Bab 7

"Ada apa Ra?" Tanya Sofie kaget.

"Gue mau muntah." Ucapku sambil menutup mulutku.

"Kenapa lu Ra, sakit?" Tanya Sofie khawatir.

"Gue mau muntah mendengar semua pujian lu, hahaha." Tawaku pecah.

"Dasar lu Ra, bikin gue kaget aja." Sofie memukul bahuku pelan.

"Udah ah ayo kita cari alat masak." Ajak ku.

"Lah tapi kan udah ada di apartment lu Ra." uUcap Sofie.

"Ada sih tapi gak lengkap, ada beberapa lagi yang harus dibeli." Jawabku menjelaskan.

"Oh..oke yok." Ajak Sofie.

Setelah mencari alat masak kami pun mengantri di kasir untuk melakukan pembayaran. Cukup panjang antriannya, mungkin karena hari minggu jadi banyak orang yang berbelanja. Akhirnya sampai juga giliran kami untuk melakukan proses pembayaran. Setelah selesai, kami membawa belanjaan ke mobil dan memasukannya ke dalan bagasi. Sofie melajukan mobilnya keluar area supermarket.

"Kemana lagi kita Sof?" Tanyaku.

"Nongkrong yuk, sekalian cari makan. Lapar nih." Sofie mengusap-usap perutnya.

"Boleh...ya udah lu atur aja tempatnya, gue ngikut." Ucapku.

"Oke deh." Jawab Sofie semangat.

Setelah perjalanan yang tidak begitu panjang akhirnya kami sampai di restauran cepat saji.

"Kita makan disini aja ya Ra." Usul Sofie.

"Iya." Jawabku setuju.

Kami memesan makanan dan makan bersama sambil ngobrol dan menertawakan hal-hal yang tidak penting. Begitulah jika bareng sahabat, ada saja hal-hal yang bisa membuat kami tertawa.

"Eh udah sore nih Sof, kita balik yuk." Ajak ku pada Sofie karena ku lihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore.

"Hmm..iya iya ayok." Jawab Sofie setuju.

Sofie melajukan mobilnya dan akhirnya kami pun sampai di basemen apartemen.

"Sof, biar gue aja yang bawa belanjaannya. Lu mau langsung pulang kan?" Tanyaku karena baru teringat ada sesuatu di dalam apartemen ku.

"Gak kok Ra, gue gak langsung pulang. Lagian mana bisa lu bawa semua belanjaan ini sendirian, harus gue bantu lah." Jawab Sofie yang membuatku bingung dan tak bisa berkata-kata.

"Oh iya juga sih." Ucapku.

Kami berjalan menuju apartemen ku sambil membawa barang belanjaan yang super banyak. Sepanjang perjalanan aku bingung dan berfikir apa yang harus aku lakukan, namun aku tidak mendapat jawabannya.

"Bagaimana jika Sofie melihat Arga ada di dalam apartemen ku? bisa kacau semuanya." Ucapku dalam hati.

Aku mencoba untuk tenang, semoga saja Arga sedang keluar saat ini.

Akhirnya kami sampai di depan pintu apartment ku. Aku gemetaran hendak membuka pintunya.

"Huh..gimana ini?" Ucapku dalam hati.

"Woi Ra, buruan buka pintunya, berat nih." Sofie membuyarkan pikiranku.

"Oh i iya iya...sabar dong." Jawabku sedikit terbata.

Dengan tangan gemetar aku membuka pintu apartemen dan Sofie langsung masuk, aku pun mengikutinya dari belakang.

"Wah apa ini, Arga tidak ada di dalam." Ucapku dalam hati sambil tersenyum.

Hatiku sangat lega. Kami meletakan belanjaan di dapur dan kemudian kami berdua nonton tv.

Sedang asik nonton, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi bel pintu.

"Aduh...siapa ya yang datang?" Tanyaku dalam hati.

"Biar gue yang buka pintunya Ra." Sofie menghentikan pergerakan ku.

"Siapa yang datang Sof?" Tanyaku penasaran dengan hati cemas karena takut kalau Arga yang datang.

"Efan Ra." Jawab Sofie.

"Hai Ra...!" Sapa Efan padaku.

"Kemana aja lu jam segini baru muncul?" Tanya Sofie pada Efan.

"Iya nih, kemana aja lu? kita tadi belanja berdua tau." Tanyaku sambil memberi tahu.

"Hehehe...gue tidur seharian, ngantuk banget tau." Jawab Efan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ya ampun..selama itu lu tidur? untung aja lu masih bisa bangun. Emang tadi malam pulang dari sini lu gak langsung tidur ya? hayoo lu ngaku, kemana lu tadi malam?" Sofie mengintrogasi Efan.

"Gue gak kemana-mana, gue langsung pulang kok. tapi gue main mobile legend sampai pagi. Hehehe..." Jawab Efan yang kecanduan mobile legend.

"Hmmm...dasar lu, bisa-bisanya bergadang karena main game." Ucapku sambil memukul Efan pelan.

"Ih seru tau, kalo gak percaya coba aja. Apalagi buat kita yang tinggal sendirian begini, pas banget buat ngilangin suntuk." Ucap efan menyarankan.

"Udah...gue dulu juga pernah main game itu, tapi menurut gue biasa aja sih gak sampai kecanduan kayak lu." Jawab Sofie gak mau kalah.

"Iya sama, gue juga pernah main game itu. Tapi sebentar doang, cuma pengen tau aja sih." Jawabku yang juga pernah main mobile legend.

"Serius? ya udah yok kita main lagi. Buruan download game nya biar kita mabar, kan seru. Yok yok yok." Ajak efan semangat.

"Ogah." Aku dan Sofie serentak menjawab.

"Ayo dong teman-temanku yang cantik, kan keren kalo cewek main mobile legend. Mana handphone kalian, sini biar gue yang download." Efan tidak putus asa dan langsung mencomot handphone kami berdua dan kami hanya bisa pasrah.

Efan sedang sibuk mengutak-atik handphone, sementara aku dan Sofie lanjut nonton tv.

"Eh kita tadi kan beli buah, gue potong buah dulu buat kita ya." Ucapku sambil berjalan menuju ke dapur.

Lega rasanya karena tidak ada Arga disini, kalau tadi dia ada disini pasti bisa kacau semuanya. Tapi kira-kira kemana ya dia pergi, udah selama ini dia belum juga kembali. Ah...bodo amat lah, gak ada Arga kan lebih bagus, jadi aman deh. Moga-moga aja dia gak kembali lagi.

"Eh sepertinya udah cukup nih buahnya" Ucapku pada diri sendiri.

Aku berjalan menuju sofa sambil membawa buah yang baru saja ku potong.

"Udah selesai nih game nya gue install di handphone kalian." Ucap Efan senang karena bakalan ada teman untuk main game.

"Nih kita sambil makan buah." Aku meletakan sepiring buah potong di meja.

"Kalian login pakai akun yang lama aja." Ucap Efan sambil memberikan handphone kami.

"Kita udah ketuaan loh Fan buat main beginian." Ucap Sofie sebal.

"Eh siapa bilang? game itu gak tergantung pada usia loh. Udah ah buruan login supaya kita bisa main bareng." Suruh Efan semangat.

Akhirnya kami pun menuruti kemauan Efan dan kami bertiga main game sambil makan buah. Keenakan main game sampai tidak terasa hari sudah malam. Waktu sudah menunjukan pukul 21.00, kami pun menyudahi kegiatan kami bermain mobile legend.

Efan dan Sofie pamit pulang.

"Kami pulang ya Ra." Pamit Sofie sambil berjalan menuju pintu.

"Oke hati-hati kalian ya." Ucapku pada kedua temanku.

"Oke Ra, kapan-kapan kita mabar lagi ya." Ucap Efan sambil melambaikan tangan.

Teman-teman ku sudah pulang, tinggal lah aku sendirian lagi. Aku berjalan menuju dapur untuk menyusun belanjaan ke dalam kulkas. Selesai merapikan seluruh belanjaan, aku pun ke kamar dan mandi untuk menyegarkan tubuhku.

Terpopuler

Comments

Triana W

Triana W

up

2022-04-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!