Bab 2

Serentak Sofie dan Efan melihat ke arah ku, mungkin mereka terkejut dengan pernyataan ku yang langsung setuju untuk menyewa apartemen itu.

Jujur aku sangat tertarik melihat apartemen ini karena memang sangat bagus dan murah pastinya.

"Lu udah yakin Ra?" Tanya Sofie yang masih memasang wajah kaget.

"Iya Sof, gue udah yakin. Lagian tempatnya bagus kok dan gue juga gak merasakan hal-hal yang aneh disini." Jawabku meyakinkan sofie.

"Ya sudah mari kita ke kantor saya untuk proses pembayaran." Ajak Pak Baskoro pada kami bertiga.

Kami berjalan menuju kantor pak Baskoro untuk menyelesaikan pembayaran sewa apartemen, setelah menyelesaikan pembayaran, Pak Baskoro memberikan surat perjanjian dan kwitansi padaku.

"Ini sandi pintu apartemennya ya mbak dan sandinya boleh mbak ubah sesuai keinginan." Pak Baskoro menyerahkan kertas bertuliskan kode sandi pintu apartemen yang aku sewa.

"Oh baik pak terima kasih." Jawab ku sambil mengambil kertas yang dia berikan.

"Iya... Sama-sama mbak dan mas nya juga."

Selesai bertransaksi kami bertiga berjalan menuju ke parkiran.

"Jangan pada pulang dulu ya, kita nongkrong di Pizza dekat sini yok. Kebetulan gue juga punya janji mau bawakan pizza buat Rangga." Ajak ku pada kedua temenku.

"Boleh juga tuh, ayok deh." Efan setuju.

"Oke deh, gue ngikut aja." Sofie juga setuju.

Kami bertiga menuju warung pizza terdekat dan tidak berapa lama akhirnya kami pun sampai di pizza hut karena memang lokasinya tidak jauh dari apartemen tadi. Kami memesan tempat outdoor agar lebih santai.

"Ra.... Kok lu langsung bayar tadi? Kan lu belom ngomong sama ortu lu." Sofie tampak khawatir.

"Gak apa apa Sof, mereka pasti ngizinin, gue yakin. Mereka juga pasti kasihan melihat gue tiap hari capek di jalan, apalagi kalo gue bilang apartemen nya udah terlanjur gue bayar, pasti mau gak mau mereka akan setuju kan?" Penjelasan ku untuk menghilangkan rasa khawatir Sofie.

"Iya ya... Pinter juga otak lu Ra." Sofie sudah lega.

"Kadang gue juga butuh ketenangan buat gue menggambar, kalo di rumah lu tau sendiri kan gimana adik gue? Makanya cocok juga kalo gue tinggal sendirian, supaya imajinasi gue lebih keluar lagi." Ucapku

"Gue udah pesan, ntar lagi datang pesanan kita." Efan memotong pembicaraan aku dan Sofie.

"Jadi kapan lu mau pindah Ra?" Tanya Sofie.

"Secepatnya lah Sof, kalo bisa pun minggu ini." Jawab ku.

"Ntar kita adakan pesta kecil-kecilan buat kita bertiga ya kalo lu udah pindah." Saran Efan.

"Iya-iya bener tuh kata Efan. Gimana Ra, boleh ya?" Sofie setuju dengan ide Efan.

"Boleh dong, masa gak boleh sih. Kita ambil harinya pas weekend ya supaya kita bisa sampai larut kumpulnya. Gimana?" Tanyaku antusias.

"Oke." Efan dan Sofie menjawab bersamaan dengan semangat.

Pesanan pizza pun datang dan aku memesan lagi satu pizza Big box untuk dibawa pulang. Kami menyantap pizza pesanan kami sambil ngobrolin hal-hal yang tidak jelas dan tertawa bersama.

Selesai makan kami pulang ke rumah masing-masing.

"Sampai ketemu besok di kantor ya." Aku pamitan sama kedua teman ku.

Aku melajukan mobilku dengan cepat, jalanan sudah sedikit lega karena jam pulang kantor sudah lewat dan satu jam lebih dikit aku sudah sampai di rumahku.

Rangga langsung menyambut ku karena aku punya janji dengannya.

"Ini janji kakak sama kamu." Aku langsung menyerahkan pizza yang ku bawa pada rangga.

"Terima kasih kakak ku yang cantik." Rangga menerima pizza pemberianku dengan senang hati dan selalu memujiku jika aku bersikap baik padanya.

"Hhmmm.... Iya, makan sama Mama dan Papa gih." Suruh ku sambil berjalan masuk ke rumah.

"Ayo dong kita makan bareng." Ajak Rangga padaku.

"Kakak sudah makan tadi sama teman-teman kakak."

"Oh ya sudah." Rangga langsung berlari kecil menuju Mama dan Papa yang berada di ruang keluarga.

Aku langsung menuju ke kamarku untuk bersih-bersih. Selesai mandi aku menuju ke ruang keluarga untuk kumpul dengan adik, mama dan papa ku. Aku melihat mereka masih menyantap pizza yang kubawa tadi sambil menonton siaran televisi.

"Ma, Pa... Aku mau bicara." Ucapku sedikit ragu.

"Bicara aja sayang, ada apa sih emangnya?" Tanya Mama dengan lembut.

"Begini Ma, Pa... Hmmm... Jarak dari rumah kita ke kantor tempat aku berkerja itu kan cukup jauh ya, jadi aku berinisiatif buat nyewa apartemen di dekat kantor agar lebih efisien Ma, Pa. Aku juga lumayan capek kalo harus tiap hari pulang pergi dari rumah ke kantor. Belum lagi macet dan bahaya di jalanan.

Gimana Ma, Pa? Boleh ya aku tinggal di apartemen dekat dengan kantor ku. Please..... " Aku memohon tulus dengan kedua orang tuaku.

"Gimana Pa?" Mama bertanya lembut ke Papa.

"Hmm... Sebenernya Papa juga kasihan melihat kamu tiap hari selalu buru-buru mengejar waktu untuk berkerja karena jarak dari rumah ke kantor emang cukup jauh. Tapi Papa masih khawatir jika membiarkan kamu hidup sendirian karena kamu kan anak perempuan." Ucap papa khawatir.

"Iya... Mama juga khawatir banget, nanti gimana makan kamu? Apa kamu sempat masak? Kan gak mungkin terus-terusan makan di luar. Harus pikirkan kesehatan juga kan?" Mama terlihat lebih khawatir.

"Tapi Ma, Pa... Aku kan sudah dewasa, aku bisa jaga diri kok. Aku juga tau mana yang benar dan mana yang salah. Lagian kan Pa, apartemen tempat aku tinggal nanti tuh satu gedung sama Efan. Mama masih ingat Efan kan?" Jawab ku meyakinkan kedua orang tuaku.

"Oh.. Efan teman kecil kamu itu kan yang anaknya pak Ridwan?" Jawab Mama antusias.

"Iya Ma bener banget, dia juga tinggal di sana Ma." Jawabku semangat.

"Kamu sudah yakin mau tinggal sendirian?" Tanya Papa serius.

"Iya Pa aku sudah yakin." Jawabku yang memasang wajah serius sambil menganggukkan kepalaku.

"Ya sudah Papa setuju." Papa mengelus lembut kepalaku.

"Terima kasih ya Pa." Aku memeluk papa ku.

"Tapi kamu harus selalu kasih kabar ke kita ya Ra" Ucap Mama.

"Pasti dong Ma." Aku gantian memeluk Mama ku.

Sementara adik ku Rangga hanya mendengarkan percakapan kami sambil menyantap pizza kesukaan nya.

"Berapa biaya sewa apartemennya Ra? Biar papa yang bayar." Tanya Papa.

"Sudah Rara bayar pakai uang Rara kok pa, ga usah khawatir. Semuanya sudah selesai hanya tinggal pindah saja Pa." Jelas ku pada Papa.

"Kapan kamu mau pindah?" Tanya Papa lagi.

"Hari sabtu ini Ma, Pa. Boleh kan?" Tanyaku

"Iya boleh sayang, nanti Mama, Papa dan Rangga ikut mengantar kamu pindahan." Jawab Mama.

"Makasih ya Ma." Aku mencium pipi Mama.

Terpopuler

Comments

Triana W

Triana W

thank you all 😘

2022-04-26

0

oseng kangkung

oseng kangkung

lanjut baca dl 🤭

2022-03-20

0

Deby Yulianty

Deby Yulianty

masih nyimak.. wlopum deg"an klo berbau horor tpi pinisirin 😅

2022-03-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!