnya kasar.
”Gia,” panggil sahabat Gia saat melihat Gia yang bengong di tempatnya berdiri saat ini, sambil melihat ke arah depan dengan tatatapan sendunya.
”Lo kenapa Ya?,” tanya Italia dengan kerutan di dahinya. Saat melihat Gia yang terbengong.
”Gue tadi gak sengaja nyenggol bahu kak Delmara dan lo tau kak Kai udah marah banget, anjir sayang banget ya dia sama kak Delmara,” Ucap Gia dengan hembusan nafasnya. Ia begitu iri dengan Delmara yang benar-benar diperlakukan bak ratu oleh Kai yang memperlakukan gadis lain bak babu.
”Gila serius? Ihh emang ya kak Kai. Lagian ya gue pernah denger Kak Delmara tuh gak sengaja jatoh gegara ngejar kak Aksa eh kak Kai udah main tonjok aja sama kak Aksa,” ucap Italia menceritakan bagaimana waktu itu Delmara yang jatuh karena mengejar Adiran yang mengambil ikat rambut Delmara untuk diberikan kepada kekasihnya yang membutuhkan ikat rambut.
”Gila sesayang itu ya,” ucap Gia tidak menyangka. Sambil tersenyum dengan membayangkan jika ia yang yang berada di posisi Delmara
”Ya udah balik yuk udah malam nih,” ajak Marisa yang mendapat anggukan dari sahabat nya yang lain. Mengingat kini hari sudah malam.
***
”Assalamu'alaikum tante,” salam Kai pada Cia, Bunda Delmara. Kini Kai sudah stay di rumah Delmara untuk mengajak kekasihnya itu lari pagi.
”Pagi Kai,” sapa Cia dengan senyumannya. Tak beberapa lama Delmara sudah turun dari lantai atas rumahnya dengan celana hotpants nya dan jaket parasut olahraga nya yang berwarna pink dan krem sangat cocok di padukan dengan kulit putih Alysa.
Delmara berjalan gontai karena ia masih mengantuk dan Kekasihnya itu sudah mengajaknya untuk lari pagi.
”Nah itu Delmara ,” Ucap Cia dengan senyuman nya. Sambil melihat ke arah anaknya tersebut yang baru saja turun.
”Ya udah tante kita berangkat dulu ya, assalamualaikum,” salam Kai sambil mencium tangan Cia berganti dengan Delmara yang juga melakukan seperti Kai.
Kai menggenggam tangan Delmara membawa gadisnya itu untuk menuju mobilnya karena mereka akan berolahraga di taman kota. Saat di mobil tidak ada pembicaraan di antara mereka karena Delmara yang mulia tertidur dan Kai yang sibuk menyetir.
Setelah sampai Kai langsung membangunkan Delmara, Delmara mengerjapkan matanya berkali-kali sampai kesadaran nya kembali.
”Ayo turun jangan molor mulu,” ucap Kai membangunkan Delmara membuat gadis tersebut menggeliat lalu membuka matanya. Setelahnya laki-laki tersebut segera turun dari mobilnya di ikuti oleh Delmara yang juga ikut turun.
Taman kota kali ini sangat ramai karena hari ini hari minggu jadi banyak yang menghabiskan pagi nya di sini. Sekedar untuk berolahraga atau hanya untuk mencari udara segar.
”Ayo lari,” ajak Kai setelah melakukan pemanasan.
”Iya kamu duluan aja,” ucap Delmara yang masih pemanasan. Kai mulai berlari meninggalkan Delmara tak beberapa lama Delmara juga ikut berlari tapi saat matanya menangkap banyak penjual makanan bukannya berlari Delmara malah berhenti di beberapa stan makanan.
”Bu Sosis bakar nya dia ya,” Ucap Delmara sambil mengangkat jarinya membentuk angka dia yang mendapat anggukan dari si penjual Sosis tersebut. Setelah mendapat sosisnya Delmara berhenti di penjual nasi pecel dan memesan 1 porsi nasi pecel setelah mendapat kan nya baru lah Delmara mencari tempat duduk dan memakan makanannya.
“Masalah di marahin Kai, biar jadi urusan nanti,” ucap Delmara dengan kekehannya dan melanjutkan makannya dengan begitu lahap. Lagi pula ia kini tengah begitu lapar karena tak sempat sarapan dan Kai malah langsung mengajaknya pergi tanpa memberinya makan.
Lagi pula setelah makan ia akan segera berolah lagi jadi tak perlu khawatir akan gemuk.
***
Hai semua aku balik lagi dengan cerita baru nih.
Gimana? Semoga kalian suka ya.
Maaf Kalau feel nya masih kurang dapet.
Jangan lupa Like, Love, Vote, dan Koment ya guys.
Sangat menerima kritik dan saran yang membangun.
Sekalian yuk mampir ke cerita ku yang judulnya Atmoshpere. Dikit lagi udah mau tamat nih Novelnya.
Baca cerita ku yang lain juga ya guys, kalian bisa langsung cek di profil aku ya. Untuk cerita ku yang lain.
Aku juga bawa cerita temenku, di jamin seru. Jadi kalian wajib mampir ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments