"Aku gak akan ganggu kamu dan privasi mu kok, kamu juga bisa anggap aku gak ada." Arga mencoba negosiasi dengan ku.
"Hmm...aku harus sabar, aku harus tenang menghadapinya agar dia mengerti. Baiklah akan aku coba, bisa bisa urat urat leher ku putus jika aku emosi terus." Ucapku dalam hati.
"Begini saja, mari kita bicara serius dan gak pakai emosi dan kita harus bicara dengan jujur ya." Aku mencoba menenangkan diri.
"Baik cantik..."
"Tolong jangan panggil aku cantik, namaku Rara." Aku memotong ucapan Arga.
"Baik Rara, apa yang akan kamu tanya aku akan jawab dengan jujur dan aku akan menjelaskan semuanya padamu." Arga setuju.
"Oke yang pertama..."
"Eh tunggu dulu." potong Arga
"Apa lagi?" Tanyaku.
"Bicaranya jangan pakai lu gue ya, aku kurang suka mendengarnya." Pinta Arga.
"Hmm...baik, gue eh aku setuju. Oke sekarang jelaskan siapa diri lu sebenarnya?" Tanyaku.
"Namaku Arga Aditya Nugraha, usiaku 30 tahun. Hmm...hanya itu yang bisa ku katakan padamu." Jawab Arga tentang dirinya.
"Baik itu juga sudah cukup. Kemudian kenapa kamu berada di apartemen ini?" Tanyaku lagi.
"Ya karena aku emang tinggal disini dan apartemen ini masih milikku." Jawab Arga tegas.
"Jadi kenapa kamu sewakan." Jawabku hampir emosi.
"Bukan aku yang menyewakan tapi orang tuaku, mereka gak tau aku masih ada disini." Arga menjelaskan.
"Kenapa kamu gak bilang sama orang tua mu kalau kamu masih tinggal disini sampai sekarang?" Tanyaku heran.
"Andai aku bisa." Tiba-tiba wajah Arga berubah menjadi sedih.
"Kenapa gak bisa? kamu bertengkar dengan orang tua mu?" Tanyaku penasaran.
"Aku baik-baik saja dengan orang tuaku, tapi aku tidak bisa berbicara dengan mereka." Penjelasan Arga semakin membuatku bingung.
"Kenapa gak bisa? kamu kan bisa menelepon mereka atau langsung bertemu." Saran ku seadanya.
"Itulah yang gak bisa aku lakukan." Mimik wajah Arga semakin sedih.
"Jadi gimana? apa yang bisa aku bantu untuk mu?" Tanyaku.
"Kamu mau bantu aku?" Wajah Arga menjadi sedikit ceria.
"Ya..selagi aku bisa bantu kenapa gak?" Jawabku datar.
"Aku hanya minta satu padamu, tolong kamu jangan keberatan aku tinggal disini. Aku mohon." Arga memelas.
"Wah gak bisa! bagaimana mungkin seorang gadis tinggal dengan pria yang bukan siapa-siapanya? kalau orang tuaku tau bisa digantung aku. Apa lagi temen-temen aku pasti akan sering main kesini, apa tanggapan mereka nanti jika tau kamu tinggal bersamaku disini? maaf deh untuk hal ini aku gak bisa bantu." Jelas ku panjang lebar.
"Please..kamu tenang aja, mereka gak bakalan tau kalo aku tinggal disini dan mereka juga gak bakalan bisa lihat aku. Aku bisa pastikan itu." Arga memohon.
"Kalo mereka datang lu mau sembunyi dimana? dasar cowok gila." Ucapku marah.
"Aku gak perlu sembunyi, mereka gak bakalan lihat aku. Beneran deh aku gak bohong." Ucapan Arga semakin membuatku gila.
"Emangnya lu hantu, sampai orang lain gak bisa lihat? ada-ada aja lu ah, ini bukan waktunya bercanda bro." Aku mulai kesal.
"Tolong dong ngomongnya jangan pakai lu gue gitu, gak enak banget didengar. Kan tadi udah janji." Arga tetap santai menghadapi aku tapi aku yang semakin pusing menghadapinya.
"Iya oke-oke, gue minta maaf eh maksudnya aku minta maaf."
Duh nih orang ribet banget sih.
"Gitu dong kan enak didengar. Sekarang gini, aku mohon kamu percaya padaku tentang apa yang aku ucapkan tadi. Aku jamin seratus persen gak bakalan ada yang tau kalo aku tinggal disini kecuali kamu." Arga menjelaskan dengan lembut.
"Baiklah, aku akan pikirkan dulu permintaanmu, aku mau mandi dulu supaya bisa berfikir jernih. Aku peringatkan sama kamu ya, jangan coba-coba masuk ke dalam kamar, kamu harus tetap di ruangan ini." Pintaku tegas.
"SIAP." Arga menjawab dengan semangat sambil memberi hormat.
Aku masuk ke kamar dan menguncinya agar Arga tidak bisa masuk.
Ku hidupkan shower, ku guyur kepalaku agar dingin dan segar supaya aku bisa berfikir dengan jernih.
"Sebenarnya aku sedikit kesepian tinggal sendirian, tapi masa ditemani seorang pria sih. Apa nanti kata dunia? Arga bilang dia tidak akan terlihat jika ada yang datang kesini, emang dia mau sembunyi dimana? Apa ada tempat persembunyian rahasia di apartemen ini? terus apa benar apartemen ini milik dia? wah...kepala ku makin pusing memikirkannya." Ucapku dalam hati.
Selesai mandi rasanya fresh banget. Mau tidak mau aku harus keluar kamar untuk bicara dengan Arga.
Ketika ku buka pintu kamar, aku mencium aroma mie instan yang baru dimasak yang mampu membuat cacing di dalam perutku unjuk rasa meminta suplai makanan.
Ku lihat ke arah meja makan, ternyata benar sepiring mie instan sudah tersajikan dan siap untuk dimakan.
"Eh... tapi tunggu! kenapa ada sepiring mie instan? disini kan ada dua orang. Wah benar-benar nih cowok mau enaknya sendiri, gak mikirin orang lain." Ucapku dalam hati.
"Kamu sudah selesai mandi? sini makan, aku masakin mie instan buat kamu karena aku lihat cuma ini yang tersedia disini." Arga tersenyum manis padaku.
"Ternyata ini buat aku." Ucapku dalam hati.
"Hei kok malah bengong, sini makan. Kamu pasti lapar kan karena bangun kesiangan?" Arga tersenyum lagi padaku dan mampu membuatku tersenyum juga.
"Kok cuma sepiring, buat kamu mana?" Aku bertanya heran.
"Aku gak makan, gak lapar juga. Kamu aja yang makan." Arga menyodorkan sepiring mie instan ke hadapanku.
"Tapi ini aman kan?" Aku bertanya sambil mengerutkan dahi ku.
"Ya ampun, kamu kira aku sejahat itu ya! ya sudah sini kalo mau gak mau makan." Arga menarik piring yang berisi mie instan itu namun aku menahannya.
"Iya-iya maaf, aku percaya kok." Ucapku sambil tersenyum.
Akhirnya tanpa pikir panjang dan mengingat cacing di dalam perutku sudah unjuk rasa, aku pun menyantap mie instan yang dibuatkan Arga dan menghabiskannya tanpa sisa.
"Sudah kenyang? sudah bisa diajak bicara?" Tanya Arga.
"Ntar dong, baru juga selesai makan." Ucapku sambil melotot ke arah Arga.
"Iya-iya...oh ya kamu belum belanja ya? aku lihat isi kulkas kamu kosong." Tanya arga menunjuk ke arah kulkas.
"Ya belum lah, aku kan baru aja pindah baru juga kemarin. Niatnya hari ini aku mau belanja tapi kita bicara dulu untuk menyelesaikan persoalan kita." Jawabku.
"Baik, aku akan menerima semua perkataan mu, yang penting aku boleh tinggal disini." Arga tersenyum tipis.
"Setelah aku berfikir panjang tadi, aku akan mengijinkan kamu untuk tinggal disini sementara sampai kamu bisa menghubungi orang tuamu. Tapi...ada syaratnya." Ucapku
"Terima kasih Ra, apa syaratnya?" Arga tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Triana W
up 🤣
2022-04-26
0