Bab 4

Kami bertiga nonton film dengan serius hingga tidak ada satu kata pun yang terucap dari bibir kami.

Film selesai, aku mengusulkan untuk berkaraoke. Agar bisa melepaskan penat selama seminggu berkerja dan mereka pun setuju. Aku menyuruh mereka duluan bernyanyi sementara aku pergi ke dapur untuk memotong buah yang mereka beli tadi.

Aku membawa buah yang sudah ku potong untuk teman-teman ku.

Efan mengeluarkan beberapa kaleng bir dari kantong plastik.

"Lu beli bir Fan, kapan? Kok gue gak tau?" Tanya Sofie heran karena pas belanja tadi dia tidak merasa ada beli bir.

"Ini gue bawa dari apartemen gue tadi, hehehe." Efan nyengir.

"Udah ah gak usah banyak tanya, minum aja." Aku menyodorkan bir yang dibawa Efan ke tangan Sofie.

Kemudian kami bernyanyi sampai puas dan kelelahan.

Malam ini sangat menyenangkan, waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Mereka pamit pulang, namun sebelum pulang kami membersihkan kekacauan yang ada terlebih dahulu.

Mereka pun pulang dan tinggal lah aku sendirian.

Sebelum tidur aku mandi terlebih dahulu karena badanku berkeringat usai karaokean tadi.

Aku melepaskan pakaianku dan masuk ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat untuk aku berendam.

Hari ini sangat melelahkan dan air hangat bisa merilekskan badanku.

Selesai mandi dan pakai baju, tiba-tiba aku mendengar bel berbunyi. Siapa itu? Aku pikir pasti Sofie kembali lagi karena mungkin ada yang tertinggal, tapi apa ya yang tertinggal?

Aku membuka pintu, tapi apa ini? Aku tidak melihat siapa pun di luar. Ah mungkin tetangga iseng pikirku, aku pun menutup kembali pintu apartemenku.

Pada waktu aku berbalik badan untuk menuju ke kamar, aku dikejutkan dengan sosok pria tinggi, putih, tampan dan rapi memakai setelan jas berwarna hitam.

"Aaarrgghh..... Siapa lu? Gimana lu bisa masuk kesini? Keluar atau gue laporin ke polisi." Aku spontan menjerit karena terkejut.

Dengan sigap pria itu membekap mulutku dengan tangannya dan menyuruhku untuk diam hingga aku mengangguk barulah dia melepaskan bekapannya.

"Kamu gak usah takut sama aku, Aku bukan orang jahat. Nama ku Arga aku pemilik apartemen ini." Jawab pria itu dengan santai.

"Terus lu ngapain masuk kesini? Gimana lu bisa masuk padahal gue udah ganti sandi pintunya?" Tanyaku masih dengan suara yang kuat.

"Aku memang tinggal disini, dan aku gak perlu sandi pintu untuk keluar masuk ke apartemen ini." Jawabannya semakin membuatku bingung.

"Apa maksud lu, gue udah bayar sewa apartemen ini selama setahun sama pengurus gedung, gue punya semua buktinya jadi lu gak bisa sesuka hati ngusir gue." Jawabku tidak mau kalah.

"Iya aku tau. Kamu tenang dulu ya jangan pakai emosi." aucap pria itu masih dengan nada santai.

"Gimana gue gak emosi co... "

"Sstt... Diam diam aku bilang diam."

Seketika ucapan ku berhenti karena pria itu mencengkram bahuku dan menyuruhku untuk diam. Badanku masih gemetaran karena pria itu.

Arga... Ya itu namanya. Arga mengajak ku duduk di sofa dan memintaku untuk tetap tenang. Mau tidak mau aku menuruti perintahnya karena takut kalo dia akan bertindak kasar jika aku tidak menurutinya.

"Aku akan menjelaskan semuanya kepada mu tapi aku minta kamu tetap tenang ya, setuju?" Arga mencoba meyakinkan ku bahwa dia bukan orang jahat.

"Hu ugh." Aku hanya bisa mengangguk lemah.

"Aku memang pemilik apartemen ini bahkan sampai sekarang. Aku pun selalu tinggal disini walaupun ada orang yang menyewa apartemen ini. Aku juga tidak pernah mengganggu orang yang menyewa apartemen ini." Penjelasan Arga sangat membingungkan.

"Apa sih maksud lu, gue gak paham." Jawabku ketus.

"Jadi gini, sebenarnya aku tuh.... Aduh susah deh menjelaskannya, yang pasti selama ini aku tinggal disini walaupun apartemen ini selalu disewakan. Kamu ngerti kan maksud aku." Arga menjelaskan.

"Lu sehat? Gimana bisa lu tinggal disini kalo apartemen ini udah disewakan? Jangan mengada-ngada deh lu. Sekarang juga gue minta lu keluar dari sini atau beneran gue laporin ke polisi."

Aku menarik Arga ke arah pintu, membuka pintu dan mendorong Arga keluar.

"Sumpah ya tuh orang ngeselin banget, apa dia tau ya sandi pintu ini? Kayaknya dia tau deh, makanya dia bisa masuk kesini. Apa aku ubah lagi aja ya sandinya. Iya iya sebaiknya aku ganti aja sekarang." Ucapku dalam hati.

Ku coba perlahan membuka pintu berharap Arga sudah pergi, ya ternyata dia sudah pergi. Aku langsung mengganti sandi pintu dan segera masuk kembali. Berharap Arga tidak akan kembali lagi.

"Hhmm... Hari ini cukup melelahkan tapi aku senang bisa kumpul bareng teman-teman ku. Tapi aku masih kepikiran deh, siapa sih sebenarnya cowok gila tadi? Ah bodo amat lah mendingan aku tidur." Ucapku dalam hati.

Ku lirik jam di dinding, waktu sudah menunjukan pukul 02:30 dini hari. Untung saja besok hari minggu, jadi aku bisa bangun agak siangan. Aku berjalan menuju ke kamar untuk tidur.

Dengan berat kubuka mataku, ku lihat hari sudah terang tidak tau sudah pukul berapa saat ini, aku masih merasa nyaman berada di dalam selimutku. Tapi karena sudah siang mau tidak mau aku harus bangun. Aku ingat mamaku pernah bilang "anak gadis tidak boleh bangun siang-siang nanti jodohnya jauh" ada ada saja mamaku.

Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.

"Selamat pagi cantik."

Sekilas aku mendengar sapaan selamat pagi dari seseorang yang sepertinya aku pernah mendengar suaranya.

Aku mengucek mataku agar bisa melihat lebih jelas.

"aaarrgghh.... Lu lagi? Gimana lu bisa masuk?" Aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa masuk padahal sandi pintunya udah aku ubah lagi tadi malam.

"Kan sudah aku bilang, aku gak butuh sandi untuk masuk kesini, kamu masih gak percaya?" Arga tersenyum tipis yang mampu membuatku merinding.

"Oke oke gue percaya, tapi sekarang gue minta sama lu untuk keluar dan jangan pernah masuk kesini lagi." Pintaku pada pria gila ini, moga moga dia ngerti.

"Gak bisa cantik, aku gak bisa kemana-mana karena seperti yang aku bilang aku tuh emang tinggal disini." Jelas Arga lembut tapi tetap saja membuat aku emosi.

"Ya ampun... Mau lu apa sih sebenernya? Lu mau gue pindah dari sini? Oke gue bisa cari apartemen lain." Tanyaku tegas.

"Eh bukan begitu cantik, aku gak masalah kok kalo kamu tinggal disini. Malahan aku seneng ada cewek cantik yang tinggal disini sama aku." Arga mencoba bersikap manis.

"Iya bagi lu gak masalah tapi bagi gue masalah besar." Aku mendengus sambil melipat tanganku.

Terpopuler

Comments

Triana W

Triana W

tq all

2022-04-26

0

oseng kangkung

oseng kangkung

hantunya tampan ya 😂

2022-03-20

1

Wichan606

Wichan606

4

2022-03-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!