Bab 9

"Loh kok cuma satu porsi? Buat kamu mana?" Tanyaku pada Arga.

"Aku ntar aja sarapannya." Jawab Arga.

"Gak mau, kamu juga harus sarapan sekarang." Pintaku ketus.

"Iya iya...aku ambil punyaku dulu ya." Arga mengalah dan mengambil sarapan untuknya.

Kami sarapan bersama, ini seperti mimpi. Sarapan berdua dengan pria tampan, udah seperti suami istri saja.

"Ih ih apa sih yang aku pikirkan, hus hus..." Ucapku dalam hati dan mencoba mengusir pikiran aneh itu jauh-jauh.

"Untuk kedepannya belanja keperluan dapur menggunakan uangku saja ya." Arga membuka pembicaraan.

"Hmm....gak perlu, aku punya uang kok." Jawabku sombong.

"Ya gak apa-apa sih pakai uangku saja." Arga tidak menyerah.

"Aku bilang gak perlu, aku punya uang." Jawabku tidak mau kalah.

"Hmm...ya sudah kita bagi dua saja gimana? deal ya." Arga mengulurkan tangannya.

"Ya sudah begitu lebih baik." Aku menyambut tangan Arga dan kurasakan tangannya masih dingin.

"Oke deal." Arga menghentakkan pelan jabatan tangan kami.

"Setiap hari minggu kita belanja ya." Aku memberi tahu Arga.

"Siap." Jawab Arga.

"Oh ya, hari ini aku pulang terlambat." Aku memberi tahu Arga.

"Tapi kamu makan malam disini kan?" Tanya Arga.

"Sepertinya begitu." Jawabku singkat.

"Mau nongkrong bareng temen-temen ya?" Arga penasaran.

"Gak." Jawabku singkat.

"Mau jalan sama pacar ya?" Arga masih penasaran.

"Aku jomblo." Jawabku kesal.

"Terus mau kemana dong?" Tanya Arga lagi.

"Aku mau beli handphone kamuuu....." Teriakku.

"Oh." Jawab Arga singkat tanpa ada rasa bersalah.

"Aku sudah selesai sarapan, aku berangkat ya. Jangan lupa kamu bersihkan semua ini." Ucapku sambil berjalan keluar apartemen.

"Oke Ra, hati-hati di jalan ya." Pesan Arga.

Aku pun berjalan menuju basemen. Aku masuk ke dalam mobil dan ku jalankan mobilku menuju ke kantor tempat aku berkerja. Ku putar musik dari sound sistem mobil agar tidak terlalu sunyi. Tidak butuh waktu lama, hanya dengan waktu 15 menit saja aku sudah sampai di parkiran kantor. Ku parkir kan mobilku dan aku berjalan santai masuk ke dalam kantor. Tidak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu terburu-buru.

"Hmm....terasa nyaman seperti ini, terima kasih Ma, Pa karena sudah mengijinkan aku tinggal di apartemen." Ucapku dalam hati.

Ku lihat sofie sudah berada di meja kerjanya, tapi aku belum melihat Efan. Sepertinya dia belum datang.

"Hai Sof." Sapa ku pada sahabatku.

"Hai Ra, udah datang lu? gimana tinggal di apartemen, enak kan? Lu jadi gak buru-buru lagi." Tanya Sofie.

"Iya Sof bener banget, jadi bisa lebih nyantai ya." Jawab ku.

"Pastinya dong, karena kan jaraknya dari kantor deket banget. Tapi ya gitu lah, lu jadi sepi karena tinggal sendirian di apartemen." Ucap Sofie.

"He eh." Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Sofie.

Karena sebenarnya aku tidak tinggal sendirian di apartemen itu.

"Ntar kita ngobrol lagi ya, gue ke meja gue dulu." Ucapku sambil berjalan meninggalkan meja Sofie.

"Pagi Sof." Efan yang baru datang menyapa Sofie.

"Eh pagi Fan." Jawab sofie.

"Rara udah datang?" Tanya Efan.

"Udah tuh baru aja jalan ke mejanya." Jawab Sofie sambil menunjuk ke arah mejaku.

Efan berjalan menuju mejaku.

"Ra, lu dipanggil sama Pak Makmun tuh, lu disuruh ke ruangannya." Ucap Efan.

"Oh ya, oke Fan thanks ya." Jawabku pada Efan.

Aku pun berjalan menuju ruangan Pak Makmun, manager di kantor ini.

"Tok tok tok" aku mengetuk pintu ruangan Pak Makmun.

"Iya silahkan masuk." Jawab Pak Makmun.

"Bapak panggil saya?" Tanyaku setelah masuk ke ruangan Pak Makmun.

"Oh iya Ra, silahkan duduk." Suruh Pak Makmun.

"Terima kasih Pak." Jawabku sambil duduk di kursi yang berada di depan meja Pak Makmun.

"Begini Ra, ini kan sudah mau masuk hari raya cina. Hanya tinggal beberapa bulan lagi kan? jadi saya minta kamu untuk membuat design untuk season itu. Harus beda dari yang lain ya Ra, karena kita menjualnya bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri, jadi harus menyesuaikan dengan trend yang ada. Saya minta tiga gambar ya Ra." Penjelasan Pak Makmun panjang lebar.

"Baik Pak akan saya kerjakan." Jawabku paham.

"Berapa lama waktu yang kamu butuhkan?" Tanya Pak Makmun.

"Beri saya waktu 2 minggu Pak." Jawabku mantap.

"Baik, hari ini kamu boleh datang ke gudang kain untuk melihat stok kain mana yang cocok menurut kamu." Ucap Pak Makmun.

"Baik Pak, tapi saya boleh mengajak Sofie ya Pak." Pintaku.

"Silahkan jika Sofie tidak banyak kerjaan." Pak Makmun memberi ijin.

"Baik pak terima kasih. Saya sudah boleh keluar?" Tanyaku.

"Oke, silahkan." Pak Makmun tersenyum.

Aku pun berjalan keluar meninggalkan ruangan Pak Makmun dan menuju ke meja Sofie.

"Sof, lu lagi banyak kerjaan gak?" Tanyaku pada Sofie.

"Gak Ra, kenapa?" Sofie balik bertanya.

"Gue mau ke gudang kain buat lihat stok bahan, lu ikut ya." Ajak ku.

"Dengan senang hati Ra." Jawab Sofie senang.

Ternyata Efan mendengarkan percakapan kami karena emang mejanya berada tepat di depan meja Sofie.

"Kalian mau ke gudang ya? gue ikut dong." Efan nimbrung percakapan kami.

"Yah, gue izin nya cuma bareng Sofie doang Fan." Jawabku pada Efan.

"Ya udah biar gue yang minta izin sama Pak Makmun." Ucap Efan semangat.

Efan pun langsung berlari kecil meninggalkan kami menuju ruangan pak makmun.

"Tok tok tok." Efan mengetuk pintu Pak Makmun.

"Iya masuk." Jawab Pak Makmun dari dalam ruangan.

"Pak, saya boleh ikut Rara dan Sofie ke gudang ya, biar saya yang nyetir pak. Kan kasian cewek-cewek nyetir sendiri pak." Jelas Efan beralasan.

"Kamu kan ada kerjaan yang kemaren saya suruh, saya butuh laporan pengeluaran dana itu secepatnya Fan." Ucap Pak Makmun.

"Sudah saya selesaikan kok pak, hanya tinggal saya email ke Bapak saja. Gimana bole ya Pak." Tanya Efan.

"Ya sudah email kan ke saya segera." Suruh Pak Makmun.

"Siap Pak! tapi saya boleh kan ikut Rara dan Sofie." Tanya Efan lagi.

"Iya boleh. Kamu bawa mobil kantor saja ya, ini kunci dan STNK nya" Pak Makmun memberi izin.

"Baik Pak, terima kasih." Ucap Efan senang.

Efan pun keluar dari ruangan Pak Makmun dan berjalan menuju meja Sofie dengan senyum lebar karena diberi izin oleh Pak Makmun.

"Guys...aku dibolehin ikut kalian, nanti kita naik mobil kantor. Biar aku yang jadi driver nya." Ucap Efan bahagia.

"Asik....jadi jam berapa kita berangkat Ra?" Tanya sofie.

"Jam 9 aja ya, biar gak kesiangan, kan gudang lumayan jauh." Usul ku.

"Oke Ra aku mau kirim email dulu ke Pak Makmun." Efan bergegas.

"Gue juga tinggal print laporan doang." Ucap sofie.

"Ya udah buruan ya, aku siap-siap dulu." Ucapku.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!